Anda di halaman 1dari 26

KARYA TULIS ILMIAH

BIOGAS SEBAGAI HASIL OLAH LIMBAH TERNAK

DI BBPP BATU MALANG JAWA TIMUR

Disusun Oleh:

Kelompok 6

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

Jl. Semolowaru No. 45. Kota Surabaya

Tahun pembelajaran 2021 – 2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan, sehingga
kami dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat waktunya. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul "Biogas Sebagai Hasil Olah Limbah Ternak di
BBPP Batu Malang Jawa Timur “ ini bertujuan untuk mengulas lebih dalam cara
mengolah limbah ternak sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Adapun tujuan pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas dan
melengkapi persyaratan untuk mendapatkan sertifikat kelulusan PKKMB tahun ajaran
2021-2022.
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan karya tulis
ini, maka penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. H. Sajiyo, M.Kes., selaku kepala fakultas teknik

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
penyususnan karya tulis selanjutnya.

. Akhir kata, harapan kami karya tulis ini bisa memberikan manfaat untuk
kita semua.

Surabaya, 4 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................ i

Kata Pengantar ...................................................................................................... … ii

Daftar Isi .................................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar Belakang ...................................................................................1


1.1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................2
1.1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................2
1.1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................3
1.2 Tinjauan Pustaka
1.2.1 Limbah Ternak ...................................................................................4
1.2.2 Dampak Pengelolahan Limbah ..........................................................5
1.2.3 Manfaat Biogas ..................................................................................7
1.3 Metodologi Penelitian
1.3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................8
1.3.2 Sumber Data ......................................................................................8
1.3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................9
1.3.4 Teknik Pengambilan Data ................................................................10
1.3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................11

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Biogas ..................................................................................................13


2.2 Cara Pengelolahan Biogas ...................................................................14
2.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Biogas ..............................................17

BAB III : PENUTUP

a. Simpulan ...........................................................................................19
b. Kritik dan Saran ..................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................20

LAMPIRAN FOTO ...............................................................................................21

LAMPIRAN NAMA KELOMPOK ......................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial

didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan

populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta

permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

Negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan.

Selain itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per

barel juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara didunia

terutama Indonesia.

Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar

bagi pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3

juta/barel tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1

juta/barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor.

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak

pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden RI No. 5 tahun 2006 tentang

kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif

sebagai bahan bakar minyak. kebijakan tersebut menekankan pada sumber

daya yang dapat diperbaharui sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak.

Salah satu sumber energi altrnatif adalah Biogas. Gas ini berasal dari

berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia,

kotoran hewan dapat dimanfatkan menjadi energi melalui proses anaerobic

1
digestion. Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi

alternatif sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil.

Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan ketersediaannya

yang makin menipis menjadi masalah yang dihadapi oleh masyarakat global.

Berbagai upaya pencarian bahan bakar alternative yang lebih ramah

lingkungan dan dapat diperbarui merupakan solusi dari permasalahan energi

tersebut. Untuk itu Indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu

besar hendaknya dapat mengaplikasikan bahan bakar alternatif seperti biogas.

1.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan perumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan biogas ?

2. Bagaimana proses pengolahan limbah ternak menjadi biogas ?

3. Apa kelebihan dan kekurangan dari biogas ?

4. Bagaimana proses pengolahan limbah ternak menjadi biogas ?

5. Apa kelebihan dan kekurangan dari biogas ?

1.1.3 Tujuan Penelitian

1 Untuk mengetahui biogas.

2 Untuk mengetahui proses pengolahan limbah ternak menjadi biogas.

3 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari biogas.

2
1.1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian

diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfat yaitu :

a. Sebagai tambahan ilmu atau wawasan kepada para pembaca sehingga

dapat berkontribusi dengan kumpulan karya ilmiah lainnya yang dapat

menjadi referensi penelitian - penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan biogas ataupun serupa.

b. Memberikan sumbangan pemikiran tentang biogas sebagai pengelolaan

limbah ternak, yaitu membuat inovasi metode berbagai macam

pengelolaan limbah ternak.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang

pengelolaan limbah ternak.

b. Menambah informasi tentang pentingnya pengelolaan limbah ternak.

c. Mengetahui manfaat lain dari keberadaannya limbah ternak.

1.2 Tinjauan Pustaka

1.2.1. Limbah Ternak

Limbah ternak merupakan hasil sisa buangan dari suatu kegiatan usaha

peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, dan

3
sebagainya.Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang

dihasilkan semakin meningkat. Total limbah yang dihasilkan peternakan

tergantung dari species ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang.

Kotoran sapi yang terdiri dari feces dan urine merupakan limbah ternak yang

terbanyak dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak

ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Limbah peternakan

meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan

baik berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan.Limbah padat

merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat

(kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan

ternak).Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam

fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Limbah

digolongkan menjadi dua jenis macam limbah yaitu :

A) Limbah organik

Limbah organik termasuk pada jenis limbah yang mudah

diuraikan zat-zatnya mejadi partikel-partikel yang baik untuk

lingkungan. Contoh limbah organik yaitu limbah ternak. Limbah ternak

adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha

pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak,

dan sebagainya. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair

seperti feses, urine, sisa makanan dan sebagainya.

B) Limbah anorganik

Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari limbah

pabrik dan perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bidang

4
pertambangan. Sumber daya alam yang tidak mampu untuk diuraikan

menjadi partikel-partikel berguna inilah yang dikatakan limbah

anorganik. Limbah industri anorganik yang tidak dapat diuaraikan ini

akan berbahaya bagi kesehatan dan menjadi sampah yang tidak berguna

bagi manusia maupun lingkungan sekitar.

Ada dua jenis limbah yang dihasilkan oleh peternakan sapi yaitu

limbah padat, seperti sisa pakan dan fases (kotoran sapi), serta limbah

cair berupa urine sapi, dan air bekas pencucian kandang. Kotoran sapi

adalah limbah besar yang dihasilkan, karena seekor sapi potong atau sapi

perah dewasa, rata-rata menghasilkan kotoran sebanyak 6 % dari bobot

tubuhnya.

Karakteristik limbah terdiri dari:

1) Limbah dalam bentuk cair

Limbah ini mengalir secara bebas (free flowing) melalui saluran

drainase, biasanya dikenal dengan urine.

2) Limbah dalam bentuk padat

Adalah limbah yang tidak dikeluarkan melalui cerobong atau drainase

atau dapat dikatakan tidak keluar atau mengalir dengan bebas.

1.2.2. Dampak Pengelolahan Limbah

1) Dampak Positif dari pengelolaan limbah ternak, antara lain:

a. Dapat meningkatkan barang menjadi nilai ekonomis

5
Dengan memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas ataupun pupuk

kandang yang dibutuhkan oleh masyarakat yang dapat menghasilkan

nilai jual dan juga membantu nilai perekonomian.

b. Menyuburkan tanah dengan meningkatkan unsur hara

Pengelolahan limbah ternak menjadi pupuk kandang meningkatkan

produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi

pencemaran lingkungan, dan menjadi sebagai sumber vitamin untuk

tumbuhan. Tumbuhan membutuhkan unsur hara karena hal tersebut

sangat dibutuhkan tumbuhan untuk pertumbuhannya.

c. Melindungi kebersihan lingkungan

Dengan melakukan pengelolahan limbah ternak kebersihan lingkungan

menjadi terhindar dari adanya wabah penyakit mulai dari penyakit

kulit, gangguan pencernaan, gangguan pernafasan, dan lain sebagainya.

d. Sebagai alternatif lain

Untuk menjadi pengganti bahan baku sesungguhnya seperti

pengelolahan alternatif biogas yang mulanya menggunakan gas alam

sekarang bisa menggunakan biogas untuk mengurangi penggunaan gas

alam yang berlebihan.

e. Mengurangi pendapatan ekonomi

Dengan mengelola limbah ternak sebagai alternatif pengganti gas alam

yang setiap tahun volume dari gas alam tersebut akan menurun

sehingga menyebabkan harga gas alam terus naik. Dengan itu,

6
masyarakat Indonesia memutar otak dengan menggunakan alternative

lain yaitu dengan membuat biogas yang menghemat pengeluaran

ekonomi.

2) Dampak negatif dari pengelolaan limbah ternak, antara lain:

a. Kerusakan lingkungan

Beberapa masyarakat pengusaha kurang memperhatikan kebersihan

lingkungan sehingga mereka membuang limbah ternak tersebut

disembarang tempat mulai disungai, lahan kosong, dan lain sebagainya.

b. Menghabiskan lahan

Proses dalam pengelolahan limbah ternak yang dilakukan dengan cara

yang sederhana dapat menghabiskan banyak lahan. Misalnya untuk

pembuatan reaktor biogas, pemasangan alat, sampai tempat

pengeringan untuk pupuk kandang.

c. Keracunan gas metan

Dalam pengelolaan limbah ternak menjadi biogas dan gas tersebut akan

disalurkan kedalam tabung penampung gas cyilinder untuk bahan bakar

tersebut mengandung gas metan, jika disaat terjadinya kebocoran halus

maka gas tersebut keluar dan akan terhirup oleh akan menyebabkan

keracunan.

1.2.3. Manfaat Biogas

Berikut adalah manfaat pembuatan biogas dari limbah ternak, antara lain :

a) Gas yang dihasilkan dapat menggantikan gas elpiji ataupun gas alami yang

dapat menjadi alternatif lain jika sewaktu-waktu gas alam tersebut habis

atau stok menipis.

7
b) Limbah digester biogas, baik yang berupa padat maupun cair dapat

digunakan sebagai pupuk organik.

c) Dapat mengurangi terjadinya penumpukan limbah secara besar-besar

sehingga otomatis menjaga kebersihan lingkungan menjadi tetap bersih

dan terjaga.

d) menjadi bahan bakar alternatif kendaraan.

e) Dapat menghemat biaya operasional rumah tangga, dengan mengganti

bahan bakar minyak dan gas yang relatif lebih mahal dengan penggunaan

biogas.

f) Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.

1.3 Metodologi Penelitian

1.3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

- Waktu : Rabu, 13 Februari 2019-04-02

- Tempat : Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu Jl. Songgoriti

No.65312, Batu Malang, Jawa Timur

1.3.2 Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber ini berasal langsung dari penulis, dimana didapatkan dari hasil

observasi secara langsung dan prosesi Tanya jawab pada:

I. Tempat : Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP)

8
II. Ruang Lingkup : Pengelolahan Limbah Ternak

b. Sumber Data Sekunder

Sumber ini berasal dari kumpulan informasi dengan referensi yang lain,

misalnya dari koneksi internet, penelusuran referensi diperpustakaan berupa

kumpulan buku – buku, angket, serta hasil karya tulis dalam bidang yang

serupa, dan bimbingan dari bapak dan ibu guru sekaligus guru pembimbing.

1.3.3 Prosedur Penelitian

 Mendefinisikan dan Merumuskan Masalah

Pendefinisian masalah harus jelas,baik dari segi keluasannya maupun dari

segi kedalamannya.

 Melakukan Studi Kepustakaan (Studi Pendahuluan)

Mengacu pada teori-teori yang berlaku dan dapat dicari atau ditemukan pada

buku-buku teks ataupun penelitian orang lain.

 Merumuskan Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau anggapan yang sifatnya sementara

tentang fenomena yang akan diselidiki. Berguna untuk membantu peneliti

menuntun jalan pikirannya agar mencapai hasil penelitiannya. Yang

dihipotesiskan adalah pernyataan yang ada pada rumusan masalah.

 Menentukan Model atau Desain Penelitian

Model yang dipakai dapat berupa model matematika. Tahap ini dapat

diganti dengan tahap menentukan desain penelitian

 Mengumpulkan Data

9
Data harus dicari dengan teknik yang sesuai, seperti yang kami lakukan

dengan menggunakan teknik Wawancara.

 Mengolah dan Menyajikan Informasi

Setelah data dikumpulkan selanjutnya diolah sehingga informasi yang

tersaji lebih mudah diinterpretasikan dan dianalisis lebih lanjut, misalnya

dalam bentuk tabel, grafik dan nilai statistik.

 Menganalisis dan Menginterpretasikan

Selanjutnya hasil olahan tersebut dianalisis lebih lanjut dengan

menggunakan alat-alat analisis yang sesuai agar dapat dihasilkan kajian

yang cukup tajam, mendalam dan luas.

 Membuat Kesimpulan

Pada tahap ini peneliti membuat kesimpulan yang sesuai dengan hipotesis

yang diajukan. Saran disajikan pula karena penelitian mempunyai

keterbatasan-keterbatasan atau asumsi-asumsi.

 Membuat Laporan

1.3.4 Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini kami menggunakan 4 prosedur yang digunakan

untuk mendapat data yang diperlukan, antara lain :

1. Observasi

Dengan datang langsung mengamati ke lokasi tempat penelitian yaitu BBPP

Batu Malang Jawa Timur.

10
2. Wawancara

Kami melakukan wawancara langsung dengan para narasumber di lokasi

penelitian BBPP Batu Malang Jawa Timur.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan melalui foto, rekaman suara dan video foto

selama kegiatan penelitian.

4. Pencatatan Data

Dalam kegiatan ini dilakukan setelah melakukan penelitian, hasil penting

yang diperoleh dari kegiatan observasi dicatat dengan mengingat bahwa

kemampuan penulis yang terbatas dalam menyeimbangi narasumber yang

memberikan informasi.

1.3.5 Teknik Analisis Data

a. Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Kami merancang beberapa persiapan untuk melakukan penelitian agar

berjalan dengan lancar.

2) Kami membuat instrumen-instrumen penelitian yang akan digunakan

untuk penelitian.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Kami melakukan wawancara kepada narasumber untuk pengambilan

data.

c. Evaluasi

11
Pada tahap ini, kami menganalisis dan mengolah data yang telah

dikumpulkan dengan metode yang telah kami tentukan.

d. Penyusunan Laporan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun dan melaporkan

hasil-hasil penelitian yang telah kami lakukan di BBPP Batu Malang Jawa

Timur .

12
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Biogas

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh proses biologi. Semua limbah

organik yang bisa diurai oleh bakteri dapat menghasilkan gas. Biogas diproduksi

oleh bakteri dari bahan organik di dalam kondisi hampa udara (proses anaerobik).

Proses ini berlangsung selama pengolahan atau fermentasi, gas tersebut sebagian

besar berupa metan dengan rumus molekul CH4 dan karbondioksida dengan

rumus molekul CO2.

Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat

digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber

energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan.

Limbah peternakan merupakan salah satu sumber bahan yang dapat

dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas, sementara perkembangan atau

pertumbuhan industri peternakan menimbulkan masalah bagi lingkungan karena

menumpuknya limbah peternakan. Pada umumnya semua jenis bahan organik

bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik

(padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak cocok

untuk sistem biogas sederhana.

Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH4) dan karbon dioksida

(CO2),dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen

sulfida (H2S) danammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang

kandungannya sangat kecil.

13
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana

(CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi

(nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana

semakin kecil nilai kalor.Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan

memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur,

kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogensulphur mengandung racun

dan Eat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandungsenyawa ini maka

akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang diijinkan

maksimal 7 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih

berbahayakarena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu

sulphur dioksida / sulphur trioksida (SO²/SO3). Senyawa ini lebih beracun. Pada

saat yang sama akanmembentuk sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih

korosif. Parameter yangkedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida

yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan

untuk bahan bakar kendaraan.Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik

penyalaan biogas serta dapatmenimbukan korosif.

2.2. Cara Pengolahan Biogas

Potensi limbah peternakan di Indonesia masih belum sepenuhnya dikelola

secara optimal dan keseluruhan, namun terdapat beberapa peternak yang telah

melakukan pengolahan limbah peternakannya menjadi olahan yang bermanfaat

bagi sekitarnya. Potensi keberadaan limbah tersebut yang berupa kotoran, urine,

sisa pakan dapat diolah menjadi berbagai produk olahan dan bernilai ekonomis

14
tinggi antara lain pupuk organic (kompos, pupuk cair), biogas penghasil gas metan

serta produk lainnya.

Dengan memanfaatkan limbah menjadi biogas dapat mempercepat

jalannya proses produksi kompos dan gas metan sebagai sumber energi bahan

bakar gas mulai dari penggunaan bahan bakar kompor pengganti LPG dan bahan

bakar kendaraan liquid pengganti BBM, juga mengurangi tingkat pencemaran

lingkungan. Penggunaan gas metan sangat berpeluang sebagai pengganti bahan

bakar gas di masyarakat pada kondisi yang akan datang.

Berikut adalah proses pengelolaan limbah ternak menjadi biogas :

Pengolahan

limbah ternak menjadi biogas.

1) Mengumpulkan semua hasil limbah

Dari kandang tempat hewan ternak mengeluarkan limbah, limbah ternak

dikumpulkan dengan cara manual dilakukan sendiri oleh orang yang akan

mengambil limbah tersebut dengan menggunakan alat sederhana baik

menggunakan sekop dan kemudian dimasukkan kedalam timba atau

menggunakan alat pembersih seperti garpu pembersih menuju ke dalam

15
reaktor biogas. Dengan itu pembuatan reaktor biogas sebaiknya lebih dekat

dengan kandang ternak agar limbah mudah untuk dimasukkan kedalam

reaktor biogas.

2) Menampung dalam alat dengan nama reaktor biogas

Reaktor limbah merupakan tempat yang digunakanuntuk menampung

limbah ternak yang nantinya dimasukkan dan ditutup secara rapat - rapat

agar udara di luar tidak bisa masuk kedalamnya.

3) Mencampur air kedalam reaktor biogas

Setelah limbah dimasukkan kedalam reaktor biogas, limbah arus dicampur

dengan air dengan perbandingan 1:1. Air berperan sangat penting di dalam

proses biologis pembuatan biogas. Artinya mencampurkan air dengan

limbah haruslah pas tidak boleh kelebihan dan tidak juga tidak boleh

kekurangan.

4) Menutup rapat - rapat reaktor Biogas

Setelah proses pencampuran limbah dengan aair reaktor biogas haruslah

ditutup rapat - rapat agar udara diluar tidak ikhut masuk kedalam reaktor

biogas saat proses pengelolaannya.

5) Menunggu hasilnya

Setelah proses ini selesai maka selamat dalam kurun waktu satu minggu

didiamkan maka gas metan sudah terbentuk dan siap dialirkan untuk

keperluan memasak namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

memanfaatkan biogas seperti misalnya sifat biogas yang tidak berwarna

tidak berbau dan tidak cepat menyala karena kalau lampu atau kompor yang

mempunyai kebocoran akan sulit diketahui kecepatannya berbeda dengan

16
sifat gas lainnya seperti LPG maka karena berbau akan cepat dapat diketahui

kalau terjadi kebocoran pada alat yang digunakan sifat cepat menyala biogas

juga merupakan masalah tersendiri artinya dari segi keselamatan pengguna

sehingga tempat pembuatan atau penampungan biogas harus selalu berada

jauh dari sumber api yang memungkinkan dapat menyebabkan gerakan atau

tekanan besar.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Biogas

Kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara

lain :

a) Proses memasak menjadi lebih bersih dan sehat karena tidak mengeluarkan

asap

b) Kandang hewan menjadi semakin bersih dan limbah ternak tersebut dapat

langsung diolah

c) Sisa digester biogas dapat dijadikan sebagai pupuk sehingga dapat menjaga

kelestarian lingkungan

d) Relatif lebih aman dari ancaman kebakaran

e) Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah karbon

dioksida yang berasal dari pembakaran kayu bakar atau bahan bakar minyak

f) Secara ekonomi murah dalam instalasi serta menjadi investasi yang

menguntungkan dalam jangka waktu panjang.

Sedangkan kekurangan dari biogas adalah sebagai berikut :

17
a) Memerlukan dana yang besar untuk membuat instalasi

b) Belum dikenali masyarakat, walaupun dikenal di masyarakat tidak

seluruhnya masyarakat mengetahui pengelolaan biogas

c) Tidak dapat dikemas menjadi cair didalam tabung

d) Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan untuk memadai terutama dalam

proses produksi

18
BAB III

PENUTUP
2.1 Simpulan

1. Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh proses biologi yang diahasilkan

aktivitas anaerob atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk

diantaranya kotoran manusia dan hewan .

2. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar karena mengandung metana dan

karbon dioksida.

3. Biogas dapat dijadikan bahan bakar alternatif mengganti bahan bakar minyak

yang lebih ramah lingkungan.

2.2 Saran

1. Cobalah untuk memproduksi biogas dengan cara mengolah limbah ternak

yang ada sehingga lingkungan menjadi sehat dan bersih.

2. Mulailah beralih menggunakan biogas sebagai alternatif pengganti bahan

bakar minyak yang lebih ramah lingkungan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni Baharuddin. 2013. Karya tulis Biogas:Makasar


Alya Raisa Nadya. 2016. Karya tulis Energi Biogas.Karya combirayang.
Andreas, Hubri Simatupang. 2018. Penanggulan Limbah Peternakan Untuk
Mengurangi Dampak Degatif Terhadap Lingkungan.Jurnal Sivitas Akademia.
Simamora, S. Et al. 2006. Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak Dan
Gas Dari Kotoran Ternak. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Kementerian Lingkungan Hidup. 2019. Aneka Manfaat Biogas Dari Kotoran
Hewan. Jakarta.

20
LAMPIRAN FOTO

21
22
LAMPIRAN NAMA KELOMPOK :

1412100018 – Thomas Hadi


1412100019 – Margaretha Wulandari Nohos
1412100020 – Muhammad Yunizar Arfiansyah
1422100018 – Florianus Kelvin Mandi
1422100019 – Sofyan Nur Yaqin
1422100020 – Reynaldy Eka Raharja
1422100021 – Adiwangga Bagaskara Susanto
1432100018 – Wahyu Dewangga
1432100019 – Fery Dwi Purnomo
1432100020 – Evan Savero Brilian Shah
1442100019 – Ahmad Saifullah
1442100020 – Surya Dirgantara Putra
1432100055 – Hera Rivenska Anelia Serimbe
1452100018 – Achmad Rizki Islami
1452100019 – Samantha
1452100020 – Saiful Alim
1462100016 – Febri Abdul Malik Fajar
1462100017 – Muhammad Luthfi Saputra
1462100018 – Farhan Jeni Saputra
1462100019 – Bagas Pratama
1422100132 – Yusuf Bazla Aqila Hartanto

23

Anda mungkin juga menyukai