ALKOHOL
Oleh :
KELOMPOK IV
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kekuatan iman dan kemudahan dalam segala urusan sehingga
dapat terselesaikannya tugas ini.
Penyusunan makalah dengan judul Alkohol ini dimaksudkan guna
menyelesaikan tugas mata kuliah proses industri kimia. Makalah ini memberi
gambaran utuh tentang perancangan pabrik alkohol. Beberapa aspek mendasar
yang perlu diketahui oleh para produsen alkohol, pemerintah, dan ilmuwan tersaji
dalam makalah ini. Makalah ini disusun tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan
petunjuk pembimbing serta berbagai pihak yang dengan penuh kesabaran,
keikhlasan, dan kebijaksanaan sehingga dapat terselesaikan penyusunan tugas ini.
Maka pada kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada :
1. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan doa, arahan, serta
motivasi sampai penyelesaian karya tulis ini.
2. Ir. Slamet Priyanto, M.S., selaku Dosen Mata kuliah Proses Industri Kimia.
3. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Tak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan makalah ini tentunya
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu segala saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para produsen alkohol, pemerintah dan ilmuwan serta tugas
ini menjadi awal kesuksesan penyusun dalam tahap selanjutnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah
Alkohol telah digunakan oleh orang di seluruh dunia, dalam makanan
standar,untuk higienis / alasan medis, untuk relaksan dan efek euforia,untuk tujuan
rekreasi, untuk inspirasi artistik,sebagaiaphrodisiacs,dan untuk alasan lain. Beberapa
minuman telah diinvestasikan dengan makna simbolis atau agama mistis
menyarankanpenggunaan alkohol, misalnya denganagama Yunani-Romawidiekstatisritual
Dionysus(juga disebut Bacchus), dewa anggur dan pesta pora; dalamKristenEkaristi, dan
padaYahudi Sabat dan festival (terutamaPaskah).
1.1.2 Fermentasi Minuman.
Analisis kimia jejak diserap dan disimpan dalam kendi tembikar dari Neolitikum
desa Jiahu,di provinsi Henan, utara Cina,telah mengungkapkan bahwa minuman
fermentasi campuran beras, madu, dan buah-buahan sedangdiproduksi sejak 9.000 tahun
yang lalu. Ini adalah kira-kira saat yang sama birgandum dan anggur anggur mulai dibuat
di Timur Tengah.
Resep telah ditemukan di lapangan tanah liat tablet dan seni diMesopotamiayang
menunjukkan individu menggunakan sedotan untuk minumbirdari tong-tong besar dan
pot. dermawan baik menggambarkan penggunaanminuman beralkohol dan konsekuensi
dari penyakit mabuk dan beralkohol.Sebagian besar masyarakat diIndiadan Cina, telah
melanjutkan, seluruh,memfermentasi sebagian hasil panen mereka dan memelihara diri
dengan produk alkohol. Namun demikian, penganut taatagama Buddha,yang muncul di
Indiapada abad 5 dan 6 SM dan menyebar di selatan dan timur Asia, berpantang
sampaihari ini, seperti saleh Hindu. Di Mesopotamia dan Mesir, tempat kelahiran bir dan
anggur,Islam adalah agama yang dominan sekarang, dan jugamelarang minum dan
bahkan penanganan minuman beralkohol.Anggur yang dikonsumsi diYunani klasik pada
saat sarapan atau disimposium,dan pada abad ke-1 SM itu adalah bagian dari makanan
yang paling Romawi warga. Namun, baik orang Yunani dan Romawi umumnya
dikonsumsi diencerkan anggur (dengan kekuatan bervariasi dari 1 bagian anggur dan 1
bagianair untuk 1 bagian anggur dan 4 bagian air). Di Eropa pada Abad Pertengahan,bir
yang dikonsumsi oleh seluruh keluarga, berkat proses fermentasi triple-orang-orang yang
paling kuat, lalu perempuan, kemudian anak-anak. Sebuah dokumen menyebutkan zaman
biarawati memiliki uang saku enam pint bir sehari.Ciderdananggur pomace juga tersedia
4
secara luas, sementara anggur anggur adalah hak prerogatif dari kelas yang lebih tinggi.
Pada saat orang-orang Eropa tiba di Amerika pada abad ke-15, beberapaasliperadaban
telah mengembangkan minuman beralkohol. Menurut pasca-PenaklukanAztek dokumen,
konsumsi lokal "anggur" (pulque) pada umumnya terbatas pada upacara-upacara
keagamaan, tetapi bebas diperbolehkan untuk yangdi atas 70 tahun. Penduduk
asliAmerika Selatandibuat bir-seperti produk dariubi kayuatau jagung (cauim,Chicha),
yang harus dikunyah sebelum fermentasi dalam rangka untuk mengubahpatimenjadi gula.
Teknik mengunyah ini juga digunakan dalam kuno Jepang untuk membuat sake dari beras
dan tepung lainnya tanaman.Penggunaan obat alkohol disebutkan dalam teks-teks
Sumeria dan Mesirtanggal dari 2100 SM atau lebih awal.
1.1.3. Suling Minuman.
Penyulingan alkohol dapat ditelusuri kembali ke Cina,Asia Tengah dan Timur
Tengah.Secara khusus, kimiawan Muslim adalah yang pertama untuk menghasilkan
alkohol sulingan sepenuhnya dimurnikan. ini kemudian menyebar ke Eropa pada
pertengahan abad ke-12, dan pada awal abad ke-14 itu telah menyebar di seluruh benua.
Hal ini juga menyebar ke timur, terutama disebabkan oleh Mongol,dan mulai di Cina
tidak lebih dari abad ke-14.Para celsus alkohol memberikan nama modern, mengambil
dari kata Arab yang berarti "halus dibagi",sebuah referensi untuk penyulingan.
1.1.4 Minuman Berakohol dalam Sejarah Amerika.
Pada awal abad ke-19, Amerika telah mewarisi tradisi minum yanghangat. Banyak
jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi. Salah satu alasanberat ini minum adalah
suatu hal meluap-luap dari jagung pada sebelah barat perbatasan.Hal meluap-luap ini
mendorong produksi luas wiski murah. Pada saat itulah minuman beralkohol menjadi
bagian penting dari diet Amerika. Pada pertengahan 1820-an, Amerika minum alkohol
tujuh galon per kapita per tahun.Selama abad ke-19, Amerika minum alkohol yang
berlimpah dan meminumnya dalam dua cara yang berbeda. Satu cara adalah untuk minum
sehari-hari jumlah kecil dan secara teratur, biasanya di rumah atau sendirian. Cara lain
terdiri dari binges komunal.Kelompok-kelompok orang-orang akan berkumpul di tempat
umum untuk pemilihan, sidang pengadilan, milisi musters, perayaan hari libur, atau
tetangga perayaan. Peserta biasanya akan minum hingga mereka menjadi mabuk.
(Indera, Arbhy 2011)
5
1.2 Permasalahan
Kebutuhan manusia akan tersedianya bahan bakar minyak semakin meningkat,
namun cadangan minyak untuk saat ini tidak mampu menutupi kebutuhan masyarakat
sepenuhnya. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan sumber energi lain sebagai
alternatif yang murah dan dapat diperbaharui guna mengurangi ketergantungan BBM.
Salah satu energi alternatif untuk menunjang kebutuhan akan energi yaitu dengan
mengkonversi biomasa menjadi bioetanol.
Potensi jagung Indonesia sangat besar dan memiliki multimanfaat. Selama ini
jagung banyak dimanfaatkan untuk pakan ternak. Konversi jagung menjadi etanol
melibatkan beberapa tahap meliputi tahap perlakuan awal (pretreatment) dan proses
persiapan inokulum untuk proses fermentasi guna menghasilkan etanol. Proses hidrolisis
dapat dilakukan menggunakan asam pekat, asam encer, konversi dengan enzim atau
kombinasi antara asam encer dan enzim. Saat ini, penelitian tentang pengembangan
proses produksi etanol dari jagung dalam skala industri tumbuh pesat.
Kebutuhan etanol dibandingkan dengan produksi yang sudah ada tentunya tidak
bisa memenuhi. Maka pembangunan pabrik etanol akan bernilai ekonomi tinggi. Sejalan
dengan rencana pembangunan pabrik bioetanol ini, perlu diketahui bagaimana
karakteristik dari etanol. Etanol yang termasuk gugus alkohol ini memiliki rumus
bangun dan rumus molekul. Selain itu, perlu diketahui juga sifat fisika dan sifat kimia dari
alkohol, sehingga dapat mengetahui bagaimana kondisi operasi optimal pembuatan etanol
dengan konversi maksimalnya. Lalu ada pula cara-cara untuk mendapatkan alkohol itu
sendiri. Selain mengetahui apa saja karakteristik dari etanol, dapat pula diketahui apa saja
manfaat lain dari etanol yang berdayaguna untuk masyarakat Indonesia.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui reaksi dan mekanisme reaksi pembuatan alkohol.
2. Untuk mengetahui bahan baku dan bahan pembantu alkohol.
3. .Untuk mengetahui diagram alir dan proses pembuatan pabrik alkohol.
4. Untuk mengetahui kondisi operasi optimal pembuatan alkohol.
5. Untuk mengetahui karakterisasi alkohol.
6. Untuk mengetahui konversi maksimum dan kondisi operasi optimal
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui reaksi dan mekanisme reaksi pembuatan alkohol
2. Mahasiswa mampu mengetahui bahan baku dan bahan pembantu alkohol.
6
3. Mahasiswa mampu mengetahui diagram alir dan proses pembuatan pabrik
alkohol.
4. Mahasiswa mampu merancang pabrik alkohol sesuai kondisi operasi optimal
pembuatan alkohol dan konversi maksimalnya
5. Mahasiswa mampu mengetahui karakterisasi alkohol.
6. Untuk mengetahui konversi maksimum dan kondisi operasi optimal
BAB II
7
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Alkohol
Alkohol disebut juga etanol, alkanol. Alkanol adalah senyawa turunan alkana yang
mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Etanol termasuk ke
dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia
merupakan isomerkonstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH,
dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
(Hasanudin, 2015)
2.2 Rumus Molekul dan Rumus Bangun
Dalam bidang kimia, alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apapun yang memiliki gugus hidroksil(-OH) yang terikat pada atom karbon,
yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom karbon lainnya. Gugus
fungsional alkohol adalah hidroksil yang terikat pada
3
karbon hibridisasi sp . Ada tiga jenis utama alkoholprimer, skunder, dan
tersier. Etanol dan metanol adalah alkohol primer. Alkohol skunder yang paling
sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2- metilpropan-2-ol.
Rumus kimia umum alkohol adalah Cn H2n+1OH (Anonim, 2015)
2. Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder (2) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (OH)
8
terikat pada atom karbon sekunder. Atom karbon sekunder adalah atom
9
karbon yang mengikat dua atom karbon lain. Alkohol sekunder rumus umumnya
RR'CHOH dimana R, R', dan R"melambangkan gugus alkil.
3. Alkohol tersier
Alkohol tersier (3) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada atom
karbon tersier. Atom karbon tersier adalah atom karbon yang mengikat tiga atom
karbon lain. Alkohol tersier rumus umumnya RR'R"COH dimana R, R', dan R"
melambangkan gugus alkil.
(Anonim, 2015)
10
2.3 Sifat Fisika dan Sifat Kimia
1. Sifat Fisika
Tabel 4. Sifat Fisika pada Ethanol
Sifat Fisika Cara Ukur Alat Ukur
1. Berat Molekul: Dengan menghitung massa Neraca
46.07 gr/mol jenis, kemudian didapat
massa lalu dimasukan ke
dalam persamaan mol,
hingga ketemu jumlah Berat
1
Molekul.
2. Warna: tidak - Indera
berwarna Penglihatan
3. Physical State: - Indera
Liquid Penglihatan
4. Physical Form: - Indera
Volatile Liquid Penglihatan
5. Bau: Enak - Indera
Penciuman
6. Titik Didih: Cara mengukur dengan Alat Destilasi
2
78.4C Destilasi
7. Titik Lebur: Proses konduksi dari logam Melting Block
-112C untuk penghantaran panas.
Pada alat ini terdapat dua
lubang di bagian atas yang
digunakan untuk menaruh
pipa kapiler dan termometer,
sementara dua lubang
disamping digunakan untuk
mengamati keadaan padatan
yang akan berubah menjadi
3
cairan.
8. Tekanan Uap: 40 Dengan tekanan uap murni Manometer
mmHg pada suhu dikalikan dengan fraksi mol. Merkurium
4
19C
9. Spesific Dengan mencelupkan Alkoholmeter/
alkoholmeter ke dalam meterlak
5
Grafity: larutan.
0.78920
4
11
(Anonim,2001)
2. Sifat Kimia
a. Kelarutan dalam Air : larut
b. Volatilitas : 100%
c. Larut dalam : benzena, ether, aseton, kloroform, metanol,
dan solven organik
Sumber : Perry, 1997
12
Dalam proses fermentasi alkohol digunakan ragi. Ragi ini dapat merubah glukosa
menjadi alkohol dan gas CO2. Ragi merupakan mikroorganisme bersel satu, tidak
berklorofil dan termasuk golongan Eumycetes. Dari golongan ini dikenal beberapa jenis,
antara lain Saccharomyces anamensis, Schizosacharomyces pompe dan Saccharomyces
cerevisiae. Masing-masing mempunyai kemampuan memproduksi alkohol yang berbeda.
Syarat-syarat yang diperlukan dalam memilih ragi untuk fermentasi adalah :
Cepat berkembang biak
Tahap terhadap alkohol tinggi
Tahan terhadap suhu tinggi
Mempunyai sifat yang stabil
Cepat mengadakan adaptasi terhadap media yang difermentasi
Untuk memperoleh jenis ragi yang mempunyai sifat-sifat seperti diatas, harus
dilakukan percobaan-percobaan dalam laboratorium dengan teliti. Pada umumnya ragi
yang dipakai untuk membuat alkohol adalah jenis Saccharomyces cerevisiae, yang
mempunyai pertumbuhan sempurna pada suhu 30oC dan pH 4,8.
Ragi menurut kegiatan selama fermentasi terbagi atas dua bagian, yaitu :
Top Yeast (Ragi Atas)
Ragi yang aktif pada permukaan atas media, yang menghasilkan etanol dan CO 2
dengan segera. Jenis ini biasanya dijumpai pada industri alkohol dan anggur.
Bottom Yeast (Ragi Bawah)
Ragi yang aktif pada bagian bawah. Biasanya industri penghasil bir yang
menggunakan ragi bawah ini yang menghasilkan etanol sedikit dan membutuhkan waktu
yang lama untuk kesempurnaan fermentasi. Dalam kondisi yang normal, ragi atas
cenderung untuk berflokulasi dan memisahkan diri dari larutan, ketika fermentasi berjalan
sudah sempurna. Strain ragi yang bervariasi itu berbeda dalam kemampuan berflokulasi.
(Irma,2013)
Reaksi antara alkil halida dengan basa akan menghasilkan alkohol dan garam.
RX + KOH ROH + KX
Cara ini digunakan secara khusus untuk membuat amil alkohol dalam skala besar, yaitu
13
dengan mereaksikan kloropentana dan KOH. Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan
bahwa alkil iodida lebih cepat reaksinya daripada alkil bromida maupun alkil klorida.
Selain itu halida primer menghasilkan hasil alkohol yang lebih banyak dibandingkan
dengan alkil halida sekunder maupun tersier.
2. Mereduksi Aldehida dan Keton
Pembuatan alkohol dengan cara hidrolisis alkil hidrogen sulfat banyak digunakan untuk
membuat etanol perdagangan. Senyawa etil hidrogensulfat yang diperlukan dibuat dari
reaksi adisi H2SO4 pada etena. Contoh:
CH3-CH2-SO3H + H2O CH3CH2OH + H2SO4
4. Hidrasi Alkena
Alkena jika dikenai reaksi hidrasi dengan adanya asam encer akan menghasilkan alkohol.
Sebagai contoh, hidrasi etilena akan menghasilkan etil alkohol (etanol). Reaksinya adalah:
CH2=CH2 + H2O CH3CH2OH
5. Hidrolisis Ester
Rumus ester suatu asam organik adalah RCOOR'. Bila ester tersebut dihidrolisis dapat
menghasilkan alkohol dan asam karboksilat menurut persamaan reaksi:
RCOOR' + H2O RCOOH + R'OH
Cara hidrolisis ini ditempuh saat tidak ada cara lain untuk membuat suatu alkohol yang
diperlukan.
6. Menggunakan Reagen Grignard
Alkohol primer, sekunder dan tersier dapat dibuat dengan reagen Grignard. Reagen
Grignard adalah senyawa organometalik dengan rumus umum RMgX.
Langkah 1: CH3-Mg-Cl + HCHO CH3-CH2-OMgCl
Langkah 2: CH3-CH2-OMgCl + H2O CH3-CH2-OH + MgCl(OH)
(Dwi Winarto,2012)
14
2.6 Reaksi Pembentukan dan Kondisi Operasi
Proses pembentukan etanol dari pati jagung berlangsung dalam tiga tahap yaitu
proses hidrolisa pati jagung menjadi dekstrin, proses konversi dekstrin menjadi glukosa
(sakarifikasi) keduanya merupakan reaksi enzimatis dan proses fermentasi glukosa
menjadi etanol. Reaksi hidolisa dengan enzim bersifat endotermis (membutuhkan panas)
dan ireversibel.
Reaksi yang terjadi pada proses hidrolisa pati dari jagung adalah :
o
a-amylase 85 C, 1 atm
[C6H10O5]n + nH2O [C6H10O5]n ...........(1)
(pati) (air) (dekstrin)
2.7 Manfaat
Alkohol memiliki berbagai manfaat, antara lain:
1. Digunakan dalam pembuatan minuman beralkohol
Seseorang dengan konsentrasi alkohol dalam darah rendah kurang dari
0.3% dapat mencerna alkohol, dengan efek keracunan yang rendah.
Alkohol dihasilkan dari fermentasi gula alam dan tepung yang dihidrolisa.
(Anonim, 2012)
2. Mengurangi resiko penyakit dan serangan jantung
Bila dikonsumsi dalam dosis rendah, alkohol dapat mengurangi tekanan
darah. Sebaliknya, ketika dikonsumsi berlebihan, alkohol memiliki efek
negatif pada tubuh. Alkohol membantu untuk membersihkan lemak dari
arteri dan mengurangi pembekuan darah. Hal ini dapat membatasi
kemungkinan penyakit dan serangan jantung.
3. Sebagai pelarut dan reagen dalam skala lab dan industri
Etanol digunakan sebagai pelarut, karena toksisitasnya relatif rendah
dibandingkan dengan alkohol lain dan kemampuan untuk melarutkan zat
non-polar, etanol dapat digunakan sebagai pelarut pada obat-obatan medis,
parfum, dan esens nabati seperti vanili. Dan bisa melarutkan senyawa
organic yang tidak larut dalam air. Dalam sintesis organik, alkohol
16
berfungsi sebagai perantara serbaguna. (Clerk, 2007)
4. Untuk mensintesis senyawa lain
Dalam industri metanol diubah menjadi formaldehid atau digunakan untuk
mensintesa bahan kimia lain. (Yusufat, 2012)
5. Memperbanyak pertumbuhan tanaman dan Mengurangi kebutuhan air
Pada awal tahun 1990-an Arthur Nonomura, seorang ilmuan yang menjadi
petani melakukan riset yaitu menyemprot beberapa tumbuhan dengan
larutan metanol yang sangat encer. Tumbuhan yang disemprot tidak lagi
layu dan tumbuh lebih besar pada tingkat yang lebih cepat daripada
tumbuhan yang tidak disemprot. Akan tetapi metanol akan efektif dalam
kondisi panas atau terkena sinar matahari dan untuk tumbuhan kapas,
gandum, strawberi, melon dan mawar. Kegunaanya dapat terlihat jelas,
hasil tanaman lebih banyak dan lebih cepat, penggunaan air lebih efisien,
dan tidak diperlukannya pestisida. (Fauzy, 2012)
6. Campuran dalam Bensin pengganti MTBE
Etanol dapat ditambahkan ke dalam bensin sebagai pengganti MTBE
(methyl tertiarybuthyl ether) yang sulit didegradasi sehingga mencemari
lingkungan. Bensin yang ditambah etanol efisiensi pembakarannya
meningkat sehingga pembakarannya. Akibatnya akan mengurangi tingkat
pencemaran udara. Campuran bensin-etanol biasa diberi nama gasohol.
Gasohol E10 artinya campuran 10% etanol dan 90% bensin, gasohol dapat
digunakan pada semua tipe mobil yang menggunakan bahan bakar
bensin. (Fauzy, 2012)
7. Sebagai antiseptik
Etanol dapat digunakan sebagai antiseptik untuk mendisinfeksi kulit
sebelum suntikan yang diberikan, sering bersama dengan yodium.
(Nawazir, 2012)
8. Sebagai germisida alat-alat
Agen yang menghancurkan mikroorganisme, terutama organisme patogen
pada alat-alat. (Al-Jawi, 2006)
9. Campuran bahan kosmetik (Yusufat, 2012)
17
10. Sebagai bahan baku (raw material) untuk membuat ratusan senyawa lain,
seperti asetaldehid, etil asetat, asam asetat, etilene dibromida, glycol, etil
klorida dan semua etil ester. (Yusufat, 2012)
11. Sebagai anti beku radiator mobil
Alkohol dapat digunakan sebagai anti beku pada radiator. Untuk menambah
penampilan mesin pembakaran dalam, metanol dapat disuntikan kedalam mesin
Turbocharger dan Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam pipa
masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih
18
BAB III
PEMBAHASAN
19
Skema Pembuatan Alkohol
Bahan yang telah difermentasi sudah mengalami perubahan menjadi alkohol dan
air. Pemisahan alkohol dan air dilakukan dengan pemanasan pada tangki pemanasan dan
pendinginan di ruang destilator. Pada destilator, pemisahan dilakukan dengan
memanfaatkan perbedaan titik didihnya. Titik didih air berada pada 100 C dan titik didih
alkohol berada pada 80 C. Pemanasan pada tangki pemanasan dilakukan pada suhu 80 C
(termometer dibaca pada tangki destilator). Alkohol yang masih berupa uap didinginkan
pada ruang destilator, sehingga kembali menjadi cairan. Alkohol yang dihasilkan pada
ruang destilator adalah alkohol dengan kandungan 90-95 %.
Skema di atas berlaku pada bahan yang sudah siap difermentasi, yaitu bahan yang sudah
dalam bentuk gula sederhana, contohnya : Mollases, aren, dan nira. Bahan yang masih
dalam bentuk pati harus diubah dahulu menjadi bentuk gula sederhana. Pengubahan pati
menjadi gula disebut dengan hidrolisis. Hidrolisis menggunakan bantuan enzym alpha
amilase dan beta amilase. Enzym ini telah tersedia dalam bentuk bubuk/powder atau
dalam bentuk cairan.
21
untuk mencuci bahan baku berikutnya. Jumlah kebutuhan air untuk pencucian
terhadap jagung yang akan dicuci adalah 4 : 1 (massa).
b. Penggilingan, Screening, dan Pembuburan
Langkah kedua adalah penggilingan jagung untuk menjadikan struktur bahan baku
supaya menjadi lebih halus (disebut tepung jagung). Penggilingan ini menggunakan
hammer mill sehingga menghasilkan ukuran partikel sebesar 1-1,5 mm. Hammer mill
dilengkapi dengan screening untuk memperoleh tepung yang berukuran seragam.
Tepung oversize dikembalikan lagi ke aliran recycle dan dilakukan penggilingan
ulang sehingga diperoleh ukuran yang lebih kecil (Roehr,2001).
Setelah itu, tepung jagung dilarutkan dan dibuburkan dalam air sebanyak 4,25 (kali)
beratnya. Hal ini dilakukan untuk menurunkan kekentalan/viskositas sehingga
pengadukan lebih merata dan reaksi enzimatik mudah terjadi.
c. Pemasakan (Cooking)
Langkah berikutnya, bubur jagung dipanaskan/dimasak dengan steam 2 bar untuk
menghidrolisis pati yang dikandung dalam jagung (75% minimum) menjadi amilosa
o
dan amilopektin. Proses hidrolisis ini terjadi pada temperatur 121 C selama15
menit dan menyebabkan granula pati mengadsorbsi air, terurai, dan pecah.
Prosesnya seperti mengurai lilitan benang sehingga memanjang. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah enzim memotong rantai hidrokarbon pati.
d. Hidrolisa pati
Langkah keempat, proses hidrolisa pati diselenggarakan. Enzim - amilase dan
o
glukoamilase ditambahkan sebanyak 2% dari jumlah pati untuk pada suhu 85 C
selama 45 menit. Sebenarnya, enzim yang bekerja optimum pada temperatur ini
adalah enzim -amilase yang akan menjadi katalis bagi reaksi hidrolisis dengan
memutus ikatan ,1-4 glikosidik di tengah-tengah molekul pati secara acak, hingga
dihasilkan dekstrin
22
e. Sakarifikasi
Langkah kelima, enzim -amilase dan glukoamilase ditambahkan sebanyak 12% dari
o
jumlah pati untuk pada suhu 60 C selama 15-20 menit. D Pada proses ini
ditambahkan H2SO4 untuk membantu memecah dekstin dan membuat kondisi asam
dengan pH 5. Dekstrin dipecah-pecah menjadi glukosa yang siap dikonsumsi
mikroorganisme dalam proses fermentasi. Jumlah glukosa yang dihasilkan sekitar 35%
dari jumlah pati. Enzim glukoamilase merupakan katalis bagi reaksi hidrolisis dengan
memutus ikatan ,1-4 glikosidik dari amilosa pada bagian ujung non pereduksi
hingga terlepas menjadi monomer glukosa. Enzim ini juga melepas ikatan ,1-6
glikosidik.
3. Tahap Reaksi Fermentasi
Proses fermentasi yang diterapkan adalah proses batch (partaian). Proses ini diawali
dengan produksi biomassa aktif (inokulum) dalam sebuah fermentor. Setelah volume
fermentor telah terisi oleh medium (bubur jagung) 90% dari volume keseluruhan,
maka inokulum dialirkan kedalam bejana. Hal ini dimaksudkan untuk kesempatan bagi
biomassa aktif untuk dapat tumbuh selama sisa waktu pengisian fermentor.
Glukosa yang diproduksi selama sakarifikasi akan dikonsumsi oleh ragi, Saccharomyces
cerevisiae yang kemudian akan menghasilkan etanol, CO2, dan pada proses fermentasi
dengan reaksi keseluruhan sebagaiberikut:
yeast
C6H12O6 2C2H5OH + 2 CO2 + Energi (3)
o
Selama proses fermentasi berlangsung, dijaga konstan 32 C dengan mengalirkan
air pendingin melalui saluran atau alat penukar panas. Pendinginan perlu dilakukan
mengingat proses fermentasi ini berlangsung secara eksotermik. Saat awal fermentasi,
pH ditetapkan sekitar 4 5. Nilai ini akan menurun dengan lambat selama proses
fermentasi, dan dijaga untuk tetap pada harga 4,0. Hal ini dapat dilakukan dengan
menambahkan buffer.
Waktu fermentasi etanol dari jagung oleh ragi adalah 24 jam. Perolehan etanol
terhadap glukosa adalah 0,4845 [Oura, 1977]. Produk
23
samping yang dihasilkan antara lain asetaldehid dan fusel oil. Untuk 5000
Liter etanol yang dihasilkan, jumlah asetaldehid yang dihasilkan sekitar 1
Liter, sedangkan fusel oil sebanyak 5 Liter. Dari stoikiometri reaksi, perolehan
sel ragi terhadap glukosa bertambah tidak lebih dari 10%.
Cairan hasil fermentasi terdiri atas produk etanol dan pengotornya yang
ditampung dalam sebuah bejana (holding tank/intermediate tank). Pengotor tersebut
berupa sel ragi, sisa glukosa, air, zat metabolit lain yang diasumsikan sebagai zat inert.
Langkah pertama yang dilakukan adalah memisahkan sel ragi dan enzim dari larutan
dengan menggunakan mikrofiltrasi. Sel ragi dan enzim ini masuk kedalam
pengolahan limbah untuk dijadikan pakan ternak. Setelah itu, dialirkan ketahap
pemurnian.
Asetaldehid sebagai zat yang paling volatil di-recovery pada kolom pelucut
(Flash Column). Tahap pemurnian selanjutnya adalah distilasi pada tekanan atmosfer
dalam (atmospheric distillation column). Larutan etanol hasil fermentasi dimurnikan
menjadi 95%-w/w etanol (azeotrop). Fusel oil diambil sebagai draw off , sedangkan
produk bawahnya adalah lutter water yang kemudian masuk kepengolahan limbah.
Etanol 95%-w/w ini kemudian diumpankan ke unit pervaporasi membran, sehingga
dihasilkan produk etanol dengan kadar 99,9%.
4. Tahap Pemisahan dan Pemurnian
Pemisahan yang umum dilakukan untuk memisahkan etanol dari larutan
fermentasi adalah distilasi. Pemisahan dan pemurnian etanol seringkali menjadi
permasalahan tersendiri karena rendahnya konsentrasi etanol dalam curah fermentasi dan
tuntutan kemurnian etanol yang tinggi agar dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Dengan demikian, proses pemisahan dan pemurnian dapat dikategorikan sebagai proses
yang membutuhkan sejumlah besar energi. Agar proses distilasi dapat ekonomis, maka
konsentrasi etanol dalam larutan fermentasi harus lebih besar dari 5%- volume.
Campuran etanol-air membentuk azeotrop pada komposisi etanol
95% sehingga dehidrasi lebih lanjut untuk menghasilkan etanol fuel-grade
24
dengan kemurnian 99,9% sudah tidak dapat dilakukan. Untuk itu dilakukan proses
dehidrasi dengan distilasi atmosfer dan membran pervaporasi.
Membran pervaporasi merupakan proses pemisahan campuran cair- cair
menggunakan membran, permeat mengalami perubahan fasa dari fasa cair menjadi uap.
Campuran azeotrop dapat dipisahkan dengan membran pervaporasi karena pemisahan
dengan pervaporasi tidak didasarkan pada kesetimbangan uap-cair melainkan didasarkan
pada perbedaan kelarutan sebagai wujud interaksi antara komponen campuran dengan
membran. Membran yang biasa digunakan adalah membran tidak berpori (non-porous)
dimana material membran terbuat dari keramik dan bersifat hidrofilik. Membran
keramik lebih banyak digunakan daripada membran polimer karena membran ini
tahan terhadap temperatur tinggi. Gaya dorong (driving force) pada pemisahan dengan
membran pervaporasi adalah perbedaan konsentrasi dan tekanan parsial diantara kedua
sisi membran.
3.2Tinjauan Termodinamika
Termodinamika adalah ilmu tentang temperatur, kalor, dan pertukaran energi.
(Karim, 2000). Termodinamika memiliki penerapan praktis dalam semua cabang sains
dan teknologi, seperti halnya semua kegiatan dalam berbagai aspek dalam hidup.
Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara kalor dan usaha, serta
sifat-sifat yang mendukung hubungan tersebut.
Dalam membangun suatu pabrik, diperlukan adanya tinjauan termodinamika. Hal
ini diperlukan supaya kita dapat mengetahui kondisi operasi yang cocok untuk proses
tersebut. Dalam pembuatan alkohol dengan cara fermentasi, reaksinya adalah sebagai
berikut:
C6H12O6 + NH3 CH1,8N0,5O0,2 + CO2 + H2O + C2H5OH + C2H4O + C3H8O + C4H10O + C5H12O
Hof reaksi = Hof produk Hof reaktan
25
C2H5OH : - 277,6
C2H4O : - 192,2
C3H8O : - 302,6
C4H10O : - 327,3
C5H12O : - 351,6
C6H12O6 + 0,05692 NH3 0,2846 CH1,8N0,5O0,2 +1,9161 CO2 + 0,1393 H2O + 1,8996 C2H5OH + 8,77
10-7 C2H4O + 1,845 10-4 C3H8O + 1,7973 10-4 C4H10O + 6,2847 10-4 C5H12O
H= -72,4404 kJ /mol ... (4)
Dengan demikian reaksi yang berlangsung adalah reaksi eksotermis yang
menghasilkan panas.
Dari tinjauan termodinamika dapat diketahui bahwa sifat reaksi fermentasi
glukosa menjadi etanol adalah eksotermis. Reaksi kimia yang bersifat eksotermis akan
menyebabkan suhu reaksi akan bertambah dari waktu ke waktu dan menyebabkan
konversi menjadi turun. Sehingga untuk menangani sifat rekasi yang eksotermis ini
diperlukan kontrol suhu yang ketat agar diperoleh konversi yang efektif dan efisien. Salah
satu cara untuk mengontrol suhu adalah dengan memberikan cooler pada dinding reaktor
yang dapat berupa jaket pendingin atau aliaran air di sekitar dinding reaktor.
Tinjauan termodinamika dengan persamaan Van't Hoff adalah sebagai
berikut :
d ( RTG ) dt= H RT
dengan
G RT =ln K
Dengan :
G = energi gibs satandar
R = tetapan gas umum
T = temperatur reaksi
K = konstanta kesetimbangan reaksi
Apabilak 1, maka reaksi tersebut bolak-balik (reversible)
Apabila k 1, maka reaksi tersebut searah (irreversible)
Berikut ini merupakan tabel suhu vs konversi berdasarkan tinjauan termodinamika. Perhitungan
terlampir.
Tabel 5. Suhu vs Konversi (Termodinamika)
T (K) k Xa
343 0,000692 0,997433
348 0,000702 0,997493
353 0,000713 0,997547
26
358 0,000723 0,997595
363 0,000734 0,99763
368 0,000744 0,997677
373 0,000741 0,997741
Kinetika berhubungan erat dengan kecepatan reaksi kimia. Konsentrasi, suhu dan tekanan
sangat berpengaruh pada konstanta kecepatan reaksi maupun pada kecepatan reaksi.
Reaksi yang terjadi pada pembuatan Benzil Alkohol :
2C6H5CH2Cl + Na2CO3 + H2O 2C6H5CH2OH + 2NaCl + CO2
Dengan asumsi bahwa Cb berlebih. Maka A sebagai limiting reactant. Digunakan orde
satu semu
Penyelesaian persamaan reaksi :
27
Diketahui : Konversi design = 0,99 dengan waktu reaksi 5 jam atau 300 menit.
Maka :
(Abi, 2014)
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alkohol yang dikenal juga sebagai etanol telah digunakan manusia sejak
zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Alkohol disebut
juga etanol, alkanol. Alkanol adalah senyawa turunan alkana yang mengandung gugus
fungsi hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Etanol termasuk ke dalam alkohol
rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Reaksi
Pembuatan Alkohol ada 6 yaitu Mereaksikan Alkil Halida (Haloalkana) dengan Basa,
Mereduksi Aldehida dan Keton, Hidrolisis Alkil Hidrogensulfat, Hidrasi Alkena,
Hidrolisis Ester, Menggunakan Reagen Grignard.Secara garis besar, langkah-langkah
dalam proses pembuatan alkohol ada tiga macam, yaitu: proses fermentasi, destilasi,
dan dehidrasi.Suhu yang digunakan ketika proses fermentasi yaitu sekitar 30oC.Alkohol
memiliki sifat fisika, kimia dan beberapa kegunaan. Pemisahan alkohol dan air
dilakukan dengan pemanasan pada tangki pemanasan dan pendinginan di ruang
destilator. Karakterisasi alkohol adalah berat Molekul 46.07 gr/mol,
w arna: tidak berwarna, memiliki titik Didih 78.4C dan titik Lebur -112C.
3.2 Saran
1. Diharapkan agar mahasiswa tidak menyalahgunakan alkohol untuk kepentingan
yang tidak jelas.
2. Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa lebih mempertimbangkan
untuk mengkonsumsi minuman minuman yang mengandung alkohol.
29
DAFTAR PUSTAKA
30