Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BAHAN BAKAR BIODIESEL


Tugas Mata Kuliah Pembangkit Energi Listrik Terbarukan
Dosen Pengampu Gunawan, ST., MT

Disusun Oleh :
Nugroho Tri Jayanto
30602200217

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya,
makalah sederhana ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Pembangkit Energi
Listrik Terbarukan, semester kedua yang dibimbing oleh Bapak Gunawan, ST., MT Program
Studi S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri Universitas Islam Sultan Agung, karya tulis
ini juga bermanfaat bagi kami dimana dengan adanya makalah sederhana ini kami dapat
mengembangkan dan melatih kemampuan menulis kami, dapat juga mengetahui lebih dalam
tentang Bio Diesel.

Makalah sederhana ini diselesaikan masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan ilmu
pengetahuan yang dimiliki penulis, maka penulis menerima kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan penulisan Makalah berikutnya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II ISI .............................................................................................................................. 3
2.1. Pengertian Biodiesel ........................................................................................................ 3
2.2. Perkembangan Biodiesel di Indonesia ............................................................................ 3
2.3. Pemanfaatan Biodiesel di Indonesia ............................................................................... 6
2.4. Pertimbangan Produksi Skala Besar ......................................................................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13
3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 13
3.2. Saran .......................................................................................................................... 13

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia dikenal dunia memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah, terutama
minyak bumi dan gas alam. Hal ini yang menjadikan Indonesia memanfaatkan sumber
daya alam tersebut dalam jumlah yang besar untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Indonesia termasuk negara penyumbang minyak terbesar di dunia oleh karena itu hal
ini dikhawatirkan berdampak kepada sumber daya alam tersebut, dimana kita ketahui
SDA minyak bumi dan gas alam adalah sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui dan lama-kelamaan akan habis di gali. Kemungkinan Indonesia
kehilangan SDA tersebut sangat besar, sehingga menyebabkan kelangkaan bahan bakar
yang sekarang ini saja sudah terasa dampaknya, dengan kelangkaan minyak tanah, dan
harga minyak dunia yang semakin tinggi. Oleh karena itu harus dilakukan sebuah
gagasan untuk melakukan balancing antara permintaan dan produksi energi oleh
negara, salah satunya dengan mencari sumber energi alternatif lain yang lebih
ekonomis, ramah lingkungan dan bersifat renewable. Hal ini mengingatkan kita akan
ketersediaan sumber tanaman penghasil minyak nabati yang banyak ditemukan di
Indonesia dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku pembuatan biodesel.

Biodiesel adalah energi yang terbarukan, yang tidak pernah habis selagi masih tersedia
bahan bakunya dan merupakan energi yang ramah lingkungan, karena tidak
memngandung SO2 dan PbO2 sehingga mampu mengeliminasi emisi gas buang.
Biodiesel sudah banyak dikenal di Negara asing khususnya negara-negara bukan
pengimpor minyak. Pada negara tersebut biodiesel sudah diproduksi dan digunakan
dalam skala komersial. Namun di Indonesia belum terdorong untuk memanfaatkan
biodiesel untuk skala komersial.

1.2. Rumusan Masalah


1. Perkembangan Biodiesel di Indonesia?
2. Bagaimana Proses Pembuatan Biodiesel?
3. Bagaimana unjuk kerjanya?
4. Bagaimana proses produksi untuk skala besar?

1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan Biodiesel di Indonesia
2. Untuk mengetahui proses pembuatan Biodiesel
3. Untuk mengetahui unjuk kerjanya
4. Untuk mengetahui proses produksi untuk skala besar

2
BAB II ISI

2.1. Pengertian Biodiesel


Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai
panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel
dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan. Biodiesel
disebut juga sebagai bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari bahan baku yang
terbarukan, selain dari bahan baku minyak bumi. Sebuah proses dari transesterifikasi lipid
digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang
asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur langsung,
biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi,
dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan
sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni
ultra rendah belerang yang rendah pelumas.

Biodiesel adalah bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat seperti minyak diesel
atau solar. Sebelum biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar, biodiesel ini harus
diproses lagi untuk menurunkan kekentalannya. Selain itu tangki bensin juga harus
dilakukan perubahan agar biodiesel ini dapat berfungsi dengan baik sebagai bahan bakar
pada kendaraan tersebut. Namun jika kendaraan sudah bermesin diesel, maka bahan bakar
biodiesel ini sudah dapat langsung digunakan. Secara sederhana biodiesel didefinisikan
sebagai bentuk bahan bakar diesel yang menyebabkan lebih sedikit kerusakan lingkungan
dibandingkan bahan bakar diesel standar. Biodiesel biasanya dibuat dari minyak nabati
melalui proses kimia yang disebut transesterifikasi.

2.2. Perkembangan Biodiesel di Indonesia


Hingga saat ini Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar berbasis fosil sebagai
sumber energi. Data yang didapat dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
menunjukkan bahwa dengan persediaan minyak mentah di Indonesia, yaitu sekitar 9 milyar
barrel, dan dengan laju produksi rata-rata 500 juta barrel per tahun, persediaan tersebut
akan habis dalam 18 tahun. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan
memenuhi persyaratan lingkungan global, satu-satunya cara adalah dengan pengembangan
bahan bakar alternatif ramah lingkungan.

3
Pemilihan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif berbasis pada ketersediaan bahan baku.
Minyak rapeseed adalah bahan baku untuk biodiesel di Jerman dan kedelai di Amerika.
Sedangkan bahan baku yang digunakan di Indonesia adalah crude palm oil (CPO). Selain
itu, masih ada potensi besar yang ditunjukan oleh minyak jarak pagar (Jathropa Curcas)
dan lebih dari 40 alternatif bahan baku lainnya di Indonesia.

Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar kedua setelah Malaysia dengan produksi
CPO sebesar 8 juta ton pada tahun 2002 dan akan menjadi penghasil CPO terbesar di dunia
pada tahun 2012. Dengan mempertimbangkan aspek kelimpahan bahan baku, teknologi
pembuatan, dan independensi Indonesia terhadap energi diesel, maka selayaknya potensi
pengembangan biodiesel merupakan potensi pengembangan biodiesel sebagai suatu
alternatif yang dapat dengan cepat diimplementasikan.

Walaupun pemerintah Indonesia menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap


pengembangan biodiesel, pemerintah tetap bergerak pelan dan juga berhati-hati dalam
mengimplementasikan hukum pendukung bagi produksi biodiesel. Pemerintah
memberikan subsidi bagi biodiesel, bio-premium, dan bio-pertamax dengan level yang
sama dengan bahan bakar fosil, padahal biaya produksi biodiesel melebihi biaya produksi
bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan Pertamina harus menutup sendiri sisa biaya yang
dibutuhkan.

Sampai saat ini, payung hukum yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk industri
biofuel, dalam bentuk Keputusan Presiden ataupun Peraturan Perundang-undangan lainny,
adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijaksanaan Energi Nasional
2. Instruksi Presiden No. 1/2006 tentang Pengadaaan dan Penggunaan Biofuel sebagai
Energi Alternatif
3. Dektrit Presiden No. 10/2006 tentang Pembentukan team nasional untuk
Pengembangan Biofuel
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
menyebutkan pengembangan biodiesel sebagai energi terbarukan akan dilaksakan selama
25 tahun, dimulai dengan persiapan pada tahun 2004 dan eksekusi sejak tahun 2005.
Periode 25 tahun tersebut dibagi dalam tiga fasa pengembangan biodiesel. Pada fasa

4
pertama, yaitu tahun 2005-2010, pemanfaatan biodiesel minimum sebesar 2% atau sama
dengan 720.000 kilo liter untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak nasional dengan
produk-produk yang berasal dari minyak castor dan kelapa sawit.

Fasa kedua (2011-2015) merupakan kelanjutan dari fasa pertama akan tetapi telah
digunakan tumbuhan lain sebagai bahan mentah. Pabrik-pabrik yang dibangun mulai
berskala komersial dengan kapasitas sebesar 30.000 – 100.000 ton per tahun. Produksi
tersebut mampu memenuhi 3% dari konsumsi diesel atau ekivalen dengan 1,5 juta kilo liter.
Pada fasa ketiga (2016 – 2025), teknologi yang ada diharapkan telah mencapai level ‘high
performance’ dimana produk yang dihasilkan memiliki angka setana yang tinggi dan
casting point yang rendah. Hasil yang dicapai diharapkan dapat memenuhi 5% dari
konsumsi nasional atau ekivalen dengan 4,7 juta kilo liter. Selain itu juga terdapat Inpres
Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel)
sebagai bahan bakar lain. Hal-hal ini menunjukkan keseriusan Pemerintah dalam
penyediaan dan pengembangan bahan bakar nabati. (Rahayu, 2006)

Hingga Mei 2007, Indonesia telah memiliki empat industri besar yang memproduksi
biodiesel dengan total kapasitas 620.000 ton per hari. Industri-industri tersebut adalah PT
Eterindo Wahanatama (120.000 ton/tahun – umpan beragam), PT Sumi Asih (100.000
ton/tahun – dengan RBD Stearin sebagai bahan mentah), PT Indo BBN (50.000 ton/tahun
– umpan beragam), Wilmar Bioenergy (350.000 ton/tahun dengan CPO sebagai bahan
mentah), PT Bakrie Rekin Bioenergy (150.000 ton/tahun) dan PT Musim Mas (100.000
ton/tahun). Selain itu juga terdapat industri-industri biodiesel kecil dan menengah dengan
total kapasitas sekitar 30.000 ton per tahun, seperti PT Ganesha Energy, PT Energi
Alternatif Indonesia, dan beberapa BUMN.

Peluang untuk mengembangkan potensi pengembangan biodiesel di Indonesia cukup besar,


mengingat saat ini penggunaan minyak solar mencapai sekitar 40 % penggunaan BBM
untuk transportasi. Sedang penggunaan solar pada industri dan PLTD adalah sebesar 74%
dari total penggunaan BBM pada kedua sektor tersebut. Bukan hanya karena peluangnya
untuk menggantikan solar, peluang besar biodiesel juga disebabkan kondisi alam
Indonesia. Indonesia memiliki beranekaragam tanaman yang dapat dijadikan sumber bahan
bakar biodiesel seperti kelapa sawit dan jarak pagar. Pada saat ini, biodiesel (B-5) sudah
dipasarkan di 201 pom bensin di Jakarta dan 12 pom bensin di Surabaya.

5
Grafik Produksi dan rencana produksi CPO

Persebaran produksi biodiesel di Indonesia

2.3. Pemanfaatan Biodiesel di Indonesia


Di Indonesia banyak tumbuh tanaman penghasil minyak nabati yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber bahan baku pembuatan biodesel. Dari sekian banyak tanaman, dimakalah
ini akan dibahas pembuatan biodiesel dari tanaman jarak dan juga pemanfaatan minyak
jelantah.
1. Pemanfaatan tanaman jarak sebagai bahan pembuatan biodiesel
Tanaman jarak pagar merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan untuk
menghasilkan sumber energi alternatif. Sumber energi yang dihasilkan dari tanaman ini
berupa biodiesel yang berguna untuk menggantikan fungsi solar pada mesin diesel. Saat
ini pemerintah tengah mencanangkan program penggunaan minyak jarak pagar
(Jathropa Curcas) sebagai pengganti minyak solar secara nasional.

6
Minyak dari tanaman jarak pagar termasuk minyak lemak. Biodiesel merupakan bahan
bakar yang berpotensi menggantikan solar, karena berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Potensi terbesar tanaman Jarak Pagar terdapat pada buah yang terdiri dari biji dan
cangkang (kulit). Pada biji terdapat inti biji dan kulit biji. Inti biji ini yang menjadi
bahan dasar pembuatan biodiesel, sumber energi pengganti solar. Setelah melalui
proses pemerahan, dari inti biji akan dihasilkan bungkil perahan, yang kemudian
diekstraksi. Hasilnya berupa minyak Jarak Pagar dan bungkil ekstraksi. Minyak jarak
pagar digunakan untuk penyabunan dengan hasil akhir berupa sabun dan
metanolisis/etanolisis yang kemudian diproses menjadi biodiesel dan gliserin.

Minyak yang dihasilkan dari biji Jarak Pagar termasuk dalam minyak lemak (fatty oil).
Minyak ini berwujud cairan bening berwarna kuning dan tidak menjadi keruh meski
disimpan dalam waktu yang lama. Minyak Jarak Pagar bisa digunakan untuk berbagai
keperluan. Pertama, melalui thermal atau catalytic cracking akan dihasilkan gas,
gasoline, kerosin dan diesel, yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Kedua,
melalui esterifikasi transesterifikasi akan dihasilkan produk berupa biodiesel yang
digunakan untuk pembangkit genset, kendaraan diesel dan kompor jarak pagar.

Cara pembuatan Biodiesel dari Pohon Jarak cukup mudah, untuk menghasilkan minyak
dalam skala kecil (0,5 - 0,6 ton perawatan hari) cukup dengan mengepres biji jarak yang
sudah kering menggunakan mesin diesel satu silinder, sehingga menghasilkan
8 minyak
jarak kasardan bungkil.

Tahap selanjutnya adalah menyaring menggunakan mesin penyaring sehingga


dihasilkan minyak jarak bersih. Kemudian dilakukan proses pemurnian terhadap
minyak jarak yang sudah bersih sampai menghasilkan minyak jarak murni yang siap
dijual.

Biodiesel yang diperoleh dari tanaman jarak berupa minyak jarak yang diperoleh dari
biji jarak. Biodiesel yang dihasilkan dari tanaman Jarak Pagar merupakan minyak
lemak semimulus (semi refined fatty oil), yang telah dibersihkan dari fosfor dan asam-
asam lemak. Dalam hal ini fosfor merupakan zat yang merugikan karena mesin diesel
dapat mengubah fosfor ini menjadi garam atau asam fosfat yang mengendap menjadi

7
kerak di dalam kamar pembakaran atau terbawa keluar sebagai pencemar udara oleh
emisi gas buang.

Gambar Alur Produksi Biodiesel Jarak Pagar

Gambar pohon Jarak Pagar

8
Gambar Produk Biodiesel dengan Bahan Baku Jarak Pagar

2. Pemanfaatan jelantah sebagai bahan pembuatan biodiesel


Minyak jelantah adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng
seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya, minyak ini
merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya, dapat di
gunakan kembali untuk keperluaran kuliner akan tetapi bila ditinjau dari komposisi
kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik,
yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah
yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker,
dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu
perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan
tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan, kegunaan
lain dari minyak jelantah adalah bahan bakar biodiesel.

Menurut BPPT, limbah minyak goreng (waste of vegetable oil) memiliki potensi
sebagai alternatif energi bahan bakar nabati bisa menurunkan 100% emisi
10gas buangan
Sulfur dan CO2 serta CO sampai dengan 50%, dan sekaligus mampu mengurangi
pencemaran air, tanah, dan udara. Minyak jelantah berdampak positif daripada dibuang,
karena minyak jelantah dapat mencemari lingkungan. Lebih parahnya, jika terjadi
penggunaan lebih dari dua kali, maka minyak jelantah ini dapat menyebabkan penyakit
kanker. Penyakit hipertensi dan kolesterol juga dapat terjadi akibat kandungan asam
lemak jenuh yang tinggi dari minyak jelantah. Untuk itu perlu penanganan yang tepat
agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari

9
aspek kesehatan manusia dan lingkungan, kegunaan lain dari minyak jelantah adalah
bahan bakar biodiesel

Minyak jelantah sendiri memiliki kadar karbondioksida yang seimbang sehingga


memiliki kemungkinan kecil resiko meledak, walaupun ketika pembakaran tidak
terkendali, api bisa langsung membesar. Namun, menurut BPPT, minyak jelantah dapat
meledak jika suhunya mencapai lebih dari 300 derajat Celcius. Diharapkan BPPT,
teknologi baru ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat nantinya di tengah kelangkaan
elpiji dan harga minyak tanah yang melambung.

Adapun secara teknis tahapan dan langkah-langkah produksi (resep) pembuatan


biodiesel minyak jelantah adalah sebagai berikut :
1) Bahan pelarut (metoxida) dibuat dengan mencampurkan 900 ml methanol dan 21
gram NaOH hingga larut selama 15 menit.
2) Campurkan metoxida ke dalam ember berisi 3 liter minyak jelantah dan aduk
memakai sendok plastik selama 30 menit atau campuran sudah rata.
3) Biarkan 4-12 jam sampai terjadi pengendapan.
4) Pengendapan ditandai dengan dua lapisan berbeda warna dengan lapisan gelap
berada di bawah yang disebut crude gliserin, sedangkan lapisan atas berwarna
bening, crude BD.
5) Pisahkan crude biodiesel dari crude gliserin lalu masukkan ke ember untuk dicuci
dengan cara mencampurkan air bersih sebanyak dua liter. 11
6) Pompakan udara melalui pompa udara akuarium dan biarkan beberapa saat
sehingga muncul warna putih susu.
7) Pisahkan crude biodiesel yang berwarna kuning dengan air warna putih melalui
selang
8) Biodiesel yang telah bening dimasukkan ke panci lalu panaskan hingga 100 derajat
beberapa menit agar air dan sisa methanol menguap.
9) Biodiesel yang telah dipanaskan dan didinginkan dapat langsung dipergunakan
untuk mobil maupun mesin diesel industri.

Biodiesel minyak jelantah ini telah digunakan di bogor oleh angkutan umum trans
pakuan, biodiesel minyak jelantah ini hasil dari uji coba yang dilakukan oleh Dr. Erliza
Hambali beserta rekannya dalam organisasi Surfactant & Bioenergy Research Center

10
(SRBC), dan masih kurang sosialiasai kepada masyarakat luas tentang ini, jadi perlu
peran pihak ketiga sebagai sarana untuk mensosialisaikan biodiesel ini, agar pemakaian
BBM fosil dapat diatasi, dan menjaga ketersedian SDA di Indonesia.

Gambar Alur Biodiesel Minyak Jelantah

2.4. Pertimbangan Produksi Skala Besar


Semua produk pasti memiliki kelebihan dan juga diimbangi dengan kekurangan. Begitu
pula dengan biodiesel yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut akan disebutkan
kelebihan dan kekurangan dari penggunaan biodiesel itu sendiri.
Kelebihan:
a. Bahan bakar ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang jauh lebih baik
(free sulphur, smoke number rendah) sesuai dengan isu-isu global.
b. Cetane number lebih tinggi (>57) sehingga efisiensi pembakaran lebih baik
dibandingkan dengan minyak kasar.
c. Memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat terurai (biodegradable).
d. Merupakan renewable energy karena terbuat dari bahan alam yang dapat
diperbaharui.
e. Meningkatkan independensi suplai bahan bakar karena dapat diproduksi secara
local.
f. Titik kilat tinggi, yakni temperatur tertinggi yang dapat menyebabkan uap biodiesel
dapat menyala. Sehingga, biodiesel lebih aman dari bahaya kebakaran.
g. Tidak mengandung belerang dan benzena yang mempunyai sifat karsinogen, serta
dapat diuraikan secara alami. Sehingga ramah lingkungan.

11
h. Dilihat dari segi pelumasan mesin, biodiesel lebih baik daripada solar sehingga
pemakaian biodiesel dapat memperpanjang umur pakai mesin.
i. Dapat dengan mudah dicampur dengan solar biasa dalam berbagai komposisi dan
tidak memerlukan modifikasi mesin apapun.
j. Dan masih banyak sebagainya.
Kekurangan:
a. Memberikan emisi oksida nitrogen lebih lanjut (emisi Nitrogen oksida dari
campuran biodiesel mungkin bisa dikurangi dengan pencampuran dengan minyak
tanah atau Fischer-Tropsch diesel).
b. Transportasi & penyimpanan biodiesel memerlukan manajemen khusus.
c. Biodiesel karena sifatnya, tidak dapat diangkut dalam pipa. Ini harus diangkut
dengan truk atau kereta api, yang meningkatkan biaya.
d. Biodiesel kurang cocok untuk digunakan dalam suhu rendah, dari petrodiesel. Pada
suhu rendah, bahan bakar diesel membentuk kristal lilin, yang dapat menyumbat
saluran bahan bakar dan filter dalam sistem bahan bakar kendaraan. Kendaraan
berjalan pada campuran biodiesel karena itu mungkin menunjukkan masalah
drivability lebih kurang suhu musim dingin yang parah daripada kendaraan berjalan
pada minyak solar.
e. Properti pelarut biodiesel juga dapat menyebabkan bahan bakar lainnya-sistem
masalah. Biodiesel mungkin tidak kompatibel dengan segel yang digunakan dalam
sistem bahan bakar kendaraan yang lebih tua dan mesin, memerlukan penggantian
bagian-bagian jika campuran biodiesel digunakan.

12
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Biodiesel merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, karena sisa
pembakaran mesin yang menggunakan biodiesel menghasilkan emisi gas buang, asap dan
partikel yang lebih rendah daripada solar. Perkembangan biodiesel di Indonesia sudah
cukup diupayakan bahkan sudah ada peraturan perundang-undangan. Hanya saja
memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan biodiesel
sebagai bahan bakar pengganti solar dengan memaksimalkan kelebihan dan meminimalisir
kekurangan. Banyak bahan yang bisa digunakan untuk biodiesel, diantaranya yaitu
tanaman jarak pagar, minyak jelantah, dan lain sebagainya.

3.2. Saran
Untuk mengurangi angka ketergantungan masyarakat terhadap sumber energi yang berasal
dari sumber daya alam tidak dapat diperbarui, maka alangkah baiknya bila pemerintah
mendukung serta memproduksi sumber energi biodiesel sehingga dapat berguna bagi
masyarakat luas. Masyarakat juga harus mendukung program ini untuk memperoleh
manfaat yang maksimal. Selain itu penggunaan biodiesel juga bisa menyelamatkan
lingkungan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Syamtori, Stanley. 2008. Biodiesel di Indonesia


ESDM Litbang. 2021. Biodesel, Jejak Panjang Perjuangan; Jakarta Selatan
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Inovasi
Produksi Biodiesel Berbasis Tanaman Jarak Pagar, Online Tersedia
https://ebtke.esdm.go.id/post/2021/02/18/2797/inovasi.produksi.biodiesel.berbasis.tanaman.ja
rak.pagar
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE),
Pengembangan Biodiesel di Indonesia Beri Manfaat Nyata, Online Tersedia
https://ebtke.esdm.go.id/post/2022/03/24/3127/pengembangan.biodiesel.di.indonesia.beri.ma
nfaat.nyata

14

Anda mungkin juga menyukai