Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN BIOPROSES DI NEGARA


FINLANDIA, JEPANG, DAN INDONESIA
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS TEKNIK BIOPROSES
DOSEN PENGAMPU : Dewi Wahyuningtyas, S.T., M.Eng.

Disusun oleh :
Tegar Akbarul Bahar 201014007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BIOPROSES


JURUSAN TEKNIK KIMIA
IST AKPRIND YOGYAKARTA
2021
DAFTAR ISI

Cover
Daftar isi.......................................................................................................................................II
Daftar gamabar...........................................................................................................................III
Kata pengantar............................................................................................................................IV
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
Bab II Pembahasan
A. Sejarah perkembangan Teknik Bioproses pada bidang Bioetanol di Negara
Indonesia..........................................................................................................................2
B. Sejarah perkembangan Teknik Bioproses pada bidang Bioetanol di Negara Jepang.......3
C. Sejarah perkembangan Teknik Bioproses pada bidang Bioetanol di Negara
Finlandia..........................................................................................................................5
Daftar Pustaka.............................................................................................................................6

II
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1..................................................................................................................................................3
GAMBAR 2..................................................................................................................................................5

III
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan.
Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun sehat akal dan pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Konsep Pendidikan Agama
Islam dengan judul “SEJARAH PERKEMBANGAN BIOPROSES DI NEGARA FINLANDIA,
JEPANG, DAN INDONESIA”.Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen
Pengampu mata kuliah Teknik Bioproses, yaitu Dewi Wahyuningtyas, S.T., M.Eng., yang telah
memberikan ilmu Teknik Bioproses.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik
yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian
kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu
penyusunan dan membaca makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb

Semarang, 21 September 2021

Penulis

IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioproses merupakan proses yang memanfaatkan organisme untuk menghasilkan suatu
produk. Teknologi Bioproses memiliki peran penting dalam bidang industri, pada industri
pangan misalnya keju, yougurt. Demikian juga pada bida industri non pangan misalnya seperti
bioetanol,biodiesel dan lain-lain. Selain itu di bidang lingkungan, pemanfaat teknologi bioproses
untuk pengolahan limbah dan bioremediasi. Oleh karena itu, penguasaan terhadap Trknologi
Bioproses merupakan hal yang mutlak saat ini karena perannya yang luar biasa di berbagai
industri terutama industri berbasis bioteknologi.
Peran utama pada bioproses adalah mikroba, artinya kesuksesan atau kegagalan dari
suatu bioproses dalam menghasilkan produk yang optimal adalah terletak pada kinerja yang
tinggi maka efisensi bioproses akan tercapai dan yield produk akan tinggi. Sebaliknya, apabila
kinerja mikroba rendah maka akan berdampak pada rendahnya efisiensi bioproses. Optimasi
lingkungan meliputi kebutuhan mikroba terhadap nitrusi (sumber karbon, mineral, vitamin dll),
pH, suhu, dan aerasi. Masing-masing mikroba memiliki kenutuhan lingkungan yang berbeda
karena mereka memilik karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, optimasi kondisis
lingkungan sangat penting untuk dilakukan sebgai upaya untuk mendapatkan kinerja mikroba
yang optimal selama bioproses/fermentasi. Pada masa sekarang ini perkembangan Teknologi
Bioproses sudah sangat maju dan di berbagai negara sudah mengembangkan bioproses ini
menjadi peranan penting bagi kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas serta untuk membatasi permasalahan yang
dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah Bioprosesdi Negara Indonesia?
2. Bagaimana sejarah Bioproses di Negara Jepang?
3. Bagaimana sejaah Bioproses di Negara Finlandia?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah perkembangan Teknik Bioproses di Negra Indonesia
2. Mengetahui sejarah perkembangan Teknik Bioproses di Negara Jepang
3. Mengetahui sejarah perkembangan Teknik Bioproses di Negara Finlandia

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah perkembangan Teknik Bioproses pada bidang Bioetanol di
Negara Indonesia
Di Indonesia, program pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor dilakukan untuk mendorong substitusi BBM, mengurangi impor BBM, dan
mengurangi polusi udara sebenarnya telah dikaji sejak 1980. Namun, rendahnya harga
BBM dan mening- katnya harga bahan baku etanol generasi satu saat itu menyebabkan
program pemanfaatan campuran etanol untuk bahan bakar ken- daraan bermotor di
Indonesia mengalami banyak hambatan. Dalam perkembangannya, kondisi tersebut
berubah seiring dengan diha- pusnya subsidi BBM secara bertahap dan meningkatnya
kesadaran akan terbatasnya cadangan minyak Indonesia.
Selain itu, komitmen dunia akan bahaya pemanasan global pun semakin
meningkat. Bioetanol diyakini berpotensi besar untuk menjadi bahan bakar pengganti
BBM. Rencana jangka panjang pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar di Indonesia
tertuang dalam Rencana Bauran Energi 2025 dan Instruksi Presiden untuk Pemanfaatan
Bahan Bakar Nabati (BBN) (PerPres No. 5/2006). Berdasarkan agenda riset nasional,
target penelitian dan pengembangan bioetanol tahun 2025 adalah dikuasainya teknologi
proses, engineering design (de- sain teknik) dan pembangunan pabrik high/superior-
performance bioethanol (bioetanol dengan konsentrasi tinggi), produksi bahan bakar
bioetanol dengan bahan baku lignoselulosa dari hasil sam- ping tanaman, dan produksi
bahan bakar etanol secara tepat guna pada skala kecil dan menengah.
Pada 2006–2009, pengujian bioetanol untuk bahan bakar kendaraan bermotor
pernah dilakukan. Campuran yang digunakan sebagai bahan bakar dalam pengujian
tersebut adalah campuran 95% BBM dengan 5% etanol atau disebut E5 (PT Pertamina,
2011). Namun karena tidak cukupnya suplai etanol anhydrous, Pertamina tidak dapat
melakukan pendistribusian biopremium ini. Dalam perkembangannya, pencampuran
bioetanol dengan BBM yang menggunakan komposisi E5 bahkan terhenti sama sekali
sejak 2010.
Sebenarnya bioetanol tidak hanya digunakan dalam pen- campuran BBM untuk
bahan bakar. Bioetanol juga diprogramkan sebagai pengganti minyak tanah (kerosen)
atau disebut Program minyak tanah dari etanol (Mitanol) (Sudiyani, 2015). Program Mi-
tanol ditujukan pada daerah yang sulit mendapatkan bahan bakar minyak tanah. Pulau
Sulawesi di Indonesia Timur merupakan sentra tanaman aren untuk produksi arak
(etanol) sebagai minum keras.
Pada periode 2010–2017, penggunaan bioetanol di dalam ne- geri sangat kecil,
dan produk bioetanol dari Indonesia lebih banyak untuk kebutuhan ekspor. Hal ini juga
karena harga bioetanol di negara tujuan ekspor jauh lebih tinggi daripada di dalam negeri
(Ulum, 2014). Pada 2017, pemerintah berencana menggunakan kembali bioetanol sebagai
campuran BBM mulai Januari 2018 (Purwanto, 2017). Mengingat dorongan dan
tantangan tersebut, sudah selayaknya penelitian pengembangan sumber energi alternatif
bioetanol un- tuk sektor transportasi di Indonesia dikembangkan lagi. Namun,

2
pengembangan ini juga harus memperhitungkan kekurangan dan keberhasilan penelitian
terdahulu.
B. Sejarah perkembangan Teknik Bioproses pada bidang Bioetanol di
Negara Jepang

GAMBAR 1

Teknik Bioproses sering andil dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya
adalah dalam bidang pangan. Dalam bidang ini Negara Jepang memiliki berbagai
makanan yang sering menggunakan Teknik Bioproses yaitu dengan cara fermentasi.
Makanan ini sangat terkenal di Negara Jepang yaitu makanan Natto. Nattō (納豆) adalah
makanan tradisional Jepang yang terbuat dari biji kedelai yang difermentasi
dengan Bacillus subtilis, biasanya dimakan untuk sarapan. Sebagai
sumber protein dan probiotika yang kaya, nattō dan miso dulunya merupakan sumber gizi
utama pada zaman feodal di Jepang.
Tidak semua orang menyukai makan nattō karena tidak menyukai bau dan
aromanya yang kuat, atau teksturnya yang licin. Di Jepang, nattō paling disukai oleh
orang Nattō biasanya dimakan dengan nasi hangat, dicampur dengan kecap asin. di
wilayah timur, termasuk wilayah Kanto, Tohoku, dan Hokkaido.
Di Hokkaido dan Tohoku utara, nattō disajikan dengan gula. Nattō juga digunakan untuk
makanan lain, misalnya nattō sushi, nattō toast, dalam sup miso, salad, okonomiyaki,
dengan spaghetti, atau digoreng. Nattō yang dikeringkan dapat dimakan sebagai makanan
ringan. Selain itu juga ada es krim nattō.
Terdapat banyak legenda yang menceritakan mengenai asal mula natto di Jepang,
namun belum dapat dipastikan mengenai asal mula natto. Legenda yang paling terkenal
mengenai asal mula natto adalah legenda Hachimantaro Yoshiie, seorang tentara yang
diminta untuk pergi ke wilayah Oshu untuk menaklukkan daerah tersebut. Pada saat
memasak kedelai, secara tiba – tiba Hachimantaro Yoshiie diserang dan dengan segera
melarikan diri dengan memasukkan kedelai yang telah dimasak ke dalam tas jerami
(tawara) dan diletakkan di punggung kuda.
Pada keesokan harinya saat dibuka, tas jerami yang berisi kedelai yang telah
dimasak tersebut mengeluarkan aroma khas yang tajam dan memiliki zat kental. Setelah
mencoba untuk mekananya ternyata Hachimantaro Yoshiie menyukai rasa yang
dihasilkan oleh natto. Kemudian pada saat perang usai dan hendak pulang kembali ke
Kyoto, Hachimantaro Yoshiie mengajarkan cara membuat natto kepada para petani dan

3
setiap orang yang ditemuinya saat perjalanan pulang. Selain legenda tersebut, awal mula
natto menurut Nakao adalah berasal dari provinsi Yunnan di China. Pendapat yang
dikeluarkan oleh Nakao berasal dari teori triangle of natto, dimana pusat dari puncak
segitiga tersebut adalah Yunnan di Cina, sedangkan Jepang adalah daerah terluar dari
segitiga tersebut. Terdapat pula yang menyatakan bahwa natto sudah ada dan telah
dikonsumsi di Jepang sejak zaman Yayoi. Hal ini dikarenakan telah ditemukannya
arkeologi kedelai hangus yang diperkirakan berasal dari zaman Yayoi.
Selain mengalami perkembangan dalam jenis – jenisnya, natto juga mengalami
perkembangan dalam cara memproduksinya. Dahulu, natto hanya diproduksi oleh petani
dan pabrik – pabrik dengan skala yang kecil yang hanya diproduksi pada saat musim
dingin di wilayah – wilayah tertentu saja. Namun, saat ini, natto telah berubah menjadi
produk yang dapat dikonsumsi kapan saja selama satu tahun penuh dan diproduksi
dengan pabrik skala besar yang menggunakan mesin-mesin otomatis yang canggih, natto
juga tidak hanya dipasarkan di Jepang, namun juga di luar Jepang. Pengemasan natto saat
ini juga mengalami perkembangan.pada awalnya natto hanya dikemas dengan
menggunakan jerami, namun saat ini kemasan natto lebih beragam, dengan berbagai
macam bentuk seperti perahu, kotak persegi, gelas kertas, dan sebagainya. Sejalan
dengan perkembangan yang berlangsung, konsumsi orang Jepang terhadap natto juga
meningkat seiring dengan kesadaran akan kesehatan, dan penelitian yang dilakukan
mengenai manfaat yang didapat dari mengonsumsi natto

4
C. Sejarah perkembangan Teknik Bioproses pada bidang Bioetanol di
Negara Finlandia

GAMBAR 2

Teknik Bioproses sering andil dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya
adalah dalam bidang pangan. Dalam bidang ini Negara Jepang memiliki berbagai
makanan yang sering menggunakan Teknik Bioproses yaitu dengan cara fermentasi.
Makanan ini sangat terkenal di Negara Finlandia yaitu makanan Viili.
Viili (Finlandia) adalah produk susu fermentasi mesofilik yang ditemukan di negara-
negara Nordik , khususnya Finlandia . Viili mirip dengan yoghurt atau kefir , tetapi jika tidak
dicampur, teksturnya dapat ditempa, atau "panjang". Metabolisme bakteri yang digunakan
dalam fermentasi juga memberikan viili rasa yang sedikit berbeda.Camilan susu berbudaya
ini menyerupai yoghurt dan merupakan hasil kerja mikroba asam laktat (BAL)
dan jamur seperti ragi yang tumbuh di permukaan Geotrichum candidum hadir dalam susu,
yang membentuk permukaan seperti beludru pada viili. Selain itu, sebagian besar kultur viili
tradisional juga mengandung galur ragi seperti Kluveromyces marxianus dan Pichia
fermentans . Bakteri asam laktat yang diidentifikasi dalam viili termasuk Lactococcus
lactis subsp yang memproduksi asam . lactis Dan L. l. cremorisserta penghasil aroma L.
lactis subsp. laktis biovar diacetylactis dan Leuconostoc mesenteroides . Di antara galur LAB
mesofilik itu, Lc. laktis subsp. cremoris menghasilkan heteropolisakarida yang mengandung
fosfat , bernama viilian. Viilian mirip dengan kefiran yang diproduksi oleh biji kefir .
 Produksi eksopolisakarida (EPS) oleh galur tersebut membentuk karakter konsistensi
viili dan diklaim memiliki berbagai manfaat fungsional terhadap sifat reologi produk susu dan
potensi peningkatan kesehatan.Dalam praktik modern, pasteurisasi susu digunakan,
fermentasi dilakukan di pabrik susu dalam kondisi terkontrol menggunakan kultur yang
ditanam di laboratorium dan produk dijual segar. Viili banyak tersedia di Finlandia di toko
kelontong dalam beberapa varian.Beberapa varian produk susu fermentasi ditemukan di
Western Finland dan Swedia, seperti filmjölk ("susu viili") atau långfil ("viili panjang"), yang
bervariasi dalam konsistensi dan fermentasi. Di Norwegia, filmjölk biasanya diberi nama
"kulturmelk" ("susu berbudaya") atau "surmelk" ("susu asam"), sedangkan di Gotland dan
Islandia, nama "skyr" digunakan untuk menyebut varian yoghurt fermentasi.Krim viili
(Finlandia: kermaviili ) dibuat dari krim sebagai pengganti susu, dan digunakan dalam
masakan seperti krim asam , atau dengan dill , daun bawang dan rempah-rempah lainnya
sebagai saus dingin untuk ikan, atau sebagai saus dasar celup.

5
Daftar Pustaka
1) file:///C:/Users/asus/Downloads/sejarah%20bioetanol%20(1).pdf
2) https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Viili?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=nui,sc
3) https://id.wikipedia.org/wiki/Natt%C5%8D
4) http://repository.unsada.ac.id/778/3/Bab%20IV.pdf

Anda mungkin juga menyukai