Saya menyatakan bahwa asesmen ujian akhir semester ini adalah merupakan karya saya sendiri, dan belum diserahkan untuk
keperluan nilai kredit akademik di institusi lain, dan menyatakan bahwa penilai dapat mempergunakannya untuk:
I declare that this Final Examination Assessment item is my own work, and has not been submitted for academic credit elsewhere, and
acknowledge that the assessor of this item may, for the purpose of assessing this item
a. Memperbanyak hasil penilaian ujian akhir semester ini dan memberikan salinannya kepada pihak terkait lainnya
dalam Universitas; dan/atau
Reproduce this final examination assessment item and provide a copy to another member of the University; and/or,
b. Menyerahkan salinan dari hasil penilaian ujian akhir semester ini kepada layanan pemeriksaan plagiarisme (untuk
disimp sebagai arsip dalam pemeriksaan plagiarisme di masa mendatang)
Communicate a copy of this final examination assessment item to a plagiarism checking service (which may then retain a copy o f the f
examination assessment item on its database for the purpose of future plagiarism checking).
c. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami Peraturan Universitas sehubungan dengan
Pelanggaran Akademik Mahasiswa
I certify that I have read and understood the University Rules in respect of Student Academic Misconduct.
: CARRISA SELVIA
Ditanda tangani oleh
Signed by
: Jum’at/17/April 2020
Tanggal
Date
MAKALAH
Tindak Pidana Korupsi Gubernur Riau H. Annas Maamun
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN MEDAN
2020-2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga
Harapan saya semoga penyusunan makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan masih amat jauh dari kata SEMPURNA. Hal ini di karenakan saya
masih dalam tahap pembelajaran untuk kearah yang lebih baik dalam penyusunan makalah ini
serta makalah ini juga di tujukan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Tahun Ajaran
2019/2020.
Oleh karena itu saya sangat mengharapakm saran dan kritik atau masukan – masukan
dari Dosen yang bernama Japansen Sinaga agar saya dapat memperbaiki kekurangan dari
makalah tersebut. Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi saya dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
Akhir kata saya menyelesaikan makalah yang berjudul “Tindak Pidana Kasus Korupsi
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpuulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
Maraknya berita mengenai tindak pidana korupsi yang terus menerus dikabarkan
diberbagai media seperti media televisi, media cetak dan media online sangat memprihatinkan.
Terungkapnya berbagai kasus tindak pidana korupsi disisi memprihatinkan, terdapat
keberhasilan para penegak hukum dalam memberantas kejahatan ini. Tindak pidana korupsi
tidak hanya terjadi di pemerintahan pusat seperti kasus korupsi proyek hambalang, kasus
korupsi pengadaan sapi, kasus korupsi mafia pajak dan masih banyak kasus tindak pidana
korupsi lainnya. Salah satu tindak pidana korupsi yang terjadi di pemerintahan daerah yaitu
kasus tindak pidana korupsi di Provinsi Riau. Kasus ini terkait penyuapan yang dilakukan oleh
berbagai pihak terhadap Gubernur provinsi Riau.
1
https://yuokysurinda.wordpress.com/
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
Pembahasan
Berhubung karena kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan ole H. Annas Maamun
ada 3, maka penulis hanya mengambil salah satu dari kasus tersebut yaitu mengenai
penerimaan uang sebesar Rp 2 miliar dalam bentuk dolar Amerika Serikat (USD)dari Gulat
Manurung. Karenanya Annas dijerat dengan pasal 12 b Undang-Undang Pemberantasan
Korupsi.
Pada saat menjadi bupati Kabupaten Rokan Hilir, Annas Maamun juga pernah diduga
melaporkan pelecehan seksual terhadap pembantunya yang berinisial S. Dimana menurut
pengakuan S ia awalnya hanya diminta memijat setelah itu diminta melakukan hubungan
seksual dan seingat S mereka berdua pernah melakukan hubungan seksual sebanyak dua kali.
Menanggapi tudingan S, Annas Maamun mengaku banyak isu yang dibangun di tengah
masyarakat tentang dirinya, antara lain isu dugaan korupsi, perselingkungan, dan terlibat G30S
PKI.[7] Tepat sebulan sebelum dilaporkan oleh Soemardi Thaher, Annas Maamun juga
dilaporkan oleh DS, mantan istri Ketua DPRD Dumai, Riau, pada 25 Juli 2014. DS
mengatakan, peristiwa itu terjadi sore hari di sebuah rumah mewah dua lantai tepatnya di Jalan
Belimbing nomor 18 pada pertengahan April 2014. Menurut DS, kejadiannya bermula ketika
ia ingin mengadukan persoalan keluarga antara dia dengan suaminya ke Annas. Suami DS
adalah Ketua Golkar Dumai, sedangkan Anas Ketua Golkar Provinsi Riau. DS berharap Annas
mau menasehati suami DS. Mereka berbincang di lantai kedua rumah itu. Namun, tanpa diduga
usai mengobrol DS mengaku Annas melecehkannya secara seksual.
2
https://yuokysurinda.wordpress.com/
3
https://id.wikipedia.org/
Zenzi Suhadi, Manajer Kampanye Walhi Nasional mengatakan, kasus yang menjerat
Annas ini menyangkut proses pelepasan 1,6 juta hektar hutan menjadi area penggunaan lain
(APL). Selain soal tuntutan, katanya, dia sangat berharap KPK masuk lebih dalam
membongkar berbagai pihak yang terlibat dan diuntungkan dari pelepasan kawasan itu. KPK,
kata Zenzi, jangan hanya berkutat di satu atau dua kasus pengusaha yang terlibat dalam
pelepasan skala kecil. “Mestinya, KPK bisa crooss check di lahan 1,6 juta hektar di mana dan
perusahaan mana yang terlibat.”
Dia mengatakan, kasus SK pelepasan kawasan Riau ini, sangat penting karena 17
provinsi lain melakukan modus serupa. “Ada 7,8 juta hektar hutan diubah menjadi daerah
peruntukan lain. Mestinya, modus dan join skenario bersama politikus seperti ini dibongkar
habis oleh KPK. ”Menurut Zenzi, kalau melihat trend proses hukum berkaitan sumber daya
alam, di Riau yang disasar hanya pejabat pemerintah. “Korporasi yang menikmati malah tak
disentuh.”
Kecenderungan ini, katanya, membuat proses hukum tak efektif menyelamatkan
sumber daya alam. Dia mencontohkan, dari proses hukum terhadap tujuh pejabat Riau tiga
bupati, tiga kepala dinas dan satu gubernur, jumlah uang yang dikembalikan ke negara hanya
sekitar Rp 31 miliar padahal angka kerugian mencapai Rp 3,1 triliun. “Artinya, proses hukum
cuma mengembalikan satu persen dari kerugian. Ini akan membuat penjahat lingkungan dan
SDA ketagihan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa tindak pidana korupsi
yang dilakukan oleh Gubernur Riau adalah melanggar undang-undang Tindak Pidana Korupsi
dan di tuntut untuk di pidana penjara. To end corruption is my dream: togetherness in fighting
it makes the dream come true.
Jadilah satu untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya korupsi, baik berasal dari dalam diri pelaku maupun dari luar pelaku.
3.2 Penutup
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini, dan pencegahan
korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Jangan pernah sekali-sekali mencoba untuk
melakukan korupsi karna sekali mencoba pasti kan ingin mengulang kembali. Jangan juga
mengandalkan jabatan hanya untuk mendapatkan uang yang tidak halal. Ingat malaikat dikanan
kiri anda yang akan selalu mengawasi dan mencatat setiap perbuatan yang anda lakukan.
Daftar pustaka
https://yuokysurinda.wordpress.com/
https://id.wikipedia.org/
https://www.republika.co.id/