Anda di halaman 1dari 13

Nama : Alza Izmuliana Eka Putri

NIM : 40040118650017
Kelas : A-TRKI 2018
Dosen Wali : Heny Kusumayanti, ST,MT

UTS PENGENDALIAN PROSES SEMESTER 4

1. a. Apa kegunaan Pengendalian Proses di Industri itu. Jelaskan.


b. Apa perbedaan antara pengendali open loop dan close loop itu. Jelaskan.
c. Sebutkan langkah langkah sistem pengendali proses itu. Jelaskan.
2. a. Mengapa manusia membutuhkan Instrumentasi Pengukuran ? Jelaskan.
b. Dalam Pengendalian proses ada dikenal istilah Error, Apa yang dimaksudkan dengan
Error tersebut ?
c. Mengapa Error tersebut harus negatif ? Jelaskan.
3. a. Apa yang dimaksudkan dengan response Pengendalian Proses. Jelaskan.
b. Ada berapa response pengendalian proses yang saudara ketahui ?
c. Response manakah yang paling disukai dalam pengendalian prose situ.
4. a. Apa perbedaan antara Linearitas dan Hysteresis dalam Pengendalian Proses, serta
bagaimana cara kita mengetahui peralatan itu linear atau tidak, dan juga peralatan
mengandung hyteresis ?
b. Mengapa ada istilah Dead Band dan juga Dead Zone ? Jelaskan perbedaannya dalam
pengendalian Proses.
c. Bagaimana cara kita melinearkan perangkat yang tidak linear menjadi linear dalam
pengendalian proses itu ?
5. a. Apa yang dimaksudkan dengan Dinamika Proses itu ? Jelaskan !
b. Apa yang saudara ketahui tentang Proses Orde Self Regulasi dan Non Self Regulasi,
Jelaskan cara kerja dan gambarkan Proses tersebut.
c. Mengapa ada proses Orde dua Interaksi dan Non Interaksi, Jelaskan cara kerja dan
gambarkan proses tersebut.
6. a. Apa yang dimaksudkan dengan Pengendali Akhir dalam pengendalian proses ?
Jelaskan maksudnya dan sebutkan pula macam pengendali akhir itu.
b. Apa yang saudara ketahui tentang Control Valve, Sebutkan bagian dari suatu Control
valve.
c. Jelaskan perbedaan antara globe valve dan Ball valve. Jelaskan cara kerjanya.
7. a. Apa yang saudara ketahui tentang pengendali ON –OFF ?
b. Mengapa pengendali ON-OFF tidak dapat dipergunakan untuk variabel Suhu ?
c. Apa perbedaan antara pengendali ON-OFF dan kontinue itu ? Jelaskan.
Jawaban :
1. a. Kegunaan Pengendalian Proses di Industri
- Menjaga agar variable yang digunakan tetap konstan terhadap variable lainnya.
- Mengatur proses industry agar berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan yang
sudah direncanakan.
- Agar mendapatkan hasil akhir maksimal sesuai dengan yang diinginkan dengan
penggunaan bahan baku seminimal mungkin
- Pabrik kimia : Tujuannya pengoperasian pabrik kimia secara keseluruhan adalah
mengubah (mengkonversi) bahan baku menjadi produk yang lebih bernilai guna.

b. Perbedaan Open Loop dan Close Loop


- Open Loop atau Pengendalian oleh manusia atau Pengendalian manual atau Sistem
Pengendalian Terbuka :
Suatu system kontrol yang mempunyai karakteristik dimana nilai keluaran tidak
memberikan pengaruh pada aksi control dan tidak digunakan sebagai umpan balik
dalam masukan. Jadi, keluaran tidak diukur atau diumpan balikkan untuk
dibandingkan dengan masukkan.
Contohnya seorang operator mengendalikan level zat cair dalam tangki. Air
masuk ke tangki dipompa dari sebuah sumur dan air keluar tangki untuk keperluan
pabrik.Andaikata level di tangki dikehendaki selalu 50% dari tinggi tangki, maka
operator harus selalu menambah atau mengurangi bukaan valve atau katup apabila
level tidak berada di 50%. Bila level kurang dari 50% operator harus menambah laju
alir dengan lebih membuka valve dan sebaliknya. Pada pengendalian seperti ini
operator harus selalu waspada dan siap untuk membuka dan menutup valve agar level
tetap 50%.

- Close Loop atau Sistem Pengendalian Tertutup atau Pengendali Close loop :
Sistem kontrol dimana, nilai keluaran akan ikut mempengaruhi pada aksi
kontrolnya dan sistem kontrol ini berumpan balik. Jadi, keluaran akan diumpan
balikkan untuk memperkecil nilai kesalahan dan dibandingkan dengan masukkan.
Serta pada pengendal close loop, tugas dari operator pabrik dapat digantikan oleh
suatu Instrumentasi. Dimana operator hanya perlu menentukan besarnya Set Point
saja..
- Perbedaan Open Loop dan Close Loop
Open Loop Close Loop
Konstruksi sederhana Kontruksi rumit
Biaya pemeliharaan terjangkau Biaya Pemeliharaan mahal
Mudah di desain Lebih sulit di desain
Tidak stabil dalam oprasinya Stabil dalam oprasinya
Tingkat kesalahan besar Tingkat keakuratan lebih besar
Nilai eror tinggi jika ada gangguan dari Nilai eror rendah jika ada gangguan
luar dari luar
Contoh : Sistem dalam mesin cuci Contoh : Sistem dalam AC

c. Langkah-langkah pengendalian proses


Dalam mengendalikan proses, operator harus melakukan 4 langkah, yaitu
mengukur, membandingkan, menghitung, dan mengoreksi.
Mengukur : Dilakukan pada saat operator mengamati ketinggian suatu
fluida atau ketinggian variable bahan yang digunakan saat
proses suatu industri.
Membandingkan : Operator membandingkan apakah hasil pengukuran yang
sudah dilakukan tadi sesuai dengan yang dikehendakinya
atau belum.
Menghitung : Operator akan memperkirakan suatu variable terkontrol
untuk dibuka atau ditutup sebagian, misalnya
memperkirakan bukaan valve atau memperkirakan
kecepatan putar suatu reactor.
Mengoreksi : Operator akan mengubah bukaan suatu variable
terkontrol setelah melakukan proses membandingkan dan
menghitung agar tepat sesuai dengan perhitungan.
2. a. Mengapa manusia membutuhkan Instrumentasi pengukuran?
Sistem Pengukuran adalah bagian yang paling utama dan pertama dari suatu
sistem pengendalian. Karena manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, salah satu
kekurangannya adalah mempergunakan inderanya sebagai alat untuk mengukur.
Sebagai contoh, manusia hanya mampu memperkirakan kondisi dalam suatu air,
apakah air itu dingin, hangat atau panas, tanpa mengetahui berapa derajatnya secara
pasti. Dengan menggunakan instrumentasi pengukuran, manusia mampu mengetahui
berapa nilai suatu ukuran dengan pasti. Dan Instrumentasi ini mempermudah dalam
pembacaannya, karena kebanyakan sudah dilengkapi dengan system analog maupun
digital. Dan dapat dibaca sesuai dengan angka yang ditunjukkan pada suatu
instrumentasi pengukuran.
Sebagai contoh dimana pada suatu pabrik Controller tidak pernah dapat mengerti
apakah Measurement Variable itu benar-benar mewakili process variable dengan
akurat atau tidak. Controller hanya tahu bahwa ia bertugas mengoreksi Manipulated
Variable agar Set Point sama dengan Measurement Variable.
b. Error
Error adalah jumlah selisih antara set point dengan variable proses yang
ditemukan pada langkah membandingkan yang dilakukan saat pengendalian proses.
Error dapat bernilai negative ataupun positif, sesuai dengan besarnya set point dan
pencapaian nilai dari variable proses. Dimana apabila set point lebih besar dari
variable proses, maka error bernilai positif, dan jika nilai set point lebih kecil dari nilai
variable proses, maka error akan bernilai negative.

Error : Set Point – Variabel Proses

c. Mengapa error harus bersifat negative?


Error harus negative dikarenakan kondisi steady state dibutuhkan dalam mencapai
tujuan suatu proses industry, dengan maksud mempercepat jalannya proses suatu
industry. Kondisi steady state ini membutuhkan nilai set point yang lebih kecil
daripada variable prosesnya. Dan apabila nilai set point yang dikehendaki lebih kecil,
maka error akan bernilai negative.
Error bernilai negative juga biasa dikarenakan coltroller dengan junction (+/-)
dibandingkan, dengan cara mengurangi nilai set pointnya dan memperbesar variable
prosesnya. Dengan ini system berjalan otomatis atau biasa disebut dengan Negative
Feedback. Namun negative feedback ini memiliki banyak bahaya dan dibutuhkan
ketelitian, jadi kondisi ini harus dihindari.
3. a. Respons pada pengendalian proses
Respon adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara set point, variable
proses, dan output controller dengan waktu. Respon merupakan perubahan perilaku
sinyal output terhadap perubahan sinyal input. Respon suatu system biasanya
digambarkan oleh kurva, dimana kurva ini akan manjadi dasar untuk menganalisa
karakteristik dari suatu system. Dimana respon ini tebagi dalam 2 jenis, yaitu respon
stabil, dan respon tidak stabil. Respon stabil terdiri atas Overdumped, dan
Underdumped. Dan respon tidak stabil terdiri atas Sustain Oscillation (cycling) dan
Undamped
b. Macam-macam Respon
- Respon stabil
Suatu system pengendalian dapat dikatakakn stabil apabila nilai variable proses
berhasil mendekati set point, walaupun diperlukan waktu untuk mencapainya. Ada
2 jenis macam respon stabil, yaitu Overdumped dan Underdumped
Overdumped Response : Adalah keadaan dimana proses membutuhkan waktu lebih
lambat untuk mencapai set point.

Underdumped Response : Adalah keadaan proses yang membutuhkan waktu cepat


untuk mencapai set point.

- Respon Tidak Stabil


Suatu keadaan proses, dimana nilai variable proses tidak pernah sama dengan set
point. Dan respon ini tidak pernah dikehendaki saat suatu proses berlangsung. Ada 2
macam respon tidak stabil, yaitu Sustain Oscilation dan Undamped
Sustain Oscillation (cycling) : Pada respon ini, variable proses tidak pernah sama
dengan set point. Namun variable proses naik turun
disekitar set point seperti roda pada sepeda yang
sedang berputar. Oleh karena itu, sering disebut
juga cycling.
Undamped : Pada respon undamped, variable proses berisolasi
dengan amplitude yang semakin besar. Variable
proses semakin lama semakin mendekati set point,
dan pada kedaan tersebut, control valve akan
terbuka dan tertutup secara bergantian.

c. Respon mana yang paling disukai?


Respon yang paling disukai adalah respon stabil. Dimana pada respon stabil,
proses akan berjalan mendekati set poit walaupun membutuhkan waktu itu mencapai
set pointnya. Respon overdumped adalah respon yang paling disukai saat
melangsungkan suatu proses, dimana respon overdumped ini tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk variable proses mencapai set point. Dan proses akan berjalan
sangat efisien apabila responnya overdumped.

4. a. Perbedaan antara Linearitas dan Hysteresis dalam Pengendalian Proses


- Linearitas : Output yang dihasilkan sebanding dengan input yang
dipergunakan pada seluruh daerah operasi dalam system pengendalian. Namun,
pada kenyataannya hampir tidak ditemukan proses yang memiliki kurva output vs
input yang linear. Tapi, ada nilai toleransi penyimpangan dan masih dianggap
lurus atau linear, dan disebut dengan linearity.
- Hysteresis : Perilaku atau sifat pada suatu system dimana system tersebut
gagal untuk kembali ke keadaan semula walaupun penyebab dari suatu perubahan
sudah dihilangkan. Hyteresis pada sebuah instrument atau alat pengukuran dapat
dilihat saat alat ukur beroperasi secara dua arah. Hysteresis ini sering terjadi pada
elemen-elemen system pengendalian yang mengandung unsur mekanis.

- Perbedaan Linearitas dengan Hysteresis


Linearitas Hysteresis
Membentuk garus lurus pada kurva Membentuk garis lengkung pada
kurva
Nilai penyimpangan kecil Nilai penyimpangan besar
Output dan input sebanding Input yang sudah menerima perlakuan,
tidak dapat kembali ke bentuk awal

- Bagaimana cara kita mengetahui peralatan itu linear atau tidak, dan juga peralatan
mengandung hyteresis ?
Cara untuk mengetahui peralatan itu linear atau tidak, dapat dilihat dari
penyimpangan pembacaannya yang sebenarnya berasal dari sebuah garis lurus.
Bila penyipangannya sangat besar, maka peralatan tersebut tidak linear, dan bila
penyimpangan sangat kecil, maka peralatan tersebut linear.
Dan cara mengatahui suatu peralatan mengandung hysteresis dapat
melihat dari nilai sebelumnya dan arah dari variasinya. Karena hysteresis
menyebabkan suatu alat mmemiliki ketidaktelitian dari nilai yang besar, karena
dipengaruhi oleh nilai yang sudah diukur selanjutnya.
b. Perbedaan Dead Band dan Dead Zone
- Dead Band : Adalah gejala khas yang selalu terjadi pada proses switch.
Dimana proses switch adalah proses dimana saklar akan berpindah dari posisi
apabila sudah mencapai kondisi yang sudah di setting. Contohnya adalah saklar
pada setrika. Saklar ini akan bekerja secara on-off untuk mengendalikan
temperature setrikaan. Dan hampir terjadi pada semua elemen yang mengandung
linkage (sambungan) seperti engsel. Dead band ini dipakai untuk menyatakan jarak
setting pada semua process switch.

- Dead Zone : Adalah gejala yang ditujukan apabila adanya suatu elemen
dalam suatu system ditambah perlakuan pada inputnya, proses seolah-olah tidak
bekerja atau mati pada daerah dead zone. Elemen yang memiliki dead zone akan
memiliki Gain yang rendah.

- Perbedaan Dead Band dan Dead Zone


Dead Band Dead Zone
Bekerja on-off Bekerja on
Terjadi pada proses switch Terjadi pada elemen-elemen
Akan menyala kembali saklarnya saat Tidak adanya perubahan apapun
kondisi sudah jauh dibawah kondisi dalam suatu satuan waktu
yang ditentukan
Contoh : Pada saklar setrika, saat sudah Contoh : Pada bukaan valve yang
mencapai suhu yang ditentukan, saklar memiliki range kerja 3-15psig
akan mati dan suhu turun pada titik dengan bukaan 0-100%. Dan
tertentu sampai akhirnya akan menyala apabila diberikan kerja 16 psig,
otomatis saat sudah jauh dibawah suhu valve tetap terbuka 100%
yg ditentukakn
c. Cara kita melinearkan perangkat yang tidak linear menjadi linear
Cara untuk melakukan pendekatan pada kurva-kurva yang tidak linear yaitu
dengan memotong-motong kurva tadi menjadi bagian-bagian kecil atau dapat disebut
pendekatan piecewise linear. Sehingga kurva yang dihasilkan dapat membentuk garis
lurus.

Cara lain untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memasang unit yang
disebut sebagai Square Root Extractor.

5. a. Dinamika Proses
Dinamika Proses adalah sifat-sifat yang menunjukkan berubahnya keadaan suatu
variable proses dengan berubahnya variable maniputasi. Ada proses yang sifatnya
lambat, da nada juga yang reaktif, ada yang mudah stabil dan adapula yang mudah
menjadi tidak stabil. Dinamika proses selalu dikaitkan dengan unsur Kapasitas
(Capacity) dan kelambatan (lag). Dalam prakteknya dinamika proses dinyatakan
dalam bentuk persamaan matematik yang lazim disebut Transfer Function. Bentuk
persamaan matematik ini ternyata tidak sederhana dan pada umumnya berbentuk
persamaan diferential.
b. Proses Orde Self Regulasi dan Non Self Regulasi
- Orde Self Regulasi : Sebuah elemen proses yang mempu mengendalikan dirinya
sendiri, walaupun padanya tidak dipasang instrumentasi pengendalian otomatis.
Cara Kerjanya :
Apabila ada sebuah tangki yang sudah diatur ketinggian permukaan air
didalamnya, dan tiba-tiba mendapatkan perlakuan laju suatu cairan yang lebih
cepat dari awalnya, maka akan menbentuk ketinggian baru secara otomatis, dan
membentuk kesetimbangan baru dengan sendirinya

- Orde Non-Self Regulasi : Elemen proses yang tidak bias mengendalikan dirinya
sendiri, dimana perubahan input pada proses non self regulation, akan membawa
perubahan output ke arah keadaan yang tak terkendali.
Cara kerjanya
Suatu tangki yang sudah dipasang suatu metering pump, dan dialirkan suatu
cairan dengan aliran mula-mula, lalu apabila terjadi perubahan kecepatan aliran,
maka ketinggian cairan dalam tangki tidak bias di kontrol, dan lama kelamaan
akan meluap atau overflow

c. Mengapa ada proses Orde dua Interaksi dan Non Interaksi


- Orde dua interaksi : Adalah keadaan dimana ketinggian level di tangki
pertama dan tangki kedua akan mempengaruhi besarnya flow yang keluar dari
tangki pertama. Hal itu disebabkan flow yang tadinya mengalir karena beda tekan
an
Cara kerjanya
Tidak saling mempengaruhi laju alir kedua keluaran tangki. Dan tangkinya
tersusun secara seri atau berdampingan, jadi tidak saling mempengaruhi
- Orde dua non interaksi : Adalah keadaan dimana ketinggian level di kedua tangki
jelas tidak saling mempengaruhi. Level di tangki kedua tidak akan mempengaruhi
besar kecilnya flow yang keluar dari tangki pertama.
Cara kerjanya
Kedua tangki tersusun parallel, tangki pertama berada di atas dan tangki kedua
berada dibawahnya serta saling berhubungan. Dan adanya perubahan flow dari
tangki pertama, maka akan mempengaruhi keluaran tangki kedua.
- Adanya orde dua ineraksi dan non interaksi dikarenakan perhitungan dinamika
proses dilakukan secara matematis menggunakan differensial. Adanya
perhitungan differensial orde dua, menandakan bahwa dalam proses industry biasa
digunakan lebih dari satu tangki untuk suatu proses industry. Dan menyelaraskan
dengan realita yang ada, bahwa banyak industry-industri yang menggunakan lebih
dari satu tangki dalam proses produksinya.
6. a. Pengendalian akhir
Pengendalian akhir adalah elemen pengendali akhir ini merupakan bagian akhir
dari sistem pengendalian yang bertugas melakukan langkah koreksi dan elemen yang
sering digunakan adalah control valve.
Macam-macam Pengendalian Akhir
- Pengendalian akhir elemen untuk pengendali On-Off
Contohnya : Selenoid valve, elemen pemanas, electrical contactor, dll
- Pengendalian akhir elemen untuk pengendali kontinyu
Contohnya : Damper, control valve, dll
b. Control Valve
Control valve adalah jenis final control element yang paling umum dipakai untuk
sistem pengendalian proses, dan control valve lebih dikenal sebagai final control
element. Control valve tersebut hanya akan bekerja di dua posisi, yaitu terbuka penuh
atau tertutup penuh. Sebuah control valve terdiri atas dua bagian dasar, yaitu :
Actuator dan Valve. Bagian actuator adalah bagian yang mengerjakan gerak buka-
tutup valve, dan bagian valve adalah komponen mekanis yang menentukan besarnya
flow yang masuk ke proses.

c. Perbedaan Globe valve dan Ball valve


Globe valve Ball valve
Valve jenis ini paling banyak dipakai di Valve yang didalamnya terdapat
sistem pengendalian karena rangeability sphare seperti bola dan di atur dengan
yang luas dan pemakaiannya yang dapat menggunakan handle yang mudah
menjangkau banyak macam proses. Ada digunakan untuk membuka dan
dua macam globe valve, yaitu single seat menutup aliran fluida
dan double seat.
Karakteristik aliran yaitu linear, equal Digunakan untuk aliran yang tenang
percentage, dan quick opening. atau linear
Saat tertutup, keadaan lebih lemah dar Saat tertutup, keadaan benar-benar
ball valve rapat
Lebih tahan aus saat mengontrol flow Cepat aus saat mengontrol flow
Ada dua macam globe valve, yaitu single Ada dua macam ball valve, yaitu
seat dan double seat. reduced bore dan full bore
Cara Kerja : Memastikan bahwa aliran Cara Kerja : Apabila handle diputar
flow diatur dengan tuas yang membuka sampai keadaan segaris lurus dengan
dan menutup pada ring yang ada dibagian pipa, maka aliran fluida akan mengalir
bawah. Bila tuas terbuka, maka fluida melewati pipa. Apabila hanle dibuka
dapat mengalir melalui globe valve. Dan 1/4 maka aliran fluida full dan pipa
tuas dapat terbuka atau tertutup full terbuka sepenuhnya

7. a. Pengendali ON/OFF
Pengendali on/off adalah salah satu jenis aksi pengontrolan yang banyak
digunakan pada pengontrol otomatis, karena sistemnya sederhana dan biaya
produsinya relative murah. Parameter yang harus dipertimbangkan adalah frekuensi
osilasi dan amplitude (deviasi). Pengendali ini hanya bekerja pada keadaan on
sepenuhnya atau off sepenuhnya.

b. Mengapa pengendali ON-OFF tidak dapat dipergunakan untuk variabel Suhu ?


Karena pengendali on-off ini hanya dapat bekerja pada keadaan on sepenuhnya
ataupun off sepenuhnya. Dimana apabila dipergunakan untuk variable suhu, nantinya
akan sangat berbahaya, karena bila suhu dalam keadaan on terus menerus, maka akan
terjadi suatu keadaan yang sangat amat panas dan dapat menyebabkan kebakaran. Dan
apabila pada kondisi off terus menerus, maka suatu proses tidak akan berjalan, karena
tidak mendapat perlakuan apapun. Dan apabila sudah diatur sebuah set point suhu
suatu system, nantinya saat keadaan system sudah mendekati set point, valve tidak
mengetahui apakah ia harus menutup atau membuka. Dan akhirnya valve mambuka
dan menutup penuh dengan waktu yang sangat cepat, hal ini dapat menyebabkan
kerusakan pada valve.

c. Perbedaan pengendalian on/off dengan pengendalian kontinyu


Pengendalian on/off Pengendalian Kontinyu
Valve dalam keadaan on sepenuhnya atau Valve dapat bergerak pada daerah
off sepenuhnya antara penutup atau terbuka penuh
Tidak dapat digunakan untuk variable Dapat digunakan untuk variable suhu
suhu
System tidak berjalan terus menerus System berjalan terus menerus
Apabila on, maka system akan menyala Apabila on, maka system akan terus
sampai kondisi tertentu, dan setelah menyala dan proses yang terjadi selalu
mencapainya, saklar akan off sama
Mudah mengalami kerusakan pada valve Tidak mudah mengalami kerusakan
pada valve

Anda mungkin juga menyukai