“Konsep Kebidanan”
Disusun oleh:
Nufa Tirani
Nuning Nurbiyanti
Putri Alawiah
Rani Aprilia
Rinda Mustika
Schelvia
KEBIDANAN BANDUNG
2016
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatnya kami dapat
menyusun makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas konsep kebidanan.
Selain itu juga untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca. Dalam makalah ini, para
pembaca diharapkan dapat mengetahui tentang definisi bidan dan bidan sebagai tenaga
professional.
Kami tahu bahwa dalam membuat makalah ini tidaklah mudah, tanpa bantuan dari dosen
pembimbing, kami tidak dapat menyusun makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak mengalami kekurangan baik isi, penggunaaan kata, dan ejaan yang
kurang sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran bersifat membangun demi
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
TUJUAN...................................................................................................................................1
RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1
MANFAAT................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3
KESIMPULAN......................................................................................................................14
SARAN...................................................................................................................................15
LAPORAN PRESENTASI.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................18
Profesi bidan itu merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan khusus
dalam beberapa bidang ilmu, melaksanakan cara-cara dan peraturan yang telah disepakati oleh
anggota profesi dalam hal ini Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Untuk melaksanakan tugasnya
sebagai profesi, bidan harus melalui pendidikan formal, mempunyai sistem pelayanan, kode etik,
dan etika kebidanan dalam melaksanakan atau mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya secara professional.
Namun demikian sebagai salah satu tenaga profesi dalam kesehatan, bidan masih
terperangkap dalam paradigm lama yang pada akhirnya menghambat kemajuan profesinya.
Untuk itu makalah ini dibuat agar bidan mempunyai pemahaman yang integral berkaitan dengan
profesinya.
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui definisi bidan secara nasional dan internasional.
1.4 Manfaat
PEMBAHASAN
Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan
diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of
International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut secara berkala di review dalam
pertemuan Internasional (Kongres ICM). Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27,
pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidan adalah
seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus
dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki
izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
Untuk Indonesia pengertian bidan sama dengan definsi diatas, menurut Kepmenkes
no.900/Menkes/SK/VII/2002 “Bidan” adalah seorang wanita yang telah mengikuti program
pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat Indonesia, maka Ikatan
Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah: seorang perempuan yang lulus
dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara
Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan
atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
c. Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktek
bidan. Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang mandiri.
Kewenangan tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan.
Dalam wewenang tersebut mencakup :
-Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak.
-Pelayanan Keluarga Berencana
- Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
2.2.1 Indonesia
Tahun 1765 pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka pada akhir abad ke 18 banyak
kalangan medis yang berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat belajar
dan menerapkan metode obstetric. Pendapat ini digunakan untuk menjatuhkan profesi bidan,
sehingga bidan tidak mempunyai pendukung, uang tidak terorganisir dan tidak dianggap
profesional. Pada pertengahan abad antara tahun 1770 dan 1820, para wanita golongan atas di
kota-kota di Amerika, mulai meminta bantuan “para bidan pria” atau para dokter. Sejak awal
1990 setengah persalinan di AS ditangani oleh dokter, bidan hanya menangani persalinan wanita
yang tidak mampu membayar dokter. Dengan berubahnya kondisi kehidupan di kora, persepsi-
Tahun 1955 American College of Nurse – Midwives (ACNM) dibuka. Pada tahun 1971
seorang bidan di Tennesse mulai menolong persalinan secara mandiri di institusi kesehatan. Pada
tahun 1979 badan pengawasan obat Amerika mengatakan bahwa ibu bersalin yang menerima
anasthesi dalam dosisi tinggi telah melahirkan anak-anak melahirkan anak-anak yang mengalami
kemunduran perkembangan psikomotor. Pernyataan ini membuat masyarakat tertarik pada proses
persalinan alamiah, persalinan di rumah dan memacu peran bidan. Pada era 1980-an ACNM
membuat pedoman alternatif lain dalam homebirth. Pada tahun yang sama dibuat legalisasi
tentang opraktek profesional bidan, sehingga membuat bidan menjadi sebuah profesi dengan
lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan organisasi yang mengatur profesi tersebut. Pada
tahun 1982 MANA (Midwive Alliance Of North America) di bentuk untuk meningkatkan
komunikiasi antar bidan serta membuat peraturan sebagai dasar kompetensi untuk melindungi
bidan. Di beberapa negara seperti Arizona, bidan mempunyai tugas khusus yuaitu melahirkan
bayi untuk perawatan selanjutnya seperti merawat bayi, memberi injeksi bukan lagi tugas bidan,
dia hanya melakukan jika diperlukan namun jarang terjadi. Bidan menangani 1,1% persalinan di
tahun 1980 : 5,5% di tahun 1994. Angka sectio caesaria menurun dari 25% (1988) menjadi 21%
(1995). Penggunaan forcep menurun dari 5,5% (1989) menjadi 3,8% (1994). Dunia kebidanan
berkembang saat ini sesuai peningkatan permintaan untuk itu profesi kebidanan tidak
mempunyai latihan formal, sehingga ada beberapa tingkatan kemampuan, walaupun begitu
mereka berusaha agar menjadi lebih dipercaya, banyak membaca dan pendekatan tradisional dan
mengurangi teknik invasif untuk pertolongan seperti penyembuhan tradisional.
Persalinan di AS yaitu: memberikan sedatif pada awal impartu, membiarkan servik
berdilatasi, memberikan ether pada kala 2,melakukan episitomi, melahirkan bayi dengan vorcep
ekstraksi, memberikan uteronika serta menjahit episiotomi
Pendidikan kebidanan biasanya berbentuk praktek lapangan, sampai saat ini mereka
bisa menangani persalinan dengan pengalaman sebagai bidan. Bidan adalah seseorang yang telah
menyelesaikan pendidikan selam 4 tahun dan praktek lapangan selama 2 tahun, yang mana biaya
yang sangat mahal. Kebidanan memiliki sebuah organisasi untuk membentuk standart,
menyediakan sertifikat dan membuat ijin praktek. Saat ini AS merupakan negara yang
Di Selandia Baru telah mempunyai peraturan mengenai praktisi kebidanan sejak 1904
tetapi lebih dari 100 tahun yang lalu, lingkup praktik bidan telah berubah secara berarti sebagai
akibat dari meningkatnya hospitalisasi dan medikalisasi dalam persalinan. Dari tenaga yang
bekerja dengan otonomi penuh dalam persalinan normal di awal tahun 1900, secara perlahan
bidan menjadi asisten dokter. Dari bekerja di masyarakat bidan sebagian besar mulai bekerja di
Rumah sakit area tertentu, seperti klinik antenatal, ruang bersalin dan ruang nifas. Kehamilan
dan persalinan menjadi terpisah. Dalam hal ini bidan kehilangan pandangannya bahwa persalinan
adalah kejadian normal dalam kehidupan dan peran mereka sebagai pendamping kejadian
tersebut. Selain itu bidan menjadi ahli dalam memberikan intervensi dan asuhan maternitas yang
penuh dengan pengaruh medis.
Di Selandia baru para wanitalah yang berusaha melawan model asuhan persalinan
tersebut dan menginginkan kembalinya bidan tradisional yaitu seorang yang berada disamping
mereka dalam melalui kehamilan sampai 6 minggu setelah kelahiran bayi. Mereka menginginkan
bidan yang percaya pada kemampuannya untuk menolong persalinan tanpa intervensi medis, dan
memberikan dukungan bahwa persalinan adalah proses yang normal.
Pada era 1980-an bidan bekerja sama dengan wanita untuk menegaskan kembali
otonomi bidan dan sama – sama sebagai rekanan. Mereka telah membawa kebijakan politik yang
diperkuat dengan legalisasi tentang profesionalisasi praktik bidan. Sebagian besar bidan di
selandia baru mulai memilih untuk bekerja secara independen dengan tanggungjawab yang
penuh pada klien dan asuhannya dalam lingkup yang normal. Lebih dari 10 tahun yang lalu
pelayanan maternitas telah berubah secara dramatis. Saat ini 86% wanita mendapat pelayanan
dari bidan dari kehamilan sampai nifas dan asuhan berkelanjutan yang hanya dapat dilaksanakan
pada persalinan di rumah. Sekarang disamping dokter, 63% wanita memilih bidan sebagai salah
satunya perawat maternitas, dan hal ini terus meningkat. Ada suatu keinginan dari para wanita
agar dirinya menjadi pusat dari pelayanan maternitas.
Model kebidanan yang digunakan di Selandia baru adalah partnershiip antara bidan
dan wanita. Bidan dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya serta wanita dengan
Peran dan fungsi bidan di Selandia Baru sebagai pelaksana memberikan kepuasan bagi
para pasien. Program Pemerintah dalam membebaskan biaya persalinan bagi para warga berbeda
dengan di Indonesia. Terdapat berbagai kasus setelah persalinan pasien tidak mampu membayar
biaya persalinan karena masalah ekonomi ,pemerintah tidak ikut campur dalam pelaksanaan
pelayanan kebidanan.
Dilihat dari kemitraannya, di Indonesia hubungan warga dengan bidan belum begitu terlihat
kedekatannya sehingga masyarakat kurang puas dalam mendapatkan pelayanan. Selain itu biaya
yang ditetapkan bidan masih tinggi bagi masyarakat kelas bawah.
2.2.4 Belanda
Dulu bidan
Dulu bidan
Dulu bidan berperan untuk Dulu bidan
berperan untuk
4. berperan sebagai membantu profesi berperan sebagai
membantu profesi
dukun beranak dokter dan sebagai dukun beranak
dokter
asisten dokter
Hubungan
Hubungan dengan Hubungan dengan Hubungan dengan
dengan
6. masyarakat belum masyarakat sudah masyarakat belum
masyarakat
begitu dekat sangat dekat begitu dekat
sudah dekat
Definisi Bidan sebagai tenaga kerja profesional adalah seseorang yang telah
menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal dan telah
berhasil menyelesaikan studi terkait kebidanan,serta bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang
diperlukan,asuhan dan saran selama kehamilan,perode persalinan dan postpartum. Bidan
memiliki tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan,tidak hanya untuk
wanita tapi juga keluarga dan masyarakat.
1. Jabatan struktural yakni jabatan yang secara tugas ada diatur berjenjang dalam suatu
organisasi.
2. Jabatan fungsional yakni jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang
vital dalam kehidupan bermasyarakat,bernegara dan berorientasi kualitatif.
2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui
proses pendidikan dan jenjang tertentu
4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang
teguh kode etik profesi.
5. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang
bermutu pada masyarakat.
3. Bersifat jujur
6. Mengembangkan kemitraan
7. Terampil berkomunikasi
3.1 Kesimpulan
Secara Internasional, Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
melakukan praktik bidan.
Secara nasional, menurut Kepmenkes no.900/Menkes/SK/VII/2002 “Bidan” adalah
seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.
1.8 Saran
Pada saat ini banyak masyarakat kurang mampu yang tidak bisa membayar biaya
persalinan sehingga sudah seharusnya pemerintah terus mengembangkan pelayanan
mengenai jaminan biaya persalinan
Sarana dan prasarana pelayanan lebih di tingkatkan kembali agar lebih maksimal
dalam menjalankan tugas sebagai bidan yang professional
Safitri Maryana : Sertifikasi adalah surat yang dikeluarkan oleh institusi pendidikan
sebagai tanda lulus seseorang yang sudah menyelesaikan pendidikan
kebidanan di institusi pendidikan tersebut. Sedangkan Lisensi adalah
surat pengakuan oleh Negara sebagai tanda izin melakukan praktik yang
hanya dikeluarkan oleh pemerintah contohnya Dinas Kesehatan.
Nufa Tirani : Sebagai contoh sertifikasi, setelah lulus kita akan mengikuti Uji
Kompetensi dan nantinya kita akan mendapatkan STR/Surat Tanda
Registrasi sebagai syarat untuk bekerja.
Della Elika Rahma : Bagaimana peran pemerintah agar biaya persalinan di Indonesia
diringankan? Kemudian, tadi sudah dijelaskan tentang pengabdian di
Belanda yang di fasilitasi, itu maksudnya di fasilitasi gimana dan itu
untuk beberapa orang atau semuanya?
Rd.Fadhila F : Maksudnya difasilitasi, yaitu tidak ada pemungutan biaya apapun ketika
masa pendidikan akan tetapi ketika mahasiswa tersebut telah selesai
pendidikan fasilitasi itu tidak berlaku lagi dan harus menjadi abdi
Negara yang tidak menerima gaji dalam jangka waktu tertentu.
Sebenarnya di Indonesia pemerintah telah memfasilitasi untuk jaminan
kesehatan seluruh warga Indonesia dengan membuat beberapa kartu
jaminan kesehatan. Contoh : SKTM,Kartu Indonesia Sehat,dsb.
Schelvia : Advokasi pilihan ibu adalah pelayanan bidan terhadap seorang ibu untuk
memilih pilihannya sebagaimana yang dia inginkan agar sesuai dengan
apa yang dia harapkan, dan bidan disini sebagai konsultan untuk
memberikan berbagai pilihan dan keputusan kembali lagi kepada ibu
tersebut.
Ulfiah, Dea. (2013). Definisi Bidan dan Bidan Sebagai Tenaga Profesional. Diakses dari
https://www.academia.edu/8620183/definisi_bidan_dan_bidan_sebagai_tenaga_profesion
al (Diakses pada tanggal 5 September 2016)