Anda di halaman 1dari 23

Perencanaan dan Pengendalian Produksi

(PPIC)

PERENCANAAN AGREGAT
Oleh :
AGUS Lecture :
(41618110048) Ir. Muhammad Kholil, MT., IPU
Pengertian Aggregat
Planning

•Perencanaan Agregat atau dalam bahasa Inggris


disebut dengan Aggregate Planning adalah suatu
proses perencanaan kuantitas dan pengaturan
waktu Output (keluaran) untuk jangka waktu
menengah yaitu sekitar 3 bulan hingga 1 tahun.
•Perencanaan Agregat ini memberikan gambaran
kepada manajemen mengenai kebutuhan
terhadap variabel-variabel produksi seperti
persediaan material, tenaga kerja dan sumber
daya lainnya sehingga biaya operasional dapat
dikendalikan seminimal mungkin. Gambaran
kebutuhan tesebut harus dapat menyajikan
jumlah kuantitas dan waktu yang dibutuhkan
agar proses produksi dapat berjalan sesuai
dengan yang direncanakan.
Pengertian Aggregat Planning Menurut Para Ahli

Hendra Kusuma
Perencanaan agregat ialah suatu hubungan antara perencanaan harian atau penjadwalan dengan perencanaan jangka panjang. Untuk
menyusun rencana agregat, pertama-tama harus diidentifikasi pentingnya mengukur output.

Mohamad Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung


Perencanaan agregat ini memiliki horizon waktu sekitar 12 bulan, dengan memperbarui rencana secara berkala. Tingkat permintaan
agregat terdiri dari satu atau beberapa produk.

Schreder
Perencanaan agregat berkenaan dengan penyesuaian tingkat penawaran dan tingkatr permintaan atas output selama jangka waktu
menengan yait sampai 12 bulan ke depan.

Wikipedia
Perencanaan agregat yaitu segala kegiatan operasional yang memiliki rencana agregat untuk proses produksi untuk jangka waktu 3
sampai 18 bulan ke depan dan untuk memunculkan ide terhadao manajemen seperti berapa kuantitas sumber daya material atau lainnya
yang harus diproduksi dan kapan harus diproduksi agar suapaya total biaya operasional organisasi tetap berada pada tingkat minimum
pada periode tersebut.
Pengertian Aggregat Planning Menurut Para Ahli

Nasution
Perencanaan agregat yakni sebuah perencanaan produksi untuk menentukan berapa unit volume produk yang harus diproduksi setiap
periode bulannya dengan menggunakan kapasitas maksimum yang tersedia.

Render
Perencanaan agregat atau penjadwalan agregat merupakan salah satu pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada
jangka menengah (3 hingga 18 bulan ke depan).

Kesimpulan :

Dari pernyataan umum dan pernyataan Para ahli diatas , maka dapat disimpulkan bahwa Perencanaan
agregat (aggregat planning) adalah proses perencanaan yang efisien yang dirancang untuk menghasilkan
hasil optimal dengan biaya yang tepat dalam waktu terbaik. Ini berisi perkiraan penjualan jangka panjang,
tingkat produksi, tingkat inventaris, dan simpanan pelanggan, dan dirancang untuk memenuhi perkiraan
permintaan dengan biaya optimal. Ini adalah perencanaan jangka menengah dari tingkat umum pekerjaan
dan output untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Istilah ‘agregat’ di sini menyiratkan bahwa
perencanaan dilakukan untuk kelompok produk (atau jenis produk) bukan produk individu.
Tujuan Perencanaan Agregat
Pengumpulan (Aggregation)

• Berfokus pada general course of action.


• Konsisten dengan tujuan strategik dan tujuan umum perusahaan.
• Rencana produksi dan staffing dikelompokan menurut pengelompokan besar, produk-produk yang sejenis, jasa-jasa,
unit tenaga kerja maupun unit waktu.

Kelompok Produk (Product families)


Perusahaan kan dapat mengelompokkan produk atau jasa ke dalam kelompok-kelompok besar, dengan tujuan
menghindari detail yang terlalu banyak pada tahap-tahap proses perencanaan.

Tenaga kerja (Labor)


Perusahaan juga dapat mengelompokkan tenaga kerja melalui beberapa cara (tergantung dari fleksibilitas tenaga kerja).

Waktu (Time)
Waktu perencanaan ialah jangka menengah yang memiliki arti antara 3 bulan sampai dengan 18 bulan. Biasanya
perencanaan ini dilakukan secara bulanan atau triwulanan.
Tujuan Perencanaan Agregat
Selain itu , tujuan dari perencanaan Aggregat adalah :

• meminimumkan biaya dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat produksi,


tingkat tenaga kerja, dan tingkat persediaan, serta beberapa variabel lain yang dapat dikendalikan.

• mengembangkan suatu rencana produksi secara menyeluruh yang fisibel dan optimal. Fisibel berarti
dapat memenuhi permintaan pasar sesuai dengan kapasitas yang ada, sedangkan optimal yaitu
menggunakan sumber daya sebijaksanPerencanaan agregat bertujuan untuk a mungkin dengan biaya
serendah mungkin.

• Menentukan kapasitas produksi untuk memenuhi estimasi permintaan pasar pada periode yang akan
datang dengan keputusan serta kebijakan mengenai kerja lembur, backorder, subkontrak, tingkat
persediaan, mempekerjakan atau memberhentikan sementara pegawai
Karakteristik Perencanaan
Agregat
• Dapat dinyatakan dalam kelompok produk
atau famili (aggregate).
• Satuan unit yang tergantung jenis produk
(ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang).
•  Satuan unit bisa dikonversikan ke bentuk
satuan rupiah.
•  Setelah satuan unit ditetapkan maka salah
satu factor konversi juga harus ditetapkan.
•  Horizon perencanaan yang cukup panjang
(5 tahun).
Fungsi Perencanaan Agregat
• Alat komunikasi antara managemen teras (top management) dan manufaktur.
• Pegangan untuk merancang jadwal induk produksi.
• Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana
strategis perusahaan.
• Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi.
• Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
• Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat
penyesuaian.
• Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana
strategis.
• Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.
Strategi Perencanaan Agregat
1. Tipe Strategi Pilihan Kapasitas
Mengubah Tingkat Persediaan – Para manajer dapat meningkatkan persediaan selama perioda
permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa datang. Jika strategi tersebut dipilih,
maka biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan, pencurian, dan modal
yang di investasikan akan meningkat. Pada umumnya, biaya tersebut berkisar 15-40 % dari nilai barang
setiap tahunnya. Di sisi lain, saat perusahaan memasuki masa dimana permintaan terus meningkat, maka
kekurangan yang terjadi bisa mengakibatkan penjualan yang hilang disebabkan lead-time yang lebih
panjang dan pelayanan pelanggan yang lebih buruk.

Meragamkan Ukuran Tenaga Kerja Dengan Cara Mengkaryakan atau Memberhentikan – Hal ini
diberlakukan untuk menyesuaikan tingkat produksi. Seiring karyawan baru membutuhkan pelatihan dan
rata-rata produktivitas menurun untuk sementara sehingga mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian atau
PHK, tentu saja menurunkan moral semua pekerja dan bisa mendorong ke arah produktivitas yang lebih
rendah.
Strategi Perencanaan Agregat
1. Tipe Strategi Pilihan Kapasitas
Penggunaan Karyawan Paruh Waktu – Karyawan paruh waktu bisa mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak
terampil.

Subkontrak – Suatu Perusahaan bisa mendapatkan kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak pekerjaan
selama perioda permintaan tinggi. Akan tetapi, subkontrak ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya
mungkin mahal; membawa resiko dengan membuka pintu klien bagi pesaing dan seringkali susah mendapatkan
pemasok subkontrak yang sempurna, yang selalu dapat mengirimkan produk bermutu tepat waktu.

Meragamkan Tingkat Produksi Melalui Lembur atau Waktu Kosong – Terkadang tenaga kerja bisa di jaga
tetap konstan dengan meragamkan waktu kerja yang bermacam-macam, mengurangi banyaknya jam kerja saat
permintaan rendah dan menambahi jam kerja saat permintaan naik. Sekalipun begitu saat permintaan sedang
tinggi, terdapat keterbatasan seberapa banyak lembur yang bisa dilakukan. Upah lembur membutuhkan lebih
banyak uang, dan terlalu banyak lembur bisa membuat titik produktivitas pekerja secara keseluruhan merosot.
Lembur juga bisa menyiratkan naiknya biaya overhead yang dibutuhkan untuk menjaga agar fasilitas bisa tetap
berjalan. Disisi lain, pada saat permintaan menurun, perusahaan harus menyerap waktu kosong pekerja yang
biasanya merupakan proses yang sulit.
Strategi Perencanaan Agregat
2. Tipe Strategi Pilihan Permintaan
•Mempengaruhi Permintaan – Saat permintaan rendah, perusahaan bisa mencoba untuk meningkatkan permintaan
melalui iklan, promosi, kewiraniagaan, dan potongan harga. Contohnya AC pendingin udara paling murah dijual
pada waktu musim dingin. Bagaimanapun, bahkan iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak
selalu mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi.

•Tunggakan Pesanan Selama Perioda Permintaan Tinggi – Tunggakan pesanan merupakan pesanan yang
diterima perusahaan namun tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. Jika
pelanggan mau menunggu tanpa kehilangan kehendak baik mereka ataupun pesanannya, tunggakan pesanan adalah
strategi mungkin untuk dijalankan. Banyak perusahaan melakukan tunggakan pesanan, namun pendekatan tersebut
sering mengakibatkan hilangnya penjualan.

•Bauran Produk yang Counterseasonal – Suatu teknik penghalusan yang secara luas digunakan para manufaktur
adalah mengembangkan sebuah bauran produk yang terdiri dari barang counterseasonal. Bagaimanapun, perusahaan
yang mengikuti pendekatan tersebut dapat mendapati diri mereka terlibat dengan produk di luar target pasar mereka.
Biaya Dalam Perencanaan Agregat

1. Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja): Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan,
proses seleksi dan training. Biaya training merupakan biaya yang besar apabila tenaga kerja yang direkrut adalah
tenaga kerja yang belum berpengalaman.
2. Firing Cost (Biaya pemberhentian tenaga kerja): Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin
rendahnya permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi menurun dengan drastis.
Pemberhentian ini mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan yang di-PHK.
Semua akibat ini dianggap sebagai biaya pemberhentian tenaga kerja yang akan ditanggung perusahaan.
3. Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya menganggur): Penggunaan waktu lembur
bertujuan untuk meningkatkan output produksi, tetapi konsekuensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya
tambahan lembur yang biasanya 150% dari biaya kerja regular. Kebalikan dari kondisi diatas adalah bila
perusahaan mempunyai kelebihan tenaga kerja dibandingkan dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk kegiatan produksi. Bila tidak dapat dilakukan alokasi yang efektif, maka perusahaan dianggap
menanggung biaya menganggur yang besarnya merupakan perkalian antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai
dengan tingkat upah dan tunjangan lainnya.
Biaya Dalam Perencanaan Agregat

4. Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya kehabisan persediaan): Persediaan mempunyai
fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekuensi dari kebijaksanaan
persediaan bagi perusahaan adalah timbulnya biaya penyimpanan (inventory cost/holding cost) yang berupa biaya
tertahannya modal, pajak, asuransi, kerusakan bahan, dan biaya sewa gudang. Kebalikan dari kondisi diatas,
kebijaksanaan tidak mengadakan persediaan seolah-olah menguntungkan, tetapi sebenarnya dapat menimbulkan
kerugian dalam bentuk biaya kehabisan persediaan. biaya kehabisan persediaan ini dihitung berdasarkan berapa barang
diminta yang tidak tersedia.
5. Subcontract Cost (biaya subkontrak): Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular, biasanya
perusahaan mensubkontrakan kelebihan permintaan yang tidak bisa ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain.
Konsekuensi dari kebijaksanaan ini adalah timbulnya biaya subkontrak, dimana biasanya biaya mensubkontrakan ini
lebih mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari kontraktor.
Strategi Perencanaan Agregat
1. Srategi Murni
    Strategi yang disusun dengan hanya memanipulasi salah satu variabel. Strategi inii terdiri dari dua golongan yakni (1)
pilihan kapasitas dimana perusahaan berusaha untuk mengubah permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam
permintaan  dan (2) pilihan permintaan. di mana perusahaan berusaha untuk memuluskan perubahan pola permintaan
selama perioda perencanaan Beberapa tipe strategi yang termasuk strategi murni adalah sebagai berikut.

2. Strategi hibrid
    Gabungan beberapa strategi murni dimana lebih dari satu variabel yang dimanipulasi. Pendek kata, strategi hibrid
merupakan strategi dengan mengkombinasi berbagai pilihan untuk mengembangkan sebuah rencana.Walaupun setiap
pilihan dari lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat menghasilkan sebuah perencanaan agregat yang
efektif, beberapa kombinasi di antara pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkin lebih baik.    

Banyak manufaktur berasumsi bahwa penggunaan pilihan permintaan telah diteliti benar oleh bagian pemasaran dan
pilihan yang layak itu digabungkan dengan peramalan permintaan. Kemudian manajer produksi membuat rencana
agregat berdasarkan pada peramalan itu. Bagaimanapun, dengan menggunakan lima pilihan kapasitas dalam otoritasnya,
manajer produksi masih memiliki banyak kemungkinan rencana. Rencana tersebut dapat terdiri, pada satu sisi, sebuah
strategi perburuan dan di sisi lainnya, sebuah strategi penjadwalan bertingkat. Tentu saja bisa berada di antara keduanya.
Metode Perencanaan Agregat
1. Metoda Tabel dan Grafik ( Graphical and Charting methods ).

Metoda ini populer karena mudah dimengerti dan gampang penggunaannya sehingga mudah dilaksanakan oleh staf.
Pendekatannya dilakukan dengan cara Trial and Error tetapi metoda ini belum menjamin diperoleh perencanaan produksi
yang optimal. Ada 6 tahapan yang harus dilakukan dalam metoda Tabel dan Grafik yaitu :

• Menentukan tingkat permintaan pada setiap periode.


• Menentukan kapasitas, waktu normal, lembur, dan sub kontrak pada setiap periode.
• Menentukan biaya tenaga kerja, biaya penambahan dan pengurangan tenaga kerja, biaya penyimpanan persediaan dan
biaya kekurangan persediaan.
• Menentukan kebijakan perusahaan terhadap tenaga kerja dan tingkat persediaan.
• Mengembangkan rencana alternatif dan menguji total biayanya.
• Pilih alternatif yang total biayanya terendah.
2. Metoda Matematika.

    Pendekatan Matematika dalam perencanaan agregat dapat menggunakan berbagai metoda antara lain : Metoda
Transportasi, Linear Programming dan sebagainya. Kelebihan Metoda ini adalah dapat menghasilkan rencana yang optimal
dalam meminimalkan biaya dan lebih fleksibel.
Contoh Case Perencanaan Aggregat menggunakan Metoda Tabel
dan Grafik ( Graphical and Charting methods ) Di PT. Giesecke &
Devrient Indonesia

PT. Giesecke & Devrient Indonesia dalam periode Januari-Juni memiliki prakiraan permintaan dan data-
data produksi sbb :
Bulan Prakiraan Permintaan Jumlah Hari Kerja • Biaya tenaga kerja per orang / hari : Rp 20.000,00
Januari 900 22
• Biaya penyimpanan persediaan per unit / bulan : Rp
1.000,00
Februari 700 18
• Biaya sub kontrak : Rp 5.000,00 / unit
Maret 800 21 • Biaya tambahan tenaga kerja : Rp 50.000,00 / orang
April 1200 21 • Biaya pengurangan tenaga kerja : Rp 100.000,00 /
orang
Mei 1500 22
• Jam kerja : 8 jam / hari
Juni 1100 20
• Rata-rata waktu produksi : 1,6 jam / unit / orang
Jumlah 6200 124 • Persediaan awal : 0
Alternatif Strategi Yang Akan Dipilih Manajemen

Ada 3 alternatif strategi yang akan dipilih manajemen, yaitu :

• 1)    Melakukan variasi tingkat persediaan.


Dengan cara mempertahankan rata-rata tingkat produksi yang tetap, kelebihan produksi disimpan untuk digunakan saat
kekurangan produksi. Dalam alternatif ini tidak ada lembur, penambahan/ pengurangan tenaga kerja atau sub kontrak
dengan pihak lain.

• 2)    Melakukan variasi jumlah tenaga kerja.


Dengan cara menambah/mengurangi jumlah tenaga kerja sesuai kebutuhan. Alternatif ini membatasi diri untuk tidak
lembur dan melakukan sub kontrak.

• 3)    Mempertahankan jumlah tenaga kerja.


Mempertahankan jumlah tenaga kerja pada tingkat permintaan terendah dan memenuhi kebutuhan permintaan
selebihnya dengan sub kontrak. Alternatif ini juga tidak ada lembur dan kerja paruh waktu (part time).
Alternatif 1. Variasi tingkat persediaan

• Produksi rata-rata / hari = 6200 / 124 = 50 unit/hari, 1 unit produk perlu waktu 1,6 jam, sedang jam kerja per hari 8
jam, sehingga 1 karyawan menghasilkan produk 8 / 1,6 = 5 unit/hari, sehingga untuk menghasilkan 50 unit/hari perlu
tenaga kerja 50 / 5 = 10 orang.
Jumlah produksi yang dihasilkan dapat dihitung seperti tabel berikut :
Prakiraan Jumlah hari Jumlah Perubahan Akumulasi
Bulan
permintaan kerja Produksi persediaan persediaan
Biaya yang timbul :
Jan 900 22 1100 200 200
Feb 700 18 900 200 400 a.    Biaya Tenaga Kerja = 10 X 124 X Rp
Maret 800 21 1050 250 650 20.000,00 =  Rp 24.800.000,00
April 1200 21 1050 -150 500 b.    Biaya Persediaan = 1.850 X Rp 1.000,0
Mei 1500 22 1100 -400 100   = Rp1.850.000,0
Juni 1100 20 1000 -100 0
Jumlah 6200 124 6200 0 1850
Jumlah  = Rp 26.650.000,00
Alternatif 2. Variasi Jumlah Tenaga Kerja

• Asumsinya pada awal periode jumlah tenaga kerja = 10 orang, sehingga jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada
bulan Januari = 900 / 22 / 5 = 8 orang. Biaya tenaga kerja = 22 X 8 X Rp 20.000,00 = Rp 3.520.000,00 dan
seterusnya.
Perhitungan lengkap alternatif ini sebagai berikut :

Bulan
Prakiraan Jumlah hari Kebutuhan
Biaya TK
Tambahan Pengurangan Biaya yang timbul :
permintaan kerja TK TK TK

Jan 900 22 8 3.520.000 - 2 a. Biaya Tenaga Kerja    = Rp 26.400.000,00


Feb 700 18 8 2.880.000 - -
b. Biaya Tambahan TK      = 6 X Rp 50.000,00 =
Rp300.000,00
Maret 800 21 8 3.360.000 - -
c. Biaya Pengurangan TK = 5 X Rp 100.000,00 =
April 1200 21 11 4.620.000 3 -
Rp500.000,00
Mei 1500 22 14 6.160.000 3 -
Juni 1100 20 11 4.400.000 - 3 Jumlah = Rp 27.200.000,00 
26.400.00
Jumlah 6200 124 60 6 5
0
Alternatif 3. Strategi Sub Kontrak
• Alternatif 3. Strategi
Tenaga kerja ditetapkan sesuai permintaan terendah yaitu permintaan bulan Februari = 700, rata-rata produksi per hari
= 700 / 18 = 38,8 unit = 39 unit. Tenaga kerja yang diperlukan = 39 / 5 = 7,8 orang = 8 orang. Jumlah tenaga kerja
Sub Kontrak
selama Januari-Juni dipertahankan tetap 8 orang.
Perhitungan lengkap strategi ini sebagai berikut :
Jumlah produksi per bulan diperoleh dari perkalian antara jumlah hari kerja dengan jumlah tenaga kerja dengan rata-rata
produksi TK / hari. Contoh jumlah produksi bulan Januari = 22 X 8 X 5 = 880 unit dan seterusnya. Kekurangan produksi
20 unit dipenuhi dengan Sub kontrak.
Biaya yang timbul :

Jumlah Jumlah Jumlah a.    Biaya Tenaga Kerja = 8 X 124 X Rp


Bulan Prakiraan permintaan  Persediaan
hari kerja Produksi SubKontrak
20.000,00 = Rp 19.840.000,00
Jan 900 22 880 - 20 b.    Biaya Persediaan = 60 X Rp 1.000,00 = Rp
Feb 700 18 720 20 - 60.000,00
Maret 800 21 840 40 - c.    Biaya Sub kontrak = 1300 X Rp 5.000,00 =
April 1200 21 840 - 360
Rp   6.500.000,00
Mei 1500 22 880 - 620
Juni 1100 20 800 - 300 Jumlah = Rp 26.400.000,00
Jumlah 6200 124 4960 60 1300
Kesimpulan :

• Setelah ketiga alternative tersebut diproses menggunakan Metoda


Tabel dan Grafik ( Graphical and Charting methods ) , maka
Manajemen sebaiknya memilih alternatif 3 yaitu Strategi Sub
kontrak dengan menggunakan TK tetap sebanyak 8 orang karena
biayanya termurah.
REFERENCE

 Materi PPT Perencanaan Agregat, Dosen: Pak Ir.


Muhammad Kholil, MT

 https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-perenc
anaan-agregat-aggregate-planning-dan-strateginya/

*  https://sarjanaekonomi.co.id/perencanaan-agregat/

 https://sites.google.com/site/operasiproduksi/strategi-pe
rencanaan-agregat

 https://sites.google.com/site/operasiproduksi/strategi-pe
rencanaan-agregat
TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai