Anda di halaman 1dari 41

Absorpsi

Ada dua macam peristiwa penyerapan (sorpsi) yaitu adsorpsi


dan absorpsi. Yang membedakan keduanya adalah kumpulan
tempat zat yang diserap. Adsorpsi adalah peristiwa menempelnya
ion, molekul, ataupun atom pada permukaan adsorben (zat yang
menyerap). Sedangkan absorpsi adalah proses masuknya zat cair
pada zat padat atau zat cair lain.
PERBEDAAN ABSORPSI DAN ADSORPSI

Parameter Absorpsi Adsorpsi


Gejala Fenomena ruang Fenomena permukaan
Pertukaran panas Endotermik Eksotermik
Suhu Tidak dipengaruhi Dipengaruhi suhu
suhu
Laju reaksi Seragam Meningkat hingga mencapai
keseimbangan
konsentrasi Sama Konsentrasi pada permukaan
berbeda dengan ruang
Pengertian Absorpsi

Absorpsi adalah operasi pemisahan solut dari fase gas ke fase cair, yaitu
dengan mengontakkan gas yang berisi solut dengan pelarut cair (solven /
absorben ) yang tidak menguap. Solut adalah komponen yang dipisahkan dari
campurannya sedangkan solvent sebagai pelarut ( gas atau cair).
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan
diabsorpsi pada permukaannya,baik secara fisik atau dengan reaksi kimia.
Absorben (juga disebut cairan pencuci) harus memenuhi persyaratan yang
sangat beragam.
Misalnya bahan itu harus :
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar
mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil)
2. Sedapat mungkin sangat reaktif
3. Memiliki tekanan uap yang tinggi
4. Mempunyai viskositas yang rendah
5. Stabil secara termis dan murah
6. Absorben yang sering digunakan adalah air (untuk gas-gas yang dapat
larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium
hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam
sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa)
Kolom Absorpsi

Kolom absorpsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang


berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat
menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan
ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses
ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi, pelarutan yang terjadi
pada semua reaksi kimia.
Cara Kerja Alat Absorpsi
Keterangan :
(a) input gas
(b) gas keluaran
(c) pelarut
(d) hasil absorbsi
(e) disperser
(f) packed column
Struktur yang terdapat pada kolom absorber dibagi
menjadi tiga bagian yaitu:
1. Bagian atas: Spray untuk megubah gas input
menjadi fase cair
2. Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas
permukaan sentuh sehingga mudah untuk
diabsorbsi
3. Bagian bawah: Input gas sebagai tempat
masuknya gas ke dalam reaktor.
Prinsip Kerja Kolom Absorpsi
Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor
diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber
terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair
mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan
gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang
diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini
terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua
tingkat. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung
larutan dari gas yang dimasukkan tadi.
1.
PENDAHULUAN

1
0
Packed Bed Absorber
• Packed tower: berupa tube
atau pipa yang diisi
dengan beberapa packing.
• Cairan masuk dari bagian atas,
sedangkan gas masuk dari
bagian bawah.
• Hitung:
– Laju alir air
– Diamater tower
– Tinggi packing

4
Packing
Ada 3 jenis
1. Raschig ring:
potongan pipa
L  D  0,5-1 in
2. Berl saddle
3. Pall ring

Packing memberikan
kontak yg bagus antar
kedua fasa
Sehingga luas
permukaan menjadi
maksimum

1
2
Distributor
• Tujuan: menghindari terjadinya channeling

• Redistributor ditempatkan setiap 10-15


1 ft
3
Problem Umum
Air dengan
Packed bed tower berisikan 1 in raschig ring.
0,02% acetone
Laju alir umpan 1,1 kali nilai minimum.

Tekanan parsial acetone di larutan:

p A  PA0 A x A dim ana ln A  1,951 80°F



x 2 1 atm
PA  0,33
0
, tekanan uap acetone pada 80°F
atm
Hitung:
1. Laju alir air 500 SCM
2. Diamater tower udara mengandung Diambil 95%
3. Tinggi packing 14% mool acetone acetone

1
4
Overview Jawaban
1. Pemilihan laju alir larutan : L = 1,1 -1,5 kali Lmin

2. Diameter tower: berdasarkan pada basis pressure drop.


in H2 O
p
ZT  0,25  0,5 ft packing

3. Ketinggian tower ditentukan oleh laju transfer massa.

Konsep transfer unit ZT  HOG x NOG

Konsep HETP ZT  N x HETP

1
5
(A) Laju alir minimum -1
SCFM = standard cubic feet per minute
Gas ideal: PV = nRT 2

V  RT R273  22,4 liter  359 ft 3



K
n 1atm gmol
P
3 
lbmol
500 ft min lbmol
 1,39 min
V  359 ft lbmol
3

1
L
V

1
6
2
Menghitung Tinggi

1
7
Ketentuan Penurunan
Ketentuan: V2 L2
1. Transfer mass dari fase L ke V diberi tanda positif y2 x2
2. Integrasi persamaan dihitung dari bagian bawah
(posisi 1) ke atas (posisi 2)

V+dV
L+dL
3. Aliran ke atas adalah fase V sedang ke bawah
adalah fase L

Notasi: dz
V, L = laju alir molar (lbmol/hr) (atau mol/s)
y, x = fraksi mol fase V, L

V
L
Z = tingi tower, ft (atau m)

Catatan:
Komposisi bisa berupa: V1 L1
- Tekanan parsial untuk gas y1 x1
- Konsentrasi mol/volume
- Rasio mol 16
Penurunan Persamaan
Desain
Neraca total Laju perubahan kompenen di fasa
dV  dL dVy   k y y i  y dA  K y y* 
Neraca komponen dA  a Sdz ydA
dVy  dLx a: luasan interface per unit volume packing
S: luasan penampang melintang tower kosong
Vy  V1y1  Lx 
L1x1 L x  Lx  V y
Vy
Karena a sering tidak diketahui, maka
1 1 1 1 dikenalkan konstanta komposit kya

dVy   k y a yi  y Sdz  Ky a y* 
z y d Vy y2 y  
dSdzVy

2

 dz   1
 yi 
k y aS K aS
y1
1  y 
y
*
0 y

y
9
y
Penurunan Persamaan
Desain
Untuk memudahkan intergrasi, maka diharapkan nilai HOG konstan
Dari penurunan Chapter 13 Buku Foust: dasar mekanisme perpindahan massa
K y a 1 y lm  kons tan
z y2 V 1 y lm
0 dz  y 1 K y a S  lm 1 y *y
dy
1 y 
y 1 y lm
z V y2 
0 dz  K y a S1 lm

y1 1 
dy y* 
y y y y 
z  HOG  dN OG  1 y  1*
2

y1 1 y lm  12


y
ln
 1
 y y 1 *


3
Menghitung Diameter

2
2
Pressure Drop di Packed
Bed
• Aliran di packed bed absorber: lawan arah
• Cairan jatuh ke bawah karena gravitasi
• Gas mengalir ke atas dengan sedikit pressure drop
• Laju alir massa (lb/hr m2)

packing gas cairan


M yV
Gy 
S

2
3
Hubungan Gx, Gy dan
p

2
4
Terjadinya fenomena
Flooding
 Liquid holdup: fraksi intersticial
volume yang terisi cairan

Intersticialvolume: ruang kosong


antara packing

Loading: kenaikan holdup cairan


karena naiknya laju alir gas

Normal : pf/L  0.25 – 0.5 in H2O/ft packing


 Flooding: aliran ke bawah cairan
berhenti karena tingginya aliran ke
atas gas
 Flooding : pf/L  2 – 3 in
H2O/ft packing Loading : pf/L  0.5
in H2O/ft packing
Pengaruh ukuran packing

Semakin besar ukuran


packing, semakin toleran
terhadap laju alir gas yang
lebih tinggi.

2
6
Korelasi umum p
• Untuk berbagai jenis
packing
• Setiap packing memiliki
nilai Fp = faktor packing
x : cP
Gx, Gy : lb/ft2-s
x, y : lb/ft3
gc : 32.2 lbf-ft/lb-s2
Faktor Packing

2
8
Menghitung Diameter Tower

• Diketahui L, V
• Hitung DT sehingga p/ZT  0.25-0.5 in H2O/ft packing
• p/ZT = f(Gy,Gx)
Mx L
My V My V Gx S  MxL  L
Gy   
D G y My V
2
S T M yV V
4 S

1. Hitung absis (L/V)


2. Plot ke dalam kurva, dan tentukan p yang diinginkan
3. Baca ordinat
4. Hitung Gy
5. Hitung DT
D T2 M V
4
S y
Gy
2
9
Contoh Soal
Gas (95%-mol udara dan 5%-mol benzen) ingin dibersihkan dari benzen dengan cara absorpsi
oleh minyak (99,75%-berat minyak dan 0,25%-berat benzen) di dalam suatu kolom packing.
Operasi absorpsi dilaksanakan secara isotermal pada 35ºC dan tekanan 1 atm. Laju udara gas
adalah 0,75 m3/s (STP) dan kolom absorpsi dirancang dengan laju superfisial gas sebesar 1
kg/m2.s. Minyak yang digunakan sebagai penyerap memiliki berat molekul(Mr) 250 g/mol dan
laju aliran minyak tersebut adalah 1,25 kali laju minimumnya. Dalam operasi ini, 90%-mol benzen
dalam gas ingin diserap oleh minyak.
Nb: Komposisi kesetimbangan benzen dalam udara dan minyak dianggap mengikuti hukum Henry
dengan menggunakan konstanta Henry(H) sebesar 90 mmHg/fraksi mol.
Pi (tekanan parsial zat) = Hi . xi (fraksi mol zat)
Pertanyaan :
1. Tentukan luas penampang kolom
2. Tentukan tinggi kolom packing bila harga konstanta perpindahan massa keseluruhan atas
dasar fasa uap (Kya = 2,68 . 10-3 kmol/m3.s)
3. Tentukan harga HETP (Height Equivalent to Theoritical Plate) kolom absorpsi tersebut
Jawaban
1. Mencari Luas Penampang
Laju udara yang dibersihkan adalah 0,75 m3/s pada keadaan STP (1atm, 0ºC),
sedangkan operasi absorpsi dilaksanakan pada tekanan 1 atm dan temperatur 35ºC.
Karena itu perlu penyesuaian volume dengan menggunakan Hukum Guy-Lussac:

Sehingga didapat laju udara yang dibersihkan pada keadaan absorpsi = 0,8461
m3/s. Kemudian laju molar gas total (G) dicari dengan Hukum Gas Ideal:
Laju molar gas total (G) = 0,0335 kmol/s. Laju molar gas inert (G’) dapat dicari
dengan mengalikan fraksi gas inert (udara) dengan laju molar gas total:

Kolom dirancang untuk menahan laju superfisial gas sebesar 1 kg/m 2.s maka laju molar
superfisial (Gs) dan laju molar gas inert superfisial (G’s) dapat dicari:

Luas penampang kolom absorpsi:


2. Tinggi Kolom Packing
Di dalam perhitungan absorpsi digunakan perbandingan mol, bukan fraksi mol.
Misalkan di dalam suatu wadah terdapat zat cair A dan B, perbandingan mol A (XA)
adalah A/B, sedangkan fraksi mol A (xA) adalah A/(A+B). Karena di dalam gas
terdapat 5%-mol benzen maka perbandingan mol benzen pada gas masukan kolom
adalah:

Benzen izin diserap 90% sehingga sisa benzen dalam gas menjadi 0,5%-mol sehingga
perbandingan mol benzen pada gas keluaran kolom adalah:

Perbandingan mol benzen pada aliran minyak masukan kolom adalah:


Perbandingan mol benzen pada aliran minyak keluaran kolom diperoleh dari kurva
kesetimbangan benzen-udara dengan bantuan Hukum Henry. Dalam kasus ini, diambil
beberapa nilai Y secara acak, dari nilai Y ini dihitung nilai y, x, dan X sehingga kurva
X terhadap Y dapat dibuat.

Sehingga didapat data sebagai berikut:

Y y x X

0,06 0,0566 0,4780 0,9157

0,05 0,0476 0,4021 0,6726

0,04 0,0385 0,3248 0,4810

0,03 0,0291 0,2460 0,3262

0,02 0,0196 0,1656 0,1984

0,01 0,0099 0,0836 0,0912

0,0001 0,0001 0,0008 0,0008


Untuk mendapatkan nilai X1, ditarik sebuah garis dari titik (X2,Y2) sehingga garis
tersebut menyinggung kurva kesetimbangan benzen-udara sampai garis tersebut
memotong garis Y = Y1 maka titik potong itu adalah koordinat (X1,Y1). Dari pembacaan
kurva, diketahui bahwa nilai X1 = 0,61

Kemudian nilai slope minimum dicari untuk menentukan slope baru dari garis operasi
absorpsi. Dari data soal diketahui bahwa laju minyak adalah 1,25 kali laju minimumnya
sehingga:
Buat garis operasi baru dengan menghubungkan titik X1 baru,Y1 dengan titik
X2,Y2
Dengan garis operasi baru ini, nilai NTU (Number of Transfer Unit) dapat ditentukan yaitu dengan rumus:

Nilai Yi* didapat dengan cara menarik garis vertikal dari titik Yi (pada garis operasi baru) ke bawah
sampai menyentuh kurva kesetimbangan benzen-udara, jadi nilai Y pada titik perpotongan pada kurva
kesetimbangan tersebut adalah Yi*
Dalam kasus ini nilai Yi yang diambil meliputi Y1(0,0526) dan
Y2(0,00526) serta beberapa nilai Y yang diambil secara sembarang
yaitu 0,5 ; 0,4 ; 0,3 ; 0,2 ; 0,1. Selanjutnya NTU dicari dengan mencari
luas area di bawah kurva 1/(Y-Y*) dengan menggunakan pendekatan
luas trapesium:
Sehingga diperoleh
Y X Y* 1/(Y-Y*) L

0,0526 0,495918 0,040593 83,28372

0,05 0,469388 0,039085 91,62113 0,227376

0,04 0,367347 0,032737 137,6774 1,146493

0,03 0,265306 0,025369 215,9206 1,76799

0,02 0,163265 0,01679 311,5568 2,637387

0,01 0,061224 0,00681 313,512 3,125344

0,00526 0,012857 0,001535 268,4621 1,379279

10,28387

Maka didapat nilai NTU = 10,2839 Nilai HTU (Height of a Transfer Unit) ditentukan dengan
rumus:

Tinggi Kolom
3. Nilai HETP
HETP (Height Equivalent to Theoritical Plate) dapat dicari dengan cara membagi
tinggi kolom (Z) dengan jumlah tahap yang diperlukan (N). Nilai N didapat dengan
cara menarik garis secara kontinu antara kurva kesetimbangan benzen-udara dengan
garis operasi baru dari titik Y = 0.0526 sampai titik Y = 0,00526 yang menyerupai anak
tangga.

Dari gambar didapat bahwa nilai N = 9 (jumlah daerah bewarna hijau) sehingga:
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai