Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN ILMIAH

PEMANFAATAN LIMBAH MINYAK GORENG SEBAGAI


BAHAN BAKAR BIODISEL

ASTI YUNITA RAHMASARI


SMA NEGERI 10 SAMARINDA
2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala karunia dan limpahan
rahmat-Nya, serta junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai panutan kita, yang karena
Kemurahan Hati Allah SWT jualah akhirnya karya tulisa ilmiah ini dapat selesai dengan judul
Pemanfaat limbah Minyak Goreng sebagai Bahan Bakar Biodiesel. Semoga karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat untuk masyarakat agar lebih bijak dalam mengolah limbah.
Karya tulis ilmiah ini berisi penjelasan tentang kandungan dan metode pembuatan
biodiesel sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Terdapat pula, penjabaran secara luas
mengenai limbah minyak goreng itu sendiri.
Selaku penyusun, saya memohon maaf jika masih terdapat banyak kesalahan dalam
penulisan dan sangat menerima bila ada saran dan kritik yang membangun. Semoga karya tulis
ilmiah ini dapat menginspirasi banyak orang sesuai dengan tujuan dan manfaat karya tulis ini.

Samarinda, Februari 2015


Penulis

Asti Yunita
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i


Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
DaftarIsi ..................................................................................................................... iii
BAB 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 2
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1. Sumber Energi Terbarukan ........................................................................... 3
2.2. Karakteristik Minyak Jelantah ...................................................................... 4
2.3. Bilangan Penyabunan.................................................................................... 4
2.4. Bilangan Asam .............................................................................................. 5
2.5. Prinsip Konversi Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel.................................. 6
BAB 3 Metodologi Penelitian
3.1. Alat................................................................................................................ 8
3.2. Bahan ............................................................................................................ 8
3.3. Prosedur Kerja .......................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 10
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Adanya krisis minyak bumi pada era 1970-an menstimulir upaya untuk melepaskan
ketergantungan terhadap minyak bumi dengan mencari sumber-sumber alternatif. Agak berbeda
dengan yang terjadi pada tahun 1970-an, pengembangan energi alternatif saat ini lebih didasari
oleh keinginan untuk mengembangkan sistem energi yang mendukung upaya-upaya pelestarian
lingkungan hidup (Menurut Andi Nur Alam Syah, 2006). Pada tahun 2005, konsumsi minyak
goreng di Indonesia (83,13% terdiri dari minyak goreng berbahan baku CPO). (Menurut Rama
Prihandana, dkk; 2006).
Sumber daya energi terbarukan adalah sumber-sumber eneri yang output-nya akan konstan
dalam rentang waktu jutaan tahun. Sumber-sumber energi terbarukan tidak akan habis (khusus
untuk biomassa, agar ketersediaannya dapat berkelanjutan, laju konsumsi dan produksinya harus
dibuat seimbang). Tahun 1910, pada Pekan Raya Dunia di Paris, seorang Insinyur dari Jerman,
bernama Rudolf Christian Karl Diesel memamerkan dan memeragakan pertama kali hasil
penemuan dan ciptaannya, yaitu mesin atau motor diesel. Motor atau mesin diesel pertama di
dunia itu dijalankan dengan bahan bakar minyak kacang dan minyak perasan biji hemps/ganja
(Menurut Andi Nur Alam Syah, 2006). Penemuan itulah yang mendasari para masyarakat dalam
mencari sumber-sumber energi alternatif lainnya. Salah satunya adalah pemanfaatan limbah
minyak goreng menjadi bahan bakar biodiesel dengan uji karakteristik asam lemak pada limbah
minyak goreng tersebut.
Penelitian ini akan menjabarkan berbagai hal mengenai kegunaan minyak jelantah dalam
proses pembuatan sebagai bahan bakar biodiesel. Pembahasan terpentingnya adalah untuk
memberi pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai manfaat dari limbah minyak goreng
agar dapat mengurangi limbah minyak goreng dan dampak buruk yang ditimbulkannya.
1.1 PERUMUSAN MASALAH

1. Kandungan apa saja yang terdapat dalam limbah minyak goreng?


2. Bagaimana metode pembuatan limbah minyak goreng menjadi bahan bakar biodiesel?

1.2 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan yang hendak dicapai dari Proposal penelitian daur ulang minyak jelantah
sebagai bahan bakar biodiesel , sebagai berikut :
1. Mengetahui kandungan dalam minyak jelantah yang digunakan sebagai bahan bakar biodiesel
dan metode pembuatannya;
2. Dengan menggunakan biodiesel dari minyak jelantah diharapkan dapat membantu mengurangi
emisi karbon dan polusi sehingga menjadi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan;
3. Mengurangi pemanasan global dan pencemaran udara,karena biodiesel ramah lingkungan.

1.3 MANFAAT PENELITIAN

Guna memberi pengetahuan kepada masyarakat dalam mengenal bahan bakar biodiesel yang
ramah lingkungan dan tidak menambah jumlah gas karbon dioksida, serta mengurangi
pencemaran lingkungan karena limbah minyak goreng dari rumah tangga. Selain itu, dijelaskan
pula cara pembuatan bahan bakar biodiesel yang sederhana dan beberapa sifat dari bahan bakar
biodiesel itu sendiri.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SUMBER ENERGI TERBARUKAN


Sumber daya energi terbarukan adalah sumber-sumber eneri yang output-nya akan konstan
dalam rentang waktu jutaan tahun, seperti bahan bakar biodiesel. Biodiesel merupakan bahan
bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai
sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti
minyak sayur atau lemak hewan. Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk
mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas.
Proses transesterfikasi, yaitu pemisahan gliserin dari minyak nabati atau hewani (Menurut
Syamsudin Munoy, 2010). Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan ketika melakukan
pengujian Iod Biodiesel, yaitu jenis patinya. “Pati larut” saja tidak disarankan karena tidak bisa
membangkitkan warna biru pekat yang konsisten ketika berkontak dengan ion iodium (Menurut
Rama Prihandana, dkk; 2006).
Biodiesel merupakan kandidat yang paling baik untuk menggantikan bahan bakar fosil
sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena biodiesel merupakan bahan bakar
terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol di mesin zaman sekarang. Penggunaan dan
produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia.
Menipisnya oersediaan bahan bakar dan makin banyaknya jumlah kendaraan lah yang
menjadikan biodiesel sebagai bahan bakar alternative dari BBM.
Indonesia telah menetapkan syarat mutu, metode uji, syarat lulus uji, dan cara pengemasan
melalui suatu standar yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI 04-7182-2006). Standar ini
digunakan untuk bahan bakar substitusi motor diesel yaitu sebagai bahan campuran (blending)
dengan bahan bakar diesel pada kendaran bermotor atau disel lainnya.
2.2 KARAKTERISTIK MINYAK JELANTAH
Minyak jelantah (fried palm oil) merupakan limbah dan bila ditinjau dari komposisi
kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang
terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang
berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat
selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Dalam minyak jelantah
terkandung asam lemak. Asam lemak jenuh dan tak jenuh dengan jumlah karbon atom genap
berantai lurus merupakan bagian terbesar dari asam lemak dalam lemak alam. Akan tetapi,
sekarang diketahui bahwa banyak asam lemak lain mungkin ada dalam jumlah kecil. (Menurut
Dra. Tetet Sutomo, 1997). Untuk itulah diperlukan proses kimia dalam pemanfaatan minyak
jelantah sebagai bahan bakar biodiesel. Hal ini dapat dilakukan karena minyak jelantah juga
merupakan minyak nabati, turunan dari CPO (crude palm oil). CPO (Crude Palm Oil) adalah
produk utama dalam pengolahan minyak sawit disamping minyak inti sawit.

Cara mengetahui kandungan dalam minyak jelantah dapat digunakan sebagai bahan bakar
biodiesel adalah dengan 2 cara, yaitu bilangan asam dan bilangan penyabunan yang akan
dijabarkan, sebagai berikut :

2.3 BILANGAN PENYABUNAN

Fungsi dari pengujian bilangan penyabunan ini adalah untuk menentukan bilangan
penyabunan biodiesel ester alkil dengan proses titrimetri.Bilangan Penyabunan adalah
banyaknya milligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram sampel biosolar
(Menurut Rama Prihandana, dkk; 2006).
Dengan rumus :
( V2 - V1 ) x N x 56,1

Bilangan Penyabunan = ------------------------------------


W

Keterangan :

V1 adalah volume asam khlorida 0,5 N yang dibutuhkan untuk contoh uji, dinyatakan dalam
mililiter.

V2 adalah volume asam khlorida 0,5 N yang dibutuhkan untuk blangko, dinyatakan dalam
mililiter.

N adalah normalitas asam khlorida yang digunakan.

W adalah berat contoh uji, dinyatakan dalam gram. 56,1 adalah berat molekul KOH.

2.4 BILANGAN ASAM

Bilangan Asam merupakan ukuran dari jumlah asam lemak bebas, dihitung berdasarkan
berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dinyatakan sebagai
jumlah milligram KOH 0,1 N yang dipakai untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat
dalam 1 gram minyak atau lemak.

Rumusnya:
V x N x 56,1

Bilangan Asam = --------------------------

W
Keterangan :

V adalah volume kalium hidroksida 0,5 N yang diperlukan, dinyatakan dalam mililiter.

N adalah normalitas kalium hidroksida.

W adalah berat contoh uji, dinyatakan dalam gram.

56,1 adalah berat molekul KOH.

Biodiesel dari substrat minyak jelantah merupakan alternatif bahan bakar yang ramah
lingkungan sebagaimana biodiesel dari minyak nabati lainnya. Hasil uji gas buang menunjukkan
keunggulan FAME dibanding solar, terutama penurunan partikulat/debu sebanyak 65%.
Biodiesel dari minyak jelantah ini juga memenuhi persyaratan SNI untuk biodiesel

2.5 PRINSIP KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL


Dalam penggunaannya, minyak goreng mengalami perubahan kimia akibat oksidasi dan
hidrolisis, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada minyak goreng tersebut. Melalui proses
tersebut beberapa trigliserida akan terurai menjadi senyawa-senyawa lain, salah satunya Free
Fatty Acid (FFA) atau asam lemak. Kandungan asam lemak bebas ini lah yang kemudian akan
diesterifikasi dengan methanol menghasilkan biodiesel. Sedangkan kandungan trigliseridanya
ditransesterifikasi dengan metanol, yang juga menghasilkan biodiesel dan gliserol. Reaksi antara
minyak (trigliserida) dengan alkohol disebut transesterifikasi .
Dengan kedua proses tersebut maka minyak jelantah dapat bernilai tinggi. Biodiesel dapat
disintesis melalui esterifikasi asam lemak bebas atau transesterifikasi trigliserida dari minyak
nabati dengan metanol sehingga dihasilkan metal ester. Dengan kedua proses tersebut maka
minyak jelantah dapat bernilai tinggi. Proses ini umum digunakan untuk minyak tumbuhan
seperti minyak rapeseed, canola oil , kelapa sawit, bahkan yang telah dikembangkan untuk skala
industri. Adapun reaksi yang terjadi, sebagai berikut :
Lemak atau minyak lemak + methanol (etanol) katalis eter metil/metil asam-asam
lemak (FAME-biodiesel) + Gliserin.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.2 ALAT
Tester untuk derajat keasaman, bisa menggunakan pH Tester Digital. Termometer, alat
ukur suhu dengan skala maksimum 110 derajat. Termometer yang digunakan adalah termometer
alkohol karena thermometer suhu level maksimumnya hanya 50 derajat dan yang digunakan
harus memiliki level lebih dari itu. Saringan untuk menyaring limbah minyak goreng. Kompor
dalam proses pemanasan. Blender untuk mencampur dan juga untuk menaikkan suhu pre-heat
minyak dan proses mixing. Timbangan/ neraca gram dengan ketelitian 0,1 gram. Gelas ukur
dengan ukuran 1L atau 500 mL (semua dalam skala maksimum). Wadah (panci) dari gelas atau
plastik untuk proses pengendapan dan pencucian.

3.2 BAHAN
Minyak goreng yang sering digunakan ibu rumah tangga. Base oil ini bisa diganti dengan
sumber minyak nabati atau hewani. Pastikan bahwa minyak yang Anda gunakan sebagai bahan
itu tidak mengandung air. Minyak yang digunakan juga berupa limbah dari minyak goreng.
NaOH (Natrium Hidroksida), sering disebut sebagai soda api, berbentuk seperti Kristal putih.
Bertidak sebagai katalis, bersifat korosif apabila bereaksi dengan besi, seng, maupun aluminium.
Oleh karena itu, gunakanlah wadah berbahan stainless steel, gelas, atau plastik. Dapat juga
menggunakan KOH (Kalium Hidroksida) yang berdosis tak sama dengan NaOH. Rasionya
sebesar 1,425 kali untuk bisa setara dengan NaOH. Sengaja menggunakan naoH karena lebih
mudah didapat dan haganya juga lebih murah..
Metil alcohol (Metanol – MeOH (CH3OH atau CH4O)). Metanoo berbentuk cair, bersifat
racun, juga mudah meledak seperti petroleum dan dapat melarutkan bahan-bahan dari karet.
3.3 PROSEDUR KERJA
Mula-mula limbah minyak goreng (jelantah) sebanyak 1 l atau 500 mL disaring dengan
menggunakan saringan. Lalu dipanaskan dalam wadah hingga temperatur 110 derajat Celcius
untuk menghilangkan air jika terkandung dalam minyak, proses ini dinamakan proses pemanasan
(Heating). Sambil menunggu bahan dipanaskan, campurkan sedikitnya 1,8 gr NaOH dan 100
mL Methanol lalu diaduk. Larutan ini disebut larutan methoksida yang berfungsi sebagai katalis.
Setelah itu larutan methoksida dicampurkan dengan minyak jelantah yang sudah dipanaskan.
Selanjutnya minyak jelantah dituang kedalam wadah dan diamkan sehingga terjadi
pemisahan 2 lapisan biodiesel dan gliserin.
Setelah terbentuk 2 lapisan, lapisan atas adalah biodiesel dan lapisan bawah adalah gliserin,
buang lapisan bawah (gliserin). Proses terakhir adalah pencucian (washing) dengan menambah
1/3 air kedalam wadah biodiesel dan diaduk.
Selanjutnya diamkan (settling) biodiesel yang telah dicampur oleh air, hingga terjadi 2 lapisan
biodiesel dan air. Kemudian buanglah lapisan air pada bagian bawah dengan menggunakan
selang/ membuat keran dan lapisan atas yang tertinggal adalah biodiesel nabati yang jernih (yang
sudah dicuci)
.
DAFTAR PUSTAKA
Prihandana, R, dkk. 2006. Menghasilkan Biodiesel Murah : Mengatasi Polusi dan Kelangkaaan BBM.
Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.
Syah, A. N. A. 2006. Biodiesel Jarak pagar Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan. Jakarta:
PT AgroMedia Pustaka.
Munoy, S. 2010. Membuat Sendiri Biodisel (Bahan Bakar Alternatif Pengganti Solar). Yogyakarta:
C.V. ANDI OFFSET.
Sutomo, T. D. 1997. Kimia Makanan Edisi Kedua. Bandung: Penerbit ITB, 1997.
Kucheal, P & Gregory B. Ralston. 2006. Schaums Easy Outlines Biokimia. Jakarta: Erlangga.
http://ardisuhardi.blogspot.com/2012/07/minyak-dan-lemak.html

http://minyakjelantahbiodiesel.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai