Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ANALISIS PROSES INDUSTRI KIMIA

Disusun Oleh :
1. Ragil Agnes S.I 40040118650007
2. Inggrit Pangestu A 40040118650030
3. Ardimas Fauzan H 40040118650045
4. Elvina Kiki D 40040118650049
5. Bagus Adhi N 40040118650060
6. Astri Kusumaningtyas 40040118650088

S Tr Teknologi Rekayasa Kimia Industri


Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
1. Deskripsi Proses Produksi Katalis Sodium Metilat melalui Stripping Reaktif
Gambar diatas merupakan diagram alir proses produksi katalis Sodium Metilat
(NaOCH3) melalui stripping reaktif. Dalam proses ini, Sodium metilat dihasilkan dari natrium
hidroksida (NaOH) dan methanol (CH3OH) sebagai bahan baku dalam kolom stripping
reaktif.
NaOH cair yang berada dalam tangki penyimpanan pada temperature 30oC dan
tekanan 1,01 bar diumpankan melalui pompa (P-502) menuju heater dengan laju alir massa
sebesar 1017 kg/jam (H-502) untuk dipanaskan kemudian diumpankan ke bagian atas kolom
stripping (D-501). Sementara itu, methanol pada kondisi temperatur 30oC dan tekanan 1,01
bar dalam fasa cair dipompakan menuju evaporator dengan laju alir massa sebesar 1983
kg/jam untuk diuapkan menjadi uap metanol jenuh. Selanjutnya uap methanol berlebih
diumpankan menuju kompresor (C-501) untuk dinaikkan tekanan atau kemampatan fluidanya
dari tekanan 1,01 bar pada suhu 30oC menjadi 3,04 bar dengan temperatur 158oC agar dapat
memenuhi kebutuhan tekanan kolom stripping. Kemudian methanol dalam bentuk uap
berlebih diumpankan ke bagian bawah kolom stripping (D-501).
Jumlah stages akhir untuk D-501 dipilih melalui analisis sensitivitas, dengan
memvariasikan NT antara 17 dan 27 dan menyesuaikan tugas reboiler untuk
mempertahankan konsentrasi produk NaOCH3 agar konstan. Dua tingkat kelembaban dalam
uap metanol umpan dipertimbangkan dalam analisis ini yaitu bebas air dan dengan 100 ppm.
Ditemukan bahwa keberadaan air dalam aliran metanol daur ulang dapat menurunkan
konversi NaOH, sekaligus meningkatkan konsentrasi residu dalam aliran produk. Hal ini
digunakan untuk menentukan jumlah minimum stages teoritis yang diperlukan untuk menjaga
konsentrasi NaOH sisa. Dalam kisaran nilai yang dipertimbangkan, kami juga menemukan
bahwa tugas reboiler D-501 hanya meningkat sedikit dengan nilai NT (misalnya, dari 7,03
menjadi 7,05 GJ/jam, ketika aliran metanol mengandung 100 ppm air). Hal ini dikarenakan
untuk NT yang lebih tinggi, konversi NaOCH 3 meningkat dari 0,981 menjadi 0,984,
membentuk lebih banyak air yang perlu diuapkan untuk mencegah kontaminasi produk.
Akibatnya, sisa NaOH turun dari 0,43% menjadi 0,37%. Mempertimbangkan kedua efek
secara bersamaan, jelas bahwa kolom dengan tingkat kesetimbangan yang lebih sedikit juga
memerlukan lebih sedikit energi untuk beroperasi, dengan menggunakan konsentrasi residu
dari NaOH yang lebih besar (yang mungkin melebihi batas yang ditetapkan), sedangkan
kolom dengan NT yang lebih tinggi meningkatkan konversi NaOH pada biaya investasi yang
lebih besar dan biaya operasi yang sedikit lebih besar. Hal ini diperlukan untuk
menghilangkan air ekstra yang terbentuk dari proses yang terjadi. Dimana wilayah optimal
NT untuk kolom D-501 berada, yang mengarah ke adopsi nilai akhir NT = 20.
Di dalam kolom stripping dengan jumlah 20 stages terjadi kontak antara uap methanol
jenuh yang dialirkan dari bagian bawah kolom stripping dengan NaOH cair yang dialirkan
melalui kolom atas stripping secara berlawanan (countercurrent). Hal ini mendorong reaksi
metoksilasi ke arah produk. Keberadaan air dalam metanol berdampak negatif pada konversi
reaksi metoksilasi, maka dari itu konsentrasinya harus dijaga sangat rendah. Produk hasil
kontak antara metanol dengan NaOH keluar ke bagian bawah kolom stripping pada
temperatur 95,5oC tekanan 1,01 bar. Konsentrasi NaOCH 3 yang keluar dalam aliran produk
diatur antara 20% sampai 30% berat dalam metanol dan mengandung kurang dari 0,4% berat
NaOH serta kurang dari 0,1% berat air dengan nilai estimasi konversi sebesar 0,9823. Dalam
kondisi ini, penurunan laju aliran dari metanol akan mengurangi konversi NaOH, sementara
penggunaan umpan NaOH yang lebih encer akan membutuhkan laju aliran massa umpan
metanol yang lebih tinggi dan reboiler bertugas untuk menjaga produk dalam spesifikasi dan
konsentrasi NaOCH3 di sekitarnya.
Sementara itu, distilat uap yang keluar dari bagian atas kolom distilasi (D-501), yang
mengandung 3 - 10% berat air dalam metanol, diumpankan menuju distilasi kedua yaitu
kolom destilasi (D-502) pada temperatur 70,7oC dan tekanan 1,01 bar. Kolom destilasi (D-
502) terdiri dari 32 stages dengan rasio refux massa sebesar 1,03. Di dalam kolom destilasi
(D-502) terjadi pemulihan metanol dan mengirim air yang tersisa ke waste treatment.
Pemulihan methanol dilakukan dengan menguapkan methanol diatas titik didih methanol
(65oC), namun dibawah titik didih air (100oC) sehingga metanol dapat menguap seluruhnya
sedangkan air tidak ikut menguap. Hasil pemulihan methanol berupa uap metanol keluar dari
bagian atas kolom destilasi (D-502) menuju kondensor uap parsial untuk didinginkan atau
diturunkan suhunya menjadi 65oC pada tekanan 1,01 bar kemudian dialirkan menuju
kompresor (C-501) untuk dimampatkan sampai tekanannya 3,04 bar sehingga dapat
digunakan kembali untuk direaksikan kembali dengan NaOH cair.
Sementara itu, air yang sudah terpisah dari proses pemulihan metanol keluar melalui
kolom destilasi bagian bawah. Sebelum dikirim ke waste treatment, air limbah melalui
reboiler untuk menjaga fraksi massa air dalam destilat dibawah 100 ppm dan konsentrasi
methanol dibawah 0,1%. Sehingga air limbah tidak berbahaya dan menghindari biaya
pengolahan limbah yang lebih mahal. Air limbah keluar dari bawah kolom destilasi (D-502)
memiliki temperature 100oC pada tekanan 1,01 bar.
Proses ini menghasilkan sodium metilat (NaOCH 3) dengan konsentrasi NaOCH3
dalam aliran produk diatur antara 20-30%berat dalam metanol, sesuai dengan persyaratan.
Produk sodium metilat keluar dari bawah kolom stripping (D-501). Sebelum keluar dari
bawah kolom stripping (D-501), produk melalui reboiler yang berfungsi untuk menjaga
spesifikasi dan konsentrasi sekitar 30%berat dalam methanol.

2. TroubleShooting
 Secara Umum
Peningkatan biaya energi dengan menggunakan alat tersebut salah satu
permasalahan alat teknik. Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan
pengoptimalan pada alat yang digunakan. Modifikasi dalam desain pabrik dan
prosedur operasi yang telah diterapkan untuk mengurangi biaya dan memenuhi
kendala, dengan penekanan pada peningkatan efisiensi dan peningkatan
keuntungan. Kondisi pengoperasian yang optimal dapat diimplementasikan
melalui peningkatan otomatisasi di tingkat proses, pabrik, dan perusahaan, yang
sering disebut manufaktur terintegrasi komputer.
 Secara Spesifik
 Baut sering aus
Solusi : mengganti baut yang sudah aus dengan baut baru dan melakukan
training kepada operator, serta kerekomendasi untuk pengadaan dan perbaikan
pada manajemen tools.
 Downtime
Solusi : Pelaksanaan preventive maintenance yang berkala dapatdilakukan
secara berkala dan konsisten, untuk mengurangi downtime akibat kerusakan
mesin.
 Kolom Distilasi :
Dalam kolom destilasi terdapat air dalam metanol yang berdampak negatif
pada konversi reaksi metoksilasi
Solusinya: konsentrasinya harus dijaga sangat rendah
 Tangki Penyimpanan
Laju alir terlalu besar atau kecil feed metanol dan NaOH dapat mengurangi
konversi sodium methylate
Solusinya: Menjaga laju alir optimum
 Kolom Stripping
a) Tray rusak dapat mengakibatkan uap tidak efektif, harus dilakukan
penurunan tekanan pada tray tetapi jika penurunan tekanan lebih
sedikit maka kemungkinan stripping tray akan rusak.
b) Jalur stripper uap terlalu kecil atau stripper uap tidak terpasang
sempurna dapat menyebabkan meningkatnya aliran uap dan
mengganggu kemampuan untuk menarik produk dari fractionator.
Solusi : Periksa peningkatan tekanan bagian atas stripper dengan
berbagai tingkatan uap, jalur stripper umpan harus memiliki loop seal
yang dapat mencegah uap memenuhi jalur umpan, tekanan seharusnya
tidak meningkat > 2 atau 3 psi diatas aliran uap.
 Kolom Distilasi
Suhu operasi kolom destilasi dan kondensor pada kolom yang tidak sesuai
mengakibatkan fasa methanol tidak menjadi uap.
Solusi: Menjaga suhu kolom destilasi agar menghasilkan methanol bersuhu di
atas 64,7 celcius agar tidak ada methanol yang terbuang sia-sia
DAFTAR PUSTAKA

Firman Alamsyah, 2015. Analisis Akar Penyebab Masalah Dalam Meningkatkan Overall
Equipment Effevtiveness (Oee) Mesin Stripping Hipack Iii Dan
Unimach Di Pt Pfi. Jurnal Oe, Vol. VII, No.3.
Jose Granjo dan Nuno Olivera, 2015. Process simulation and techno-economic analysys of
the production of sodium methoxide. Industrial and Engineering
Chemistry Research

Anda mungkin juga menyukai