Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KASUS SUAP WALI KOTA CIMAHI AJAY MUHAMMAD PRIATNA


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEWARGANEGARAAN
DOSEN PENGAMPU : Dra. Hj. Arifah Budhyaty MZ, M.Pd.

Disusun oleh :
1. Tegar Akbarul Bahar 201014007
2. Putri Nurdian Rahayu 201014005
3. Antonius Aldio Nandyanto Putra 201014008
4. Maria Ignatia L.E Muda 201014004
5. Fitri Nur Latifah 191027031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN TEKNIK KIMIA
IST AKPRIND YOGYAKARTA
2021

1
DAFTAR ISI
Cover....................................................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................................2
Kata Pengantar....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
1) Kronologi penangkapan kasus suap Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna.........5
2) Pemberian hukuman bagi Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna..........................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan.
Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun sehat akal dan pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Konsep Pendidikan Agama
Islam dengan judul “KASUS SUAP WALI KOTA CIMAHI AJAY MUHAMMAD PRIATNA
”. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen Pengampu mata kuliah
Kewarganegaraan, yaitu Dra. Hj. Arifah Budhyaty MZ, M.Pd, yang telah memberikan ilmu
Pendidikan Agama Islam.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik
yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian
kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu
penyusunan dan membaca makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Semarang, 17 Juni 2021

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik,
baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang
secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada
mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi
untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi dalam
praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan
pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat
yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti
harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada
sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat,
terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan
narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja.
Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan
antara korupsi dan kejahatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas serta untuk membatasi permasalahan yang
dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kronologi penangkapan tersangka suap Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad
Priatna ?
2. Bagaimana pemberian hukum bagi tersangka suap Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad
Priatna ?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui kronologi penangkapan Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna
2. Mengetahui pemberian hukuman bagi tersangka suap Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad
Priatna

BAB II
4
PEMBAHASAN
1. Kronologi penangkapan kasus suap Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad
Priatna
Pada Jumat tanggal 27 November 2020, sekitar pukul 10.40 WIB. Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) telah menangkap Wali Kota Cimahi ketiga yaitu Ajay Muhammad Priatna atas
suap untuk memuluskan perizinan proyek RS Kasih Bunda, hal itu dilakukan lewat pengajuan
revisi IMB kepada Dinas Penanaman Modal Dan Pelaynan Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP)
Kota Cimahi. Kasus ini bernilai sebesar Rp. 3,2 miliar yang disepakati merupakan 10 persen dari
Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan Gedung tambahan rumah sakit Kasih Bunda.
Ketua KPK Firli Bahuri menyampaikan kasus ini bermula dari laporan warga terkait
dugaan korupsi yang dilakukan oleh Ajay satu hari sebelum operasi tangkap tangan (OTT)
berlangsung, atau pada tanggal 26 November 2020. Pada hari itu orang kepercayaan Ajay, YR,
menemui CG yang berperan sebagai staf RS Kasih Bunda, pada pertemuan tersebut YR
membawa plastic yang berisikan uang tunai yang selanjutnya diserahkan kepada YR kemudian
selang pukul 10.40 WIB petugas KPK mengamankan CG dan YR beserta barang bukti plastic
berisikan uang tunai.
Menurut Ketua KPK, Wali Kota Cimahi ketiga yaitu Ajay Muhammad Priatna meminta
Rp 3,2 kepada HY selaku Komisaris Rumah Sakit Kasih Bunda, sebagai uang perijinan kepada
Dinas Penanaman Modal. Pemberian uang kepada Wali Kota Cimahi trsebut sudah dilakukan 5
kali secara berulang diberbagai tempat, total yang sudah diterima AJM Rp 1,6 miliar dari
kesapatan awal.

2. Pemberian hukuman bagi tersangka suap Wali Kota Cimahi Ajay


Muhammad Priatna

Karena masih dalam persidangan, tersangka Ajay Muhammad Priatna dinonaktifkan


sebagai Wali Kota Cimahi dan sekarang masih ditahan di Rutan Polres Metro Jakarta Pusat. Atas
perbuatannya Ajay sebagai penerima disangka telah melanggar pasal 12 huruf a atau b atau pasal
11 dan atau pasal 12 huruf B undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan
tindak pidana korupsi Sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001
tentang perubahan atas undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak
pidana korupsi

5
Sedangkan Hutama sebagai pemberi disangkakan telah melanggar pasal 5 ayat 1 huruf a
atau b atau pasal 13 undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi Sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang
perubahan atas undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi. 

BAB III
6
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan atas pembahasan di atas dan dari rumusan masalah, maka dapat disimpulkan
bahwa korupsi merupakan tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan
kekuasaannya guna mengeruk keuntungan pribadi atau kelompok dan sangat merugikan
kepentingan umum dan sangat bertentangan dengan normanorma yang berlaku. Bentuk-bentuk
korupsi yang terjadi adalah penyelewengan dana-dana atau keuangan Negara sehingga dapat
merugikan rakyat seperti skandal Bank Century, korupsi BNI dan BRI yang temasuk juga
didalamnya Kementerian Agama serta korupsi-korupsi terjadi pada tingkat daerah yaitu provinsi,
yang menyebabkan terjadinya korupsi adalah faktor kekayaan atau faktor motif pelaku yang
mempunyai motif serakah dan tidak puas, serta lemahnya control Negara, perlakuan hukum yang
berbeda, dan ringannya sanksi hukum. Dari berbagai kejadian korupsi tersebut maka tingkat
korupsi di Negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini termasuk Negara yang paling tinggi
korupsinya di dunia. Meskipun berbagai macam upaya yang dilakukan oleh pemerintah namun,
semua itu belum membuahkan hasil yang memuaskan. Padahal upaya pemberantasan korupsi ini
dimulai sejak era Bung Karno sampai sekarang, tetapi seakan-akan korupsi ini bagaikan penyakit
dan virus HIV/AID yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Dalam hal ini adalah korupsi
yang akan melemahkan pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Pemberantasan korupsi dapat
dilakukan secara tuntas menurut H. Ismail Yusanto menyatakan bahwa terdapat enam langkah
dalam pemberantasan korupsi yaitu; pertama: sistem penggajian yang layak; kedua: larangan
menerima suap dan hadiah; ketiga: perhitungan kekayaan; keempat: teladan pemimpin; kelima:
hukuman setimpal; keenam: Pengawasan masyarakat. Selain enam poin tersebut, pemberantasan
korupsi harus melibatkan semua pilar masyarakat. Karena itu, korupsi akan lebih efektif
diberantas bila pada tiga pilar tersebut dilakukan langkah-langkah yang terpadu.
Pertama kita harus meyakini bahwa sebagian besar individu sebenarnya mempunyai sifat
yang baik, karena Allah telah meniupkan sifat-sifat Agungnya semenjak dia berada di dalam
rahim. Tentu saja dalam hal ini koruptor, itu merupakan pengaruh eksternal yang telah
mengaburkan sifat-sifat baik tersebut. Yang paling utama disini adalah pembentukan tiga pilar
yaitu pendidikan, lingkungan dan media. Tiga hal yang akan membangun suatu budaya. Untuk
itu, agar tercipta budaya anti korupsi maka ketiga faktor eksternal tersebut harus dikondisikan
agar masyarakat tidak berprilaku korupsi, yang akhirnya akan menjadi faktor-faktor pencegahan
atau pemberantasan korupsi. Namun strategi individu dan Kultural terkadang masih belum cukup
juga. Korupsi ada juga yang terjadi karena aturanaturan main yang salah. Untuk itu, harus
dilakukan upaya-upaya merubah aturan yang dapat mencegah korupsi termasuk aturan
memberantas korupsi setelah terjadi. Perhitungan kekayaan pejabat baik sebelum maupun setelah
menjabat adalah satu ide yang baik. Kalau ada peningkatan yang tidak wajar dan tidak bisa
dijelaskan, harta itu dapat disita untuk Negara atau yang bersangkutan dipidana.
Adapun saran yang dapat disampaikan didalam makalah ini adalah hendaknya
pemerintah lebih meningkatkan kontrol terhadap lembaga-lembaga yang ada dan lebih
menekankan sifat yang independen, kemudian ikut sertakan masyarakat untuk mengontrol
jalannya pemerintahan, bisa diwakilkan dengan pembuatan kelompok atau organisasi yang

7
sifatnya independen yang anggotanya berasal dari masyarakat, para aktivis dan mahasiswa.
Hendaknya juga agar pemerintah melakukan penegakan hukum secara konsisten dan sesuai
dengan tingkat pidana yang dilakukan oleh pelaku serta pemerintah juga harus berlaku secara
independen tidak memihak siapapun dan tidak pandang bulu. Tidak hanya itu, pemerintah juga
harus melihat kedepannya agar sifat-sifat korup ini tidak menurun ke anak cucu, maka bentuklah
watak bangsa mulai dari sekarang menjadi mental yang baik dan bertanggung jawab dalam
segala hal baik secara moral maupun kelakuan. Tentunya melalui pendidikan dan sikap
keteladanan dari pada pemimpin yang menjadi tombak utama sebagai cerminan dari pemerintah
terhadap generasi penerus.
B. Saran
Beberapa cara penanggulangan korupsi
1. Adanya kesadaran rakyat untuk ikut memikul tanggung jawab guna melakukan partisipasi
politik dan kontrol sosial dengan bersifat acuh tak acuh.
2. Menanamkan aspirasi Nasional yang positif, yaitu mengutamakan kepentingan Nasional.
3. Para pemimpin dan pejabat memberikan teladan, memberantas dan menindak korupsi.
4. Adanya sanksi dan kekuatan untuk menindak, memberantas dan menghukum tindak korupsi.
5. Reorganisasi dan rasionalisasi dari organisasi pemerintah, melalui penyederhanaan jumlah
Kementerian beserta jawatan dibawahnya.
6. Adanya sistem penerimaan pegawai yang berdasarkan “achievement” dan bukan berdasarkan
sistem “ascription”.
7. Adanya kebutuhan Pegawai Negeri yang non-politik demi kelancaran administrasi pemerintah.
8. Menciptakan aparatur pemerintah yang jujur
9. Sistem budget dikelola oleh pejabat-pejabat yang mempunyai tanggung jawab etis tinggi,
dibarengi sistem kontrol yang efisien.
10. Herregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan perorangan yang mencolok dengan
pengenaan pajak yang tinggi.

C. DAFTAR PUSTAKA

8
1. https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-
131027445/kronologis-lengkap-ott-wali-kota-cimahi-ajay-muhammad-
priatna-yang-minta-jatah-rp32-m?page=2
2. https://www.liputan6.com/news/read/4420224/kpk-tetapkan-wali-kota-
cimahi-ajay-muhammad-priatna-tersangka-korupsi
3. file:///C:/Users/asus/Downloads/makalah%20fik%20tinggal%20kirim
%20ke%20OSF.pdf
4. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210407182401-12-
627161/kasus-suap-proyek-rs-wali-kota-cimahi-ajay-segera-disidang
5. https://kabar24.bisnis.com/read/20210201/16/1350540/kasus-suap-wali-
kota-cimahi-kpk-panggil-10-saksi
6. https://nasional.tempo.co/read/1473644/ini-penjelasan-kepala-bkn-soal-
hasil-twk-masuk-kategori-rahasia-negara

Anda mungkin juga menyukai