Anda di halaman 1dari 39

PEMANFAATAN REBUNG SEBAGAI BIOETANOL

DENGAN MENGGUNAKAN METODE


FERMENTASI DAN DESTILASI
Bidang ilmu : Sains

Diusulkan oleh :
Tri Margo Putra (9997634943)
Fitri Dwi Rahmatulaini (0007177907)
Angle Kitt Clearn (9992862343)

PEMERINTAH KOTA BENGKULU


DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
SMAN 2 AKREDITASI A
TAHUN 2018

1
2
PEMANFAATAN REBUNG SEBAGAI BIOETANOL
DENGAN MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI DAN DESTILASI
Penulis 1 :Tri Margo Putra, Penulis 2 :Fitri Dwi Rahmatulaini, Penulis 3 :Angle
Kitt Clearn
SMA Negeri 2 Bengkulu
Jl.Mahoni No, 14, Bengkulu

ABSTRAK
Kebutuhan BBM semakin meningkat berbanding terbalik dengan produksi
minyak. Minyak bumi menempati proposi terbesar, yaitu mencapai 54,4% disusul
gas bumi 26,5%. Sisanya 14,4% batu bara, 3,4% tenaga air, 1,4% panas bumi, dan
lainnya hanya 0,2%. Solusi dari semua masalah ini adalah pengembangan Bahan
Bakar Nabati (BBN) alternatif BBM. Bioetanol memiliki keunggulan yaitu
mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18 % karena memiliki nilai oktan 92 lebih
tinggi dari premium 88, dapat diperbarui dan biaya produksinya murah. Bioetanol
dapat dibuat dengan bahan baku rebung yang mengandung selulosa dan kesediaan
yang masih melimpah. Selain itu, menghasilkan emisi buang yang ramah
lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kami menggunakan beberapa
metode yaitu metode literatur, metode observasi, metode labolatorium, metode
wawancara langsung, dan metode dokumentasi. Berdasarkan percobaan yang
pernah dilakukan Mulyono et al (2011), metode fermentasi dan destilasi
merupakan metode yang efektif. Pada hasil fermentasi yang mengandung etanol
10%, yang kemudian diproses dengan metode destilasi sederhana pada suhu 79-
82ºC akan dihasilkan etanol dengan kadar 40-45 %. Bioetanol dari bahan baku
rebung dapat menjadi solusi masalah tersebut. Selama ini, masyarakat telah
memanfaatkan rebung sebagai bahan olahan makanan. Agar nilai gunannya
meningkat, rebung dapat diolah menjadi bahan baku bioetanol dengan
menggunakan kedua metode tersebut.
Kata Kunci: Rebung, Bioetanol, Fermentasi, Destilasi

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
dan kasih-Nya, penulis berhasil menyelesaikan karya tulis ini dengan judul
Pemanfaatan Rebung Sebagai Bioetanol dengan Menggunakan Metode
Fermentasi dan Destilasi tepat pada waktunya. Dalam karya tulis ini, kami
membahas tentang pemanfaatan rebung sebagai bioetanol dengan menggunakan
metode fermentasi dan destilasi. Proses penyusunan karya tulis ini melibatkan
banyak pihak terkait. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan
dan bantuan yang diberikan dengan tulus kepada :
1. Bapak Dr. Bihanudin, S.Pd., M.Pd. selaku kepala SMA Negeri 2 Kota
Bengkulu.
2. Ibu Rita Meilyshatriani, S.Pd. selaku guru kimia sekaligus pembimbing
penulisan karya tulis ilmiah.
3. Penjaga Laboratorium SMA Negeri 2 Kota Bengkulu
4. Dinas Kesehatan kota Bengkulu
5. Narasumber yang turut ambil bagian dalam proses penelitian.
6. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil dan moril.
7. Teman-teman pengembangan diri Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA
Negeri 2 Kota Bengkulu yang telah mendukung dan memotivasi penulis.

8. Semua pihak yang telah mendukung.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan karya tulis ini dan dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Bengkulu, 8 Februari 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................i

4
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii
Abstrak....................................................................................................................iii
Kata Pengantar........................................................................................................iv
Daftar Isi..................................................................................................................v
Bab I Pendahuluan...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................3
Bab II Landasan Teori..............................................................................................4
2.1 Pendeskripsian Bioetanol...............................................................................4
2.2 Pendeskripsian Rebung..................................................................................4
2.3 Pendeskripsian Selulosa.................................................................................5
2.4 Pendeskripsian Fermentasi.............................................................................5
2.5 Pendeskripsian Destilasi.................................................................................6
Bab III Metode Penelitian........................................................................................9
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian........................................................................9
3.2 Metode Penelitian...........................................................................................9
3.3 Alat Dan Bahan Penelitian...........................................................................10
3.4 Cara Kerja Atau Prosedur Penelitian............................................................11
3.5 Instrumen Penelitian.....................................................................................12
3.6 Hipotesis.......................................................................................................12
Bab IV Hasil dan Pembahasan...............................................................................13
4.1 Hasil Penelitian........................................................................................13
4.2 Pembahasan.............................................................................................17
4.3 Pengujian Hipotesis.................................................................................18
4.4 Temuan....................................................................................................20
Bab V Kesimpulan dan Saran................................................................................21
5.1 Kesimpulan...................................................................................................21
5.2 Saran.............................................................................................................21
Daftar Pustaka........................................................................................................22
Lampiran................................................................................................................24

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebutuhan BBM yang semakin meningkat berbanding terbalik dengan


produksi minyak. Minyak bumi menempati proposi terbesar, yaitu mencapai
54,4% disusul gas bumi 26,5%.Sisanya,14,4% batu bara, 3,4% tenaga air,
1,4% panas bumi dan lainnya hanya 0,2%. Dalam peraturan menteri ESDM
terdapat pasal-pasal yang mengarah pada penyediaan dan pemanfaatan
bahan bakar nabati untuk menjaga ketahanan energi Indonesia.

Solusi dari semua masalah ini adalah pengembangan Bahan Bakar


Nabati alternatife BBM. Pemerintah harus memberi perhatian khusus pada
pengembangan sumber energi bahan bakar alternatif ramah lingkungan ini.
BBN terdiri dari biodiesel, bioetanol dan biogas. Untuk menyelesikan
masalah premium yang mahal, kelangkaan dan kepunahannya kelak di
Kalbar maka dapat diganti dengan bioetanol. Bioetanol adalah etanol yang
dibuat dari biomassa (tanaman) melalui proses biologi (enzimatik atau
fermentasi) (Mulyono et al., 2011). Bioetanol merupakan bahan bakar yang
seharusnya diprogramkan Pemerintah Republik Indonesia yang dapat
menggantikan premium. Bioetanol memiliki beberapa keunggulan yaitu,
mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18 % karena memiliki nilai oktan 92
lebih tinggi dari premium 88, dapat diperbarukan dan biaya produksinya
tergolong murah.

Sekarang diperlukan inovasi energi terbaru yaitu bioetanol dengan


bahan baku yang mengandung selulosa dan kesediaan yang masih
melimpah. Selain itu menghasilkan emisi buang yang lebih ramah
lingkungan. Bioetanol dari bahan baku rebung yang mengandung selulosa
dapat menjadi solusi masalah tersebut. Selama ini, masyarakat telah
memanfaatkan rebung sebagai bahan olahan makanan. Agar nilai gunannya
meningkat, rebung dapat diolah menjadi bahan baku bioetanol dengan
menggunakan metode fermentasi dan destilasi.

1
Berdasarkan percobaan yang pernah dilakukan Mulyono et al (2011),
metode fermentasi dan destilasi merupakan metode yang efektif. Pada hasil
fermentasi yang mengandung etanol 10 %, yang kemudian diproses dengan
metode destilasi sederhana pada suhu 79-82º C akan dihasilkan etanol
dengan kadar 40-45 %. Berdasarkan ulasan diatas. Maka, penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Rebung Sebagai
Bioetanol dengan Menggunakan Metode Fermentasi dan Distelasi”

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja kandungan yang terdapat dalam rebung?

2. Bagaimana langkah-langkah pembuatan bietanol menggunakan metode


fermentasi dan distelasi?

3. Bagaimana hasil dari pemanfaatan rebung sebagai bieotanol?

4. Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat Padang Guci tentang


Rebung?

1.3 Tujuan Penelitian


Dalam penulisan ini ada beberapa tujuan yang ingin didapat, antara lain :
1.2.1 Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui kandungan rebung sebagai bioetanol.

2. Untuk mengetahui alat dan bahan dari dari pemanfaatan rebung


sebagai bioetanol.

3. Untuk mengetahui mekanisme dari pemanfaatan rebung


sebagai bioetanol.

4. Untuk mengetahui hasil dari pemanfaatan rebung sebagai


bioetanol.

1.2.2 Tujuan Khusus

2
1. Untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah HIMAMIA FKIP
UNIB Se-Sumbagsel Tahun 2018 yang diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Kimia Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu.

2. Agar dapat digunakan oleh khalayak yang ingin mengetahui


tentang pemanfaatan rebung sebagai bioetanol menggunakan
metode fermentasi dan destilasi.

1.4 Manfaat Penelitian


Dalam penulisan ini ada beberapa kegunaan yang ingin didapat, antara lain:
1. Untuk meningkatkan nilai guna rebung sehingga bisa memiliki nilai
ekonomis yang lebih tinggi yaitu sebagai bioetanol.
2. Untuk menciptakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan
mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang tidak dapat
diperbaharui.
3. Agar terciptanya pengembangan teknologi dan transportasi yang
menggunakan bahan bakar bioetanol.

3
BAB II
Landasan Teori
Tinjauan teori atau tinjauan pustaka membahas teori terbaru yang yang
berhubungan dengan ulasan-ulasan artikel atau jurnal, buku-buku, dan sumber-
sumber ilmiah lainya seperti tesis, disertasi serta naskah yang donferensi bersifat
relevan dengan pokok permasalahan yang diteliti (Deakin University, 2009).
Sehingga apa yang kita buat akan menjadi lebih terarah dan mempunyai sifat
keilmiahan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2.1 Pendeskripsian Bioetanol

Bioetanol (C2H5OH) merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai


bahan bakal alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya yang
terbarukan. Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang diolah dari
tumbuhan yang memiliki keunggulan karena mampu menurunkan emisi
CO2 hingga 18%. Bioetanol dapat diproduksi dari berbagai bahan baku yang
banyak terdapat di Indonesia, sehingga sangat potensial untuk diolah dan
dikembangkan karena bahan bakunya sangat dikenal masyarakat. Etanol
disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja.
Etanol memiliki rumus C2H5OH merupakan cairan yang mudah
menguap, jernih, tidak berwarna. Bau etanol khas dan menyebabkan rasa
terbakar pada lidah. Atanol mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan
mendidih pada suhu 78o. Etanol bercampur dengan air dan praktis
bercampur dengan semua pelarut organik (Depkes RI, 1995)

Struktur Etanol (Riswiyanto, 2009)

2.2 Pendeskripsian Rebung


Rebung adalah tunas muda yang tumbuh dari akar bambu. Rebung
memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan dua belas asam amino penting
yang sangat diperlukan oleh tubuh. (Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas). Kandungan yang dimiliki rebung adalah:

4
1. Dalam 100 gram rebung mengandung hanya sekitar 20 kalori.
Kandungan karbohidrat yang ditemukan dalam rebung tidak lebih
dari 3-4 gram.
2. Jumlah gula yang ditemukan dalam rebung hanya sekitar 2,5 gram
per 100 gramnya. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan gula
dalam rebung lebih rendah dari jumlah gula yang ditemukan
dalam manfaat buah-buahan dan manfaat sayuran lain.
3. Dalam setiap 100 gram rebung mengandung kurang dari 0.49
gram lemak. Lemak ini terdiri dari lemak jenuh dan tak jenuh.
Lemak tak jenuh dibutuhkan oleh tubuh untuk mengontrol
penyebaran kolesterol jahat LDL seluruh tubuh.
4. Dalam 100 gram rebung mengandung +/- 2 hingga 2,5 gram
protein. Manfaat protein yang ditemukan dalam rebung terdiri dari
tujuh belas asam amino esensial dan dua asam amino semi
esensial.
5. Rebung juga memiliki kandungan serat yag cukup tinggi. Dalam
100 gran rebung terkandung +/- 6 hingga 8 gram serat alami.
6. Kandungan selulosa yang tinggi dalam rebung yaitu 60 gram
dalam 100 gram rebung.
7. Dalam setiap 100 gram rebung mengandung sejumlah vitamin.

2.3 Pendeskripsian Selulosa

Selulosa adalah molekul yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan


oksigen dan ditemukan dalam struktur selular hampir semua materi
tanaman. Senyawa organik ini, yang dianggap paling melimpah di bumi,
bahkan diekskresikan oleh beberapa bakteri. Selulosa adalah rantai panjang
molekul gula yang dihubungkan.

2.4 Pendeskripsian Fermentasi

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel umum.


Fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik. Akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai

5
respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal. Salah satu produk hasil fermentasi adalah etanol. Berdasarkan
percobaan yang pernah dilakukan (Mulyono et al) pada Tahun 2011 hasil
fermentasi anaerob jerami dengan penambahan ragi dan air bersih selama 7
hari larutan etanol dipanen dengan cara penyaringan menggunakan kain
mori. Fraksi cairan yang merupakan larutan etanol ditampung. Kadar etanol
yang dihasilkan adalah sebanyak 10%.
2.5 Pendeskripsian Destilasi
Destilasi adalah suatu proses penguapan yang diikuti oleh
pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari
campurannya apabila komponen lain memiliki titik didih jauh lebih tinggi
tidak ikut menguap (Ristiyani, 2008).
Dalam teknik destilasi, campuran zat didihkan agar menguap.
Kemudian uap itu didinginkan kembali menjadi cair. Zat bertitik didih lebih
rendah menguap terlebih dahulu. Pada prinsipnya sistem uap langsung
adalah teknik pengukusan. Jadi, bahan baku terendam dalam air dan
dipanaskan. Metode ini termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan masa.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Bahan yang
didestilasikan pada drum pemanasan tidak boleh penuh, melainkan harus
menyediakan sedikitnya 10% ruang kosong dari dari kapasitas penuh drum
pemasakan (Kister, 1992).
Pemisahan dengan cara destilasi berbeda dengan cara penguapan.
Pada pemisahan dengan cara destilasi semua komponen yang terdapat di
dalam campuran bersifat mudah menguap (volatil). Tingkat penguapan
(volatilitas) masing-masing komponen berbeda-beda pada suhu yang sama.
Hal ini akan berakibat bahwa pada suhu tertentu uap yang dihasilkan dari
suatu campuran cairan akan selalu mengandung lebih banyak komponen
yang kurang volatil. Jadi, cairan yang setimbang dengan uapnya pada suhu
tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Pada pemisahan dengan cara
penguapan komponen volatil dipisahkan dengan komponen yang kurang
volatil, karena proses pemanasan. Sebagai contoh pemisahan penguapan
dapat digunakan untuk memisahkan air dari larutan NaCl berair, sedangkan

6
pemisahan dengan cara destilasi diguankan unytuk memisahkan campuran
alkohol dari air (Syukri, 2007)
Suatu larutan pada model destilasi dikatakan ideal apabila larutan
tersebut mengikuti hukum Raoult dan hukum Dalton. Hukum Raoult
menyatakan bahwa tekanan uap pelarut di atas suatu larutan (P A) sama
dengan hasil kali tekanan uap pelarut murni (PAo) dengan fraksi mol dalam
larutan (XA. Rumusnya dapat dituliskan menjadi PA = PAo . XA (Petrucci,
1984). Macam-macam destilasi:
1. Destilasi sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih
komponen cairan berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh
berbeda
2. Destilasi fraksionasi (bertingkat), sama prinsipnya dengan destilasi
sederhana, hanya destilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat
kondensor yang lebih baik sehingga mampu memisahkan dua
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan.
3. Destilasi azeotrop, prinsipnya memisahkan campuran azeotrop
(campuran dua atau lebih komponen yang sulit dipisahkan), biasanya
dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan
azeotrop tersebut atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Destilasi kering, prinsipnya memanaskan material padat untuk
mendapatkan fasa uap dan cairnya. Biasanya digunakan untuk
mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
5. Destilasi vakum, prinsipnya memisahkan dua komponen yang titik
didihnya sangat tinggi, metode yang digunakan adalah dengan
menurunkan tekanan permukaan lebih rendah 1 atm, sehingga titik
didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan
untuk mendestilasinya tidak perlu terlalu tinggi (Van Winkel, 1967).
Teori dasar dari hukum Dalton menyatakan bahwa tekanan campuran
gas pada suhu tetap dalam suatu ruangan sama dengan jumlah tekanan
parsial masing-masing gas dalam ruangan tersebut sehingga rumusnya dapat
dituliskan menjadi :
Ptg =  Ppg.
Ptg adalah tekanan total gas dalam suatu volume dan  Ppg adalah jumlah
tekanan parsial suatu gas dalam suatu volume (Sutresna dkk, 2002).

7
Alat Destilasi Sederhana (Malone, 1994)

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

8
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 04 November 2017
sampai 30 Januari 2018.

2. Tempat Penelitian
1. Laboratorium Kimia SMA Negeri 2 Bengkulu

2. Rumah Peneliti, Jln. Depati Payung Negara V, Rt 01 Rw 01 kel.


Sukarami Kec. Selebar

3. SMA Negeri 2 Bengkulu, jalan Mahoni, No. 11

4. Jln. Raya Air Kering Kec. Padang Guci Hilir Kab. Kaur (tempat
penyebaran angket)

3.2 Metode Penelitian

1. Metode Literatur
Mengambil sumber dari internet dan buku-buku yang relevan.
2. Metode Eksperimen
Kami melakukan eksperimen mengenai pemanfaatan rebung sebagai
bioetanol menggunakan metode fermentasi dan destilasi.
3. Metode Laboratorium
Mengambil hasil data atau bukti yang dikerjakan di Laboratorium
Kimia SMA Negeri 2 Bengkulu.
4. Metode Dokumentasi
Melakukan pengambilan hasil data berupa gambar.
5. Metode Wawancara Langsung
Wawancara langsung kepada masyarakat umum.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian


1. Alat Penelitian
• Toples Plastik Besar
• Pisau
• Elrenmeyer
• Kaki Tiga

9
• Bunsen
• Blender
• Ragi (Saccharomycess cerevisiae)
• Gelas Ukur
• Alkohol Meter
• Labu Destilasi
• Neraca Analog
2. Bahan Penelitian
• 500 gram Rebung
• 100 gram Ragi
• Air Bersih
• Spirtus 230 ml
• Alat pengaduk
• 3 Pasang Kelm dan statif
• Neraca Analog
• Botol Plastik
• Korek Api
• Termometer
• Jam Tangan
• Kain Mori Ukuran 50x50 cm

3.4 Cara Kerja atau Prosedur Penelitian


 Melakukan Proses Fermentasi
Melakukan proses fermentasi yang pertama kali dilakukan yaitu dengan
cara memotong rebung dari hutan bambu dan membersihkannya. Lalu
dipotong menjadi beberapa bagian kecil. Masukkan potongan rebung ke
dalam blender. Blender beberapa saat hingga rebung halus. Masukkan
500 gram rebung halus ke dalam toples plastik dan tambahkan 100
gram ragi kemudian tuangkan 500 ml air bersih lalu tutup rapat toples.
Diamkan selama 7 hari.
 Melakukan Proses Destilasi
Setelah 7 hari fermentasi, hasil fermentasi disaring dengan kain mori.
Kemudian hasil fermentasi didestilasi dengan suhu 780C menggunakan
alat destilasi di labolatorium kimia SMA Negeri 2 Bengkulu. Masukkan
hasil fermentasi sebanyak 100 ml sebagai sempel dari hasil yang

10
dihasilkan dari proses destilasi ke dalam labu destilasi. Lalu,
hubungkan labu destilasi dengan gelas penampung hasi destilasi
menggunakan kondensator yang telah disesuaikan posisinya
menggunakan klem dan statif. Letakkan labu destilasi dan kondensor
pada klem dan statif dan atur ketinggian sesuai ukuran kaki tiga.
Nyalakan bunsen dan uapkan hasil fermentasi. Uap akan mengalir ke
botol lainnya. Hasil destilasi siap diukur.
 Cara Mengukur Hasil
Mengukur hasil dilakukan dengan cara uji labolatorium di labolatorium
pengujian menggunakan alkohol meter dan menghitung jumlah zat
terlarut dalam 100 ml hasil destilasi. Maka akan diketahui kadar etanol
dalam larutan bioetanol.
V1 = volume zat terlarut (L)
V2 = volume zat pelarut (L)
% V = persen volume kadar etanol

11
3.5 Instrumen Penelitian
Berikut adalah daftar pertanyaan wawancara langsung kepada 20
responden mengenai pemanfaatan rebung sebagai bioetanol menggunakan
metode fermentasi dan destilasi.
Daftar pertanyaan wawancara langsung kepada 20 responden
mengenai pemanfaatan rebung sebagai bioetanol menggunakan metode
fermentasi dan destilasi yang ada di Padang Guci.
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Apa yang anda ketahui tentang
rebung?
2. Di mana anda pernah menjumpainya?
3. Menurut Anda bagaimana habitat
rebung?
4. Menurut Anda rebung dapat
dimanfaatkan untuk apa?
5. Apakah Anda tahu apa itu bioetanol?
6. Apakah Anda tahu bahwa rebung bisa
dimanfaatkan sebagai bioetanol?

3.6 Hipotesis
Dalam penelitian ini kami mengemukakan hipotesis bahwa rebung dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan bioetanol untuk penghematan energi.
Hipotesis di atas dikemukakan berdasarkan asumsi:
1. Adanya kandungan rebung sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
bioetanol.

2. Adanya alat dan bahan dari yang digunakan dalam pemanfaatan


rebung sebagai bioetanol.

3. Adanya mekanisme dari pemanfaatan rebung sebagai bioetanol.

4. Adanya hasil dari pemanfaatan rebung sebagai bioetanol.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Kandungan Rebung
Kandungan yang dimiliki rebung adalah:
1. Dalam 100 gram rebung mengandung hanya sekitar 20 kalori.
Kandungan karbohidrat yang ditemukan dalam rebung tidak lebih
dari 3-4 gram.

2. Jumlah gula yang ditemukan dalam rebung hanya sekitar 2,5 gram
per 100 gramnya. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan gula
dalam rebung lebih rendah dari jumlah gula yang ditemukan dalam
manfaat buah-buahan dan manfaat sayuran lain.

3. Dalam setiap 100 gram rebung mengandung kurang dari 0.49 gram
lemak. Lemak ini terdiri dari lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak tak
jenuh dibutuhkan oleh tubuh untuk mengontrol penyebaran
kolesterol jahat LDL seluruh tubuh.

4. Dalam 100 gram rebung mengandung +/- 2 hingga 2,5 gram protein.
Manfaat protein yang ditemukan dalam rebung terdiri dari tujuh
belas asam amino esensial dan dua asam amino semi esensial.

5. Rebung juga memiliki kandungan serat yag cukup tinggi. Dalam 100
gran rebung terkandung +/- 6 hingga 8 gram serat alami.

6. Kandungan selulosa yang tinggi dalam rebung yaitu 60 gram dalam


100 gram rebung.

7. Dalam setiap 100 gram rebung mengandung sejumlah vitamin.

2. Data Alat dan Bahan dari Pemanfaatan Rebung sebagai Bioetanol


 Gelas ukur

Dalam penelitian ini gelas ukur digunakana untuk mengukur


volume air yang digunakan, hasil fermentasi dan hasil destilasi
 Labu Destilasi

Dalam penelitian ini labu destilasi digunakan menampung larutan


fermentasi yang akan didestilasi.

 Pisau

Dalam penelitian ini pisau digunakan untuk memotong rebung.

 Alat pengaduk

Dalam penelitian ini alat pengaduk digunakan untuk mengaduk


larutan fermentasi.

 Kelm dan statif

Dalam penelitian ini klem dan statif digunakan untuk mengatur


ketinggian dan memegang labu destilasi saat dipanaskan.

 Elrenmeyer

Dalam penelitian ini elrenmeyer digunakan untuk menampung


hasil destilasi.

 Kaki Tiga

Dalam penelitian ini kaki tiga digunakan sebagai tungku saat


memanaskan hasil fermentasi.

 Bunsen

Dalam penelitian ini bunsen digunakan untum memanaskan hasil


fermentasi.

 Botol plastik

Dalam penelitian ini botol plastik digunakan sebagai wadah air,


hasil fermentasi, dan hasil destilasi.

 Blender
Dalam penelitian ini blender digunakan untuk menghaluskan
rebung.

 Jam tangan

Dalam penelitian ini jam tangan mengukur waktu destilasi.

 Termometer

Dalam penelitian ini termometer sebagai pengukur suhu saat


destilasi.

 Kamera

Dalam penelitian ini kamera digunakan dokumentasi penelitian.

 Neraca analog

Dalam penelitian ini neraca analog untuk menimbang ragi, dan


rebung.

 Toples plastik besar

Dalam penelitian ini toples plastik besar sebagai wadah pada saat
proses fermentasi.

 Alkohol meter

Dalam penelitian ini alkohol meter digunakan untuk mengukur


kadar etanol hasil destilasi.

 Kain mori

Dalam penelitian ini kain mori untuk menyaring hasil fermentasi


untuk dipisahkan dari residunya.

 Ragi (Saccharomycess cerevisiae)

Dalam penelitian ini ragi digunakan untuk memfermentasikan


rebung.
 Rebung

Dalam penelitian ini rebung digunakan sebagai bahan baku


pembuatan bioetanol.

 Air bersih

Dalam penelitian ini air digunakan untuk mencuci rebung,


penambahan pada proses fermentasi dan mencuci alat setelah
digunakan.

 Korek Api

Dalam penelitian ini digunakan untuk menyalakan bunsen yang


berisi spirtus.

3. Data Tentang Mekanisme Pemanfaatan Rebung sebagai Bioetanol


1. Langkah-langkah Fermentasi
Rebung yang telah dibersihkan, ditimbang dan dihaluskan dengan
blender diinokulasi dengan ragi (Saccharomycess cerevisiae) dan
dimasukkan ke dalam toples plastik besar selama 7 hari, larutan
etanol dipanen dengan cara penyaringan menggunakan kain mori,
fraksi cairan yang merupakan larutan etanol ditampung.
2. Langkah-langkah Destilasi
Siapkan alat destilasi. Sesuaikan ketinggian labu destilasi dengan
kaki tiga dan bunsen menggunakan statif. Hubungkan labu destilasi
dengan kondensator dengan ketinggian yang disesuaikan dengan
statif. Pada ujung kondensator letakkan elrenmeyer sebagai tempat
menampung hasil destilasi yang telah ditempatkan pada statif.
Masukkan cairan fermentasi sebanyak 100 ml kedalam labu destilasi
lalu nyalakan bunsen, pertahankan suhu diangka 780C (angka ini
adalah titik didih penguapan etanol), tunggu beberapa saat etanol
akan keluar dengan sendirinya, biarkan cairan hasil fermentasi
menguap sampai habis menjadi etanol.
4. Data Tentang Hasil dari Pemanfaatan Rebung sebagai Bioetanol
Dari 500 gram rebung dapat diperoleh hasil fermentasi sebanyak
2 Liter dan hasil destilasi 1,1 Liter. Berikut ini perhitungan kadar etanol
dari hasil fermentasi dan destilasi :
 Hasil Fermentasi
Volume zat terlarut
%V = x 100%
Volume zat terlarut+ Volume zat Pelarut
10 mL
%V = x 100%
10 mL+90 mL
%V = 10%
Jadi, kadar etanol pada hasil fermentasi adalah 10%

 Hasil Destilasi
Volume zat terlarut
%V = x 100%
Volume zat terlarut+ Volume zat pelarut
45 mL
%V = x 100%
45 mL+55 mL
%V = 45 %
Jadi, kadar etanol pada hasil destilasi adalah 45%

4.2 Pembahasan
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa rebung memiliki
kandungan yaitu 60 gram selulosa per 100 gram rebung yang paling
berperan dalam pembuatan bioetanol, 20 kalori, karbohidrat 3-4 gram, 2,5
gram glukosa per 100 gramnya. Dalam 100 gram rebung terdapat 0.49 gram
lemak. Lemak ini terdiri dari lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak tak jenuh
dibutuhkan oleh tubuh untuk mengontrol penyebaran kolesterol jahat LDL
seluruh tubuh, +/- 2 hingga 2,5 gram protein. Manfaat protein yang
ditemukan dalam rebung terdiri dari tujuh belas asam amino esensial dan
dua asam amino semi esensial, +/- 6 hingga 8 gram serat alami, dan
mengandung sejumlah vitamin.
Berdasarkan keterangan di atas, diketahui bahwa alat dan bahan
penelitian yang digunakan untuk pemanfaatan rebung sebagai bioetanol
adalah gelas ukur, labu destilasi, pisau, alat pengaduk ,kelm dan statif,
elrenmeyer, kaki tiga, bunsen, botol plastik, blender, jam tangan,
termometer, kamera, neraca analog, toples plastik besar, alkohol meter, kain
mori, ragi (Saccharomycess cerevisiae), rebung, dan air bersih.
Berdasarkan data dan tabel di atas, diketahui bahwa mekanisme dari
pemanfaatan rebung sebagai bioetanol merupakan inovasi baru untuk
meningkatkan nilai guna rebung yang selama ini dimanfaatkan sebagai
sayur lodeh rebung saja oleh masyarakat. Dalam proses pembuatan
bioetanol dilakukan dengan 2 tahap, yaitu tahap fermentasi serta tahap
destilasi dengan keterangan sebagai berikut.
 Langkah-langkah Fermentasi
Rebung yang telah dibersihkan, ditimbang dan dihaluskan dengan
blender diinokulasi dengan ragi (Saccharomycess cerevisiae) dan
dimasukkan ke dalam toples plastik besar selama 7 hari, larutan
etanol dipanen dengan cara penyaringan menggunakan kain mori,
fraksi cairan yang merupakan larutan etanol ditampung.
 Langkah-langkah Destilasi
Siapkan alat destilasi. Sesuaikan ketinggian labu destilasi dengan
kaki tiga dan bunsen menggunakan statif. Hubungkan labu destilasi
dengan kondensator dengan ketinggian yang disesuaikan dengan
statif. Pada ujung kondensatot letakkan elrenmeyer sebagai tempat
menampung hasil destilasi. Masukkan cairan fermentasi sebanyak
100 ml kedalam labu destilasi lalu nyalakan bunsen, pertahankan
suhu diangka 780C (angka ini adalah titik didih penguapan etanol),
tunggu beberapa saat etanol akan keluar dengan sendirinya, biarkan
cairan hasil fermentasi menguap sampai habis menjadi etanol.
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa hasil dari pemanfaatan
rebung sebagai bioetanol adalah dari 500 gram rebung dapat diperoleh hasil
fermentasi sebanyak 900 mL dengan kadar etanol 10% dan hasil destilasi
495 mL dengan kadar etanol 45%.

4.3 Pengujian Hipotesis


Berdasarkan pada data yang ada, maka hipotesis yang disajikan dalam
pendahuluan dapat diterima. Hipotesis itu berbunyi bahwa adanya
kandungan rebung sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bioetanol.
Hipotesis ini dapat dibuktikan oleh data:
“Bahwa rebung memiliki kandungan yaitu 60 gram selulosa per
100 gram rebung yang paling berperan dalam pembuatan bioetanol.
Berdasarkan pada data yang ada, maka hipotesis yang disajikan dalam
pendahuluan dapat diterima.”
Berdasarkan pada data yang ada, maka hipotesis yang disajikan dalam
pendahuluan dapat diterima. Hipotesis itu berbunyi bahwa adanya alat dan
bahan dari yang digunakan dalam pemanfaatan rebung sebagai bioetanol.
Hipotesis ini dapat dibuktikan oleh data:
“Bahwa diketahui bahwa alat dan bahan penelitian yang
digunakan untuk pemanfaatan rebung sebagai bioetanol adalah gelas
ukur, labu destilasi, pisau, alat pengaduk ,kelm dan statif, elrenmeyer,
kaki tiga, bunsen, botol plastik, blender, jam tangan, termometer,
kamera, neraca analog, toples plastik besar, alkohol meter, kain mori,
ragi (Saccharomycess cerevisiae), rebung, air bersih dan korek api.
Berdasarkan pada data yang ada, maka hipotesis yang disajikan dalam
pendahuluan dapat diterima.”
Berdasarkan pada data yang ada, maka hipotesis yang disajikan dalam
pendahuluan dapat diterima. Hipotesis itu berbunyi Adanya mekanisme dari
pemanfaatan rebung sebagai bioetanol.
Hipotesis ini dapat dibuktikan oleh data :
“Bahwa mekanisme dari pemanfaatan rebung sebagai bioetanol
merupakan inovasi baru untuk meningkatkan nilai guna rebung yang
selama ini dimanfaatkan sebagai sayur lodeh rebung saja oleh
masyarakat.”
Dalam proses pembuatan bioetanol dilakukan dengan 2 tahap,
yaitu tahap fermentasi serta tahap destilasi dengan keterangan sebagai
berikut:
 Langkah-langkah Fermentasi
Rebung yang telah dibersihkan, ditimbang dan dihaluskan
dengan blender diinokulasi dengan ragi (Saccharomycess
cerevisiae) dan dimasukkan ke dalam toples plastik besar
selama 7 hari, larutan etanol dipanen dengan cara
penyaringan menggunakan kain mori, fraksi cairan yang
merupakan larutan etanol ditampung.
 Langkah-langkah Destilasi
Siapkan alat destilasi. Sesuaikan ketinggian labu destilasi
dengan kaki tiga dan bunsen menggunakan statif.
Hubungkan labu destilasi dengan kondensator dengan
ketinggian yang disesuaikan dengan statif. Pada ujung
kondensatot letakkan elrenmeyer sebagai tempat
menampung hasil destilasi. Masukkan cairan fermentasi
sebanyak 100 ml kedalam labu destilasi lalu nyalakan
bunsen, pertahankan suhu diangka 780C (angka ini adalah
titik didih penguapan etanol), tunggu beberapa saat etanol
akan keluar dengan sendirinya, biarkan cairan hasil
fermentasi menguap sampai habis menjadi etanol.
Berdasarkan pada data yang ada, maka hipotesis yang
disajikan dalam pendahuluan dapat diterima.
Berdasarkan pada data yang ada, maka hipotesis yang disajikan dalam
pendahuluan dapat diterima. Hipotesis itu berbunyi bahwa adanya hasil dari
pemanfaatan rebung sebagai bioetanol.
Hipotesis ini dapat dibuktikan oleh data:
“Bahwa hasil dari pemanfaatan rebung sebagai bioetanol adalah
dari 500 gram rebung dapat diperoleh hasil fermentasi sebanyak 900
mL dengan kadar etanol 10% dan hasil destilasi 495 mL dengan kadar
etanol 45%.”
Berdasarkan pada data yang ada, maka hipotesis yang disajikan
dalam pendahuluan dapat diterima.

4.4 Temuan
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa fakta baru dan menarik, yaitu:
a. Masyarakat Padang Guci mengenal rebung dengan sebutan
“ghebung”.
b. Ada tebakan Padang Guci yang berbunyi “Tuape nye kecik bebaju,
anye ame lah besak telanjang?” artinya “Apa yang kalau kecil
berbaju, kalau besar telanjang?” yang dimaksud adalah rebung yang
memikiki kulit saat kecil, dan saat menjadi bambu kulitnya terlepas.
c. Ada nasihat Padang Guci yang berbunyi “Njadi Jeme tu dide ndak luk
ghebung, anye luk buluh.” Artinya “Orang itu jangan hidup seperti
rebung yang menjadi bambu.” Maksutnya semakin dewasa semakin
hilang moralnya. Hampir memiliki makna yang sama dengan tebakan
di atas.
d. Meski telah dimanfaatkan sebagai sayur, rebung tidak dijual di pasar
karena persediaan yang masih melimpah dan mudah didapat.
e. Dibawah rebung pada hutan bambu digunakan sebegai sarang semut
hitam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, dapat kita ambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Adanya kandungan yang menyebabkan rebung dapat dimanfaatkan
sebagai bioetanol.
2. Alat dan bahan yang digunakan dalam pemanfaatan rebung sebagai
bioetanol mudah didapat.
3. Cara membuat bioetanol dengan bahan dasar rebung menggunakan
metode fermentasi dan destilasi merupakan cara yang mudah,
sederhana, efektif, efesien, dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Hasil
dari pemanfaatan rebungsebagai bioetanol adalah dari 500 gram
rebung dapat diperoleh hasil fermentasi sebanyak 900 mL dengan
kadar etanol 10% dan hasil destilasi 495 mL dengan kadar etanol 45%.
4. Beberapa warga padang Guci mengenal rebung. Mereka juga
mengetahui habitat dari rebung. Mereka hanya sekadar tahu bahwa
rebung merupakan tunas tumbuhan bambu yang biasanya
dimanfaatkan sebagai olahan sayur. Padahal, rebung memiliki
kandungan selulosa yang dapat digunakan sebagai bioetanol

5.2 Saran

Dengan melihat hasil kesimpulan diatas maka ada beberapa saran dari
peneliti yakni sebagai berikut :
1. Penelitian ini merupakan penelitian awal pemanfaatan rebung sebagai
bioetanol menggunakan metode fermentasi dan destilasi. Semoga
dapat diadakan penelitian dengan metode-metode baru dan membuat
pemanfaatan rebung lebih efisien dan modern.
2. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan
rebung sebagai bioetanol menggunakan metode fermentasi dan
destilasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Desi. 2003. Kamus Besar Bahasa indonesia. Surabaya: Amelia Surabaya
Febijanto, Irhan. 2007. Potensi Biomassa Indonesia Sebagai Bahan Bakar Pengganti Energi
Fosil. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. Vol. 9 No. pp. 65-75.
Flickinger, Tsao MC dan GT Tsao. 1978. Fermentation Substrate From Cellulosic Material.
In Annual Reports on Fermentation Process volume 2. New York: Acedemic Press.
Hirano T, Yoshino G, Adachi M. Doxazosin reduces prevalence of small dense
Idol, Antoni. 2001. Buku Pintar Biologi. Jakarta : Gitamedia Press.
Kinanti Roospitasari. 1992. “Rebung Bambu Berpotensi Ekspor”. Dalam: Trubus. No.267,
Tahun XXIII, Februari, Jakarta.
Kister, H. Z., 1992. Distillation Design. California: Mc Graw-Hill.
Linder, C. Maria. (1985). Nutritional Biochemistry and Metabolism. With Clinical
Application. New york: Elsevier.
Lydia. 1992. “Cara Cepat Penyediaan Bibit Bambu”. Dalam: Trubus. No.277, Tahun XXIII,
Desember, Jakarta.
Malone, Leo J.1994. Basic Concepts of Chemistry. Chichester : John Wiley & Sons.

Mathilda, B.Widianta. 1991. Metode Kultur Jaringan Tanaman. ITB. Bandung.


Maudy E. 1992. “Mengenal Berbagai Jenis Bambu”. Dalam: Trubus. No.269, Tahun XXIII,
April, Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Racman, A. 1989. Pengantar Teknologi Fermentasi. PAU-IPB. Bogor.
Ristiyani, Janik. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Yogyakarta: Laboratorium
UIN Sunan Kalijaga.
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Sutresna, Nana , dkk. 2002. Panduan Menguasai Kimia 1. Jakarta: Ganeca Exact.
Syukri. 2007. Kimia Dasar 2. Bandung: Penerbit ITB.
Tjahjono, A. E dan M. A. Yudiarto. 2007. Pemilihan Bahan Baku dan Teknologi Pengolahan
Bioetanol Skala Kecil dan Industri. Jakarta: Trubus.
Van Winkel, M. 1967. Destillation. New York: McGraw-Hill.
Widjaja, Kadjeng, dkk. 2011. Petunjuk Praktikum Metode Pemisahan. Bukit-Jimbaran:
Udayana University Press.
Kurniawan Edi dan Dominius Angga. 2013. Jerami Padi (Oryza sativa) Penghasil Bahan
Bakar Nabati (BBN) Terbarukan sebagai Solusi Alternatif Bahan Bakar Minyak untuk
Membangun Kalimantan Barat yang Mandiri dan Bebas Emisi.
http://dokteranggadominius.wordpress.com [10 Januari 2018]
Yaparto Mikhael Aprlian. 2016. Proses Pembuatan Bioetanol. http:// googleweblight.com/ ?
lite_url= http://m.bontang.prokal.co/ read/ news/ 9128 -proses-pembuatan-
bioetanol.html &ei=g8h9Yiq7&lc=id-ID&s=1&m=561&host
=www.google.co.id&ts=1490788240&sig=
AJsQQ1BI0EMizd2X31g1tM1U2fhHQ_hnVw [20 januari 2018]
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara langsung kepada 20 responden mengenai pemanfaatan rebung sebagai
bioetanol menggunakan metode fermentasi dan destilasi.
No Pertanyaan Jawaban
.
1. Apa yang anda ketahui tentang rebung? Tunas tumbuhan bambu.
2. Di mana anda pernah menjumpainya? Di bagian bawah hutan
bambu.
3. Menurut Anda bagaimana habitat Di hutan bambu.
rebung?
4. Menurut Anda rebung dapat Biasanya rebung
dimanfaatkan untuk apa? dimanfaatkan sebagai
sayur lodeh rebung.
5. Apakah Anda tahu apa itu bioetanol? Tidak tahu.
6. Apakah Anda tahu bahwa rebung bisa Tidak tahu.
dimanfaatkan sebagai bioetanol?
Keterangan:
Kami mengambil sampel sebanyak 20 responden sehingga dari wawancara dapat
disimpulkan bahwa beberapa warga padang Guci mengenal rebung. Mereka mengetahui
habitat dari rebung. Mereka hanya sekadar tahu bahwa rebung merupakan tunas tumbuhan
bambu yang biasanya dimanfaatkan sebagai olahan sayur. Padahal, rebung memiliki
kandungan selulosa yang dapat digunakan sebagai bioetanol. Dari hasil wawancara kami juga
mendapatkan beberapa fakta unik dan menarik yang telah kami sajikan pada data 4.4.

LAMPIRAN 2
Bahan pembuatan bioetanol

Proses membersihkan dan pemotongan rebung

Proses penghalusan pada blender

Penghalusan dan penyaringan ragi untuk fermentasi rebung


Proses penyaringan ampas rebung

Proses perakitan alat destilasi

Proses distilasi dan hasil destilasi

Hasil akhir destilasi


Uji coba larutan menggunakan Na dan kertas lakmus

Hasil uji coba


Daftar Riwayat Hidup
A. Ketua Peneliti
Nama Lengkap : Tri Margo Putra
No Induk : 9997634943
Tempat/tanggal lahir : Padang Guci Ilir, 13 Desember 1999
Pendidikan :
SDN 64 Kota Pagar Alam
MTs Al-Ikhlas Tanjung Sakti, Kab. Lahat
SMAN 2 Kota Bengkulu
Karya ilmiah yang pernah
dibuat :
 Masker Ampas Tebu sebagai penyaringan Pulusi
Udara

 Eksistensi Bahasa Alay terhadap Sila Ketiga


Pancasila di Kalangan Pelajar SMAN 2 Kota
Bengkulu

 Teh Sawi sebagai Pertumbuhan Tulang yang


Berdaya Saing Tinggi

 Unitikasi Susu Tulang Ayam dan Teh Humus


sebagai Upaya Mengatasi Penyakit Embun Tepung
dan Melindungi Tanaman dari Patogen

 Natural fences Berbasis Nanas (Ananas comosus)


dan Jarak (Jatropha curcas, L) Solusi Tepat
Mengatasi Hama Babi Hutan

 “Bripang” Briket Pelepah Pisang Inovasi Bahan


Bakar Ramah Lingkungan

 “Genre Existence” Fleksibilitas Penanggulangan


Masalah Remaja di Kota Bengkulu

 "Bamboo Filtering System" (Teknologi Aplikasi


Arang Aktif, Zeolit, Busa dan Daun Pepaya sebagai
Komponen Penjernih serta Penaik pH Air)
Penghargaan Ilmiah yang diraih :  Finalis Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia
(OPSI) 2017 tk. Nasional (TA 2017/2018)
 Finalis Lawetan Sejarah (Lasenas) 2017 tk.
Nasional (TA 2016/2017
 Juara 1 Lomba Menulis Essai dalam Rangka
Bengkulu EXPO tk. Provinsi
 Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah BangKen tk.
Sekolah (TA 2015/2016)
 Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Kimia dan
Farmasi Jurusan Kimia Fakultas FMIPA Universitas
Bengkulu (TA 2017/2018)
 Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah “BioFair”
Universitas Bengkulu tk. Provinsi (TA 2017/2018
 Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah POIF XIX PLUS
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas FKIP
Universitas Bengkulu tk. Sumbagsel (TA
2016/2017)
 Finalis Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia tk.
Kota 2015/2016

 Juara 2 Lomba Debat Bahasa DEKAN CUP FUAD


Se-Mahasiswa dan SLTA tk. Provinsi

Prestasi akademik dan non :  Juara 3 Lomba Debat Bahasa Indonesia Pekan
akademik Ilmiah Cendana tk. Provinsi (TA 2016/2017)
 Juara 3 Duta GenRe tk. Kota (TA 2016/2017)
 Juara 3 Lomba Debat Engineering Fair Tk. Provinsi
 Juara 1 LCC 4 PILAR tk. Kota (TA 2016/2017)
Biodata Anggota 1 Peneliti
Nama Lengkap : Fitri Dwi Rahmatulaini
No Induk : 0007177907
Tempat/tanggal lahir : Bengkulu, 11 Januari 2000

Pendidikan : SDN Pemurus Dalam 5 Kota Banjarmasin


SMPN 3 Kota Banjarmasin
SMAN 2 Kota Bengkulu
 Natural fences Berbasis Nanas (Ananas
Karya Penelitian dihasilkan :
comosus) dan Jarak (Jatropha curcas, L)
Solusi Tepat Mengatasi Hama Babi Hutan

 “Bripang” Briket Pelepah Pisang Inovasi


Bahan Bakar Ramah Lingkungan

 Ekstrak Naiwang (Daun Inai dan Kulit


Bawang) sebagai Pestisida untuk Hama Kutu
Bubuk dan Fungi (Jamur) pada Tanaman
Palawija

 Pembaharuan Infrastruktur Pariwisata Sejarah


dan Budaya sebagai Daya Tarik Investor dan
Nilai Estetis di Kota Bengkulu

 Efisiensi Pemanfaatan Asap Cair Tempurung


Kelapa sebagai Bahan Penggumpal Lateks
Karet

 Relevansi Keberadaan Geng yang Ada di


Sekolah terhadap Turunnya Sikap
Kebhinekaan bagi Pelajar (Studi Kasus SMAN
2 Kota Bengkulu)

 Green Generation Kontribusi dalam


Pemeliharaan Lingkungan (Studi Kasus Kota
Bengkulu)

 "Bamboo Filtering System" (Teknologi


Aplikasi Arang Aktif, Zeolit, Busa dan Daun
Pepaya sebagai Komponen Penjernih serta
Penaik pH Air)

Prestasi :  Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah BangKen


tk. Sekolah (TA 2015/2016)

 Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah POIF XIX


PLUS Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
FKIP Universitas Bengkulu tk. Sumbagsel (TA
2016/2017)

 Juara 1 Lomba Debat Bahasa Indonesia Pekan


Ilmiah Cendana tk. Provinsi (TA 2016/2017)

 Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Walikota tk.


Kota (TA 2016/2017)

 Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Kimia dan


Farmasi Jurusan Kimia Fakultas FMIPA
Universitas Bengkulu (TA 2017/2018)

 Finalis Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia


(OPSI) 2017 tk. Nasional (TA 2017/2018)

:
Biodata Anggota 2 Peneliti
Nama Lengkap : Angle Kitt Clearn
No Induk : 999288343
Tempat/tanggal lahir : Manna, 04 November 1999
Alamat : Jl. Dp Negara V Rt. 01 Rw.
01 Kel. Sukarami Kec. Selebar
Pendidikan : SDN 143 Seluma
SMPN 5 Kota Bengkulu
SMAN 2 Kota Bengkulu
 Kompor Alami Berbahan Dasar Ampas Kelapa
Karya Penelitian dihasilkan :
dan Sekam Padi sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Bio Gas
 Keripang (Keripik Ketapang) Upaya
Menangani Diabetes Mellitus dan Kolestrol
 Kuntaw Basemah sebagai Pendiri Karaktek
Masyarakat Basemah Padang Guci
 Kandungan Bahasa Inggris dalam Bahasa
Basemah Padang Guci
 Eksistensi Bahasa Alay terhadap Sila Ketiga
Pancasila di Kalangan Pelajar SMAN 2 Kota
Bengkulu

 Unitikasi Susu Tulang Ayam dan Teh Humus


sebagai Upaya Mengatasi Penyakit Embun
Tepung dan Melindungi Tanaman dari Patogen

 Teh Sawi sebagai Pertumbuhan Tulang yang


Berdaya Saing Tinggi

Prestasi :  Juara 1 lomba debat pekan bahasa Tk. Provinsi


(TA 2017/2018)
 Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Kimia dan
Farmasi Jurusan Kimia Fakultas FMIPA
Universitas Bengkulu (TA 2017/2018)
 Finalis lomba debat bahasa indonesia pekan
bahasa se-Sumatra (TA 2017/2018)
 Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah BangKen
tk. Sekolah (TA 2015/2016)
 Juara 2 Lomba Debat Bahasa Indonesia Pekan
Ilmiah Cendana tk. Provinsi (TA 2016/2017)
 finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Walikota tk.
Kota (TA 2016/2017)
 Juara 2 lomba pidato pekan olimpiade ilmiah
pelajar Tk. Kota (TA 2015/2016)
 Juara 3 lomba Karya Tulis Ilmiah POIF XIX
PLUS Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
FKIP Universitas Bengkulu tk. Sumbagsel (TA
2016/2017)
 Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah POIF XIX
PLUS Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
FKIP Universitas Bengkulu tk. Sumbagsel (TA
2016/2017)

Anda mungkin juga menyukai