Anda di halaman 1dari 33

Pompa Reciprocating Piston

Pengertian

Pompa Reciprocating Piston Adalah pompa dimana energi mekanik dari penggerak
pompa diubah menjadi energi aliran dengan menggunakan elemen bolak‐balik
(resiprocating) yang ada didalam silinder.

Pompa ini merupakan pompa bolak-balik yang dirancang untuk menghasilkan


kapasitas yang cukup besar. Umumnya menggunakan head yang rendah. Dan digunakan
pada perbedaaan ketinggian yang tidak terlalu besar antara suction dan discharge. (Tyler
G. Hicks 1971)

Prinsip Kerja Pompa Reciprocating

Udara yang bergerak cepat dibentuk dengan melepaskan udara tekanan tinggi melalui
sebuah celah buang dipermukaan yang berdekatan, dan menyeret udara keluar, bersama
dengan itu Semakin tinggi tekanan pasokan udara primer maka semakin buruk efisiensi.
Cairan memasuki ruang pompa melalui katup inlet dan didorong keluar melalui katup
keluaran oleh aksi piston. Pompa piston mempunyai bagian utama berupa torak yang
bergerak bolak – balik didalam selinder untuk dapat mengalirkan fluida. Pompa ini
dilengkapi dengan katup – katup, dimana fluida bertekanan rendah di hisap melalui katup
hisap ke ruang selinder, kemudian ditekan oleh torak atau diafragma hingga tekanan
statisnya naik dan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan. Pompa piston
memiliki langkah – langkah kerja, pada langkah hisap maka terjadi kevakuman di dalam
ruang silinder katup hisap terbuka maka cairan masuk ke ruang silinder, pada saat
langkah tekan katup hisap tertutup dan katup keluar terbuka, sehingga fluida terdesak dan
tekanan menjadi naik, kemudian aliran keluar melalui saluran keluar. Proses tersebut
berlangsung terus – menerus selama pompa bekerja.

Komponen Pompa Torak

1. Piston/plunger berfungsi untuk mengisap fluida ke dalam dan menekannya


kembali keluar silinder.
2. Batang Piston berfungsi sebagai penerus tenaga gerak dari mesin ke piston.
3. Mur Piston berfungsi untuk mengikat piston pada batang piston.
4. Ring/seal berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida dari dalam silinder.
5. Silinder berfungsi sebagai tempat pergerakan piston dan penampungansementara
fluida.
6. Silinder liner berfungsi sebagai pelapis selinder yang bagian dalamnyaharus
mempunyai permukaan yang halus guna memperlancar gerak piston.
7. Packing berfungsi sebagai pencegah kebocoran fluida dari dalam silinder.
8. Perapat packing berfungsi sebagai penekan supaya packing tetap pada posisinya
sewaktu batang piston bergerak.
9. Katup Isap berfungsi untuk mengatur pemasukan dan penutupan fluida padasaat
piston langkah isap.
10. Katup buang berfungsi untuk mencegah kembalinya fluida dari ruang outlet ke
dalam ruang silinder pada saat piston langkah tekan.
Gambar 1. Skema Pompa Reciprocating Piston

Gangguan Kerja Pompa

Pada setiap keterpasangan peralatan di pabrik terdapat gangguan kerja baik


gangguan yang datang dari luar peralatan maupun gangguan yang ada pada
peralatan tersebut. Pada pompa reciprocating, gangguan sering terjadi/terdapat
adalah sebagai berikut

1. Turunnya tekanan pompa.

2. Adanya getaran bunyi yang tidak wajar.

3. Turunnya kapasitas pompa.

4. Berkurangnya daya motor penggerak.

5. Adanya kebocoran pada pompa.

Gangguan – gangguan kerja tersebut diatas dapat terjadi sewaktu – waktu,


untuk itu perlu direncanakan bagaimana penganggulangan yang dilakukan
terhadap setiap gangguan tersebut.

Keuntungan Penggunaan Pompa Reciprocating Piston

a. Efisiensi lebih tinggi.

b. Dapat digunakan langsung tanpa memerlukan pancingan.

c. Bila bekerja pada kecepatan konstan, pompa ininakan mempunyai

kapasitas dan tekanan yang konstan pula.

d. Pompa ini cocok untuk penggunaan head yangntinggi dan kapasitas

rendah.
Kerugian Penggunaan Pompa Reciprocating Piston

a. Konstruksi lebih rumit.

b. Keadaan efisiensi yang tinggi tidak akan didapat lagi bila pompa

beroperasi pada kondisi yang tidak sesuai.

Aplikasi Pompa Reciprocating Pompa Reciprocating banyak digunakan


dalam berbagai bidang, antara lain:

• Industri proses.

• Perkapalan, dock, dan lepas pantai.

• Oil dan gas, dan

• Aplikasi umum lainnya.


Pompa Piston Radial

pengertian
Piston-piston pada sebuah element pompa radial dalam formasi bintang secara
radial terhadap poros penggerak pompanya , Gerakan dari kerja piston adalah
dalam arah radial tehadap porosnya. Perpindahan volume aliran pompa diatur
dengan katup-katup melalui saluran (port) baik tetap maupun variable , dan kita
juga harus membedakan antara bumbungan( camring) dalam dan luar ( yang
artinya pembebanan gaya radial terhadap piston-piston oleh pegas dalam maupun
pegas luar) Pompa yang ditunjukan pada gambar 1 adalah pompa yang diatur oleh
sebuah katup /valve , dibebani oleh pegas dan dapat menghisap sendiri dengan
perpindahan volume aliran tetap.

Gambar 2. bagian utama pompa radial

Pompa ini memiliki bagian-bagian utama yaitu :


1.Rumah /Housing
2.Poros eksentris
3.Element-element pompa
4.piston
5.katup isap
6.Katup pengatur tekanan
Sebuah element pompa adalah sebuah komponen pemindahan aliran flow
dengan satu piston yang dapat dibongkar/dipasangkan dengan baut pengikat
terhadap rumah pompa. Element tersebut adalah pengarah untuk piston yang pada
giliran posisi tertentu didorong ke arah poros eksentris dengan menggunakan
pegas/spring dan tiap-tiap piston menghasilkan dua langkah perputaran poros
pompa. Pada putaran poros yang eksentris Fluida dari section port (warna biru)
dihisap melalui suatu lubang aksial pada poros hisap , kemudian melalui lubang
radial dan terus melewati ke saluran hisap yang di tahan oleh sebuah katup
(checkvalve) item 8 dengan bantuan pegas dan keluar pada sekat-sekat.

Jika piston bergerak ke arah titik poros maka ruang isap piston akan smakin
membesar , plate katup tipis terangkat dari bagian penyekat akibat gaya tarik dan
ruang piston akan terisi dengan fluida (elemen 3.1) Jika piston didorong ke luar
oleh poros eksentris , maka piston ini akan mendorong plate katup kebagian
penyekat selajutnya (elemen 3.2) Pada saat yang sama bola dari checkvalve 6
akan naik dari dudukanya Elemen 3.3) Fluida sekarang dapat mengalir dari setiap
elemen pompa ke lunamg tekanan melalui saluran-saluran dalam rumahnya .
Volume hisap ditentukan oleh diameter dan jumlah piston dari tiaptiap jenis
pompa. Karena Gaya tergantung dari dua faktor tekanan kerja maupun volume
aliran yang dihasilkan , maka tekanan kerja maksimal juga berubah sesuai dengan
diameter dari piston yang digunakan ( type pompa).Sedangkan piston disini
jumlahnya adalah Ganjil ,yaitu untuk mengurangi ketidak teraturan dari volume
aliran pompa dan mengurangi terjadinya fibrasi yang tinggi.

Data teknik penting adalah


- diameter dalam (mm) : 8 mm, 10 mm , 12 mm 14 mm
- Volume perpindahan(Cm3/putaran) : 0.4 , 0.63 , 0.91 , 1.23 tiap elemen
- Tekanan kerja ( bar) : 630 , 500 , 350 , 250

Gambar 3. pompa radial type V4

Gambar 3 juga menunjukan sebuah pompa radial type V4 yang diatur oleh sebuah
katup, dibebani oleh pegas dan dapat menghisap sendiri.
Perbedaan dari pompa yang dijelaskan diatas terletak pada design dari
elemen-elemen pistonnya.

Piston yang berlubang satu dengan dengan katup hisap 2 bergerak dalam
silinder 3 dan didorong pada eksentisitas 5 dengan pegas 4 . Permukaan piston
yang bergerak sesuai dengan radius eksentrisitasnya .Silinder tersebut berbentuk
bola dan menumpu pada rumah pompa 7. Sebuah katup pengontrol 8 dipasang
pada tumpuan ini, Elemen piston yang ada ( silinder,piston,katup penghisap)
dipasang bebas dengan pegas antara poros eksentris dan tumpuan (Bantalan piston
yang diatur keseimbanganya secara hidrostatik).

Volume ruang piston pada silinder mengikat dengan gerakan bawah piston.

Akibat penghisapan plate katup dari bagian penyekat . Pada waktu yang
bersamaan hubungan ruang hisap ke piston terjadi melalui alur radial pada
eksentrik. Ruang piston diisi dengan minyak oli melalui alur dan lubang pada
piston Jika piston bergerak keatas maka eksentrik akan menutup hubungn ke
rumah . Plate katup pendorong ke bagian penyekat dan bola dari katup tekan
terangkat dari dudukanya. Fluida sekarang mengalir kearah luar ( outlet) dari
pompa.

Elemen pompa melakukan gerakan pendulum pada setiap putaran dari


eksentrik Pada pompa tersebut 3 , 5, atau 10 piston dapat dipasang . begitu juga 3
eksentrik yang mungkin berbeda . dan dapat dilakukan pengukuran tekanan tiap-
tiap tap elemen-elemen satu persatu, Pompa-pompa yang di jelaskan pada bab-bab
sebelumnya , dapat juga dihubungkan dengan menggunakan flange penggabung
dan dapat dikombinasikan secara tandem sesuai kebutuhannya. Jika kombinasi
pompa digunakan ,maka sebagai contoh dari dua circuit hudraulik yang terpisah
dapat dioperasikan melalui satu buah motor penggerak untuk memenuhi
kebutuhan tekanan maupun jumlah aliran fluida .

Data teknis yang penting dalam pemilihan adalah


-Daya motor penggerak ( Kw)
-Diameter piston ( mm)
-Volume perpindahan aliran ( cc/put)
-Tekanan kerja ( Bar)

Berikut ini beberapa contoh kombinasi pompa secara tandem dapat dilihat pada
gambar 4
1.Pompa sudu V2 + pompa piston radial R2
2.Pompa sudu V3 + pompa sudu V3
3.Pompa sudu V3 + Pompa roda gigi G
4.Pompa Roda gigi G + pompa roda gigi G
Gambar 4. kombinasi pompa radial

POMPA ( PUMP)

Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan
dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus
menerus.
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian
masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa
berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak)
menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan
cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.

Pompa Sentrifugal
Salah satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa sentrifugal yang
prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi
potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
Sesuai dengan data-data yang didapat, pompa reboiler debutanizer di
Hidrokracking Unibon menggunakan pompa sentrifugal single - stage double
suction.

Klasifikasi Pompa Sentrifugal


Pompa Sentrifugal dapat diklasifikasikan, berdasarkan :
1. Kapasitas :

 Kapasitas rendah < 20 m3 / jam


 Kapasitas menengah 20 -:- 60 m3 / jam
 Kapasitas tinggi > 60 m3 / jam
2. Tekanan Discharge :
 Tekanan Rendah < 5 Kg / cm2
 Tekanan menengah 5 -:- 50 Kg / cm2
 Tekanan tinggi > 50 Kg / cm2

3. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :


 Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing
 Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu
casing.
 Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel
dalam satu casing.
 Multi Impeller – Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi
stage.
4. Posisi Poros :
 Poros tegak
 Poros mendatar

5. Jumlah Suction :
 Single Suction
 Double Suction
6. Arah aliran keluar impeller :
 Radial flow
 Axial flow
 Mixed fllow

Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal

Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat sepert gambar
berikut :

Gambar 5. Rumah Pompa Sentrifugal


A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
pompa menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa
melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing
dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet
nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada
sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati
bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller.
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar
dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet
nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).

Kapasitas Pompa
Kapasitas pompa adalah banyaknya cairan yang dapat dipindahkan oleh pompa
setiap satuan waktu . Dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu, seperti :

 Barel per day (BPD)


 Galon per menit (GPM)
 Cubic meter per hour (m3/hr)

Head Pompa
Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi
pompa, atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang umumnya
dinyatakan dalam satuan panjang.
Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari sistem
instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial
Hal ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat bervariasi pada
penampang yang berbeda. Namun pada kenyataannya selalu ada rugi energi
(losses).

Gambar 6. Kekekalan Energi

Pada kondsi yang berbeda seperti pada gambar di atas maka persamaan Bernoulli
adalah sebagai berikut :
1. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat
cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair
pada sisi isap.
Head tekanan dapat dinyatakan dengan rumus :

2. Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada saluran tekan
dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap.
Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus :
3. Head Statis Total

Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan
dengan permukaan zat cair pada sisi isap.

Head statis total dapat dinyatakan dengan rumus :


Z = Zd - Zs(5)

Dimana :
Z : Head statis total
Zd : Head statis pada sisi tekan
Zs : Head statis pada sisi isap

Tanda + : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari sumbu
pompa (Suction lift).

Tanda - : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu pompa
(Suction head).

4. Kerugian head (head loss)

Kerugian energi per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan dalam sistem
perpipaan disebut sebagai kerugian head (head loss).
Head loss terdiri dari :

a. Mayor head loss (mayor losses)


Merupakan kerugian energi sepanjang saluran pipa yang dinyatakan dengan
rumus :
Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moody (lampiran - 6) sebagai
fungsi dari Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran relatif (Relative
Roughness - ε/D ), yang nilainya dapat dilihat pada grafik (lampiran) sebagai
fungsi dari nominal diameter pipa dan kekasaran permukaan dalam pipa (e) yang
tergantung dari jenis material pipa.
Sedangkan besarnya Reynolds Number dapat dihitung dengan rumus :

b. Minor head loss (minor losses)


Merupakan kerugian head pada fitting dan valve yang terdapat sepanjang sistem
perpipaan. Dapat dicari dengan menggunakan Rumus :
Dalam menghitung kerugian pada fitting dan valve dapat menggunakan tabel pada
lampiran 4. Besaran ini menyatakan kerugian pada fitting dan valve dalam ukuran
panjang ekivalen dari pipa lurus.

c. Total Losses
Total losses merupakan kerugian total sistem perpipaan, yaitu :

Daya Pompa

Daya pompa adalah besarnya energi persatuan waktu atau kecepatan melakukan
kerja.
Ada beberapa pengertian daya, yaitu :

1.Daya hidrolik (hydraulic horse power)

Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang dibutuhkan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair. Daya ini dapat dihitung dengan rumus :
2. Daya Poros Pompa (Break Horse Power)
Untuk mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan oleh poros yang sesungguhnya
adalah lebih besar dari pada daya hidrolik.
Besarnya daya poros sesungguhnya adalah sama dengan effisiensi pompa atau
dapat dirumuskan sebagai berikut :

3. Daya Penggerak (Driver)


Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan effisiensi mekanis
(effisiensi transmisi). Dapat dihitung dengan rumus :

Effisiensi Pompa
Effisiensi pada dasarnya didefinisikan sebagai perbandingan antara output dan
input atau perbandingan antara HHP Pompa dengan BHP pompa.
Harga effisiensi yang tertinggi sama dengan satu harga effisiensi pompa yang
didapat dari pabrik pembuatnya.
Effisiensi pompa merupakan perkalian dari beberapa effiaiensi, yaitu:
Referensi utama : Ir. Sularso, MSME dan Prof. Dr. Haruo Tahara, Pompa dan
Kompresor, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1983.
Lampiran :
Grafik fungsi dari Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran relatif

SYSTEM PENYEKAT PADA POMPA

Menyambung pembahasan saya mengenai pompa pada tulisan sebelumnya. Kali


ini saya akan sedikit mengulas tentang system penyekatan (Sealing System).
Pemilihan yang tepat pada sebuah seal sangat penting bagi keberhasilan
pemakaian pompa. Untuk mendapatkan kehandalan pompa yang terbaik, pilihan
penyekat harus tepat antara jenis seal dan lingkungan yang dipakai.
Dasar-dasar Penyekat (Seal)

Ada dua jenis seal: statis dan dinamis.

Seal statis dipakai di mana tidak ada gerakan yang terjadi pertemuan antara
kedua permukaan yang akan disekat. Gasket dan O-ring merupakan contoh yang
umum dari seal statis.

Seal Dinamis digunakan di mana ada permukaan yang bergerak relatif terhadap
satu sama lain. Seal dinamis misalnya digunakan pada poros yang berputar dan
menghantarkan power melalui dinding sebuah tangki (Gambar 7), melalui casing
dari pompa (Gambar 8), atau melalui rumah peralatan berputar lainnya seperti
filter atau layar.

Gambar 7. Tangki pengaduk

Gambar 8. Casing Pompa

Contoh umum dari pemakaian alat-alat penyekat adalah penyekat untuk poros
yang berputar pada pompa. Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi dari
penyekat ini, kita harus tahu terlebih dahulu dasar-dasar pengetahuan pompa.
Pada pompa sentrifugal, cairan masuk ke pompa melalui bagian ‘suction’ pada
pusat (eye) impeller yang berputar. (gambar 9 dan 10).
Gambar 9. pompa sentrifugal

Gambar 10. impeller

Pada saat kipas impeller berputar, mereka menghantarkan gerakan untuk


memasukan produk, yang kemudian meninggalkan impeller, dikumpulkan di
dalam rumah pompa(casing) dan meninggalkan pompa melalui tekanan pada sisi
keluar (discharge) pompa.
Tekanan discharge akan menekan beberapa produk ke bawah di belakang impeller
menuju poros, di mana ia akan mencoba keluar sepanjang poros yang berputar.
Pabrik pembuat pompa menggunakan berbagai macam teknik untuk mengurangi
adanya tekanan produk yang mencoba keluar. Beberapa cara yang umum
dilakukan adalah:

1. Penambahan lobang penyeimbang (balance hole) melalui impeller untuk


memberikan jalan bagi tekanan yang akan keluar melalui sisi isap
impeller.
2. Penambahan kipas pada sisi belakang impeller (back pump-out vanes).

Bagaimanapun juga, sepanjang tidak ada jalan untuk mengurangi adanya tekanan
ini seluruhnya, maka peralatan penyekat mutlak diperlukan untuk membatasi
keluarnya produk. Seperti penyekat kompresi (packing )atau penyekat mekanis
(mechanical seals).

Stuffing Box Packing


Pengaturan penggunaaan ‘stuffing box’ ditunjukan pada gambar di bawah. Ia
terdiri dari:

1. 5 ring packing.
2. Sebuah lantern ring yang digunakan untuk menginjeksi peluamas dan atau
untuk membuang cairan
3. Sebuah penekan (gland) untuk menahan packing dan menjaga kebutuhan
tekanan yang disesuaikan dengan kondisi pengencangan packing.

Gambar 11. Stuffing Box Packing

Fungsi dari packing adalah untuk mengontrol kebocoran, bukan untuk mencegah
seluruh kebocoran. Karena packing harus selalu terlumasi dan kebocoran yang
dianjurkan untuk menjaga adanya pelumasan adalah sekitar 40 sampai 60 tetes per
menit.

Metode pelumasan pada packing tergantung pada ko0ndisi cairan yang dipompa
dan juga tekanan pada stuffing box. Ketika tekanan stuffing box di atas tekanan
atmosfir dan cairan yang ditekan bersih dan tidak korosif, maka cairan pada
pompa itulah yang berfungsi sebagai pelumas paking. (gambar 11).
Gambar 12. Penginjeksian Stuffing Box

Tatkala tekanan pada stuffing box di bawah tekanan atmosfir, sebuah lantern ring
di pasang dan pelumas di injeksikan ke dalam stuffing box. (gambar 12). Sebuah
pipa bypass dari sisi tekan pompa ke penghubung lantern ring umumnya dipakai
untuk menyediakan aliran cairan jika cairannya bersih.

Gambar 13. Lantern Ring

Mana kala cairan yang dipompakan kotor atau berpartikel, perlu diinjeksikan
cairan pelumas yang bersih dari luar melalui lantern ring (gambar 13). Aliran
sebanyak 0.2 sampai 0.5 gpm diperlukan dan sebuah keran pengatur serta
flowmeter perlu dipasang untuk mendapatkan aliran yang akurat. Lantern ring
biasanya dipasang pada tengah stuffing box, tetapi untuk cairan yang sangat
kental seperti bahan baku kertas disarankan dipasang di leher stuffing box untuk
menghindari tersumbatnya lantern ring.
Gambar 14. smothering gland’

Rumah packing (gland) pada gambar 11 sampai 13 merupakan tipe ‘quench


gland’. Air, minyak atau cairan lainnya dapat diinjeksi ke dalam gland untuk
mengurangi panas poros, ia dapat memperkecil perpindahan panas dari poros ke
rumah bearing. Alasan inilah yang membolehkan temperatur kerja dari pompa
lebih tinggi dari tempertur desain bearing dan pelumas.Tipe ‘quench gland’ yang
sama dapat digunakan untuk mencegah keluarnya racun atau cairan berbahaya
keluar ke udara luar di sekitar pompa. Ini dinamakan ‘smothering gland’, dengan
mengalirkan cairan dari luar dan membawa kebocoran yang tidak diinginkan ke
parit atau tangki pengumpul cairan bekas.

MECHANICAL SEAL

Pengertian

Mechanical Seal, apabila diterjemahkan secara bebas, adalah alat pengeblok


mekanis. Namun penerjemahan tersebut menjadi lebih susah dimengerti dan
dibayangkan bila dibandingkan pengertian teknisnya. Mengapa? Karena
pengertian seal mekanis mengandung arti begitu luas. Apakah semua tipe seal
mekanis bisa disebut dengan mechanical seal? O-ring merupakan seal mekanikal,
demikian juga Labyrinth Seal, namun keduanya jelas bukan MechanicalSeal.

Gambar 15. Mechanical seal


Mechanical seal yang dibahas pada situs ini adalah suatu tipe Seal yang dipakai
pada pompa-pompa kelas industri, agitator, mixer, chiller dan semua rotating
equipment (mesin-mesin yang berputar).
Untuk mempermudah pemahaman, maka situs ini merasa perlu menyatakan
penulisan mechanical seal yang ideal adalah Mechanical Seal dan disepakati
terlebih dahulu bahwa mechanical seal pada dasarnya adalah masuk golongan
seal. Seal tidak akan diterjemahkan namun diperjelas pengertiannya lewat
serangkaian contoh.

 Terminologi
Yang paling susah buat pemula adalah pengertian atas istilah-istilah yang
digunakan dalam penyebutan bagian mechanical seal. Untuk itu mari kita
samakan persepsi dahulu atas hal-hal sebagai berikut:
 SHAFT adalah as/bagian poros sebuah alat dan merupakan bagian utama
dari mesin-mesin yang berputar. Buku manual mesin-mesin lebih sering
menggunakan kata shaft dibandingkan as.
 SHAFT SLEEVE adalah sebuah bushing/adapter yang berbentuk
selongsong yang terpasang pada shaft dengan tujuan melindungi shaft
akibat pengencangan baut/screw MechanicalSeal.
 SEAL adalah suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang
berfungsi untuk sebagai penghalang/pengeblok keluar/masuknya cairan,
baik itu fluida proses maupun pelumas. Pada sepeda motor atau mobil
sering kali bengkel bilang karet sil, sil-as kruk, oil-seal. Analogi lainnya,
coba anda bayangkan sebuah aquarium. Apa yang akan terjadi jika kaca-
kaca ditempelkan tanpa diberi lem kaca/sealant?
 Lem kaca setelah mengeras, pada kondisi tersebut adalah seal. Bisa
disepakati bahwa Seal lebih merujuk pada pengertian suatu fungsi.
Apapun bentuk dan materialnya, apabila berfungsi untuk mencegah
kebocoran, maka dia disebut sebagai Seal.
 O-RING awalnya adalah merujuk pada karet berbentuk bundar yang
berfungsi sebagai Seal. Perkembangan teknologi o-ring sebagai alat
pengeblok cairan sekunder (secondary sealing device) menghasilkan
berbagai tipe o-ring berdasarkan materialnya. Material o-ring, ada dari
karet alam, EPDM, Buna, Neoprene, Viton, Chemraz, Kalrez, Isolast
hingga tipe Encapsulated O-Ring, dimana o-ring dibalut dengan PTFE.
Ada pula yang murni dibuat dari PTFE dan disebut dengan Wedge.
 SEALFACE adalah bagian paling penting, paling utama dan paling kritis
dari sebuah Mechanical Seal dan merupakan titik PENGEBLOK CAIRAN
UTAMA (primary sealing device) Terbuat dari bahan Carbon atau
Silicone Carbide atau Tungsten Carbide atau keramik atau Ni-resist,
dengan serangkaian teknik pencampuran. Permukaan material yang saling
bertemu (contact) dibuat sedemikian halusnya hingga tingkat kehalusan /
kerataan permukaan mencapai 1 - 2 lightband.

Seringkali Sealface disebut juga dengan contact face. Seal faces berarti ada 2
sealface. Yang satu diam dan melekat pada dinding pompa, dan yang lainnya
berputar, melekat pada shaft.
Yang berputar biasanya terbuat dari bahan yang lebih lunak/soft. Kombinasinya
bisa berupa carbon versus silicone carbide, carbon vs ceramic, carbon vs tungten
carbide, silicone carbide vs silicone carbide, silicone carbide vs tungsten carbide.
Setelah memahami bagian-bagian yang menyusun Mechanical Seal, maka bisa
dilanjutkan bahwa MechanicalSeal adalah suatu sealing device yang merupakan
kombinasi menyatu antara sealface yang melekat pada shaft yang berputar dan
sealface yang diam dan melekat pada dinding statis casing/housing
pompa/tangki/vessel/kipas.
Sealface yang ada pada shaft yang berputar seringkali disebut sebagai Rotary
Face/Primary Ring. Sedangkan Sealface yang diam atau dalam kondisi stasioner
sering disebut sebagai StationaryFace / Mating Ring / Seat.

Gambar 16. Bagian Mechanical seal

Dengan demikian bisa diambil simpulan definisi Mechanical Seal adalah Sebuah
alat pengeblok cairan/gas pada suatu rotating equipment, yang terdiri atas:

1. Dua buah sealface yang bisa aus, dimana salah satu diam dan satunya lagi
berputar, membentuk titik pengeblokan primer (primary sealing).
2. Satu atau sekelompok o-ring/bellows/PTFE wedge yang merupakan titik
pengeblokan sekunder (secondary sealing).
3. Alat pembeban mekanis untuk membuat sealface saling menekan.
4. Asesoris metal yang diperlukan untuk melengkapi rangkaian Mechanical
Seal.

Cara Kerja Mechanical Seal


Titik utama pengeblokan dilakukan oleh dua sealfaces yang permukaannya sangat
halus dan rata. Gesekan gerak berputar antara keduanya meminimalkan terjadinya
kebocoran. Satu sealface berputar mengikuti putaran shaft, satu lagi diam
menancap pada suatu dinding yang disebut dengan Glandplate.
Meterial dua sealfaces itu biasanya berbeda. Yang satu biasanya bersifat lunak,
biasanya carbon-graphite, yang lainnya terbuat dari material yang lebih keras
seperti silicone-carbide.

Pembedaan antara material yang digunakan pada stationary sealface dan rotating
sealface aalah untuk mencegah terjadinya adhesi antara dua buah sealfaces
tersebut. Pada sealface yang lebih lunak biasanya terdapat ujung yang lebih kecil
sehingga sering dikenal sebagai wear-nose (ujung yang bisa habis atau aus
tergesek).

Gambar 17. Mechanical seal

Ada 4 (empat) titik sealing/pengeblokan, yang juga merupakan jalur kebocoran


jika titik pengeblokan tersebut gagal.

Silakan lihat gambar di atas. Titik pengeblokan utama (primary sealing) adalah
pada contactface, titik pertemuan 2 buah sealfaces, lihat Point A. Jalur kebocoran
di Point B diblok oleh suatu O-Ring, atau V-Ring atau Wedge (baca: WED).
Sedangkan jalur kebocoran di Point C dan Point D, diblok dengan gasket atau O-
Ring. Point B, C & D disebut dengan secondary sealing.
KAVITASI
Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat cair yang sedang
mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya.
Pada pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi isap pompa. Hal
ini terjadi jika tekanan isap pompa terlalu rendah hingga dibawah tekanan uap
jenuhnya, hal ini dapat menyebabkan :

 Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen pompa tatkala


gelembung-gelembung fluida tersebut pecah ketika melalui daerah yang
lebih tinggi tekanannya
 Kapasitas pompa menjadi berkurang
 Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan)
 Berkurangnya efisiensi pompa.

Secara umum, terjadinya kavitasi diklasifikasikan atas 5 alasan dasar :

1. Vaporisation - Penguapan.

Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau temperaturnya


menjadi sangat tinggi. Setiap pompa sentrifugal memerlukan head(tekanan) pada
sisi isap untuk mencegah penguapan. Tekanan yang diperlukan ini, disiapkan oleh
pabrik pembuat pompa dan dihitung berdasarkan asumsi bahwa air yang
dipompakan adalah 'fresh water' pada suhu 68oF. Dan ini disebut Net Positive
Suction Head Available (NPSHA)

Karena ada pengurangan tekanan (head losses) pada sisi suction( karena adanya
valve, elbow, reduser, dll), maka kita harus menghitung head total pada sisi
suction dan biasa disebut Net Positive Suction Head is Required (NPSHR).

Nah nilai keduanya mempengaruhi terjadinya penguapan, maka untuk mencegah


penguapan, syaratnya adalah :

NPSHA - Vp ≥ NPSHR

Dimana Vp : Vapor pressure fluida yang dipompa.


Dengan kata lain untuk memelihara supaya vaporization tidak terjadi maka kita
harus melakukan hal berikut :
1. Menambah Suction head, dengan :

 Menambah level liquid di tangki.


 Meninggikan tangki.
 Memberi tekanan tangki.
 Menurunkan posisi pompa(untuk pompa portable).
 Mengurangi head losses pada suction piping system. Misalnya dengan
mengurangi jumlah fitting, membersihkan striner, cek mungkin venting
tangki tertutup) atau bertambahnya speed pompa.

2. Mengurangi Tempertur fluida, dengan :

 Mendinginkan suction dengan fluida pendingin


 Mengisolasi suction pompa
 Mencegah naiknya temperature dari bypass system dari pipa discharge.

3. Mengurangi NPSHR, dengan :

 Gunakan double suction. Ini bias mengurangi NPSHR sekitar 25 % dan


dalam beberapa kasus memungkinkan penambahan speed pompa sebesar
40 %.
 Gunakan pompa dengan speed yang lebih rendah.
 Gunakan impeller pompa yang memiliki bukaan 'lobang' (eye) yang lebih
besar.
 Install Induser, dapat mereduksi NPSHR sampai 50 %.
 Gunakan pompa yang lebih kecil. Menggunakan 3 buah pompa kecil
dengan ukuran kapasitas separuhnya, hitungannya lebih murah dari pada
menggunakan pompa besar dan spare-nya. Lagi pula dapat menghemat
energy.

KAVITASI PADA POMPA (II)

Gambar 18. Bagian Kavitasi Pada Pompa (II)

Pada bagian pertama tulisan yang lalu, kita telah mengenal apa itu kavitasi, efek
yang ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi,yaitu :
1. Vaporisation - Penguapan.
Selanjutnya kita kaji secara singkat klasifikasi yang kedua

2. Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam System


Pompa sentrifugal hanya mampu meng'handle' 0.5% udara dari total volume.
Lebih dari 6% udara, akibatnya bisa sangat berbahaya, dapat merusak komponen
pompa.
Udara dapat masuk ke dalam system melalui beberapa sebab, antara lain :

 Dari packing stuffing box (Bagian A - Lihat Gambar). Ini terjadi, jika
pompa dari kondensor, evaporator atau peralatan lainnya bekerja pada
kondisi vakum.
 Letak valve di atas garis permukaan air (water line).
 Flens (sambungan pipa) yang bocor.
 Tarikan udara melalui pusaran cairan (vortexing fluid).
 Jika 'bypass line' letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akan
menambah suhu udara pada sisi isap.
 Berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairan
terlalu rendah.

Gambar 19. Vortexing Fluida

Keduanya, baik penguapan maupun masuknya udara ke dalam system


berpengaruh besar terhadap kinerja pompa yaitu pada saat gelembung-gelembung
udara itu pecah ketika melewati 'eye impeller'(Bagian G - Lihat Gambar) sampai
pada sisi keluar (Sisi dengan tekanan yang lebih tinggi). Terkadang, dalam
beberapa kasus dapat merusak impeller atau casing. Pengaruh terbesar dari adanya
jebakan udara ini adalah berkurangnya kapasitas pompa.
3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System

Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar (leading edge) impeller, dekat dengan
diameter luar, berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi
awal isap pompa.
Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia menguap dan
kemudian 'pecah' ketika melalui tempat yang tekanannya lebih tinggi. Ini selalu
terjadi pada pompa dengan NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut,
kita harus tahu nilai Suction Spesific Speed , yang dapat digunakan untuk
mengontrol pompa saat beroperasi, berapa nilai terdekat yang teraman terhadap
nilai BEP(Best Efficiency Point) pompa yang harus diambil untuk mencegah
terjadinya masalah.
Nilai Suction Spesific Speed yang diijinkan adalah antara 3.000 sampai 20.000.
Rumus yang dipakai adalah :

Dimana :
rpm = Kecepatan Pompa
Capacity = Gallons per menit, atau liters per detik dari impeller terbesar pada
nilai BEP(Best Efficiency Point) -nya.
Head = Net Positive Suction Head is Required (feet atau meter)pada nilai
rpm-nya.
Catatan penting :

 Untuk pompa double suction, kapasitas dibagi 2 karena ada 2 impeller


eyes.
 Ideal untuk 'membeli' pompa dengan nilai Suction Spesific Speed kurang
dari 8500(5200 metrik) kecuali untuk kondisi yang ekstrim.
 Mixed Hydrocarbon dan air panas idealnya pada 9000 ÷ 12000
(5500÷7300 metric) atau lebih tinggi, lebih bagus.
 Nilai Suction Spesific Speed yang tinggi menandakan impeller eye-nya
lebih besar dari biasanya dan biasanya nilai efisiensinya disesuaikan
dengan nilai NPSHR yang rendah.
 Lebih tinggi nilai Suction Spesific Speed memerlukan desain khusus,
operasinya memungkinkan adanya kavitasi.
 Biasanya, pompa yang beroperasi dibawah 50% dari nilai BEP-nya tidak
reliable.
Jika kita memakai open impeller, kita dapat mengoreksi internal recirculation
dengan mengatur suaian(clearance) impeller sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuatnya.

Gambar 20. Jenis impeller

Untuk jenis Closed Impeller lebih banyak masalahnya dan kebanyakan pada
prakteknya dikembalikan ke pabrik pembuatnya untuk di evaluasi atau mungkin
didesain ulang pada impellernya atau perubahan ukuran suaian(clearance) pada
wearing ring.

KAVITASI PADA POMPA (III)

Pada dua tulisan yang lalu : di sini dan di sini, kita telah mengenal apa itu kavitasi,
efek yang ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi,yaitu :

1. Vaporisation - Penguapan.
2. Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam System
3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System
Selanjutnya kita kaji secara singkat klasifikasi yang keempat :
4. Turbulence - Pergolakan Aliran
Kita selalu menginginkan aliran fluida pada kecepatan yang konstan. Korosi
dan hambatan yang ada pada system perpipaan dapat merubah kecepatan fluida
dan setiap ada perubahan kecepatan, tekanannya juga berubah. Untuk
menghambat hal tersebut, perlu dilakukan perancangan system perpipaan yang
baik. Antara lain memenuhi kondisi berikut :
Jarak minimum antara suction pompa dengan elbow yang pertama minimal 10
X diameter pipa.Pada pengaturan banyak pompa, pasang suction bells pada bays
yang terpisah, sehingga satu sisi isap pompa tidak akan mengganggu yang
lainnya. Jika ini tidak memungkinkan, beberapa buah pompa bisa dipasang pada
satu bak isap (sump) yang besar, dengan syarat :
o Posisi pompa tegak lurus dengan arah aliran.
o Jarak antara dua 'center line' pompa minimum dua kali suction
diameter.
o Semua pompa dalam keadaan 'runing'.
o Bagian piping upstream paling tidak memiliki pipa yang lurus
dengan panjang minimal 10 x diameter pipa.
o Setiap pompa harus memiliki kapasitas kurang dari 15.000 gpm.
o Suaian dasar pompa seharusnya sekitar 30% diameter pipa isap.
o Hubungan kedalaman pemasangan pompa dengan kapasitas
disesuaikan dengan table berikut :

Kapasitas Kedalaman Minimum


20,000 GPM 4 FEET
100,000 GPM 8 FEET
180,000 GPM 10 FEET
200,000 GPM 11 FEET
250,000 GPM 12 FEET
Untuk metrik :
Kapasitas Kedalaman Minimum
4,500 M3/HR 1.2 METERS
22,500 M3/HR 2.5 METERS
40,000 M3/HR 3.0 METERS
45,000 M3/HR 3.4 METERS
55,000 M3/HR 3.7 METERS
5. Vane Passing Syndrome
Kerusakan akibat kavitasi jenis ini terjadi ketika diameter luar impeller lewat
terlalu dekat dengan 'cutwater' pompa. Kecepatan aliran fluida ini bertambah
tatkala alirannya melalui lintasan kecil tersebut, tekanan berkurang dan
menyebabkan penguapan lokal. Gelembung udara yang terbentuk kemudian pecah
pada tempat yang memiliki tekanan yang lebih tinggi, sedikit diluar alur cutwater.
Hal inilah yang menyebabkan kerusakan pada volute(rumah keong) pompa.
Untuk mencegah pergerakan poros yang berlebihan, beberapa pabrik pembuat
memasang bulkhead rings pada suction eye. Pada sisi keluar (discharge), ring
dapat dibuat untuk memperpanjang sisi keluar dari dinding discharge sampai
selubung impeller.

PENGARUH KAVITASI TERHADAP KINERJA POMPA

Pada empat tulisan sebelumnya kita telah mengenal pengaruh kavitasi dan
klasifikasi kavitasi berdasarkan penyebab utamanya.
Kali ini kita kembali memperdalam pengaruh kavitasi ini secara lebih detil.
Sebelumnya kita telah tahu pengaruh kavitasi secara umum adalah sebagai berikut
:

 Berkurangnya kapasitas pompa


 Berkurangnya head (pressure)
 Terbentuknya gelembung-gelembung udara pada area bertekanan rendah
di dalam selubung pompa (volute)
 Suara bising saat pompa berjalan.
 Kerusakan pada impeller atau selubung pompa(volute).

Pada tulisan ini akan kita bahas kenapa semua itu bisa terjadi.
Kavitasi dinyatakan dengan cavities atau lubang di dalam fluida yang kita pompa.
Lubang ini juga dapat dijelaskan sebagai gelembung-gelembung, maka kavitasi
sebenarnya adalah pembentukan gelembung-gelembung dan pecahnya gelembung
tersebut. Gelembung terbentuk tatkala cairan mendidih. Hati-hati untuk
menyatakan mendidih itu sama dengan air yang panas untuk disentuh, karena
oksigen cair juga akan mendidih dan tak seorang pun menyatakan itu panas.
Mendidihnya cairan terjadi ketika ia terlalu panas atau tekananya terlalu rendah.
Pada tekanan permukaan air laut 1 bar (14,7 psia) air akan mendidih pada suhu
212oF (100oC). Jika tekanannya turun air akan mendidih pada suhu yang lebih
rendah. Ada tabel yang menyatakan titik didih air pada setiap suhu yang berbeda.
Sebagai contoh dapat dilihat tabel berikut :
Fahrenheit Centigrade Vapor pressure lb/in2 A Vapor pressure (Bar) A
40 4.4 0.1217 0.00839
100 37.8 0.9492 0.06546
180 82.2 7.510 0.5179
212 100 14.696 1.0135
300 148.9 67.01 4.62
Satuan tekanan di sini yang digunakan adalah absolute bukan pressure gauge, ini
jamak dipakai tatkala kita berbicara mengenai sisi isap pompa untuk menghindari
tanda minus. Maka saat menyebut tekanan atmosfir nol, kita katakan 1 atm sama
dengan 14,7 psia pada permukaan air laut dan pada sistim metrik kita biasa
memakai 1 bar atau 100 kPa.
Kita balik ke paragraf pertama untuk menjelaskan akibat dari kavitasi, sehingga
kita lebih tahu apa sesungguhnya yang terjadi.

Kapasitas Pompa Berkurang

 Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak mengambil


tempat(space), dan kita tidak bisa memompa cairan dan udara pada tempat
dan waktu yang sama. Otomatis cairan yang kita perlukan menjadi
berkurang.
 Jika gelembung itu besar pada eye impeller, pompa akan kehilangan
pemasukan dan akhirnya perlu priming (tambahan cairan pada sisi isap
untuk menghilangkan udara).

Tekanan (Head) kadang berkurang


Gelembung-gelembung tidak seperti cairan, ia bisa dikompresi (compressible).
Nah, hasil kompresi inilah yang menggantikan head, sehingga head pompa
sebenarnya menjadi berkurang.

Pembentukan gelembung pada tekanan rendah karena mereka tidak bisa


terbentuk pada tekanan tinggi.
Kita harus selalu ingat bahwa jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan
fluida akan berkurang. Ini artinya kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah
bertekanan rendah.
Ini akan menjadi masalah setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa terbatas,
volute atau perubahan arah yang mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran
fluida pada penampang kecil antara ujung impeller dengan volute cut water.

Bagian-bagian Pompa Rusak

 Gelembung-gelembung itu pecah di dalam dirinya sendiri, ini dinamakan


imploding kebalikan dari exploding. Gelembung-gelembung itu pecah dari
segala sisi, tetapi bila ia jatuh menghantam bagian dari metal seperti
impeller atau voluteia tidak bisa pecah dari sisi tersebut, maka cairan
masuk dari sisi kebalikannya pada kecepatan yang tinggi dilanjutkan
dengan gelobang kejutan yang mampu merusak part pompa. Ada bentuk
yang unik yaitu bentuk lingkaran akibat pukulan ini, dimana metal seperti
dipukul dengan 'ball peen hammer'.
 Kerusakan ini kebanyakan terjadi membentuk sudut ke kanan pada metal,
tetapi pengalaman menunjukan bahwa kecepatan tinggi cairan
kelihatannya datang dari segala sudut.

Semakin tinggi kapasitas pompa, kelihatannya semakin mungkin kavitasi terjadi.


Nilai Specific speed pump yang tinggi mempunyai bentuk impeller yang
memungkinkan untuk beroperasi pada kapasitas yang tinggi dengan power yang
rendah dan kecil kemungkinan terjadi kavitasi. Hal ini biasanya dijumpai pada
casing yang berbentuk pipa, dari pada casing yang berbentuk volute seperti yang
sering kita lihat.

Anda mungkin juga menyukai