Absorpsi adalah operasi pemisahan solut dari fase gas ke fase cair, yaitu
dengan mengontakkan gas yang berisi solut dengan pelarut cair (solven /
absorben ) yang tidak menguap. Solut adalah komponen yang dipisahkan dari
campurannya sedangkan solvent sebagai pelarut ( gas atau cair).
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan
diabsorpsi pada permukaannya,baik secara fisik atau dengan reaksi kimia.
Absorben (juga disebut cairan pencuci) harus memenuhi persyaratan yang
sangat beragam.
Misalnya bahan itu harus :
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar
mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil)
2. Sedapat mungkin sangat reaktif
3. Memiliki tekanan uap yang tinggi
4. Mempunyai viskositas yang rendah
5. Stabil secara termis dan murah
6. Absorben yang sering digunakan adalah air (untuk gas-gas yang dapat
larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium
hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam
sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa)
Kolom Absorpsi
1
0
Packed Bed Absorber
• Packed tower: berupa tube
atau pipa yang diisi
dengan beberapa packing.
• Cairan masuk dari bagian atas,
sedangkan gas masuk dari
bagian bawah.
• Hitung:
– Laju alir air
– Diamater tower
– Tinggi packing
4
Packing
Ada 3 jenis
1. Raschig ring:
potongan pipa
L D 0,5-1 in
2. Berl saddle
3. Pall ring
Packing memberikan
kontak yg bagus antar
kedua fasa
Sehingga luas
permukaan menjadi
maksimum
1
2
Distributor
• Tujuan: menghindari terjadinya channeling
1
4
Overview Jawaban
1. Pemilihan laju alir larutan : L = 1,1 -1,5 kali Lmin
1
5
(A) Laju alir minimum -1
SCFM = standard cubic feet per minute
Gas ideal: PV = nRT 2
1
L
V
1
6
2
Menghitung Tinggi
1
7
Ketentuan Penurunan
Ketentuan: V2 L2
1. Transfer mass dari fase L ke V diberi tanda positif y2 x2
2. Integrasi persamaan dihitung dari bagian bawah
(posisi 1) ke atas (posisi 2)
V+dV
L+dL
3. Aliran ke atas adalah fase V sedang ke bawah
adalah fase L
Notasi: dz
V, L = laju alir molar (lbmol/hr) (atau mol/s)
y, x = fraksi mol fase V, L
V
L
Z = tingi tower, ft (atau m)
Catatan:
Komposisi bisa berupa: V1 L1
- Tekanan parsial untuk gas y1 x1
- Konsentrasi mol/volume
- Rasio mol 16
Penurunan Persamaan
Desain
Neraca total Laju perubahan kompenen di fasa
dV dL dVy k y y i y dA K y y*
Neraca komponen dA a Sdz ydA
dVy dLx a: luasan interface per unit volume packing
S: luasan penampang melintang tower kosong
Vy V1y1 Lx
L1x1 L x Lx V y
Vy
Karena a sering tidak diketahui, maka
1 1 1 1 dikenalkan konstanta komposit kya
dVy k y a yi y Sdz Ky a y*
z y d Vy y2 y
dSdzVy
2
dz 1
yi
k y aS K aS
y1
1 y
y
*
0 y
y
9
y
Penurunan Persamaan
Desain
Untuk memudahkan intergrasi, maka diharapkan nilai HOG konstan
Dari penurunan Chapter 13 Buku Foust: dasar mekanisme perpindahan massa
K y a 1 y lm kons tan
z y2 V 1 y lm
0 dz y 1 K y a S lm 1 y *y
dy
1 y
y 1 y lm
z V y2
0 dz K y a S1 lm
y1 1
dy y*
y y y y
z HOG dN OG 1 y 1*
2
3
Menghitung Diameter
2
2
Pressure Drop di Packed
Bed
• Aliran di packed bed absorber: lawan arah
• Cairan jatuh ke bawah karena gravitasi
• Gas mengalir ke atas dengan sedikit pressure drop
• Laju alir massa (lb/hr m2)
2
3
Hubungan Gx, Gy dan
p
2
4
Terjadinya fenomena
Flooding
Liquid holdup: fraksi intersticial
volume yang terisi cairan
2
6
Korelasi umum p
• Untuk berbagai jenis
packing
• Setiap packing memiliki
nilai Fp = faktor packing
x : cP
Gx, Gy : lb/ft2-s
x, y : lb/ft3
gc : 32.2 lbf-ft/lb-s2
Faktor Packing
2
8
Menghitung Diameter Tower
• Diketahui L, V
• Hitung DT sehingga p/ZT 0.25-0.5 in H2O/ft packing
• p/ZT = f(Gy,Gx)
Mx L
My V My V Gx S MxL L
Gy
D G y My V
2
S T M yV V
4 S
Sehingga didapat laju udara yang dibersihkan pada keadaan absorpsi = 0,8461
m3/s. Kemudian laju molar gas total (G) dicari dengan Hukum Gas Ideal:
Laju molar gas total (G) = 0,0335 kmol/s. Laju molar gas inert (G’) dapat dicari
dengan mengalikan fraksi gas inert (udara) dengan laju molar gas total:
Kolom dirancang untuk menahan laju superfisial gas sebesar 1 kg/m 2.s maka laju molar
superfisial (Gs) dan laju molar gas inert superfisial (G’s) dapat dicari:
Benzen izin diserap 90% sehingga sisa benzen dalam gas menjadi 0,5%-mol sehingga
perbandingan mol benzen pada gas keluaran kolom adalah:
Y y x X
Kemudian nilai slope minimum dicari untuk menentukan slope baru dari garis operasi
absorpsi. Dari data soal diketahui bahwa laju minyak adalah 1,25 kali laju minimumnya
sehingga:
Buat garis operasi baru dengan menghubungkan titik X1 baru,Y1 dengan titik
X2,Y2
Dengan garis operasi baru ini, nilai NTU (Number of Transfer Unit) dapat ditentukan yaitu dengan rumus:
Nilai Yi* didapat dengan cara menarik garis vertikal dari titik Yi (pada garis operasi baru) ke bawah
sampai menyentuh kurva kesetimbangan benzen-udara, jadi nilai Y pada titik perpotongan pada kurva
kesetimbangan tersebut adalah Yi*
Dalam kasus ini nilai Yi yang diambil meliputi Y1(0,0526) dan
Y2(0,00526) serta beberapa nilai Y yang diambil secara sembarang
yaitu 0,5 ; 0,4 ; 0,3 ; 0,2 ; 0,1. Selanjutnya NTU dicari dengan mencari
luas area di bawah kurva 1/(Y-Y*) dengan menggunakan pendekatan
luas trapesium:
Sehingga diperoleh
Y X Y* 1/(Y-Y*) L
10,28387
Maka didapat nilai NTU = 10,2839 Nilai HTU (Height of a Transfer Unit) ditentukan dengan
rumus:
Tinggi Kolom
3. Nilai HETP
HETP (Height Equivalent to Theoritical Plate) dapat dicari dengan cara membagi
tinggi kolom (Z) dengan jumlah tahap yang diperlukan (N). Nilai N didapat dengan
cara menarik garis secara kontinu antara kurva kesetimbangan benzen-udara dengan
garis operasi baru dari titik Y = 0.0526 sampai titik Y = 0,00526 yang menyerupai anak
tangga.
Dari gambar didapat bahwa nilai N = 9 (jumlah daerah bewarna hijau) sehingga:
Terima
Kasih