Disusun oleh:
1. Devita Arum Witanti (2019016027)
2. Windy Putri Sapei (2019016037)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Biodisel dan Bioetanol” ini tepat pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman anggota kelompok yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun guna
memenuhi tugas presentasi mata kuliah IPA terapan.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
ISI............................................................................................................................................... 3
Bahan Pembuatan................................................................................................................... 4
Manfaat .................................................................................................................................. 8
PENUTUP................................................................................................................................ 10
Kesimpulan .......................................................................................................................... 10
Saran .................................................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia tidak terlepas dari ketergantungan terhadap energi fosil dan
sebagian dari energi tersebut diimpor dari negara lain. Seiring dengan semakin langka
dan mahalnya bahan bakar fosil dan meningkatnya populasi manusia yang sangat
kontradiktif dengan kebutuhan energi bagi kelangsungan perekonomian manusia.
Permasalahan serius yang dihadapi oleh banyak negara berkembang saat ini adalah
jumlah bahan bakar fosil yang sangat terbatas sementara kebutuhan terus meningkat,
sehingga terjadi krisis energi (Tores, 2017).
Salah satu yang mendasari terjadinya kelangkaan energi adalah pemakaian
kendaraan bermotor berbahan bakar bensin yang dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Menurut data statistik kepolisian Indonesia (2017) pada tahun 2017
jumlah kendaraan bermotor di Indonesia berjumlah 138.556.669 kendaraan. Hal ini
mengakibatkan pemakaian bahan bakar minyak bumi meningkat .
Pemanasan global yang diakibatkan oleh pemakaian bahan bakar fosil
semakin terasa dan mengakibatkan ancaman lingkungan. Hal ini semakin mendorong
dikembangkannya bahan bakar alternatif yang bersifat terbarukan dan konversi
energi. Ancaman lingkungan yang berpotensi untuk terjadi adalah polusi akibat emisi
pembakaran bahan bakar fosil. Polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar
fosil memiliki dampak kesehatan baagi manusia, hewan bahkan lingkungan flora.
Polusi berupa gas-gas berbahaya, seperti CO, NOx, dan UHC(unburn hydrocarbon)
juga unsur metalik seperti timbal (pb). Bahkan ledakan jumlah CO2 yang berdampak
pada pemanasan global (global warming). Kesadaran terhadap ancaman serius
tersebut telah mengintensifikan berbagai riset yang bertujuan menghasilkan sumber-
sumber energi ataupun pembawa energi yang lebih terjamin keberlanjutannya dan
lebih ramah lingkungan (Engel,2014).
Oleh karena itu pada saat ini usaha mencari sumber energi alternatif semakin
meningkat, salah satu bentuk dari energi terbarukan adalah energi biomassa. Energi
biomassa berasal dari bahan organik dan sangat beragam jenisnya. Sumber energi
biomassa dapat berupa dari tanaman perkebunan atau pertanian, hutan atau bahkan
limbah, baik limbah domestik maupun limbah pertanian. Biomassa dapat digunakan
1
untuk sumber energi langsung maupun dikonversi menjadi bahan bakar. Penggunaan
biomassa sebagai sumber energi ini tidak akan menyebabkan terjadinya penumpukan
gas CO2 yang dihasilkan oleh reaksi pembakaran dipakai untuk pembentukan
biomassa itu sendiri. Hasil konversi biomassa ini dapat berupa bioetanol, biodiesel
dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biodisel dan bioetanol?
2. Apa bahan yang digunakan dalam pembuatan biodisel dan bioetanol?
3. Bagaimana cara pembuatan biodisel dan bioetanol?
4. Apa manfaat dari biodisel dan bioetanol?
C. Tujuan
1. Dapat memahami mengenai biodisel dan bioetanol.
2. Dapat mengetahui bahan yang bisa digunakan untuk pembuatan biodisel dan
bioetanol.
3. Dapat memahami bagaimana proses pembuatan biodisel maupun bioetanol.
4. Dapat mengetahui manfaat dari biodisel dan bioetanol.
2
BAB II
ISI
3
yang memiliki keunggulan mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18 %.
Bioetanol mempunyai manfaat untuk dikonsumsi manusia sebagai minuman
beralkohol. Selain itu, bioetanol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan
kandungan minimal 10 % etanol. Biaya produksi bioetanol tergolong murah
karena sumber bahan baku berasal dari limbah pertanian yang memiliki nilai
ekonomis yang rendah.
B. Bahan Pembuatan
1. Biodisel
Biodiesel telah banyak digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar. Bahan
baku biodiesel yang dikembangkan bergantung pada sumber daya alam yang
dimiliki suatu negara, minyak kanola di Jerman dan Austria, minyak kedelai di
Amerika Serikat, minyak sawit di Malaysia, dan minyak kelapa di Filipina
Indonesia mempunyai banyak sekali tanaman penghasil minyak lemak nabati,
diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, jarak, nyamplung, dan lain-
lain. Beberapa tanaman yang potensial untuk bahan baku biodiesel dapat dilihat
pada Tabel di bawah:
Agar dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar, biodiesel harus
mempunyai kemiripan sifat fisik dan kimia dengan minyak solar.Salah satu sifat
fisik yang penting adalah viskositas.Sebenarnya, minyak lemak nabati sendiri
dapat dijadikan bahan bakar, namun, viskositasnya terlalu tinggi sehingga tidak
memenuhi persyaratan untuk dijadikan bahan bakar mesin diesel.
Perbandingansifat fisik dan kimia biodiesel dengan minyak solar disajikan pada
Tabel dibawah
4
2. Bioetanol
Bahan baku yang digunakan untuk produksi bioetanol terbagi menjadi :
a. Gula (glucose)
Gula (glukosa) merupakan bentuk bahan baku yang paling sederhana dengan
rumus kimia C6H12O6 , berbeda dengan pengertian gula sehari-hari yang
mengandung sukrosa, laktosa dan fruktosa. Gula dapat diperoleh dari tebu
(sugarcane) melalui hasil sampingan produksinya berupa tetes (molases).
Sebagai bahan baku bioetanol, glukosa dapat langsung digunakan dalam
proses peragian.
b. Pati (starch)
pati banyak ditemukan pada jagung, singkong, sagu dan beragam makanan
pokok manusia yang mengandung karbohidrat. Rumus kimia dari pati adalah
(C6H10O5)n dengan jumlah n antara 40 – 3.000. Sebagai bahan baku bioetanol,
pati membutuhkan proses untuk memecah ikatan kimianya menjadi glukosa.
Proses yang umum dilakukan adalah dengan penambahan enzim amylase
untuk menghidrolisis menjadi glukosa.
c. Selulosa (cellulose)
Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus kimia (C6H10O5)n ,dengan
jumlah n ribuan hingga lebih dari puluhan ribu, yang membentuk dinding
tanaman dan kayu. Selulosa merupakan senyawa organik yang paling banyak
jumlahnya di muka bumi. Sekitar 1/3 komposisi tanaman adalah selulosa yang
tidak tercerna oleh manusia. Sebagai bahan baku bioetanol, selulosa
membutuhkan pengolahan awal yang lebih intensif dibandingkan dengan
bahan baku lain.
5
C. Cara Pembuatan
1. Biodisel
Biodiesel dihasilkan dari proses transesterifikasi dengan bahan baku minyak
nabati atau lemak hewan yang direaksikan dengan senyawa alkohol seperti
metanol. Bahan baku tersebut mengandung rantai trigliserida yang dapat
disederhanakan menjadi rantai methyl esters monogliserida dengan bantuan
katalis. Senyawa methyl esters tersebutlah yang dikenal dengan biodiesel murni
atau biasa disebut dengan Fatty Acid Methyl Esters (FAME). Proses
transesterifikan diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
6
kondisi optimum Enzym Alfa Amylase bekerja memecahkan struktur tepung
secara kimia menjadi gula komplex (dextrin).Proses Liquifikasi selesai
ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses berubah menjadi lebih
cair seperti sup. Sedangkan proses Sakarifikasi (pemecahan gula kompleks
menjadi gula sederhana)
c. Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa
dan sebagian fruktosa) dengan kadar gula berkisar antara 5 hingga 12 %.
Tahapan selanjutnya adalah mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan
baku tersebut dan mendiamkannya dalam wadah tertutup (fermentor) pada
kisaran suhu optimum 27 s/d 32 derajat celcius selama kurun waktu 5 hingga 7
hari (fermentasi secara anaerob). Selama proses fermentasi akan menghasilkan
cairan etanol/alkohol dan CO2. Hasil dari fermentasi berupa cairan
mengandung alkohol/ethanol berkadar rendah antara 7 hingga 10 % (biasa
disebut cairan Beer). Pada kadar ethanol max 10 % ragi menjadi tidak aktif
lagi,karena kelebihan alkohol akan beakibat racun bagi ragi itu sendiri dan
mematikan aktifitasnya.
d. Distilasi
Distilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan untuk
memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dalam proses
distilasi, pada suhu 78 derajat celcius (setara dengan titik didih alkohol)
ethanol akan menguap lebih dulu ketimbang air yang bertitik didih 95 derajat
celcius. Uap ethanol didalam distillator akan dialirkan kebagian kondensor
sehingga terkondensasi menjadi cairan ethanol.
e. Dehidrasi
Hasil penyulingan berupa ethanol berkadar 95 % belum dapat larut dalam
bahan bakar bensin. Untuk substitusi BBM diperlukan ethanol berkadar 99,6-
99,8 % atau disebut ethanol kering. Untuk pemurnian ethanol 95 % diperlukan
proses dehidrasi (distilasi absorbent) menggunakan beberapa cara,antara lain :
1. Cara Kimia dengan menggunakan batu gamping 2. Cara Fisika ditempuh
melalui proses penyerapan menggunakan Zeolit Sintetis. Hasil dehidrasi
berupa ethanol berkadar 99,6-99,8 % sehingga dapat dikatagorikan sebagai
Full Grade Ethanol (FGE),barulah layak digunakan sebagai bahan bakar motor
sesuai standar Pertamina.
7
D. Manfaat
1. Biodisel
Dibandingkan dengan minyak solar, biodiesel mempunyai beberapa
keunggulan.Keunggulan utamanya adalah emisi pembakarannya yang ramah
lingkungan karena mudah diserap kembali oleh tumbuhan dan tidak mengandung
SOx. Adapun manfaat dari penggunaan biodisel yaitu:
a. Dihasilkan dari sumber daya energi terbarukan dan ketersediaan bahan
bakunya terjamin
b. Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik tidaknya
kualitas solar berdasar sifat kecepatan bakar dalam ruang bakar mesin)
c. Viskositas tinggi sehingga mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik
daripada solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin
d. Dapat diproduksi secara lokal
e. Mempunyai kandungan sulfur yang rendah
f. Menurunkan tingkat opasiti asap
g. Menurunkan emisi gas buang
h. Pencampuran biodiesel dengan petroleum diesel dapat meningkatkan
biodegradibility petroleum diesel sampai 500 %
2. Bioetanol
Terdapat beberapa manfaat dari penggunaan bioetanol yaitu :
a. Ketahanan energi
Penggunaan etanol dan bahan bakar lainnya bisa mengurangi konsumsi bahan
bakar utama secara terus menerus.
b. Komponen menjadi lebih bersih
Bioetanol menghasilkan pembakaran sempurna dibandingkan dengan mesin.
Proses pembakaran sempurna bioetanol juga tidak menghasilkan residu
sehingga knalpot kendaraan lebih bersih.
c. Mengurangi emisi karbon
penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar akan menurunkan tingkat emisi
karbon dan pencemaran udara. Hal ini disebabkan karena penggunaan
8
bioetanol memiliki bilangan oktan yang tinggi dan mengurangi emisi CO2.
Pengurangan emisi CO2 dapat mengurangi efek rumah kaca.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak bumi yaitu
biodiesel dan bioetanol. Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran
mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi
bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur
atau lemak hewan. Biodiesel dihasilkan dari proses transesterifikasi. Bioetanol
merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat (selulosa)
menggunakan bantuan mikroba. Produksi bioetanol dari tanaman yang mengandung
selulosa, dilakukan melalui proses konversi lignoselulosa menjadi selulosa dengan
beberapa metode diantaranya dengan hidrolisis fisik, kimia, dan biologi. Banyak
sekali manfaat yang diperoleh dari penggunaan biodiesel dan bioetanol yaitu seperti
mengurangi emisi karbon.
B. Saran
Untuk mengurangi angka ketergantungan masyarakat terhadap sumber energi yang
berasal dari sumber daya alam tidak dapat diperbarui, maka alangkah baiknya bila
pemerintah mendukung serta memproduksi sumber energi biodiesel dan bioetanol
sehingga dapat berguna bagi masyarakat luas. Masyarakat juga harus mendukung
program ini untuk memperoleh manfaat yang maksimal. Selain itu penggunaan
biodiesel maupun bioetanol juga bisa menyelamatkan lingkungan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Engel. (2014). Bioetanol. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 8–21.
https://coaction.id/sekilas-tentang-bioenergi-proses-produksi-biodiesel-di-indonesia/
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/manfaat-bioetanol-13113/
Surya, Y., Ningrum, M. C., & Prastika, R. S. (2015). Biodiesel. Universitas Negeri Malang.
Torres, T. (2017). Bioenergi. Ibp 661, 111.
11