Anda di halaman 1dari 21

DEFINISI BIDAN DAN BIDAN SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Konsep Kebidanan”

Pembimbing : Seni Rahayu S, S.ST, M.Keb.

Disusun oleh:

Nufa Tirani

Nuning Nurbiyanti

Putri Alawiah

Raden Fadhila Fatin

Rani Aprilia

Rinda Mustika

Safitri Maryana Yuningsih

Schelvia

KEBIDANAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

2016

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatnya kami dapat

menyusun makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas konsep kebidanan.

Selain itu juga untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca. Dalam makalah ini, para

pembaca diharapkan dapat mengetahui tentang definisi bidan dan bidan sebagai tenaga

professional.

Kami tahu bahwa dalam membuat makalah ini tidaklah mudah, tanpa bantuan dari dosen

pembimbing, kami tidak dapat menyusun makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa

makalah ini masih banyak mengalami kekurangan baik isi, penggunaaan kata, dan ejaan yang

kurang sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran bersifat membangun demi

kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung,08 September 2016

Penulis

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional i


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………..........................................i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

LATAR BELAKANG...............................................................................................................1

TUJUAN...................................................................................................................................1

RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1

MANFAAT................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3

DEFINISI/BATASAN BIDAN SECARA NASIONAL & INTERNASIONAL......................3

PERBEDAAN BIDAN DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA LAIN.........................4

DEFINISI BIDAN SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL...................................................11

BAB III PENUTUP........................................................................................................................14

KESIMPULAN......................................................................................................................14

SARAN...................................................................................................................................15

LAPORAN PRESENTASI.............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................18

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia dan diakui secara
nasional dan internasional. Sejak adanya peradaban manusia, bidan lahir sebagai wanita
terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Profesi ini telah
mendudukkan peran dan posisi seorang bidan menjadi terhormat di masyarakat karena tugas
yang diembannya sangat mulia dalam upaya memberikan semangat dan membesarkan hati,
mendampingi serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan
baik.

Profesi bidan itu merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan khusus
dalam beberapa bidang ilmu, melaksanakan cara-cara dan peraturan yang telah disepakati oleh
anggota profesi dalam hal ini Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Untuk melaksanakan tugasnya
sebagai profesi, bidan harus melalui pendidikan formal, mempunyai sistem pelayanan, kode etik,
dan etika kebidanan dalam melaksanakan atau mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya secara professional.

Namun demikian sebagai salah satu tenaga profesi dalam kesehatan, bidan masih
terperangkap dalam paradigm lama yang pada akhirnya menghambat kemajuan profesinya.
Untuk itu makalah ini dibuat agar bidan mempunyai pemahaman yang integral berkaitan dengan
profesinya.

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui definisi bidan secara nasional dan internasional.

2. Membedakan definisi bidan di Indonesia dan negara lain

3. Mengetahui bidan sebagai tenaga professional

1.3 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi bidan secara nasional dan internasional ?

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 1


2. Apa perbedaan bidan di Indonesia dengan Negara lain ?

3. Apa yang dimaksud bidan sebagai tenaga professional?

1.4 Manfaat

1. Sebagai bahan ajar mata kuliah Konsep Kebidanan

2. Mahasiswa memahami definisi bidan secara nasional dan internasional

3. Mahasiswa dapat membedakan definisi bidan di Indonesia dan negara lain

4. Mahasiswa dapat memahami bidan sebagai tenaga professional

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 2


BAB II

PEMBAHASAN

1.5 Definisi/Batasan Bidan Secara Nasional & Internasional

2.1.1 Definisi Bidan Secara Internasional

Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan
diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of
International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut secara berkala di review dalam
pertemuan Internasional (Kongres ICM). Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27,
pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidan adalah
seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus
dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki
izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.

2.1.2 Definisi Bidan Secara Nasional

Untuk Indonesia pengertian bidan sama dengan definsi diatas, menurut Kepmenkes
no.900/Menkes/SK/VII/2002 “Bidan” adalah seorang wanita yang telah mengikuti program
pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat Indonesia, maka Ikatan
Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah: seorang perempuan yang lulus
dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara
Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan
atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

2.1.3 Batasan-Batasan Seorang Bidan

Batasan-batasan seorang bidan diatur dalam :

a. Permenkes No. 5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan


normal secara mandiri, didampingi tugas lain.

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 3


b. Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes 623/1989
wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan khusus ditetapkan
bila bidan meklaksanakan tindakan khusus di bawah pengawasan dokter. Pelaksanaan
dari Permenkes ini, bidan dalam melaksanakan praktek perorangan di bawah
pengawasan dokter.

c. Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktek
bidan. Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang mandiri.
Kewenangan tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan.
Dalam wewenang tersebut mencakup :
-Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak.
-Pelayanan Keluarga Berencana
- Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

d. Kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan revisi


dari Permenkes No. 572/VI/1996

Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi dan merujuk


sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya. Dalam keadaan
darurat bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan yang ditujukan untuk
penyelamatan jiwa. Dalam aturan tersebut juga ditegaskan bahwa bidan dalam
menjalankan praktek harus sesuai dengan kewenangan, kemampuan, pendidikan,
pengalaman serta berdasarkan standar profesi.

1.6 Perbedaan Bidan Di Indonesia Dan Negara-Negara Lain

2.2.1 Indonesia

Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukan oleh orang-orang


Belanda yang berada di Indonesia. Pada tahun 1849, dibuka Pendidikan Dokter Jawa di Batavia
(di RS Militer Belanda ; sekarang RSPAD Gatot Soebroto). Seiring dengan dibukanya
pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851 dibuka Pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di
Batavia oleh dokter militer Belanda (Dr. W Bosch), lulusan ini bekerja di Rumah Sakit dan juga
di masyarakat. Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 4


Tahun 1952, diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas
pertolongan persalinan. Setahun kemudian, diadakan kursus tambahan bidan (KTB) di
Jogyakarta, lalu berdirilah BKIA. Kegiatan BKIA : pelayanan antenatal, post natal, pemeriksaan
bayi dan anak termasuk immunisasi dan penyuluhan gizi. Pada tahun 1957, BKIA menjadi
Puskesmas. Kegiatan Puskesmas terdiri atas
Di tahun 1990 pelayanan kebidanan merata dan semakin dekat dengan kebutuhan
masyarakat.
Kebijakan ini melalui intstruksi presiden secara lisan pada siding kabinet tahun 1992 tentang
perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan di desa
adalah pelaksana KIA (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir), termasuk
pembinaan dukun bayi, serta pelayanan keluarga berencana.
Proses pendidikan di Indonesia masih belum adekwat. Hal ini disebabkan antara lain :
1. kurikulum yang dalam pelaksanaannya masih perlu disesuaikan dengan perkembangan dalam
pembangunan kesehatan khususnya kebidanan.
2. tenaga pengajar. Dosen yang mengajar harus memiliki pendidikan minimal 1 tingkat
diatasnya.
3. sarana dan pra sarana yang perlu ditingkatkan adalah laboratorium, simulasi kebidanan,
perpustakaan dengan pengelolaan yang profesional serta laboratorium bahasa dan komputer.
4. lahan praktik, harus mampu memberikan kesempatan seluas – luasnya dan dapat memberikan
bimbingan seoptimal mungkin dengan tenaga instruktur yang profesional dan role model yang
dapat membantu pencapaian kompetensi.

2.2.2 Amerika Serikat

Tahun 1765 pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka pada akhir abad ke 18 banyak
kalangan medis yang berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat belajar
dan menerapkan metode obstetric. Pendapat ini digunakan untuk menjatuhkan profesi bidan,
sehingga bidan tidak mempunyai pendukung, uang tidak terorganisir dan tidak dianggap
profesional. Pada pertengahan abad antara tahun 1770 dan 1820, para wanita golongan atas di
kota-kota di Amerika, mulai meminta bantuan “para bidan pria” atau para dokter. Sejak awal
1990 setengah persalinan di AS ditangani oleh dokter, bidan hanya menangani persalinan wanita
yang tidak mampu membayar dokter. Dengan berubahnya kondisi kehidupan di kora, persepsi-

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 5


persepsi baru para wanita dan kemajuan dalam ilmu kedokteran, kelahiran menjadi semakin
meningkat dipandang sebagai satu masalah medis sehingga di kelola oleh dokter.

Tahun 1955 American College of Nurse – Midwives (ACNM) dibuka. Pada tahun 1971
seorang bidan di Tennesse mulai menolong persalinan secara mandiri di institusi kesehatan. Pada
tahun 1979 badan pengawasan obat Amerika mengatakan bahwa ibu bersalin yang menerima
anasthesi dalam dosisi tinggi telah melahirkan anak-anak melahirkan anak-anak yang mengalami
kemunduran perkembangan psikomotor. Pernyataan ini membuat masyarakat tertarik pada proses
persalinan alamiah, persalinan di rumah dan memacu peran bidan. Pada era 1980-an ACNM
membuat pedoman alternatif lain dalam homebirth. Pada tahun yang sama dibuat legalisasi
tentang opraktek profesional bidan, sehingga membuat bidan menjadi sebuah profesi dengan
lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan organisasi yang mengatur profesi tersebut. Pada
tahun 1982 MANA (Midwive Alliance Of North America) di bentuk untuk meningkatkan
komunikiasi antar bidan serta membuat peraturan sebagai dasar kompetensi untuk melindungi
bidan. Di beberapa negara seperti Arizona, bidan mempunyai tugas khusus yuaitu melahirkan
bayi untuk perawatan selanjutnya seperti merawat bayi, memberi injeksi bukan lagi tugas bidan,
dia hanya melakukan jika diperlukan namun jarang terjadi. Bidan menangani 1,1% persalinan di
tahun 1980 : 5,5% di tahun 1994. Angka sectio caesaria menurun dari 25% (1988) menjadi 21%
(1995). Penggunaan forcep menurun dari 5,5% (1989) menjadi 3,8% (1994). Dunia kebidanan
berkembang saat ini sesuai peningkatan permintaan untuk itu profesi kebidanan tidak
mempunyai latihan formal, sehingga ada beberapa tingkatan kemampuan, walaupun begitu
mereka berusaha agar menjadi lebih dipercaya, banyak membaca dan pendekatan tradisional dan
mengurangi teknik invasif untuk pertolongan seperti penyembuhan tradisional.
Persalinan di AS yaitu: memberikan sedatif pada awal impartu, membiarkan servik
berdilatasi, memberikan ether pada kala 2,melakukan episitomi, melahirkan bayi dengan vorcep
ekstraksi, memberikan uteronika serta menjahit episiotomi
Pendidikan kebidanan biasanya berbentuk praktek lapangan, sampai saat ini mereka
bisa menangani persalinan dengan pengalaman sebagai bidan. Bidan adalah seseorang yang telah
menyelesaikan pendidikan selam 4 tahun dan praktek lapangan selama 2 tahun, yang mana biaya
yang sangat mahal. Kebidanan memiliki sebuah organisasi untuk membentuk standart,
menyediakan sertifikat dan membuat ijin praktek. Saat ini AS merupakan negara yang

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 6


menyediakan perawatan maternitas termahal di dunia, tetapi sekaligus merupakan negara industri
yang paling buruk dalam hasil perawatan natal di negara-negara industri lainnya

2.2.3 Selandia Baru

Di Selandia Baru telah mempunyai peraturan mengenai praktisi kebidanan sejak 1904
tetapi lebih dari 100 tahun yang lalu, lingkup praktik bidan telah berubah secara berarti sebagai
akibat dari meningkatnya hospitalisasi dan medikalisasi dalam persalinan. Dari tenaga yang
bekerja dengan otonomi penuh dalam persalinan normal di awal tahun 1900, secara perlahan
bidan menjadi asisten dokter. Dari bekerja di masyarakat bidan sebagian besar mulai bekerja di
Rumah sakit area tertentu, seperti klinik antenatal, ruang bersalin dan ruang nifas. Kehamilan
dan persalinan menjadi terpisah. Dalam hal ini bidan kehilangan pandangannya bahwa persalinan
adalah kejadian normal dalam kehidupan dan peran mereka sebagai pendamping kejadian
tersebut. Selain itu bidan menjadi ahli dalam memberikan intervensi dan asuhan maternitas yang
penuh dengan pengaruh medis.
Di Selandia baru para wanitalah yang berusaha melawan model asuhan persalinan
tersebut dan menginginkan kembalinya bidan tradisional yaitu seorang yang berada disamping
mereka dalam melalui kehamilan sampai 6 minggu setelah kelahiran bayi. Mereka menginginkan
bidan yang percaya pada kemampuannya untuk menolong persalinan tanpa intervensi medis, dan
memberikan dukungan bahwa persalinan adalah proses yang normal.
Pada era 1980-an bidan bekerja sama dengan wanita untuk menegaskan kembali
otonomi bidan dan sama – sama sebagai rekanan. Mereka telah membawa kebijakan politik yang
diperkuat dengan legalisasi tentang profesionalisasi praktik bidan. Sebagian besar bidan di
selandia baru mulai memilih untuk bekerja secara independen dengan tanggungjawab yang
penuh pada klien dan asuhannya dalam lingkup yang normal. Lebih dari 10 tahun yang lalu
pelayanan maternitas telah berubah secara dramatis. Saat ini 86% wanita mendapat pelayanan
dari bidan dari kehamilan sampai nifas dan asuhan berkelanjutan yang hanya dapat dilaksanakan
pada persalinan di rumah. Sekarang disamping dokter, 63% wanita memilih bidan sebagai salah
satunya perawat maternitas, dan hal ini terus meningkat. Ada suatu keinginan dari para wanita
agar dirinya menjadi pusat dari pelayanan maternitas.
Model kebidanan yang digunakan di Selandia baru adalah partnershiip antara bidan
dan wanita. Bidan dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya serta wanita dengan

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 7


pengetahuan tentang kebutuhan dirinya dan keluarganya serta harapan – harapan terhadap
kehamilan dan persalinan. Dasar dari model partnership adalah komunikasi dan negoisasi.

Peran dan fungsi bidan di Selandia Baru sebagai pelaksana memberikan kepuasan bagi
para pasien. Program Pemerintah dalam membebaskan biaya persalinan bagi para warga berbeda
dengan di Indonesia. Terdapat berbagai kasus setelah persalinan pasien tidak mampu membayar
biaya persalinan karena masalah ekonomi ,pemerintah tidak ikut campur dalam pelaksanaan
pelayanan kebidanan.

Dilihat dari kemitraannya, di Indonesia hubungan warga dengan bidan belum begitu terlihat
kedekatannya sehingga masyarakat kurang puas dalam mendapatkan pelayanan. Selain itu biaya
yang ditetapkan bidan masih tinggi bagi masyarakat kelas bawah.

2.2.4 Belanda

Pendidikan kebidanan di Amsterdam memiliki prinsip, yakni sebagaimana member


anastesi dan sedative pada pasien, begitulah kita harus mengadakan pendekatan dan member
dorongan pada ibu saat persalinan. Jadi pada praktiknya bidan harus memandang ibu secara
keseluruhan dan mendorong ibu untuk menolong dirinya sendiri. Pada kasus rsisiko rendah
dokter tidak ikut menangani, mulai dari prenatal, natal, dan post natal. Pada rsisiko menengah
mereka selalu member tugas tersebut pada bidan dan pada kasus risiko tinggi dokter dan bidan
saling bekerjasama. Bidan di Belanda 75% bekerja secara mandiri, karena kebidanan adalah
profesi yang mandiri dan aktif. Sehubungan dengan dengan hal tersebut, bidan harus menjadi
role model di masyarakat dan harus menganggap kehamilan adalah sesuatu yang normal,
sehingga apabila seorang perempuan merasa dirinya hamil dia dapat langsung memeriksakan
diri ke bidan/atau dianjurkan oleh keluarga, teman, atau siapapun.
Pendidikan kebidanan di Belanda terpisah dari pendidikan keperawatan, dan
berkembang menjadi profesi yang berbeda. Di Belanda ada 3 institusi kebidanan dan menerima
66 mahasiswa setiap tahunnya. Hampir setiap tahun 800 calon mahasiswa (95% wanita, 4% laki-
laki) mengikuti tes syarat masuk untukl mengikuti pendidikan di usia minimal 19 tahun.
Mahasiswa kebidanan tidak menerima gaji dan tidak membayar biaya pendidikan.
Selama pendidikan, ketiga institusi menekankan bahwa kehamilan, persalinan, nifas
merupakan proses fisiologi. Ini diterapkan dengan menempatkan mahasiswa untuk praktik di

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 8


kamar bersalin, di mana terdapat perempuan dengan risiko rendah melahirkan. Bila ada masalah,
mahasiswa baru akan berkunsultasi dengan ahli kebidanan. Mahasiswa diwajibkan mempunyai
pengalaman minimal 49 persalinan selama pendidikan. Ketika lulus ujian akhir, merekan akan
menerima ijazah, di mana di dalamnya tercantum nilai ujian.
Adapun pelayanan - pelayanan yang dilaksanakan oleh Belanda, yaitu :
1. Pelayanan Antenatal
Bidan menurut peraturan Belanda lebih berhak praktek mandiri daripada perawat. Bidan
mempunyai ijin resmi untuk praktek dan menyediakan layanan kepada wanita dengan resiko
rendah, meliputi antenatal, intrapartum dan postnatal tanpa Ahli Kandungan yang menyertai
mereka bekerja di bawah Lembaga Audit Kesehatan.
2. Pelayanan Intrapartum
Pelayanan intrapartum dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai satu jam setelah
lahirnya plasenta dan membrannya. Bidan mempunyai kemampuan untuk melakukan episiotomi
tapi tidak diijinkan menggunakan alat kedokteran. Biasanya bidan menjahit luka perineum atau
episiotomi, untuk luka yang parah dirujuk ke Ahli Kebidanan. Syntometrin dan Ergometrin
diberikan jika ada indikasi.
3. Pelayanan Postpartum
Di Kebidanan Belanda, pelayanan post natal dimulai setelah.
Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan, hanya 20%
persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community – normal, bidan sudah
mempunyai indefendensi yang jelas. Kondisi kesehatan ibu dan anak pun semakin baik, bidan
mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan memfasilitasi proses alami, menyeleksi kapan
wanita perlu intervensi, yang menghindari teknologi dan pertolongan dokter yang tidak penting.

2.2.5 Tabel Perbedaan Bidan di Indonesia dan Negara Lain

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 9


Perbedaan
Amerika Belanda Selandia Baru Indonesia
No.
Bidan berperan Bidan berperan Bidan berperan
Bidan berperan
1. sesuai sebagai asisten sesuai
sebagai dokter
keahliannya dokter keahliannya

Tidak Tidak Tidak


menggunakan menggunakan Menggunakan menggunakan
2.
suatu sistem suatu sistem sistem Patnership suatu sistem
(individualis) (individualis) (individualis)

Pendidikan bidan Pendidikan bidan Pendidikan bidan Pendidikan bidan


3.
tidak gratis gratis tidak gratis tidak gratis

Dulu bidan
Dulu bidan
Dulu bidan berperan untuk Dulu bidan
berperan untuk
4. berperan sebagai membantu profesi berperan sebagai
membantu profesi
dukun beranak dokter dan sebagai dukun beranak
dokter
asisten dokter

Pendidikan bidan Pendidikan bidan Praktisi kebidanan Pendidikan bidan


5. dibuka pada akhir dibuka pada sudah ada sejak dibuka pada tahun
abad ke-18 tahun 1779 1904 1851

Hubungan
Hubungan dengan Hubungan dengan Hubungan dengan
dengan
6. masyarakat belum masyarakat sudah masyarakat belum
masyarakat
begitu dekat sangat dekat begitu dekat
sudah dekat

1.7 Definisi Bidan Sebagai Tenaga Profesional


2.3.1 Definisi Profesi

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 10


Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuankhusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik,
serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.

2.3.2 Definisi Bidan Sebagai Tenaga Profesional

Definisi Bidan sebagai tenaga kerja profesional adalah seseorang yang telah
menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal dan telah
berhasil menyelesaikan studi terkait kebidanan,serta bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang
diperlukan,asuhan dan saran selama kehamilan,perode persalinan dan postpartum. Bidan
memiliki tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan,tidak hanya untuk
wanita tapi juga keluarga dan masyarakat.

Jabatan bidan merupakan profesional,jabatan dapat ditinjau dari 2 aspek yaitu :

1. Jabatan struktural yakni jabatan yang secara tugas ada diatur berjenjang dalam suatu
organisasi.

2. Jabatan fungsional yakni jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang
vital dalam kehidupan bermasyarakat,bernegara dan berorientasi kualitatif.

Bidan sebagai jabatan profesional telah memenuhi persyaratan


keprosionalannya,persyaratan tersebut adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat
yang bersifat khusus atau spesialis melalui jenjang yang menyiapkan bidan sebagai
tenaga profesional,keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyaraka,mempunyai
peran dan fungsi yang jelas,mempunyai kompetensi yang jelas tak terukur,memiliki
organisasi profesi sebagai wadah,memiliki kode etik bidan,memiliki etika
kebidanan,memiliki standar pelayanan,memiliki standar praktik,memiliki standar
pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sesuai dengan kebutuhan
pelayanan,memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wadah pengembangan
kompetensi.

2.3.3 Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 11


Sebagai bidan yang profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu:

1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui
proses pendidikan dan jenjang tertentu

3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan


mutu pelayanan kepada masyarakat,

4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang
teguh kode etik profesi.

5. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang
bermutu pada masyarakat.

6. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan


profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

7. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan


profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.3.4 Praktik Bidan Profesional

Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberi


pelayanan/asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data,
diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Standar Pelayanan
Kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan sebagai berikut:

 Standar Pelayanan Umum (2 standar)

 Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 12


 Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)

 Standar Pelayanan Nifas (3 standar)

 Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (9 standar)

2.3.5 Perilaku Profesional Bidan

1. Bertindak sesuai keahliannya

2. Mempunyai moral yang tinggi

3. Bersifat jujur

4. Tidak melakukan coba-coba

5. Tidak memberikan janji yang berlebihan

6. Mengembangkan kemitraan

7. Terampil berkomunikasi

8. Mengenal batas kemampuan

9. Mengadvokasi pilihan ibu

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 13


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Secara Internasional, Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
melakukan praktik bidan.
 Secara nasional, menurut Kepmenkes no.900/Menkes/SK/VII/2002 “Bidan” adalah
seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.

 Batasan-batasan bidan diatur dalam :

a.Permenkes No. 5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada pertolongan


persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas lain.
b. Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes 623/1989
wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan khusus ditetapkan
bila bidan meklaksanakan tindakan khusus di bawah pengawasan dokter. Pelaksanaan
dari Permenkes ini, bidan dalam melaksanakan praktek perorangan di bawah
pengawasan dokter.
c. Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan
praktek bidan. Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang
mandiri. Kewenangan tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan
tindakan. Dalam wewenang tersebut mencakup :
Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak.
Pelayanan Keluarga Berencana
Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
d. Kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan
revisi dari Permenkes No. 572/VI/1996

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 14


 Perbedaan bidan di Indonesia dengan negara-negara lain bisa dilihat dari perkembangan
sejarah kebidanannya, pelayanan pada Ibu hamil dan nifas, pendidikan kebidanan, dan
hal-hal lainnya. Setiap negara mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
 Definisi Bidan sebagai tenaga kerja profesional adalah seseorang yang telah menjalani
program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal dan telah berhasil
menyelesaikan studi terkait kebidanan,serta bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas
sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan,asuhan dan saran
selama kehamilan,perode persalinan dan postpartum. Bidan memiliki tugas penting
dalam konseling dan pendidikan kesehatan,tidak hanya untuk wanita tapi juga keluarga
dan masyarakat.

1.8 Saran

 Pada saat ini banyak masyarakat kurang mampu yang tidak bisa membayar biaya
persalinan sehingga sudah seharusnya pemerintah terus mengembangkan pelayanan
mengenai jaminan biaya persalinan

 Tenaga pendidik dan kualitas sekolah-sekolah kebidanan lebih ditingkatkan agar


menciptakan bidan-bidan yang professional.

 Sarana dan prasarana pelayanan lebih di tingkatkan kembali agar lebih maksimal
dalam menjalankan tugas sebagai bidan yang professional

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 15


LAPORAN PRESENTASI

Moderator : Nuning Nurbiyanti

Operator : Putri Alawiyah

Penyaji : Nufa Tirani

Rinda Mustika Nurfajri

Monica Agustin : Apa perbedaan dari sertifikasi dan lisensi?

Safitri Maryana : Sertifikasi adalah surat yang dikeluarkan oleh institusi pendidikan
sebagai tanda lulus seseorang yang sudah menyelesaikan pendidikan
kebidanan di institusi pendidikan tersebut. Sedangkan Lisensi adalah
surat pengakuan oleh Negara sebagai tanda izin melakukan praktik yang
hanya dikeluarkan oleh pemerintah contohnya Dinas Kesehatan.

Nufa Tirani : Sebagai contoh sertifikasi, setelah lulus kita akan mengikuti Uji
Kompetensi dan nantinya kita akan mendapatkan STR/Surat Tanda
Registrasi sebagai syarat untuk bekerja.

Della Elika Rahma : Bagaimana peran pemerintah agar biaya persalinan di Indonesia
diringankan? Kemudian, tadi sudah dijelaskan tentang pengabdian di
Belanda yang di fasilitasi, itu maksudnya di fasilitasi gimana dan itu
untuk beberapa orang atau semuanya?

Rd.Fadhila F : Maksudnya difasilitasi, yaitu tidak ada pemungutan biaya apapun ketika
masa pendidikan akan tetapi ketika mahasiswa tersebut telah selesai
pendidikan fasilitasi itu tidak berlaku lagi dan harus menjadi abdi
Negara yang tidak menerima gaji dalam jangka waktu tertentu.
Sebenarnya di Indonesia pemerintah telah memfasilitasi untuk jaminan
kesehatan seluruh warga Indonesia dengan membuat beberapa kartu
jaminan kesehatan. Contoh : SKTM,Kartu Indonesia Sehat,dsb.

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 16


Fiska Dwi Istifani : Apa yang di maksud mengadvokasi pilihan ibu?

Schelvia : Advokasi pilihan ibu adalah pelayanan bidan terhadap seorang ibu untuk
memilih pilihannya sebagaimana yang dia inginkan agar sesuai dengan
apa yang dia harapkan, dan bidan disini sebagai konsultan untuk
memberikan berbagai pilihan dan keputusan kembali lagi kepada ibu
tersebut.

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 17


DAFTAR PUSTAKA

 Riani, Rafa. (2010). Konsep Dasar Kebidanan Komunitas. Diakses dari


https://4rafani.files.wordpress.com//2010/10/konsep_dasar_kebidanan_komunitas_docdo
c (Diakses pada tanggal 5 September 2016)

 Ulfiah, Dea. (2013). Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional. Diakses dari
https://www.academia.edu/8620183/definisi_bidan_dan_bidan_sebagai_tenaga_profesion
al (Diakses pada tanggal 5 September 2016)

 Dewi, candra.(2013). Midwifery. Diakses dari


http://candradewi30403.blogspot.co.id/2013/03/sedarah-profesi-bidan.html (Diakses pada
tanggal 5 September 2016)

 Asrinah, dkk. (2010). Konsep kebidanan. Yogyakarta : Graham Ilmu

 Rahmawati, eka. (2013). Makalah Konsep Kebidanan. Diakses dari


http://bloghelloekka.blogspot.co.id/2013/06/tugas-makalah-konsep-kebidanan.html (Diakses
pada tanggal 5 September 2016)

Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional 18

Anda mungkin juga menyukai