Pengertian Perencanaan Agregat, Tujuan, Karakteristik,
Fungsi, Sifat, Biaya, dan Strateginya
A. Pengertian Perencanaan Agregat (Aggregate Planning)
Perencanaan Agregat (Aggregate Planning) adalah suatu proses perencanaan kuantitas dan pengaturan
waktu Output (keluaran) untuk jangka waktu menengah yaitu sekitar 3 bulan hingga 1 tahun.
Perencanaan Agregat ini memberikan gambaran kepada manajemen mengenai kebutuhan terhadap
variabel‐variabel produksi seperti persediaan material, tenaga kerja dan sumber daya lainnya sehingga
biaya operasional dapat dikendalikan seminimal mungkin.
Perencanaan Agregat (Aggregate Planning) Menurut Para Ahli
1. Schreder, perencanaan agregat berkenaan dengan penyesuaian tingkat penawaran dan tingkat
penawaran dan tingkat permintaan atas output selama jangka waktu menengah yaitu sampai 12
bulan ke depan.
2. Hendra Kusuma, perencanaan agregat ialah suatu hubungan antara perencanaan harian atau
penjadwalan dengan perencanaan jangka panjang. Untuk menyusun rencana agregat, pertama‐
tama harus diidentifikasi pentingnya mengukur output.
3. Nasution, perencanaan agregat yakni sebuah perencanaan produksi untuk menentukan berapa
unit volume produk yang harus diproduksi setiap periode bulannya dengan menggunakan
kapasitas maksimum yang tersedia.
4. Mohammad Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung, perencanaan agregat ini memiliki horizon
waktu sekitar 12 bulan, dengan memperbarui rencana secara berkala. Tingkat permintaan
agregat terdiri dari satu atau beberapa produk.
Sosiologi79
5. Render, perencanaan agregat atau penjadwalan agregat merupakan salah satu [endekatan
untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (3 hingga 18 bulan ke
depan).
B. Tujuan Perencanaan Agregat (Aggregate Planning)
Perencanaan agregat bertujuan untuk meminimumkan biaya dengan melakukan penyesuaian terhadap
perencanaan di tingkat produksi, tingkat tenaga kerja, dan tingkat persediaan, serta beberapa variabel
lain yang dapat dikendalikan. Kombinasi optimal tersebut dilakukan dengan langkah‐langkah (Maria dkk,
2011:156) di antaranya,
1. Pengumpulan (Aggregation)
a. Berfokus pada general course of action.
b. Konsisten dengan tujuan strategik dan tujuan umum perusahaan.
c. Rencana produksi dan staffing dikelompokkan menurut pengelompokan besar, produk‐produk
yang sejenis, jasa‐jasa, unit tenaga kerja maupun unit waktu.
2. Kelompok Produk (Product families). Perusahaan dapat mengelompokkan produk/jasa ke dalam
kelompok‐kelompok besar, dengan tujuan menghindari detail yang terlalu banyak pada tahap‐
tahap proses perencanaan.
3. Tenaga Kerja (Labor). Perusahaan dapat mengelompokkan tenaga kerja melalui beberapa cara
(tergantung dari fleksibilitas tenaga kerja).
4. Waktu (Time). Waktu perencanaan: jangka menengah, yaitu antara 3 bulan sampai dengan 18
bulan. Biasanya perencanaan ini dilakukan secara bulanan atau triwulanan.
C. Karakteristik Perencanaan Agregat (Aggregate Planning)
a. Ini dapat diwakili oleh kelompok (agregasi) produk atau keluarga.
b. Unit tergantung pada jenis produk (ton, liter, kubik, waktu mesin, jam kerja).
c. Unit dapat dikonversi ke unit Rupiah.
d. Setelah unit ditentukan, salah satu faktor konversi juga perlu ditentukan.
e. Periode perencanaan cukup panjang (5 tahun).
Sosiologi79
D. Fungsi Perencanaan Agregat (Aggregate Planning)
1. Alat komunikasi antara manajemen dan manufaktur.
2. Tangani untuk merancang jadwal produksi utama.
3. Menjamin penjualan dan rencana produksi yang sesuai dengan rencana strategis perusahaan
Anda.
4. Sebagai ukuran kinerja suatu proses perencanaan produksi.
5. Menjamin bahwa kapasitas produksi Anda sesuai dengan rencana produksi Anda.
6. Hasil produksi aktual dipantau dan disesuaikan dengan rencana produksi.
7. Kelola inventaris barang jadi untuk mencapai tujuan produksi dan rencana strategis.
8. Instruksikan persiapan dan implementasi jadwal produksi utama.
E. Sifat Perencanaan Agregat (Aggregate Planning)
Perencanaan agregat berarti menyatukan sumber daya yang tepat ke dalam kerangka waktu
keseluruhan. Dengan perkiraan permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat inventaris, jumlah karyawan, dan
input yang saling terkait, perencana perlu memilih tingkat output fasilitas untuk 3‐18 bulan ke depan.
Dalam rencana agregat, rencana produksi tidak merinci setiap produk, tetapi mempertimbangkan
berapa banyak produk yang akan diproduksi, terlepas dari jenis produk. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan manufaktur mobil hanya menghitung jumlah mobil yang diproduksi, bukan jumlah mobil 2
pintu atau 4 pintu atau jumlah mobil merah atau biru.
F. Biaya Perencanaan Agregat (Aggregate Planning)
Terdapat beberapa jenis biaya yang terlibat di dalam perencanaan agregat di antaranya,
1. Hiring Cost, merupakan biaya penambahan dari tenaga kerja yang dapat menimbulkan atau
memunculkan biaya untuk iklan, training dan lainnya. Biaya training adalah biaya besar jika
tenaga kerja yang direkrut merupakan tenaga kerja yang belum memiliki pengalaman sama
sekali.
Sosiologi79
2. Firing Cost, merupakan biaya pemberhentian tenaga kerja yang dapat terjadi dikarenakan
semakin rendahnya permintaan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi menurun.
Pemberhentian tenaga kerja dapat mengakibatkan perusahaan harus dapat mengeluarkan yang
pesangon bagi karyawan yang diberhentikan.
3. Overtime Cost dan Undertime Cost, merupakan biaya lembur dan biaya menganggur.
Penggunaan waktu lembur memiliki tujuan untuk dapat meningkatkan keluaran dari produksi
dan perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk lembur.
4. Inventory Cost dan Backorder Cost, persediaan memiliki fungsi agar dapat mengantisipasi
timbulnya kenaikan pada permintaan.
5. Subcontract Cost, jika permintaan melebihi dari kapasitas reguler, biasanya perusahaan akan
melakukan subkontrak kelebihan dari permintaan yang tidak bisa ditanganinya sendiri kepada
perusahaan lainnya. Aktivitas ini dapat mengakibatkan adanya biaya subkontrak yang lebih
mahal daripada memproduksi sendiri.
G. Strategi Perencanaan Agregat (Aggregate Planning)
1. Jenis strategi opsi kapasitas
a. Ubah tingkat inventaris – Manajer dapat meningkatkan inventaris selama periode permintaan
rendah untuk memenuhi permintaan masa depan yang tinggi. Memilih strategi akan
meningkatkan biaya yang terkait dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan,
pencurian, dan modal yang diinvestasikan. Secara umum, biaya ini berkisar antara 15‐40% dari
nilai barang setiap tahun. Di sisi lain, karena permintaan terus meningkat, kekurangan mungkin
terjadi, yang mengarah ke penjualan yang lebih rendah karena lead time yang lebih lama dan
layanan pelanggan yang buruk.
b. Perubahan standar tenaga kerja karena kontrol atau penangguhan – ini berlaku untuk
penyesuaian tingkat produksi. Karyawan baru perlu pelatihan, sehingga produktivitas rata‐rata
sementara dikurangi dan digunakan. Tentu saja, PHK dan PHK dapat mengurangi moral semua
pekerja dan menyebabkan berkurangnya produktivitas.
c. Fluktuasi tingkat produksi karena lembur atau waktu luang – kadang‐kadang Anda dapat tetap
bekerja konstan dengan memvariasikan jam kerja, mengurangi jam kerja saat permintaan
rendah dan meningkatkan jam kerja saat permintaan tinggi. Namun, bahkan ketika permintaan
tinggi, ada batasan untuk jumlah waktu Anda dapat bekerja lembur. Membayar lebih banyak
Sosiologi79
untuk lembur membutuhkan lebih banyak uang, dan terlalu banyak lembur dapat mengurangi
titik keseluruhan produktivitas tenaga kerja. Lembur juga berarti peningkatan biaya overhead
yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas tetap beroperasi. Di sisi lain, ketika permintaan
menurun, perusahaan harus menyerap waktu luang para pekerja, yang biasanya merupakan
proses yang sulit.
d. Perusahaan Outsourcing‐dapat memperoleh kapasitas sementara dengan outsourcing pekerjaan
mereka selama periode permintaan tinggi. Namun, subkontrak ini memiliki beberapa
kelemahan. Berisiko dengan membuka pintu klien untuk para pesaingnya dan seringkali sulit
untuk menemukan subkontraktor yang sempurna yang selalu dapat memberikan produk‐produk
berkualitas tepat waktu.
e. Menggunakan Karyawan Paruh Waktu – karyawan paruh waktu dapat memenuhi kebutuhan
pekerja tidak terampil.
2. Jenis strategi pemilihan permintaan
a. Mempengaruhi Permintaan‐Ketika permintaan rendah, bisnis dapat meningkatkan permintaan
melalui iklan, promosi, kewirausahaan dan diskon harga. Misalnya, pendingin udara termurah
dijual di musim dingin. Namun, bahkan iklan khusus, promosi, penjualan, dan harga mungkin
tidak selalu dapat menyeimbangkan permintaan dan kapasitas.
b. Pesanan jatuh tempo selama periode permintaan tinggi – Pesanan jatuh tempo adalah pesanan
yang diterima oleh perusahaan yang tidak dapat diproses (baik secara sadar atau tidak sengaja)
pada saat itu. Terlambat adalah strategi yang memungkinkan ketika pelanggan ingin menunggu
tanpa kehilangan kemauan atau pesanan mereka. Banyak perusahaan melakukan pemesanan
yang terlambat, tetapi pendekatan ini sering menyebabkan kehilangan penjualan.
c. Seasonal Product Mix‐A perbaikan yang banyak digunakan oleh produsen adalah untuk
mengembangkan campuran produk yang terdiri dari produk musiman. Namun, perusahaan yang
menggunakan pendekatan ini mungkin terlibat dalam produk di luar target pasar mereka.