DOSEN PEGAMPU
YUNISA TRI SUCI. S.TP., M.Si
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
Puji syukur atas ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Makalah ini dibuat sebagai bentuk tanggung jawab penulis terhadap tugas
kelompok yang telah diberikan oleh dosen pengampu pada mata kuliah Teknik
Konversi dan Konservasi Energi kepada penulis. Dalam makalah ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, selayaknya penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Yunisa Tri Suci S. TP., M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah Teknik
Konversi dan Konservasi Energi
2. Rekan-rekan serta pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari pembaca sangat dibutuhkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................................1
1.3 Manfaat.........................................................................................................................2
II. PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Potensi Biomassa Sebagai Sumber Energi.................................................................3
2.2 Konversi Energi Biomassa...........................................................................................3
2.3 Prinsip Pembakaran Bahan Bakar.............................................................................5
2.4 Pemanfaatan Energi Biomassa....................................................................................6
III. PENUTUP........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................9
3.2 Saran.............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10
ii
I. PENDAHULUAN
I.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Mahasiswa mengetahui Potensi Biomassa Sebagai Sumber Energi
2. Mahasiswa mengetahui Konversi Energi Biomassa
3. Mahasiswa mengetahui Prinsip Pembakaran Bahan Bakar
4. Mahasiswa mengetahui Pemanfaatan Energi Biomassa
2
II. PEMBAHASAN
3
2.2 Konversi Energi Biomassa
Penggunaan biomassa untuk menghasilkan panas secara sederhana yaitu
biomassa langsung dibakar dan menghasilkan panas. Dan panas hasil
pembakaran akan dikonversi menjadi energi listrik melalui turbin dan
generator. Panas hasil pembakaran biomassa akan menghasilkan uap dalam
boiler. Uap akan ditransfer kedalam turbin sehingga akan menghasilkan
putaran dan menggerakan generator. Putaran dari turbin dikonversi menjadi
energi listrik melalui magnetmagnet dalam generator.
Agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar maka diperlukan
teknologi untuk mengkonversi biomassa, diantaranya beberapa teknologi
untuk konversi biomassa (Gambar 1). Ada perbedaan pada alat yang
digunakan untuk mengkonversi biomassa dan bahan bakar yang dihasilkan.
Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat
dibedakan menjadi tiga,
1. Pembakaran langsung,
Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhana karena pada
umumnya biomassa dapat langsung dibakar. Beberapa biomassa perlu dikeringkan
terlebih dahulu dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam penggunaan.
2. Konversi termokimiawi,
Konversi termokimiawi merupakan teknologi yang memerlukan perlakuan termal
untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan bahan bakar.
3. Konversi biokimiawi,
merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam
menghasilkan bahan bakar.
4
Gambar 1. Teknologi Konservasi Biomassa
5
Jumlah energi yang dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan
sebagai entalpi pembakaran yang merupakan beda entalpi antara produk dan
reaktan dari proses pembakaran sempurna. Entalpi pembakaran ini dapat
dinyatakan sebagai Higher Heating Value (HHV) atau Lower Heating
Value (LHV). HHV diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam
wujud cair sedangkan LHV diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran
dalam bentuk uap.
Pada umumnya pembakaran tidak menggunakan oksigen murni
melainkan memanfaatkan oksigen yang ada di udara. Jumlah udara minimum
yang diperlukan untuk menghasilkan pembakaran lengkap disebut sebagai
jumlah udara teoritis (atau stoikiometrik). Akan tetapi pada kenyataannya
untuk pembakaran lengkap udara yang dibutuhkan melebihi jumlah udara
teoritis. Kelebihan udara dari jumlah udara teoritis disebut sebagai excess
air yang umumnya dinyatakan dalam persen. Parameter yang sering
digunakan untuk mengkuantifikasi jumlah udara dan bahan bakar pada proses
pembakaran tertentu adalah rasio udara-bahan bakar. Apabila pembakaran
lengkap terjadi ketika jumlah udara sama dengan jumlah udara teoritis maka
pembakaran disebut sebagai pembakaran sempurna.
2.4 Pemanfaatan Energi Biomassa
2.4.1 Biobriket
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi
sumber energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan
sehingga bentuknya menjadi lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket
batubara menurut penelitian yang telah dilakukan Jahiding M et al (2014)
tentang pengembangan briket batubara yang menyatakan bahwa briket
batubara dapat menghasilkan nilai kalor sebesar 5385,09 kal/gram yang
berarti telah memenuhi standar briket (minimal 5000 kal/gram) berdasarkan
SNI. Namun tidak hanya batubara saja yang bisa di bikin briket. Biomassa
lain seperti sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-
limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan briket tidak terlalu sulit, alat yang
6
digunakan juga tidak terlalu rumit. Di IPB terdapat banyak jenis-jenis mesin
pengempa briket mulai dari yang manual, semi mekanis, dan yang memakai
mesin.
2.4.2 Gasifikasi
Secara sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai
proses konversi bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier)
menjadi bahan bakar. Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor
untuk menggerakan generator pembangkit listrik. Gasifikasi merupakan salah
satu alternatif dalam rangka program penghematan dan diversifikasi energi.
Selain itu gasifikasi akan membantu mengatasi masalah penanganan dan
pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan. Menurut Amin, S
(2009) gasifikasi berlangsung pada temperatur tinggi (800-900°C) dan
oksigen yang terbatas, namun ada juga yang beroperasi pada suhu rendah
Ada tiga bagian utama perangkat gasifikasi, yaitu : (a) unit
pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut reaktor gasifikasi
atau gasifier, (b) unit pemurnian gas, (c) unit pemanfaatan gas.
2.4.3. Pirolisa
Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada
suhu yang lebih dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan
proses, yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder. Pirolisa primer adalah
pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisa sekunder
adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisa primer.
7
Penting diingat bahwa pirolisa adalah penguraian karena panas, sehingga
keberadaan O2 dihindari pada proses tersebut karena akan memicu reaksi
pembakaran.
Gambar 3. Bagan proses pirolisis dengan energy pebakaran gas hasil pirolisis
2.4.4 Liquification
Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan
dengan proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari
padat ke cairan dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau
penggilingan dan pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan.
Pada bidang energi liquification tejadi pada batubara dan gas menjadi bentuk
cairan untuk menghemat transportasi dan memudahkan dalam pemanfaatan.
2.4.5 Biokimia
Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses
biokimia. Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah
hidrolisis, fermentasi dan an-aerobic digestion. An-aerobic digestion adalah
penguraian bahan organik atau selulosa menjadi CH 4 dan gas lain melalui
8
proses biokimia. Adapun tahapan proses anaerobik digestion adalah
diperlihatkan pada Gambar
III.1 Kesimpulan
Sejatinya sebelum mengenal bahan bakar fossil, manusia sudah
menggunakan biomassa sebagai sumber energi. Namun sejak manusia beralih
pada minyak, gas bumi atau batu bara untuk menghasilkan tenaga,
penggunaan biomassa tergeser dari kehidupan manusia. Biomassa merupakan
sumber energi terbarukan dan berkelanjutan. Biomassa dapat membantu
mengurangi impor bahan bakar dan membantu meningkatkan kemandirian
energi negara. Peningkatan penggunaan biomassa dari limbah dapat
mengurangi tingkat polusi di dunia dengan mengkonversi sampah menjadi
9
sumber energi yang berguna. Penggunaan biomassa merupakan pilihan yang
lebih ramah lingkungan bila dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar
fosil, sekaligus dapat membantu mengurangi tingkat total emisi gas rumah
kaca. Merupakan teknologi energi terbarukan yang mampu memberikan hasil
instan. Sumber biomassa dapat ditemukan di semua negara di dunia. Banyak
teknologi berbeda yang dapat digunakan untuk mengkonversi biomassa
menjadi bentuk energi yang berguna.
III.2 Saran
Disamping membahas tentang materi tentang teknik konservasi energi biomassa
di Indonesia kami juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
serta dapat menambah pengetahuan bagi kita semua. Diharapkan setelah membaca
dan memahami materi ini kita dapat mengaplikasikannya sebagai bentuk tindakan
konservasi energi untuk menghindari kelangkaan energi dan kerusakan bumi di masa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
10
Parinduri, Luthfi dan Parinduri, Taufik. 2020. Konversi Biomassa Sebagai Sumber
Energi Terbarukan. Journal of Electrical Technology, Vol. 5 (2).
Ridhuan el al. 2019. Pengaruh Jenis Biomassa Pada Pembakaran Pirolisis Terhadap
Karakteristik Dan Efisiensibioarang - Asap Cair Yang Dihasilkan. Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin Vol. 20, No. 1. 18-27.
LAMPIRAN
1. Penilaian
Point Penilaian Nilai
Bahan Tayang
Materi
Cara Penyajian
Respon Jawaban
Anggota yang Paling Aktif
Total
11
2. Hasil diskusi
Putri Melati : apakah suhu yang digunakan pirolisa merupakan sebuah
ketentuan? dan apakah diperbolehkan untuk menggunakan suhu dibawah 150°?
Jawaban dari Chorida Okasyari
Pirolisa merupakan penguraian biomassa karena panas dengan suhu > 150°.
sehingga harus menggunakan suhu > 150°. Apabila suhu kurang dari 150° maka
akan menyebabkan kesulitan pada saat penguraian biomassa karena dalam proses
pengolahan biomasa secara pirolis akan membutuhkan energi yang besar hal
inilah yang mengakibatkan pirolisa membutuhkan suhu yang besar. Dalam jurnal
yang di tulis oleh Wirawan (2016) tentang pengaruh rendemen dan nilai kalor
menyatakan bahwa reaksi pirolisa yang menggunakan suhu tinggi dapat
meningkatkan nilai kalor dan jumlah minyak yang di hasilkan. Untuk suhu
terbaik pirolisis biomassa adalah sekitar 200- 500°c.
Sumber jawaban : Wirawan. 2016. Pengaruh sushu terhadap rendemen dan nilai
kalor minyak hasil pirolisa sampah plastic. Jurnal Mekanika
dan system Termal. Vol. 1(2):49-52.
Daneng Nur Mai Sriwulan : Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembakaran
lengkap dan tidak lengkap serta perbedaan dari kedua pembakaran tersebut?
Jawaban dari Siti Atika Julianti
Proses pembakaran ditinjau dari jumlah pengoksidasi (udara/oksigen), dapat
dibedakan menjadi pembakaran lengkap (complete combustion) dan
pembakaran tidak lengkap (in complete combustion). Proses pembakaran
lengkap terjadi bila bahan bakar berekasi dengan elemen pengoksidasi seperti
udara/oksigen, dan menghasilkan senyawa yang disusun dari elemen-elemen
bahan bakar dengan elemen pengoksidasi. Sebagai contoh reaksi pembakaran gas
methana dengan oksigen dan pembakaran gas hidrogen dengan oksigen, sebagai
berikut :
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O + energi
2 H2 + O2 → 2 H2O(g) + panas
12
Sedangkan proses pembakaran tidak lengkap terjadi bila udara/oksigen yang
dibutuhkan tidak cukup untuk membakar bahan bakar secara lengkap, untuk
menghasilkan karbon dioksida dan air. Pada pembakaran yang tidak lengkap,
karbon dalam bahan bakar diubah menjadi gas karbon monoksida sedangkan
nitrogen yang ada dalam udara pada temperatur tinggi akan berubah menjadi
NOx.
2 CH4 + 3 O2 → 2 CO + 4 H2O
N2 + O2 → 2 NO
13
Sopia : Seberapa besar potensi biomassa di Indonesia? Dan bagaimana Langkah
yang perlu di ambil untuk memanfaatkan energi tersebut?
Jawaban dari Siti Atika Julianti
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi
jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan
semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan
menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan
lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati
memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi energi secara
keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan
akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya,
karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya.
Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena
penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di
daerah perkotaan.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber energi
juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak, kedelai
merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago merupakan
tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan pembuatan
bioethanol.
Langkah yang perlu untuk memanfaatkan biomassa utk energi.
1. Melakukan sebuah inovasi, dengan teknologi yang sudah berkembang pesat di
jaman skrg manusia2 mulai melakukan banyak penemuan dan meneliti sesuatu
hal yang bermanfaat sehingga limbah2 yang ada di sekitaran kita dimanfaatkan
dan diolah menjadi energi.
2. Kesadaran diri, setiap manusia memiliki karakter yg berbeda2 ada yg peduli
akan lingkungan dan ada yg cuek. Dengan begitu hanya sebagian manuisa yg
14
sadar akan pemanfaatan biomassa tersebut dapat mengajak masyarakat lainnya
utk melakukan dan memulai bergerak utk pengolahan biomassa trs.
3. Melestarikan lingkungan sehat, limbah diolah menjadi berkah, seperti video
nya, memanfaatkan limbah sampah organik rumahan menjadi hasil energi yg
menguntungkan kan.
15