Asti Yunita
DAFTAR ISI
Guna memberi pengetahuan kepada masyarakat dalam mengenal bahan bakar biodiesel yang
ramah lingkungan dan tidak menambah jumlah gas karbon dioksida, serta mengurangi
pencemaran lingkungan karena limbah minyak goreng dari rumah tangga. Selain itu, dijelaskan
pula cara pembuatan bahan bakar biodiesel yang sederhana dan beberapa sifat dari bahan bakar
biodiesel itu sendiri.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Cara mengetahui kandungan dalam minyak jelantah dapat digunakan sebagai bahan bakar
biodiesel adalah dengan 2 cara, yaitu bilangan asam dan bilangan penyabunan yang akan
dijabarkan, sebagai berikut :
Fungsi dari pengujian bilangan penyabunan ini adalah untuk menentukan bilangan
penyabunan biodiesel ester alkil dengan proses titrimetri.Bilangan Penyabunan adalah
banyaknya milligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram sampel biosolar
(Menurut Rama Prihandana, dkk; 2006).
Dengan rumus :
( V2 - V1 ) x N x 56,1
Keterangan :
V1 adalah volume asam khlorida 0,5 N yang dibutuhkan untuk contoh uji, dinyatakan dalam
mililiter.
V2 adalah volume asam khlorida 0,5 N yang dibutuhkan untuk blangko, dinyatakan dalam
mililiter.
W adalah berat contoh uji, dinyatakan dalam gram. 56,1 adalah berat molekul KOH.
Bilangan Asam merupakan ukuran dari jumlah asam lemak bebas, dihitung berdasarkan
berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dinyatakan sebagai
jumlah milligram KOH 0,1 N yang dipakai untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat
dalam 1 gram minyak atau lemak.
Rumusnya:
V x N x 56,1
W
Keterangan :
V adalah volume kalium hidroksida 0,5 N yang diperlukan, dinyatakan dalam mililiter.
Biodiesel dari substrat minyak jelantah merupakan alternatif bahan bakar yang ramah
lingkungan sebagaimana biodiesel dari minyak nabati lainnya. Hasil uji gas buang menunjukkan
keunggulan FAME dibanding solar, terutama penurunan partikulat/debu sebanyak 65%.
Biodiesel dari minyak jelantah ini juga memenuhi persyaratan SNI untuk biodiesel
3.2 BAHAN
Minyak goreng yang sering digunakan ibu rumah tangga. Base oil ini bisa diganti dengan
sumber minyak nabati atau hewani. Pastikan bahwa minyak yang Anda gunakan sebagai bahan
itu tidak mengandung air. Minyak yang digunakan juga berupa limbah dari minyak goreng.
NaOH (Natrium Hidroksida), sering disebut sebagai soda api, berbentuk seperti Kristal putih.
Bertidak sebagai katalis, bersifat korosif apabila bereaksi dengan besi, seng, maupun aluminium.
Oleh karena itu, gunakanlah wadah berbahan stainless steel, gelas, atau plastik. Dapat juga
menggunakan KOH (Kalium Hidroksida) yang berdosis tak sama dengan NaOH. Rasionya
sebesar 1,425 kali untuk bisa setara dengan NaOH. Sengaja menggunakan naoH karena lebih
mudah didapat dan haganya juga lebih murah..
Metil alcohol (Metanol – MeOH (CH3OH atau CH4O)). Metanoo berbentuk cair, bersifat
racun, juga mudah meledak seperti petroleum dan dapat melarutkan bahan-bahan dari karet.
3.3 PROSEDUR KERJA
Mula-mula limbah minyak goreng (jelantah) sebanyak 1 l atau 500 mL disaring dengan
menggunakan saringan. Lalu dipanaskan dalam wadah hingga temperatur 110 derajat Celcius
untuk menghilangkan air jika terkandung dalam minyak, proses ini dinamakan proses pemanasan
(Heating). Sambil menunggu bahan dipanaskan, campurkan sedikitnya 1,8 gr NaOH dan 100
mL Methanol lalu diaduk. Larutan ini disebut larutan methoksida yang berfungsi sebagai katalis.
Setelah itu larutan methoksida dicampurkan dengan minyak jelantah yang sudah dipanaskan.
Selanjutnya minyak jelantah dituang kedalam wadah dan diamkan sehingga terjadi
pemisahan 2 lapisan biodiesel dan gliserin.
Setelah terbentuk 2 lapisan, lapisan atas adalah biodiesel dan lapisan bawah adalah gliserin,
buang lapisan bawah (gliserin). Proses terakhir adalah pencucian (washing) dengan menambah
1/3 air kedalam wadah biodiesel dan diaduk.
Selanjutnya diamkan (settling) biodiesel yang telah dicampur oleh air, hingga terjadi 2 lapisan
biodiesel dan air. Kemudian buanglah lapisan air pada bagian bawah dengan menggunakan
selang/ membuat keran dan lapisan atas yang tertinggal adalah biodiesel nabati yang jernih (yang
sudah dicuci)
.
DAFTAR PUSTAKA
Prihandana, R, dkk. 2006. Menghasilkan Biodiesel Murah : Mengatasi Polusi dan Kelangkaaan BBM.
Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.
Syah, A. N. A. 2006. Biodiesel Jarak pagar Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan. Jakarta:
PT AgroMedia Pustaka.
Munoy, S. 2010. Membuat Sendiri Biodisel (Bahan Bakar Alternatif Pengganti Solar). Yogyakarta:
C.V. ANDI OFFSET.
Sutomo, T. D. 1997. Kimia Makanan Edisi Kedua. Bandung: Penerbit ITB, 1997.
Kucheal, P & Gregory B. Ralston. 2006. Schaums Easy Outlines Biokimia. Jakarta: Erlangga.
http://ardisuhardi.blogspot.com/2012/07/minyak-dan-lemak.html
http://minyakjelantahbiodiesel.blogspot.co.id/