MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bioteknologi
Dosen Pengampu :
Kelompok 4
Disusun Oleh :
TADRIS KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
APRIL 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “BIOMASSA”. Sehingga dengan makalah ini
diharapkan dapat menambah wawasan kita semua mengenai mata kuliah
Bioteknologi.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju
jaman terang benderang yakni agama Islam. Sehubungan dengan
terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Mafthukin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2. Dr. Hj. Binti Maunah, selaku Dekan FTIK IAIN Tulungagung.
3. Dra.Hj. Umy Zahroh, M.Kes., Ph.D., selaku Ketua Jurusan
Tadris Kimia.
4. Ibu Ratna Kumala Dewi, M.Pd., selaku dosen pengampu mata
kuliah Bioteknologi.
5. Semua teman-teman yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini.
Selain itu penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan, serta tidak terlepas dari berbagai macam
kendala, keterbatasan ilmu, dan referensi. Oleh karena itu, penulis masing
mengharapkan bimbingan dan saran dari berbagai pihak sehingga makalah ini
menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam roda kehidupan, manusia sangat membutuhkan energi untuk
keperluan sehari-hari. Energi tersebut digunakan untuk keperluan rumah
tangga seperti memasak dan penerangan. Energi diklasifikasikan menjadi 2
yaitu energi tidak terbarukan dan enrgi terbarukan. Energi tidak terbarukan
ialah energi yang dapat diperoleh dari sumber daya alam yang mana dalam
proses pembentukannya terjadi selama ratusan tahun. Contoh dari energi tidak
terbarukan adalah gas alam, minyak bumi, dan batu bara. Apabila energi tidak
terbarukan ini habis, maka proses penggantiaanya akan memakan waktu yang
sangat lama.
Energi terbarukan ialah energi yang dapat diperoleh dari sumber daya
alam yang tidak terbatas dan tidak pernah habis. Contoh dari energi
terbarukan diantaranya seperti sinar matahari, angin, dan lain sebagainya.
Energi terbarukan ini tidak membahayakan dan ramah lingkungan sehingga
dapat digunakan sebagai energi alternatif dari penggunaan bahan bakar fosil.
Upaya pengurangan pasokan bahan bakar fosil dan pencegahan
peningkatan emisi gas rumah kaca mendorong ketertarikan yang mendunia
pada sistem energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, antara lain
melalui pemanfaatan energi biomassa. Biomassa merupakan solusi dari upaya
masyarakat untuk menghemat penggunaan bahan bakar fosil. Biomassa
digunakan sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi
Pengertian lain biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan dari
proses fotosintesis. Wujud nyata biomassa antara lain tanaman, pepohonan,
rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan termasuk juga kotoran ternak.
Biomassa dapat digunakan sebagai sumber energi. Materialnya mengandung
unsur karbon yang dapat menghasilkan panas saat dioksidasi. Apabila
digunakan sebagai sumber energi, biomassa mempunyai beberapa keunggulan
atau kelebihan di antaranya dapat diperbarui sehingga dapat digolongkan
1
energi yang berkesinambungan. Oleh karena itu, pemakalah bermaksud
membahas materi biomassa untuk menggali lebih dalam pemahaman tentang
konsep biomassa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari biomassa?
2. Apa saja macam-macam biomassa?
3. Bagaimana dampak biomassa?
4. Bagaimana kandungan biomassa?
5. Bagimana kegunaan biomassa?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari biomassa
2. Untuk mengetahui macam-macam biomassa
3. Untuk mengetahui dampak biomassa
4. Untuk mengetahui kandungan biomassa
5. Untuk mengetahui kegunaan biomassa
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses
fotosintesis, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara
lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan,
tinja, dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk bahan pangan, pakan ternak,
minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan
sebagai sumber energi (bahan bakar). Biomassa yang umum digunakan
sebagai bahan bakar adalah yang memiliki nilai ekonomis rendah atau
merupakan limbah setelah diambil produk primernya.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelabihan antara lain
merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga
dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (sustainable).
Secara umum biomassa merupakan bahan yang dapat diperoleh dari
tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkan
sebagai energi dalam jumlah yang sangat besar. Biomassa juga disebut
sebagai “fitomassa” dan seringkali diterjemahkan sebagai bioresource atau
sumber daya yang diperoleh dari hayati. Basis sumber daya ini meliputi
ratusan bahkan ribuan spesies tanaman daratan dan lautan, berbagai sumber
pertanian, perhutanan, dan limbah residu dari proses industri serta kotoran
hewan.
Potensi biomassa di Indonesia yang biasa digunakan sebagai sumber
energi jumlahnya sangat melimpah, limbah yang berasal dari hewan maupun
tumbuhan semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan
perkebunan menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan
untuk keperluan lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai
bahan bakar nabati memberikan tiga keuntungan langsung. Pertama,
peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi
yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak
3
dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang
limbah biasa lebih mahal daripada pemanfaatannya. Ketiga, mengurangi
keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat
penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah
perkotaan.
Prinsip dasar pada biomassa, tanaman akan menyerap energi dari
matahari melalui proses fotosintesis dengan memanfaatkan air dan unsur hara
dari dalam tanah serta CO2 dari atmosfer yang akan menghasilkan bahan
organik untuk memperkuat jaringan dan membentuk daun, bunga atau buah.
Pada saat biomassa diubah menjadi energi CO2 akan dilepas ke atmosfer.
Yang dalam hal ini siklus CO2 akan menjadi lebih pendek dibandingkan
dengan yang dihasilkan dari pembakaran minyak bumi atau gas alam. Ini
berarti CO2 yang dihasilkan tersebut tidak memiliki efek terhadap
kesetimbangan CO2 di atmosfer. Kelebihan inilah yang dimanfaatkan untuk
mendukung terciptanya energi yang berkelanjutan.
Salah satu langkah untuk mengurangi emisi karbondioksida ialah
melalui pengenalan energi terbarukan dan lingkungan, energi tersebut
merupakan energi biomassa. Biomassa membentuk bagiannya sendiri melalui
fotosintesis. Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfir tidak akan berubah
selama karbondioksida yang dilepaskan oleh pembakaran biomassa setelah
pemanfaatan energi dikembalikan seperti semula, seperti proses reforestrasi,
ini disebut netralitas karbon biomassa. Energi yang menggantikan bahan
bakar fosil dapat diperoleh dari siklus, yaitu pembakaran biomassa, emisi
karbondioksida dan refiksasi karbondioksida. Oleh karena itu emisi
karbondioksida dapat direduksi dengan cara mengganti bahan bakar fosil
dengan biomassa.
B. Macam-Macam Biomassa
Macam-Macam Biomassa diantaranya adalah :
1. Biomassa Kayu
4
Sisa dari pohon-pohon yang ditebang dapat digunakan sebagai
bahan energi biomassa. Siklus dari penebangan pada zona iklim
sedang adalah antara 50 sampai 100 tahun . Sebanyak 0,36 m3 dahan
dan 0,22 m3 tunggul akan dibiarkan sebagai sisa-sisa kayu setelah
menghasilkan 1 m3 kayu. Sisa-sisa ini dapat digunakan sebagai sumber
bahan bakar di berbagai negara.
Di negara Jepang, hutan kayu keras dijadikan sebagai sumber
daya alam utama untuk bahan bakar kayu dan arang. Namun kini
sudah tidak lagi karena dinilai lebih murah dibanding kayu lunak.
Meskipun begitu, hutan kayu keras berpotensi tinggi sebagai energi
terbarukan untuk meringankan masalah pemanasan global.
2. Biomassa Herba
Secara umum, tanaman pangan seperti padi, gandum, jagung,
dan tebu dikategorikan sebagai sumber daya biomassa herba. Residu
atau hasil samping dari tanaman tersebut seperti jerami padi juga
termasuk biomassa herba. Rumput tropis tumbuh lebih cepat dari
pohon dan menghasilkan lebih banyak biomassa dalam jangka waktu
yang singkat.
Selain itu legume juga dikategorikan sebagai biomassa herba.
Salah satu komponen penting dari legume adalah kemampuan nya
untuk mengikat nitrogen melalui simbiosi dengan bakteri rhizobium
yang ada di akar. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
penggunaan pupuk kimia nitrogen.
3. Biomassa Penghasil Minyak
Secara umum yang dimaksud dengan biomassa penghasil
minyak adalah menghasilkan dan mengumpulkan lemak dan minyak
dalam biji atau buah. Komponen utama yang diperoleh dari miyak dan
lemak adalah asam lemak trimester dan gliserin. Lemak dan minyak
ini digunakan sebagai makanan, bahan industri, dan produksi biodiesel
5
sebagai alternatif minyak disel mineral. Contoh biomassa penghasil
minyak diantaranya kacang kedelai, sesawi, dan pohon kelapa sawit.
4. Biomassa Tumbuhan Air
Biomassa tumbuhan air dapat diproduksi di lingkungan air
tawar dan air laut serta memiliki beberapa potensi untuk digunakan
oleh manusia. Biomassa tumbuhan air saat ini termasuk tumbuhan
berbiji, ganggang laut, dan mikroalga. Dalam 60 spesies terangkum di
dalam 13 genus dari 3 famili (hydrocharitaceae, zosteraceae, dan
cymodoceaceae) sebagai tumbuhan berbiji air laut (rumput laut) di
dunia, rumput belut (zostera marina L.) dan spesias terkait yang
terdistribusi diantara garis lintang tengan dan tinggi telah menarik
banyak minat untuk digunakan sebagai biomassa.
C. Dampak Biomassa
Sebagian masyarakat umum berpendapat bahwa planet bumi sedang
terancam dan ancaman yang datang diakibatkan oleh perubahan iklim sebagai
hasil dari pemanfaatan energi. Pemenuhan terhadap kebutuhan energi yang
terus meningkat memberikan dampak negatif berupa peningkatan emisi gas
rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global dan bermuara pada
berbagai bencana seperti perubahan iklim, banjir, kekeringan dan situasi
ekstrim lainnya. Di lain pihak, masyarakat dunia termasuk Indonesia telah
bersepakat guna menahan laju pemanasan global seperti tertuang dalam Paris
Agreement. Untuk mengurangi dan meminimalisir dampak negatif dari
peningkatan emisi gas rumah kaca , penggunaan energi harus mampu untuk
melakukan perlindungan terhadap lingkungan dari kerusakan.
Pemanfaatan energi yang melindungi lingkungan dapat dilakukan
dengan memanfaatkan beberapa sumber energi alternatif yang berasal dari
sumber energi terbarukan. Salah satu jenis energi terbarukan yang tersedia
melimpah di Kalimantan Tengah adalah energi terbarukan dari biomassa.
Biomassa merupakan sumber bahan bakar yang bersifat karbon netral atau
bahan bakar yang tidak memiliki jejak karbon. Ketersediaan biomassa baik
6
yang merupakan limbah maupun yang berasal dari tanaman bioenergi yang
melimpah merupakan faktor utama yang membuat jenis sumber energi
terbarukan ini sangat cocok dimanfaatkan di Kalimantan Tengah. Jenis – jenis
biomassa yang dapat dikembangkan di Kalimantan Tengah mulai dari limbah
pabrik kelapa sawit baik cair maupun padat, limbah perkebunan karet, dan
jenis tanaman bioenergi seperti akasia, ekaliptus, kaliandra, nyamplung, sagu,
tebu, ubi jalar, sorghum, kayu-kayuan dan kemiri sunan, yang semuanya dapat
ditanam pada lahan terdegradasi dan lahan bekas pertambangan.
Strategi dalam pemanfaatan biomassa untuk bahan bakar di sektor
rumah tangga dapat dilakukan melalui pengenalan dan penerapan kompor
biomassa, dan biodigester untuk menghasilkan biogas. Biomassa kering
melalui proses gasifikasi dimanfaatkan untuk kompor masak yang didesain
untuk satu rumah tangga, sementara biomassa basah
melalui biodigester diperuntukkan untuk keperluan rumah tangga secara
kolektif. Hambatan dalam penggunaan biomassa secara langsung adalah
terbiasanya masyarakat pada saat ini menggunakan LPG karena lebih praktis
dalam penggunaan dan lebih murah akibat adanya subsidi. Strategi lebih
lanjut yang perlu dipertimbangkan adalah melalui proses konversi biomassa
menjadi DME (Dimethyl Ether) yang mempunyai karakteristik mirip dengan
LPG. Dengan menggunakan DME yang berasal dari biomassa sebagai
pengganti ataupun campuran LPG, sisi kepraktisan dan keekonomian dari
penggunaan LPG dapat terus dinikmati oleh masyarakat dan emisi gas rumah
kaca (GRK) akibat pembakaran LPG sebagai bahan bakar fosil dapat
dikurangi, dan secara tidak langsung perlindungan lingkungan sudah
dilakukan pada saat energi digunakan.
Pada sektor transportasi, biomassa dapat dikonversi menjadi beberapa
jenis biofuel seperti bioetanol, biodiesel, dan dan bio-DME. Konversi
biomassa menjadi biofuel seperti bioetanol untuk menggantikan bensin,
biodiesel untuk menggantikan solar, dan konversi biomassa menjadi bio-DME
yang juga berpotensi untuk menggantikan solar di sektor transportasi karena
7
walaupun karakteristik dan wujud DME mirip dengan LPG, tetapi dalam
perbandingannya dengan solar, angka cetane DME cukup tinggi yaitu
dikisaran 55 sampai 60, sementara solar konvensional memiliki
angka cetane pada kisaran 40 sampai 55. Sejak tahun 2006 melalui Inpres no.
1 tahun 2006 pemerintah membuat strategi dalam pemanfaatan biomassa
sebagai bahan bakar dengan mendirikan tim Pengembangan Biofuel Nasional
(TimNas BBN) yang fokus pada pengembangan strategi untuk suplai dan
penggunaan biofuel. Strategi suplai pemerintah Indonesia adalah fokus pada
pemanfaatan potensi biofuel lokal. Partisipasi masyarakat dan pemerintah
daerah juga ditingkatkan oleh pemerintah melalui pengembangan Desa
Mandiri Energi (DME). Dengan menggunakan biomassa yang menjadi
bioetanol seperti tebu, jagung, dan berbagai macam jenis biomass lainnya,
emisi GRK di-atmosfer dapat dikurangi secara signifikan. Sebagai ilustrasi
dari National Green House Account Australia, satu liter etanol dapat
mengurangi GRK sampai dengan 99%, dan menurut Environmental
Protection Agency Amerika Serikat, estimasi pengurangan GRK dengan
etanol berbasis selulosa adalah 90,9%.
D. Kandungan Biomassa
Kandungan biomassa diantaranya meliputi :
1. Indikator Kandungan energi biomassa
Dalam menentukan suatu sistem energi biomassa, terdapat kandungan
energo dalam berbagai macam bahan baku biomassa yang harus ditentukan
terlenih dahulu. Pada nilai kalor yang digunakan sebagai indikator kandungan
energi yang dimiliki biomassa. Nilai kalor merupakan jumlah panas yang
dihasilkan dalam menjalani pembakaran yang sempurna yang dikenal sebagai
kalor pembakaran yang ditentukan dengan rasio dalam biomassa terutama
pada kadar karbon. Hal ini terdiri diantaranya yaitu :
a. Nilai kalor tertinggi dan terendah
b. Kalor yang tersedia
2. Nilai Kalor Berbagai Jenis Biomassa
8
Hal ini diberikaan data mengenai kadar air, kadar bahan organik, kadar
abu,, serta nilai kalor dari berbagai jenis biomassa representatif.
Tabel D.1. Nilai kalor dari biomassa, batu bara, dan gambut representif
Pada kadar air dapat ditentukan dari suatu kehilangan bobot setelah
pengeringan pada suhu 105֯C dibawah tekanan atmosfer. Serta kadar abu yang
dapat ditentukan dari bobot residu setelah pemanasan pada suhu 800֯C. Kadar
air berbeda serta bergantung pada jenis biomassa itu sendiri. Contohnya pada
presentas air pada kertas 3%, lumpur 9%. Dalam berbagai jenis biomassa bila
kadar air lebih dari 2/3 maka kallor yang tersedia negatif. Oleh sebab itu
walaupun nlai kalor biomassa adalah tingggi, bila mempunyai kadar air yang
tinggi pada kondisi alamnya, maka tidak akan sesuai pembakaran. Misalnya
pada eceng gondok dan lumpur limbah dengan nilai kalor yang tinggi dan
tidak sesuai untuk pembakaran.
Dalam Semua bahan organik diperoleh dengan mengurangi kadar abu
daei total bahan kering. Karena nilai energi abu adalah nol, jumlah bahan
organik yang banyak berarti nilai kalor yang lebih tinggi. Nilai kalori yang
tinggi dibutuhkan sebagai sumber energi. Selain itu, bahan organik memiliki
9
nilai kalor yang berbeda tergantung pada jenis dan proporsi komponennya.
Dalam hasil analisis unsur dan Nilai kalor untuk beberapa tipe perwakilan
biomassa dan bahan bakar organik lainnya. Karena biomassa mengandung
banyak oksigen dan lebih sedikit karbon dan hidrogen dibandingkan batubara
dan minyak, biomassa memiliki nilai kalori per satuan berat yang lebih rendah
daripada batubara dan minyak. Kayu dan biomassa herba memiliki kandungan
karbon 45-50N hidrogen konten 5% sampai 6%, yang memberikan rasio
molar H: C sekitar 2 dengan sedikit variasi. Ini karena hubungan ini
dipengaruhi oleh komposisinya, dengan komponen utamanya adalah selulosa
dan lignin
Tabel D.2. Komposisi unsur khas dan nilai kalor dari berbagai jenis
biomassa
Pada tabel tersebut sehubungan dengan kadar air serta sifat lainnya,
dengan keseluruhan hasil analisisnya diperoleh dalam keadaan kering.
Pada tabel D.1 dan tabel D2 mencantumkan nilai kalor dari masing-
masing biomassa. Nilai kalor juga dapat diperkirakan dengan perhitungan
menggunakan informasi seperti nilai yang diperoleh dari analisis unsur bahan.
10
Beberapa persamaan telah diajukan, salah satunya diusulkan di sini. Nilai
kalor tinggi (HHV) [MJ / kg bahan kering] = 0,4571 (% C standar kering) -
2,70. Tabel D.2 membandingkan nilai kalor yang dihitung menurut persamaan
ini dengan nilai terukur kecuali lumpur dan biosolid. Dan mendekati hasilnya
benar
11
tidaklah sulit. Alat yang digunakan pun tidak terlalu rumit. Ada banyak
jenis mesin briket, dari manual hingga semi mekanis hingga mesin.
12
Gambar E.2 Skema gassifikasi biomassa dan
sitem pembangkit daya
3. Pirolisis
Ada beberapa tingkatan proses pirolisis, yaitu pirolisis primer dan
pirolisis sekunder. Pirolisis primer adalah pirolisis yang terjadi pada bahan
baku (umpan), sedangkan pirolisis sekunder adalah pirolisis yang terjadi atas
partikel dan gas/uap hasil pirolisis primer. Penting diingat bahwa pirolisis
adalah penguraian karena panas lebih dari 150 0C, sehingga keberadaan O2
dihindari pada proses tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran.
pirolisis primer. Penting diingat bahwa pirolisis adalah penguraian karena
panas lebih dari 150 0C, sehingga keberadaan O2 dihindari pada proses
tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran.
4. Liquification
Proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses kondensasi,
biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan
peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan
pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang
13
energi liquification tejadi pada batubara dan gas menjadi bentuk cairan
untuk menghemat transportasi dan memudah kan dalam pemanfaatan.
14
Gambar E.5. Skema Pembentukan Gas Bio
6. Densifikasi
Untuk meningkatkan manfaat biomassa dengan mudah adalah
membentuk menjadi briket atau pellet. Briket atau pellet akan
memudahkan dalam penanganan biomassa. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan densitas dan memudahkan penyimpanan dan
pengangkutan. Secara umum densifikasi (pembentukan briket atau
pellet) mempunyai beberapa keuntungan. yaitu : menaikan nilai kalor
per unit volume, mudah disimpan dan diangkut, mempunyai ukuran
dan kualitas yang seragam.
15
etanol dari biomassa tergolong dalam konversi biokimiawi. Biomassa
yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat difermentasi sehingga
terurai menjadi etanol dan CO2. Akan tetapi, karbohidrat harus mengalami
penguraian (hidrolisis) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil
fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak
sesuai untuk pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti bensin.
Etanol ini harus didistilasi sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas
99.5%.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses
fotosintesis, baik berupa produk maupun buangan. Biomassa adalah bahan
organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik berupa produk
maupun buangan. Terdapat jenis- jenis biomassa, yaitu : Biomassa kayu,
Biomassa herba, Biomassa penghasil minyak, serta Biomassa tumbuhan air.
Hal ini pada biomassa terdapat dampak Konversi biomassa menjadi biofuel
seperti bioetanol untuk menggantikan bensin, biodiesel untuk menggantikan
solar, dan konversi biomassa menjadi bio-DME yang juga berpotensi untuk
menggantikan solar di sektor transportasi karena walaupun karakteristik dan
wujud DME mirip dengan LPG, tetapi dalam perbandingannya dengan solar,
angka cetane DME cukup tinggi yaitu dikisaran 55 sampai 60, sementara solar
konvensional memiliki angka cetane pada kisaran 40 sampai 55.
Dalam biomassa terdapat pemanfaatan didalamnya yaitu : Biobriket,
Gasifikasi, Pirolisis, liquification, Biokimia, Densifikasi, dan Karbonisasi. Hal
ini dengan biomassa yang memiliki kandungan sebagai berikut
1. Indikator Kandungan Energi Biomassa
Nilai kalor merupakan jumlah panas yang dihasilkan dalam menjalani
pembakaran yang sempurna yang dikenal sebagai kalor pembakaran yang
ditentukan dengan rasio dalam biomassa terutama pada kadar karbon.
2. Nilai Kalor Berbagai Jenis Massa
Misalnya pada eceng gondok dan lumpur limbah dengan nilai kalor yang
tinggi dan tidak sesuai untuk pembakaran. Karena nilai energi abu adalah
nol, jumlah bahan organik yang banyak berarti nilai kalor yang lebih
tinggi. Oleh Karena itu biomassa mengandung banyak oksigen dan lebih
sedikit karbon dan hidrogen dibandingkan batubara dan minyak, biomassa
17
memiliki nilai kalori per satuan berat yang lebih rendah daripada batubara
dan minyak.
3. Estimasi Berdasarkan Nilai Perhitungan
Nilai kalor tinggi (HHV) [MJ / kg bahan kering] = 0,4571 (% C standar
kering) -2,70. Tabel 2 membandingkan nilai kalor yang dihitung menurut
persamaan ini dengan nilai terukur kecuali lumpur dan biosolid.
B. Saran
Dengan adanya pembangunan pembangkit listrik berbasis energi
terbarukan dapat mengatasi krisis energi dan mengurangi penggunaan bahan
bakar fosil. Dengan mengembangkan biomassa secara keseluruhan sebagai
energi alternatif dengan memanfaatkan sebaik mungkin dengan kebijakan-
kebijakan yang telah ditentukkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Heryadi Rudy. (2020). Pemanfaatan Biomassa Sebagai Energi. Dikutip pada tanggal
12 April 2021 14.35 WIB
Suganal & Gandhi K. Hudaya. (2019). Bahan Bakar Co-Firing dari Batubara dan
Biomassa Tertorefaksi dalam Bentuk Briket (Skala Laboratorium). Jurnal
Teknologi Mineral dan Batubara. Vol. 15. No. 1.
19
Latihan Soal!
1. Apa yang Anda ketahui tentang biomassa?
2. Sebutkan macam-macam biomassa!
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh biomassa?
4. Apa saja kandungan pada biomassa?
5. Bagaimana kegunaan biomassa dalam kehidupan?
20