Pengertian
Pompa Reciprocating Piston Adalah pompa dimana energi mekanik dari penggerak
pompa diubah menjadi energi aliran dengan menggunakan elemen bolak‐balik
(resiprocating) yang ada didalam silinder.
Udara yang bergerak cepat dibentuk dengan melepaskan udara tekanan tinggi melalui
sebuah celah buang dipermukaan yang berdekatan, dan menyeret udara keluar, bersama
dengan itu Semakin tinggi tekanan pasokan udara primer maka semakin buruk efisiensi.
Cairan memasuki ruang pompa melalui katup inlet dan didorong keluar melalui katup
keluaran oleh aksi piston. Pompa piston mempunyai bagian utama berupa torak yang
bergerak bolak – balik didalam selinder untuk dapat mengalirkan fluida. Pompa ini
dilengkapi dengan katup – katup, dimana fluida bertekanan rendah di hisap melalui katup
hisap ke ruang selinder, kemudian ditekan oleh torak atau diafragma hingga tekanan
statisnya naik dan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan. Pompa piston
memiliki langkah – langkah kerja, pada langkah hisap maka terjadi kevakuman di dalam
ruang silinder katup hisap terbuka maka cairan masuk ke ruang silinder, pada saat
langkah tekan katup hisap tertutup dan katup keluar terbuka, sehingga fluida terdesak dan
tekanan menjadi naik, kemudian aliran keluar melalui saluran keluar. Proses tersebut
berlangsung terus – menerus selama pompa bekerja.
rendah.
Kerugian Penggunaan Pompa Reciprocating Piston
b. Keadaan efisiensi yang tinggi tidak akan didapat lagi bila pompa
• Industri proses.
pengertian
Piston-piston pada sebuah element pompa radial dalam formasi bintang secara
radial terhadap poros penggerak pompanya , Gerakan dari kerja piston adalah
dalam arah radial tehadap porosnya. Perpindahan volume aliran pompa diatur
dengan katup-katup melalui saluran (port) baik tetap maupun variable , dan kita
juga harus membedakan antara bumbungan( camring) dalam dan luar ( yang
artinya pembebanan gaya radial terhadap piston-piston oleh pegas dalam maupun
pegas luar) Pompa yang ditunjukan pada gambar 1 adalah pompa yang diatur oleh
sebuah katup /valve , dibebani oleh pegas dan dapat menghisap sendiri dengan
perpindahan volume aliran tetap.
Jika piston bergerak ke arah titik poros maka ruang isap piston akan smakin
membesar , plate katup tipis terangkat dari bagian penyekat akibat gaya tarik dan
ruang piston akan terisi dengan fluida (elemen 3.1) Jika piston didorong ke luar
oleh poros eksentris , maka piston ini akan mendorong plate katup kebagian
penyekat selajutnya (elemen 3.2) Pada saat yang sama bola dari checkvalve 6
akan naik dari dudukanya Elemen 3.3) Fluida sekarang dapat mengalir dari setiap
elemen pompa ke lunamg tekanan melalui saluran-saluran dalam rumahnya .
Volume hisap ditentukan oleh diameter dan jumlah piston dari tiaptiap jenis
pompa. Karena Gaya tergantung dari dua faktor tekanan kerja maupun volume
aliran yang dihasilkan , maka tekanan kerja maksimal juga berubah sesuai dengan
diameter dari piston yang digunakan ( type pompa).Sedangkan piston disini
jumlahnya adalah Ganjil ,yaitu untuk mengurangi ketidak teraturan dari volume
aliran pompa dan mengurangi terjadinya fibrasi yang tinggi.
Gambar 3 juga menunjukan sebuah pompa radial type V4 yang diatur oleh sebuah
katup, dibebani oleh pegas dan dapat menghisap sendiri.
Perbedaan dari pompa yang dijelaskan diatas terletak pada design dari
elemen-elemen pistonnya.
Piston yang berlubang satu dengan dengan katup hisap 2 bergerak dalam
silinder 3 dan didorong pada eksentisitas 5 dengan pegas 4 . Permukaan piston
yang bergerak sesuai dengan radius eksentrisitasnya .Silinder tersebut berbentuk
bola dan menumpu pada rumah pompa 7. Sebuah katup pengontrol 8 dipasang
pada tumpuan ini, Elemen piston yang ada ( silinder,piston,katup penghisap)
dipasang bebas dengan pegas antara poros eksentris dan tumpuan (Bantalan piston
yang diatur keseimbanganya secara hidrostatik).
Volume ruang piston pada silinder mengikat dengan gerakan bawah piston.
Akibat penghisapan plate katup dari bagian penyekat . Pada waktu yang
bersamaan hubungan ruang hisap ke piston terjadi melalui alur radial pada
eksentrik. Ruang piston diisi dengan minyak oli melalui alur dan lubang pada
piston Jika piston bergerak keatas maka eksentrik akan menutup hubungn ke
rumah . Plate katup pendorong ke bagian penyekat dan bola dari katup tekan
terangkat dari dudukanya. Fluida sekarang mengalir kearah luar ( outlet) dari
pompa.
Berikut ini beberapa contoh kombinasi pompa secara tandem dapat dilihat pada
gambar 4
1.Pompa sudu V2 + pompa piston radial R2
2.Pompa sudu V3 + pompa sudu V3
3.Pompa sudu V3 + Pompa roda gigi G
4.Pompa Roda gigi G + pompa roda gigi G
Gambar 4. kombinasi pompa radial
POMPA ( PUMP)
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan
dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus
menerus.
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian
masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa
berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak)
menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan
cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
Pompa Sentrifugal
Salah satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa sentrifugal yang
prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi
potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
Sesuai dengan data-data yang didapat, pompa reboiler debutanizer di
Hidrokracking Unibon menggunakan pompa sentrifugal single - stage double
suction.
5. Jumlah Suction :
Single Suction
Double Suction
6. Arah aliran keluar impeller :
Radial flow
Axial flow
Mixed fllow
Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat sepert gambar
berikut :
Kapasitas Pompa
Kapasitas pompa adalah banyaknya cairan yang dapat dipindahkan oleh pompa
setiap satuan waktu . Dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu, seperti :
Head Pompa
Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi
pompa, atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang umumnya
dinyatakan dalam satuan panjang.
Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari sistem
instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial
Hal ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat bervariasi pada
penampang yang berbeda. Namun pada kenyataannya selalu ada rugi energi
(losses).
Pada kondsi yang berbeda seperti pada gambar di atas maka persamaan Bernoulli
adalah sebagai berikut :
1. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat
cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair
pada sisi isap.
Head tekanan dapat dinyatakan dengan rumus :
2. Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada saluran tekan
dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap.
Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus :
3. Head Statis Total
Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan
dengan permukaan zat cair pada sisi isap.
Dimana :
Z : Head statis total
Zd : Head statis pada sisi tekan
Zs : Head statis pada sisi isap
Tanda + : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari sumbu
pompa (Suction lift).
Tanda - : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu pompa
(Suction head).
Kerugian energi per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan dalam sistem
perpipaan disebut sebagai kerugian head (head loss).
Head loss terdiri dari :
c. Total Losses
Total losses merupakan kerugian total sistem perpipaan, yaitu :
Daya Pompa
Daya pompa adalah besarnya energi persatuan waktu atau kecepatan melakukan
kerja.
Ada beberapa pengertian daya, yaitu :
Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang dibutuhkan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair. Daya ini dapat dihitung dengan rumus :
2. Daya Poros Pompa (Break Horse Power)
Untuk mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan oleh poros yang sesungguhnya
adalah lebih besar dari pada daya hidrolik.
Besarnya daya poros sesungguhnya adalah sama dengan effisiensi pompa atau
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Effisiensi Pompa
Effisiensi pada dasarnya didefinisikan sebagai perbandingan antara output dan
input atau perbandingan antara HHP Pompa dengan BHP pompa.
Harga effisiensi yang tertinggi sama dengan satu harga effisiensi pompa yang
didapat dari pabrik pembuatnya.
Effisiensi pompa merupakan perkalian dari beberapa effiaiensi, yaitu:
Referensi utama : Ir. Sularso, MSME dan Prof. Dr. Haruo Tahara, Pompa dan
Kompresor, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1983.
Lampiran :
Grafik fungsi dari Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran relatif
Seal statis dipakai di mana tidak ada gerakan yang terjadi pertemuan antara
kedua permukaan yang akan disekat. Gasket dan O-ring merupakan contoh yang
umum dari seal statis.
Seal Dinamis digunakan di mana ada permukaan yang bergerak relatif terhadap
satu sama lain. Seal dinamis misalnya digunakan pada poros yang berputar dan
menghantarkan power melalui dinding sebuah tangki (Gambar 7), melalui casing
dari pompa (Gambar 8), atau melalui rumah peralatan berputar lainnya seperti
filter atau layar.
Contoh umum dari pemakaian alat-alat penyekat adalah penyekat untuk poros
yang berputar pada pompa. Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi dari
penyekat ini, kita harus tahu terlebih dahulu dasar-dasar pengetahuan pompa.
Pada pompa sentrifugal, cairan masuk ke pompa melalui bagian ‘suction’ pada
pusat (eye) impeller yang berputar. (gambar 9 dan 10).
Gambar 9. pompa sentrifugal
Bagaimanapun juga, sepanjang tidak ada jalan untuk mengurangi adanya tekanan
ini seluruhnya, maka peralatan penyekat mutlak diperlukan untuk membatasi
keluarnya produk. Seperti penyekat kompresi (packing )atau penyekat mekanis
(mechanical seals).
1. 5 ring packing.
2. Sebuah lantern ring yang digunakan untuk menginjeksi peluamas dan atau
untuk membuang cairan
3. Sebuah penekan (gland) untuk menahan packing dan menjaga kebutuhan
tekanan yang disesuaikan dengan kondisi pengencangan packing.
Fungsi dari packing adalah untuk mengontrol kebocoran, bukan untuk mencegah
seluruh kebocoran. Karena packing harus selalu terlumasi dan kebocoran yang
dianjurkan untuk menjaga adanya pelumasan adalah sekitar 40 sampai 60 tetes per
menit.
Metode pelumasan pada packing tergantung pada ko0ndisi cairan yang dipompa
dan juga tekanan pada stuffing box. Ketika tekanan stuffing box di atas tekanan
atmosfir dan cairan yang ditekan bersih dan tidak korosif, maka cairan pada
pompa itulah yang berfungsi sebagai pelumas paking. (gambar 11).
Gambar 12. Penginjeksian Stuffing Box
Tatkala tekanan pada stuffing box di bawah tekanan atmosfir, sebuah lantern ring
di pasang dan pelumas di injeksikan ke dalam stuffing box. (gambar 12). Sebuah
pipa bypass dari sisi tekan pompa ke penghubung lantern ring umumnya dipakai
untuk menyediakan aliran cairan jika cairannya bersih.
Mana kala cairan yang dipompakan kotor atau berpartikel, perlu diinjeksikan
cairan pelumas yang bersih dari luar melalui lantern ring (gambar 13). Aliran
sebanyak 0.2 sampai 0.5 gpm diperlukan dan sebuah keran pengatur serta
flowmeter perlu dipasang untuk mendapatkan aliran yang akurat. Lantern ring
biasanya dipasang pada tengah stuffing box, tetapi untuk cairan yang sangat
kental seperti bahan baku kertas disarankan dipasang di leher stuffing box untuk
menghindari tersumbatnya lantern ring.
Gambar 14. smothering gland’
MECHANICAL SEAL
Pengertian
Terminologi
Yang paling susah buat pemula adalah pengertian atas istilah-istilah yang
digunakan dalam penyebutan bagian mechanical seal. Untuk itu mari kita
samakan persepsi dahulu atas hal-hal sebagai berikut:
SHAFT adalah as/bagian poros sebuah alat dan merupakan bagian utama
dari mesin-mesin yang berputar. Buku manual mesin-mesin lebih sering
menggunakan kata shaft dibandingkan as.
SHAFT SLEEVE adalah sebuah bushing/adapter yang berbentuk
selongsong yang terpasang pada shaft dengan tujuan melindungi shaft
akibat pengencangan baut/screw MechanicalSeal.
SEAL adalah suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang
berfungsi untuk sebagai penghalang/pengeblok keluar/masuknya cairan,
baik itu fluida proses maupun pelumas. Pada sepeda motor atau mobil
sering kali bengkel bilang karet sil, sil-as kruk, oil-seal. Analogi lainnya,
coba anda bayangkan sebuah aquarium. Apa yang akan terjadi jika kaca-
kaca ditempelkan tanpa diberi lem kaca/sealant?
Lem kaca setelah mengeras, pada kondisi tersebut adalah seal. Bisa
disepakati bahwa Seal lebih merujuk pada pengertian suatu fungsi.
Apapun bentuk dan materialnya, apabila berfungsi untuk mencegah
kebocoran, maka dia disebut sebagai Seal.
O-RING awalnya adalah merujuk pada karet berbentuk bundar yang
berfungsi sebagai Seal. Perkembangan teknologi o-ring sebagai alat
pengeblok cairan sekunder (secondary sealing device) menghasilkan
berbagai tipe o-ring berdasarkan materialnya. Material o-ring, ada dari
karet alam, EPDM, Buna, Neoprene, Viton, Chemraz, Kalrez, Isolast
hingga tipe Encapsulated O-Ring, dimana o-ring dibalut dengan PTFE.
Ada pula yang murni dibuat dari PTFE dan disebut dengan Wedge.
SEALFACE adalah bagian paling penting, paling utama dan paling kritis
dari sebuah Mechanical Seal dan merupakan titik PENGEBLOK CAIRAN
UTAMA (primary sealing device) Terbuat dari bahan Carbon atau
Silicone Carbide atau Tungsten Carbide atau keramik atau Ni-resist,
dengan serangkaian teknik pencampuran. Permukaan material yang saling
bertemu (contact) dibuat sedemikian halusnya hingga tingkat kehalusan /
kerataan permukaan mencapai 1 - 2 lightband.
Seringkali Sealface disebut juga dengan contact face. Seal faces berarti ada 2
sealface. Yang satu diam dan melekat pada dinding pompa, dan yang lainnya
berputar, melekat pada shaft.
Yang berputar biasanya terbuat dari bahan yang lebih lunak/soft. Kombinasinya
bisa berupa carbon versus silicone carbide, carbon vs ceramic, carbon vs tungten
carbide, silicone carbide vs silicone carbide, silicone carbide vs tungsten carbide.
Setelah memahami bagian-bagian yang menyusun Mechanical Seal, maka bisa
dilanjutkan bahwa MechanicalSeal adalah suatu sealing device yang merupakan
kombinasi menyatu antara sealface yang melekat pada shaft yang berputar dan
sealface yang diam dan melekat pada dinding statis casing/housing
pompa/tangki/vessel/kipas.
Sealface yang ada pada shaft yang berputar seringkali disebut sebagai Rotary
Face/Primary Ring. Sedangkan Sealface yang diam atau dalam kondisi stasioner
sering disebut sebagai StationaryFace / Mating Ring / Seat.
Dengan demikian bisa diambil simpulan definisi Mechanical Seal adalah Sebuah
alat pengeblok cairan/gas pada suatu rotating equipment, yang terdiri atas:
1. Dua buah sealface yang bisa aus, dimana salah satu diam dan satunya lagi
berputar, membentuk titik pengeblokan primer (primary sealing).
2. Satu atau sekelompok o-ring/bellows/PTFE wedge yang merupakan titik
pengeblokan sekunder (secondary sealing).
3. Alat pembeban mekanis untuk membuat sealface saling menekan.
4. Asesoris metal yang diperlukan untuk melengkapi rangkaian Mechanical
Seal.
Pembedaan antara material yang digunakan pada stationary sealface dan rotating
sealface aalah untuk mencegah terjadinya adhesi antara dua buah sealfaces
tersebut. Pada sealface yang lebih lunak biasanya terdapat ujung yang lebih kecil
sehingga sering dikenal sebagai wear-nose (ujung yang bisa habis atau aus
tergesek).
Silakan lihat gambar di atas. Titik pengeblokan utama (primary sealing) adalah
pada contactface, titik pertemuan 2 buah sealfaces, lihat Point A. Jalur kebocoran
di Point B diblok oleh suatu O-Ring, atau V-Ring atau Wedge (baca: WED).
Sedangkan jalur kebocoran di Point C dan Point D, diblok dengan gasket atau O-
Ring. Point B, C & D disebut dengan secondary sealing.
KAVITASI
Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat cair yang sedang
mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya.
Pada pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi isap pompa. Hal
ini terjadi jika tekanan isap pompa terlalu rendah hingga dibawah tekanan uap
jenuhnya, hal ini dapat menyebabkan :
1. Vaporisation - Penguapan.
Karena ada pengurangan tekanan (head losses) pada sisi suction( karena adanya
valve, elbow, reduser, dll), maka kita harus menghitung head total pada sisi
suction dan biasa disebut Net Positive Suction Head is Required (NPSHR).
NPSHA - Vp ≥ NPSHR
Pada bagian pertama tulisan yang lalu, kita telah mengenal apa itu kavitasi, efek
yang ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi,yaitu :
1. Vaporisation - Penguapan.
Selanjutnya kita kaji secara singkat klasifikasi yang kedua
Dari packing stuffing box (Bagian A - Lihat Gambar). Ini terjadi, jika
pompa dari kondensor, evaporator atau peralatan lainnya bekerja pada
kondisi vakum.
Letak valve di atas garis permukaan air (water line).
Flens (sambungan pipa) yang bocor.
Tarikan udara melalui pusaran cairan (vortexing fluid).
Jika 'bypass line' letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akan
menambah suhu udara pada sisi isap.
Berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairan
terlalu rendah.
Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar (leading edge) impeller, dekat dengan
diameter luar, berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi
awal isap pompa.
Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia menguap dan
kemudian 'pecah' ketika melalui tempat yang tekanannya lebih tinggi. Ini selalu
terjadi pada pompa dengan NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut,
kita harus tahu nilai Suction Spesific Speed , yang dapat digunakan untuk
mengontrol pompa saat beroperasi, berapa nilai terdekat yang teraman terhadap
nilai BEP(Best Efficiency Point) pompa yang harus diambil untuk mencegah
terjadinya masalah.
Nilai Suction Spesific Speed yang diijinkan adalah antara 3.000 sampai 20.000.
Rumus yang dipakai adalah :
Dimana :
rpm = Kecepatan Pompa
Capacity = Gallons per menit, atau liters per detik dari impeller terbesar pada
nilai BEP(Best Efficiency Point) -nya.
Head = Net Positive Suction Head is Required (feet atau meter)pada nilai
rpm-nya.
Catatan penting :
Untuk jenis Closed Impeller lebih banyak masalahnya dan kebanyakan pada
prakteknya dikembalikan ke pabrik pembuatnya untuk di evaluasi atau mungkin
didesain ulang pada impellernya atau perubahan ukuran suaian(clearance) pada
wearing ring.
Pada dua tulisan yang lalu : di sini dan di sini, kita telah mengenal apa itu kavitasi,
efek yang ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi,yaitu :
1. Vaporisation - Penguapan.
2. Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam System
3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System
Selanjutnya kita kaji secara singkat klasifikasi yang keempat :
4. Turbulence - Pergolakan Aliran
Kita selalu menginginkan aliran fluida pada kecepatan yang konstan. Korosi
dan hambatan yang ada pada system perpipaan dapat merubah kecepatan fluida
dan setiap ada perubahan kecepatan, tekanannya juga berubah. Untuk
menghambat hal tersebut, perlu dilakukan perancangan system perpipaan yang
baik. Antara lain memenuhi kondisi berikut :
Jarak minimum antara suction pompa dengan elbow yang pertama minimal 10
X diameter pipa.Pada pengaturan banyak pompa, pasang suction bells pada bays
yang terpisah, sehingga satu sisi isap pompa tidak akan mengganggu yang
lainnya. Jika ini tidak memungkinkan, beberapa buah pompa bisa dipasang pada
satu bak isap (sump) yang besar, dengan syarat :
o Posisi pompa tegak lurus dengan arah aliran.
o Jarak antara dua 'center line' pompa minimum dua kali suction
diameter.
o Semua pompa dalam keadaan 'runing'.
o Bagian piping upstream paling tidak memiliki pipa yang lurus
dengan panjang minimal 10 x diameter pipa.
o Setiap pompa harus memiliki kapasitas kurang dari 15.000 gpm.
o Suaian dasar pompa seharusnya sekitar 30% diameter pipa isap.
o Hubungan kedalaman pemasangan pompa dengan kapasitas
disesuaikan dengan table berikut :
Pada empat tulisan sebelumnya kita telah mengenal pengaruh kavitasi dan
klasifikasi kavitasi berdasarkan penyebab utamanya.
Kali ini kita kembali memperdalam pengaruh kavitasi ini secara lebih detil.
Sebelumnya kita telah tahu pengaruh kavitasi secara umum adalah sebagai berikut
:
Pada tulisan ini akan kita bahas kenapa semua itu bisa terjadi.
Kavitasi dinyatakan dengan cavities atau lubang di dalam fluida yang kita pompa.
Lubang ini juga dapat dijelaskan sebagai gelembung-gelembung, maka kavitasi
sebenarnya adalah pembentukan gelembung-gelembung dan pecahnya gelembung
tersebut. Gelembung terbentuk tatkala cairan mendidih. Hati-hati untuk
menyatakan mendidih itu sama dengan air yang panas untuk disentuh, karena
oksigen cair juga akan mendidih dan tak seorang pun menyatakan itu panas.
Mendidihnya cairan terjadi ketika ia terlalu panas atau tekananya terlalu rendah.
Pada tekanan permukaan air laut 1 bar (14,7 psia) air akan mendidih pada suhu
212oF (100oC). Jika tekanannya turun air akan mendidih pada suhu yang lebih
rendah. Ada tabel yang menyatakan titik didih air pada setiap suhu yang berbeda.
Sebagai contoh dapat dilihat tabel berikut :
Fahrenheit Centigrade Vapor pressure lb/in2 A Vapor pressure (Bar) A
40 4.4 0.1217 0.00839
100 37.8 0.9492 0.06546
180 82.2 7.510 0.5179
212 100 14.696 1.0135
300 148.9 67.01 4.62
Satuan tekanan di sini yang digunakan adalah absolute bukan pressure gauge, ini
jamak dipakai tatkala kita berbicara mengenai sisi isap pompa untuk menghindari
tanda minus. Maka saat menyebut tekanan atmosfir nol, kita katakan 1 atm sama
dengan 14,7 psia pada permukaan air laut dan pada sistim metrik kita biasa
memakai 1 bar atau 100 kPa.
Kita balik ke paragraf pertama untuk menjelaskan akibat dari kavitasi, sehingga
kita lebih tahu apa sesungguhnya yang terjadi.