Disusun Oleh :
Nugroho Tri Jayanto
30602200217
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya,
makalah sederhana ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Pembangkit Energi
Listrik Terbarukan, semester kedua yang dibimbing oleh Bapak Gunawan, ST., MT Program
Studi S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri Universitas Islam Sultan Agung, karya tulis
ini juga bermanfaat bagi kami dimana dengan adanya makalah sederhana ini kami dapat
mengembangkan dan melatih kemampuan menulis kami, dapat juga mengetahui lebih dalam
tentang Bio Diesel.
Makalah sederhana ini diselesaikan masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan ilmu
pengetahuan yang dimiliki penulis, maka penulis menerima kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan penulisan Makalah berikutnya.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
Biodiesel adalah energi yang terbarukan, yang tidak pernah habis selagi masih tersedia
bahan bakunya dan merupakan energi yang ramah lingkungan, karena tidak
memngandung SO2 dan PbO2 sehingga mampu mengeliminasi emisi gas buang.
Biodiesel sudah banyak dikenal di Negara asing khususnya negara-negara bukan
pengimpor minyak. Pada negara tersebut biodiesel sudah diproduksi dan digunakan
dalam skala komersial. Namun di Indonesia belum terdorong untuk memanfaatkan
biodiesel untuk skala komersial.
1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan Biodiesel di Indonesia
2. Untuk mengetahui proses pembuatan Biodiesel
3. Untuk mengetahui unjuk kerjanya
4. Untuk mengetahui proses produksi untuk skala besar
2
BAB II ISI
Biodiesel adalah bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat seperti minyak diesel
atau solar. Sebelum biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar, biodiesel ini harus
diproses lagi untuk menurunkan kekentalannya. Selain itu tangki bensin juga harus
dilakukan perubahan agar biodiesel ini dapat berfungsi dengan baik sebagai bahan bakar
pada kendaraan tersebut. Namun jika kendaraan sudah bermesin diesel, maka bahan bakar
biodiesel ini sudah dapat langsung digunakan. Secara sederhana biodiesel didefinisikan
sebagai bentuk bahan bakar diesel yang menyebabkan lebih sedikit kerusakan lingkungan
dibandingkan bahan bakar diesel standar. Biodiesel biasanya dibuat dari minyak nabati
melalui proses kimia yang disebut transesterifikasi.
3
Pemilihan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif berbasis pada ketersediaan bahan baku.
Minyak rapeseed adalah bahan baku untuk biodiesel di Jerman dan kedelai di Amerika.
Sedangkan bahan baku yang digunakan di Indonesia adalah crude palm oil (CPO). Selain
itu, masih ada potensi besar yang ditunjukan oleh minyak jarak pagar (Jathropa Curcas)
dan lebih dari 40 alternatif bahan baku lainnya di Indonesia.
Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar kedua setelah Malaysia dengan produksi
CPO sebesar 8 juta ton pada tahun 2002 dan akan menjadi penghasil CPO terbesar di dunia
pada tahun 2012. Dengan mempertimbangkan aspek kelimpahan bahan baku, teknologi
pembuatan, dan independensi Indonesia terhadap energi diesel, maka selayaknya potensi
pengembangan biodiesel merupakan potensi pengembangan biodiesel sebagai suatu
alternatif yang dapat dengan cepat diimplementasikan.
Sampai saat ini, payung hukum yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk industri
biofuel, dalam bentuk Keputusan Presiden ataupun Peraturan Perundang-undangan lainny,
adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijaksanaan Energi Nasional
2. Instruksi Presiden No. 1/2006 tentang Pengadaaan dan Penggunaan Biofuel sebagai
Energi Alternatif
3. Dektrit Presiden No. 10/2006 tentang Pembentukan team nasional untuk
Pengembangan Biofuel
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
menyebutkan pengembangan biodiesel sebagai energi terbarukan akan dilaksakan selama
25 tahun, dimulai dengan persiapan pada tahun 2004 dan eksekusi sejak tahun 2005.
Periode 25 tahun tersebut dibagi dalam tiga fasa pengembangan biodiesel. Pada fasa
4
pertama, yaitu tahun 2005-2010, pemanfaatan biodiesel minimum sebesar 2% atau sama
dengan 720.000 kilo liter untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak nasional dengan
produk-produk yang berasal dari minyak castor dan kelapa sawit.
Fasa kedua (2011-2015) merupakan kelanjutan dari fasa pertama akan tetapi telah
digunakan tumbuhan lain sebagai bahan mentah. Pabrik-pabrik yang dibangun mulai
berskala komersial dengan kapasitas sebesar 30.000 – 100.000 ton per tahun. Produksi
tersebut mampu memenuhi 3% dari konsumsi diesel atau ekivalen dengan 1,5 juta kilo liter.
Pada fasa ketiga (2016 – 2025), teknologi yang ada diharapkan telah mencapai level ‘high
performance’ dimana produk yang dihasilkan memiliki angka setana yang tinggi dan
casting point yang rendah. Hasil yang dicapai diharapkan dapat memenuhi 5% dari
konsumsi nasional atau ekivalen dengan 4,7 juta kilo liter. Selain itu juga terdapat Inpres
Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel)
sebagai bahan bakar lain. Hal-hal ini menunjukkan keseriusan Pemerintah dalam
penyediaan dan pengembangan bahan bakar nabati. (Rahayu, 2006)
Hingga Mei 2007, Indonesia telah memiliki empat industri besar yang memproduksi
biodiesel dengan total kapasitas 620.000 ton per hari. Industri-industri tersebut adalah PT
Eterindo Wahanatama (120.000 ton/tahun – umpan beragam), PT Sumi Asih (100.000
ton/tahun – dengan RBD Stearin sebagai bahan mentah), PT Indo BBN (50.000 ton/tahun
– umpan beragam), Wilmar Bioenergy (350.000 ton/tahun dengan CPO sebagai bahan
mentah), PT Bakrie Rekin Bioenergy (150.000 ton/tahun) dan PT Musim Mas (100.000
ton/tahun). Selain itu juga terdapat industri-industri biodiesel kecil dan menengah dengan
total kapasitas sekitar 30.000 ton per tahun, seperti PT Ganesha Energy, PT Energi
Alternatif Indonesia, dan beberapa BUMN.
5
Grafik Produksi dan rencana produksi CPO
6
Minyak dari tanaman jarak pagar termasuk minyak lemak. Biodiesel merupakan bahan
bakar yang berpotensi menggantikan solar, karena berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Potensi terbesar tanaman Jarak Pagar terdapat pada buah yang terdiri dari biji dan
cangkang (kulit). Pada biji terdapat inti biji dan kulit biji. Inti biji ini yang menjadi
bahan dasar pembuatan biodiesel, sumber energi pengganti solar. Setelah melalui
proses pemerahan, dari inti biji akan dihasilkan bungkil perahan, yang kemudian
diekstraksi. Hasilnya berupa minyak Jarak Pagar dan bungkil ekstraksi. Minyak jarak
pagar digunakan untuk penyabunan dengan hasil akhir berupa sabun dan
metanolisis/etanolisis yang kemudian diproses menjadi biodiesel dan gliserin.
Minyak yang dihasilkan dari biji Jarak Pagar termasuk dalam minyak lemak (fatty oil).
Minyak ini berwujud cairan bening berwarna kuning dan tidak menjadi keruh meski
disimpan dalam waktu yang lama. Minyak Jarak Pagar bisa digunakan untuk berbagai
keperluan. Pertama, melalui thermal atau catalytic cracking akan dihasilkan gas,
gasoline, kerosin dan diesel, yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Kedua,
melalui esterifikasi transesterifikasi akan dihasilkan produk berupa biodiesel yang
digunakan untuk pembangkit genset, kendaraan diesel dan kompor jarak pagar.
Cara pembuatan Biodiesel dari Pohon Jarak cukup mudah, untuk menghasilkan minyak
dalam skala kecil (0,5 - 0,6 ton perawatan hari) cukup dengan mengepres biji jarak yang
sudah kering menggunakan mesin diesel satu silinder, sehingga menghasilkan
8 minyak
jarak kasardan bungkil.
Biodiesel yang diperoleh dari tanaman jarak berupa minyak jarak yang diperoleh dari
biji jarak. Biodiesel yang dihasilkan dari tanaman Jarak Pagar merupakan minyak
lemak semimulus (semi refined fatty oil), yang telah dibersihkan dari fosfor dan asam-
asam lemak. Dalam hal ini fosfor merupakan zat yang merugikan karena mesin diesel
dapat mengubah fosfor ini menjadi garam atau asam fosfat yang mengendap menjadi
7
kerak di dalam kamar pembakaran atau terbawa keluar sebagai pencemar udara oleh
emisi gas buang.
8
Gambar Produk Biodiesel dengan Bahan Baku Jarak Pagar
Menurut BPPT, limbah minyak goreng (waste of vegetable oil) memiliki potensi
sebagai alternatif energi bahan bakar nabati bisa menurunkan 100% emisi
10gas buangan
Sulfur dan CO2 serta CO sampai dengan 50%, dan sekaligus mampu mengurangi
pencemaran air, tanah, dan udara. Minyak jelantah berdampak positif daripada dibuang,
karena minyak jelantah dapat mencemari lingkungan. Lebih parahnya, jika terjadi
penggunaan lebih dari dua kali, maka minyak jelantah ini dapat menyebabkan penyakit
kanker. Penyakit hipertensi dan kolesterol juga dapat terjadi akibat kandungan asam
lemak jenuh yang tinggi dari minyak jelantah. Untuk itu perlu penanganan yang tepat
agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari
9
aspek kesehatan manusia dan lingkungan, kegunaan lain dari minyak jelantah adalah
bahan bakar biodiesel
Biodiesel minyak jelantah ini telah digunakan di bogor oleh angkutan umum trans
pakuan, biodiesel minyak jelantah ini hasil dari uji coba yang dilakukan oleh Dr. Erliza
Hambali beserta rekannya dalam organisasi Surfactant & Bioenergy Research Center
10
(SRBC), dan masih kurang sosialiasai kepada masyarakat luas tentang ini, jadi perlu
peran pihak ketiga sebagai sarana untuk mensosialisaikan biodiesel ini, agar pemakaian
BBM fosil dapat diatasi, dan menjaga ketersedian SDA di Indonesia.
11
h. Dilihat dari segi pelumasan mesin, biodiesel lebih baik daripada solar sehingga
pemakaian biodiesel dapat memperpanjang umur pakai mesin.
i. Dapat dengan mudah dicampur dengan solar biasa dalam berbagai komposisi dan
tidak memerlukan modifikasi mesin apapun.
j. Dan masih banyak sebagainya.
Kekurangan:
a. Memberikan emisi oksida nitrogen lebih lanjut (emisi Nitrogen oksida dari
campuran biodiesel mungkin bisa dikurangi dengan pencampuran dengan minyak
tanah atau Fischer-Tropsch diesel).
b. Transportasi & penyimpanan biodiesel memerlukan manajemen khusus.
c. Biodiesel karena sifatnya, tidak dapat diangkut dalam pipa. Ini harus diangkut
dengan truk atau kereta api, yang meningkatkan biaya.
d. Biodiesel kurang cocok untuk digunakan dalam suhu rendah, dari petrodiesel. Pada
suhu rendah, bahan bakar diesel membentuk kristal lilin, yang dapat menyumbat
saluran bahan bakar dan filter dalam sistem bahan bakar kendaraan. Kendaraan
berjalan pada campuran biodiesel karena itu mungkin menunjukkan masalah
drivability lebih kurang suhu musim dingin yang parah daripada kendaraan berjalan
pada minyak solar.
e. Properti pelarut biodiesel juga dapat menyebabkan bahan bakar lainnya-sistem
masalah. Biodiesel mungkin tidak kompatibel dengan segel yang digunakan dalam
sistem bahan bakar kendaraan yang lebih tua dan mesin, memerlukan penggantian
bagian-bagian jika campuran biodiesel digunakan.
12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Biodiesel merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, karena sisa
pembakaran mesin yang menggunakan biodiesel menghasilkan emisi gas buang, asap dan
partikel yang lebih rendah daripada solar. Perkembangan biodiesel di Indonesia sudah
cukup diupayakan bahkan sudah ada peraturan perundang-undangan. Hanya saja
memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan biodiesel
sebagai bahan bakar pengganti solar dengan memaksimalkan kelebihan dan meminimalisir
kekurangan. Banyak bahan yang bisa digunakan untuk biodiesel, diantaranya yaitu
tanaman jarak pagar, minyak jelantah, dan lain sebagainya.
3.2. Saran
Untuk mengurangi angka ketergantungan masyarakat terhadap sumber energi yang berasal
dari sumber daya alam tidak dapat diperbarui, maka alangkah baiknya bila pemerintah
mendukung serta memproduksi sumber energi biodiesel sehingga dapat berguna bagi
masyarakat luas. Masyarakat juga harus mendukung program ini untuk memperoleh
manfaat yang maksimal. Selain itu penggunaan biodiesel juga bisa menyelamatkan
lingkungan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14