Anda di halaman 1dari 29

Workshop Minishop

BAB 2
FASILITAS PENUNJANG TOKO

Lokasi Toko

Pemilihan lokasi usaha adalah salah satu faktor penting dalam


pengelolaan bisnis eceran. Implikasi dari pemilihan lokasi usaha yang tepat
adalah terjadinya keseimbangan antara penawaran dan permintaan barang.
Oleh karena itu pebisnis eceran perlu melakukan penelitian agar pemilihan
lokasi usaha sesuai dengan jenis usaha eceran yang akan dijalankan. Sebagai
alat bantu untuk memudahkan penelitian tersebut, dapat dibuat suatu
checklist seperti contoh dari tabel dapat dilihat di bawah ini :

Tabel 2.1 . Daftar Pemilihan Lokasi Usaha


No Daftar Pertanyaan Jawaban
1 Apakah lokasi tersebut memiliki konsumen yang potensial ?
2 Jenis usaha eceran apakah yang tepat untuk lokasi tersebut
(convenience goods, shooping goods, service) ?
Apakah pada area lokasi tersebut sudah terdapat pengecer dengan
jenis usaha yang sama ?
Bagaimana kekuatan dan kelemahan pengecer pesaing tersebut ?

3 Apakah konsumen potensial yang ada cukup kooperatif ?


4 Apakah terdapat tenaga kerja yang memadai di lokasi tersebut ?
5 Apakah terdapat jalur transportasi yang memadai (di tepi jalan raya,
dekat dengan perhentian kendaraan umum/besar, dekat stasiun
kereta api) di lokasi tersebut ?

6 Apakah lokasi tersebut memiliki kemudahan akses untuk


berhubungan langsung dengan pihak suplier atau pabrik ?

Dalam menentukan jenis usaha eceran pada suatu lokasi, diperlukan


pengetahuan dalam menganalisis area perdagangan di sekitar lokasi tersebut.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis usaha di suatu lokasi
diantaranya : ukuran dan jenis dari usaha eceran. Begitu pula jarak antara

LePMA-LPBP 10
Workshop Minishop

pemukiman penduduk dan lokasi usaha juga menjadi dasar pemikiran


pemilihan lokasi. Banyak toko yang menerapkan usahanya sebagai one stop
shooping, biasanya jenis toko ini berada di lokasi yang mudah dijangkau
sarana transportasi karena mobilitas penduduknya adalah kaum urban.
Area perdagangan juga dipengaruhi kebutuhan masyarakat terhadap
suatu barang. Untuk barang kebutuhan sehari-hari yang frekuensi
pembeliannya cukup sering seperti makanan dan toiletries atau sering
disebut convenience goods lokasi toko sebaiknya mudah dijangkau,
sedangkan bila dilihat dari ukuran tokonya tidak diperlukan tempat yang
luas. Barang-barang yang dibeli konsumen secara berkala atau pada waktu-
waktu tertentu, dimana konsumen seringkali membandingkan harga,
kualitas, gaya, seperti baju atau sepatu (disebut shopping goods), biasanya
lokasi tokonya lebih jauh dibandingkan dengan conveniece goods. Sedangkan
untuk barang-barang khusus atau disebut juga specialty goods, bisa saja
berjarak agak jauh, sebab dengan kekhususannya jarak bukanlah merupakan
suatu hal yang memberatkan konsumen untuk mendatangi toko tersebut.
Berikut ini adalah tabel Area Perdagangan Umum bila dikaitkan dengan
Barang yang dijual.
Tabel 2.2. Hubungan Area Perdagangan dan Barang
Jenis Barang Kebiasaan berbelanja Jarak perjalanan
Conveniece Frekuensi belanja sering, harga murah, 2 –5 mile
biaya insentif perjalanan ke lokasi kecil
Shopping Frekuensi belanja tidak terlalu sering, 5 – 15 mile
harga bersaing, insentif perjalanan ke
lokasi cukup besar
Specialty Jenis barang unik dan hanya 1 –2 item, 15 – 25 miles
harga dan jarak bukanlah hal yang utama atau lebih

Dilihat dari lokasi toko itu berada ada beberapa jenis, diantaranya :
• Area Pusat Perdangan, biasanya terdapat area dengan berbagai aktivitas
kegiatan penduduknya. Yang termasuk ke dalam kategori ini adalah :

LePMA-LPBP 11
Workshop Minishop

- Central Business District (CBD), merupakan suatu area di pusat kota


dimana terdapat perkantoran, bank, restaurant, bioskop dan toko
eceran dari kelas independent store hingga kelas department store.
- Secondary Business District, merupakan area perbatasan antara pusat
kegiatan perkotaan dengan pemukiman. Berbagai kebutuhan berkala
seperti furniture bisa ditemui pada lokasi ini.
• Shopping Centre, area yang dikhusukan sebagai pusat perbelanjaan

Metode Penentuan Area Perdagangan


Ada beberapa macam metode untuk menentukan area perdagangan :
1. Reily’s Law of Retail Gravitation, ditemukan oleh William J. Reily pada
sekitar tahun 1920-an . Dalam metode ini dikemukakan bahwa untuk
menentukan ukuran dari area perdagangan dan daya tarik gravitasi dari
suatu shopping area berhubungan erat dengan jumlah populasi dan jarak
tempuh menuju area tersebut.
Pada tahun 1940-an Paul D. Converse melakukan modifikasi pada
metode Reily yang dikenal dengan Breaking Point Formula. Berikut ini
akan diberikan ilustrasi dari Breaking Point Formula : Diasumsikan jarak
kota A dan kota B adalah 15 mil. Penduduk yang bermukim diantara
kedua kota tersebut dapat memilih berbelanja di kota A atau di kota B.
Diketahui pula populasi kota A adalah140.000 orang dan kota B hanya
20.000 orang. Dengan metode di atas kita dapat menentukan jarak
tempuh ke area perdagangan yang dapat dicapai penduduk di kota
tersebut.
Dis tan ce A − B
BreakingPo int =
PopulationA
1+
PopulationB

Substitusikan nilai yang telah diketahui tadi ke dalam rumus di atas :

LePMA-LPBP 12
Workshop Minishop

15
BreakingPo int =
140.000
1+
20.000

= 4,1 mil

Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa area perdagangan sebaiknya


dibangun kurang lebih 4,1 mil di luar kota B ke arah kota A. Dengan kata
lain jarak area perdagangan tersebut dari kota A yang lebih besar dari
kota B, 15– 4,1 atau 10,9 mil.

2. Saturation Method, yaitu metode penentuan area perdagangan dengan


melihat secara menyeluruh jumlah pesaing di daerah tersebut. Dengan
metode ini, pengecer dapat menilai apakah area tersebut telah memenuhi
batas jenuh jumlah toko atau masih ada kemungkinan mendirikan toko
baru.
3. General Method dilakukan dengan cara observasi dan penelitian terhadap
konsumen potensial

Demografi Area Perdagangan


Untuk membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan lokasi toko,
pebisnis eceran perlu mengetahui karakteristik penduduk yang tinggal di
area perdangan tersebut, seperti usia rata-rata penduduk, berapa banyak
uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tingkat
pendidikan, gaya hidup dan rasio laki-laki - perempuan. Karakteristik
penduduk tersebut kemudian disesuaikan dengan target pasar yang hendak
dibidik oleh pengecer.
Selain itu penelitian terhadap kebiasaan berbelanja dan tingkat
preferensi konsumen adalah hal yang sangat penting diperhatikan oleh

LePMA-LPBP 13
Workshop Minishop

pengecer untuk dapat menentukan jenis barang yang akan dijual. Untuk
mengetahui kebiasaan dan tingkat preferensi dari konsumen, pebisnis eceran
dapat menyebarkan kuesioner, seperti contoh di bawah ini :
1. Dimana biasanya konsumen berbelanja belakangan ini ?
2. Apa alasan konsumen berbelanja di sana ?
3. Berapa jarak yang harus ditempuh konsumen untuk sampai di toko ?
4. Apakah konsumen cenderung untuk berbelanja ke lokasi toko yang
mudah dijangkau ?
5. Apakah konsumen menyukai konsep berbelanja sambil rekreasi
(menonton film atau makan siang/malam) dalam satu waktu ?
6. Manakah yang lebih disukai oleh konsumen, berbelanja di kota atau di
daerah pinggiran ?
7. Manakah yang lebih disukai konsumen dalam berbelanja self service atau
dilayani oleh pelayan ?
8. Jenis pembayaran manakah yang sering dilakukan oleh konsumen, kredit
atau cash ?
9. Seberapa penting sistem pengiriman barang/delivery, pengepakan dan
jasa lainnya bagi konsumen ?
10. Seberapa sering konsumen berbelanja ?

Disain Toko
Ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan dalam merancang
sebuah toko, yaitu konstruksi toko, layout toko, alokasi ruang serta perkakas
dan perlengkapan. Berikut ini adalah bagan dari elemen perancangan toko.

LePMA-LPBP 14
Workshop Minishop

Papan Nama
Jendela
Eksterior Toko Pintu Masuk

Konstruksi
Toko
Sirkulasi Udar
Interior Dinding
Interior Toko Lantai
Langit-langit
Pencahayaan

Grid
Layout Jenis Disain
Bentuk Bebas
Toko Kombinasi

Analisis Penjualan
Alokasi Kemungkinan
Metode meraih laba
Ruang Pendekatan
persediaan

Perkakas

Perkakas &
Perlengkapan

Perlengkapan

Gambar 2.1. Elemen Perancangan Toko

- Konstruksi Toko
Setelah mendapatkan lokasi toko, pebisnis eceran mempunyai dua
alternatif berkaitan dengan konstruksi toko, yaitu mendirikan bangunan
toko baru atau memodifikasi ulang pada bangunan yang telah ada.
Konstruksi toko tersebut disesuaikan dengan barang yang dijual, area
sekitar toko tersebut, ukuran toko dan beberapa faktor lainnya. Sebagai
contoh, toko roti akan berbeda dengan toko buku dan sebagainya.

LePMA-LPBP 15
Workshop Minishop

Eksterior Toko
Eksterior toko adalah elemen yang penting dalam bisnis retail, sebagai
media perantara yang menampilkan image perusahaan dan masyarakat.
Tampilan luar sebuh toko sering mengacu ke arsitektur dan mengandung
aspek-aspek seperti bahan bangunan, gaya dan rincian arsitektur,warna
dan tekstur.

Gambar 2.2. Eksterior Toko

Ada beberapa aspek berkaitan dengan eksterior toko, diantaranya papan


nama, jendela dan pintu masuk.
- Papan nama
Papan nama adalah media komunikasi yang efektif. Dengan papan
nama, orang akan mudah mencari toko yang bersangkutan, selain itu
papan nama adalah sarana untuk menampilkan image perusahaan.
Papan nama bisa berbentuk satu sisi bila dipasang pada tampak
depan, dua sisi bila dipasang lebih tinggi dari toko sehingga orang
yang melintas dari dua arah yang berlawanan dapat melihatnya, atau
tiga sisi, sehingga orang dapat melihat papan nama tersebut dari
berbagai arah pandang. Teks dan logo pada papan nama sebaiknya
dibuat dengan ukuran besar dan tulisan yang singkat, sehingga
mudah membacanya. Pemilihan warna yang menarik juga

LePMA-LPBP 16
Workshop Minishop

mempengaruhi orang untuk membaca papan nama tersebut. Hal lain


yang perlu diperhatikan adalah peraturan pemerintah daerah
berkaitan dengan pemasangan reklame. Biasanya untuk keindahan
tata kota ada aturan baku berkaitan dengan pemasangan papan
reklame terutama bila papan tersebut berada di pusat kota.
- Jendela Display.
Jendela display atau kaca depan sebuah toko memberikan peluang
tambahan untuk meraih dan menangkap konsumen yang lewat di
depan toko. Jendela tersebut merupakan bagian tak terpisahkan
dalam menciptakan kesan positif karena menawarkan peluang untuk
mengawali penyampaian keunikan toko secara langsung. Banyak
pebisnis eceran mengabaikan daya tarik yang kuat dari jendela toko
yang dirancang secar efektif dan lebih tertarik untuk menggunakan
area toko untuk ruang persediaan dibandingkan penggunaannya
sebagai pembuat citra yang tepat.

Gambar 2.3. Jendela Display

LePMA-LPBP 17
Workshop Minishop

- Pintu Masuk Toko


Pintu masuk ke toko adalah pemisah antara lingkungan luar dan
dalam toko. Pebisnis eceran yang lokasi tokonya berada dalam satu
Mall cenderung lebih mudah menarik konsumen karena pintu masuk
ke dalam tokonya lebih luas dan terbuka terus. Pebisnis eceran yang
berada dalam kondisi lalu lintas pengunjung yang padat harus
membuat jalan masuk yang terbuka.
Pebisnis eceran yang tokonya berada di sepanjang jalan relatif lebih
tertutup karena pertimbangan keamanan, dan cuaca. Kondisi
tersebut menyebabkan peluang untuk mengundang pejalan kaki di
depan toko untuk masuk ke dalam tokon relatif lebih kecil sehingga
memerlukan usaha yang lebih berat. Pebisnis eceran di jalan ini
memerlukan kombinasi antara tampilan jendela toko sebelash luar
dengan rancangan pintu masuk yang menarik.

Interior Toko
Agar pengunjung toko merasa nyaman berada di dalam toko,
pebisnis eceran perlu melakukan penataan berkaitan dengan interior
yang ada di dalam tokonya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penataan interior toko adalah sirkulasi udara, interior dinding,

lantai, langit-langit dan pencahayaan.

Gambar 2.4. Interior Toko

LePMA-LPBP 18
Workshop Minishop

- Sirkulasi Udara
Berbagai jenis toko memiliki sirkulasi udara yang berbeda.
Sirkulasi udara sangat berpengaruh pada emosi dan perasaan
dari pengunjung. Pendingin ruangan harus diletakkan pada
tempat yang tepat, begitu pula bila ada musik dalam ruang
sebaiknya disesuaikan dengan suasana toko. Penempatan outlet
yang menghasilkan aroma seperti pewangi di dalam departement
store atau ikan, daging dan sayur dalam supermarket juga perlu
diperhatikan, sehingga secara keseluruhan sirkulasi udara di
dalam area toko tidak terganggu.
- Interior Dinding
Interior dinding digunakan sebagai pemisah antara area
penjualan produk yang berbeda, kamar pas, dan gudang atau
penyimpanan barang. Partisi dapat terbuat dari kayu, plastik,
tembok atau kaca. Dinding dapat pula difungsikan sebagai
display dari produk yang dijual. Warna dinding dan partisi
sebaiknya dipilih yang terang sehingga tidak memberikan kesan
kotor dan sempit.
- Lantai
Lantai toko haruslah aman bagi pengunjung serta perawatannya
mudah dibersihkan, cepat kering, tidak mudah pecah atau kuat
menahan beban yang berat dan tidak ada rintangan.
- Langit-langit
Langit-langit toko sangat berkaitan erat dengan sirkulasi di
dalam ruangan.Tinggi dari langit-langit biasanya disesuaikan
dengan luar ruang. Langit-langit yang tinggi akan memberikan
kesan luas dan terang bagi ruangan. Karena langit-langit juga
berfungsi sebagai tempat melintasnya saluran listrik, pipa air dan

LePMA-LPBP 19
Workshop Minishop

tempat penyimpanan lain maka penataan langit-langit tersebut


diupayakan dengan tetap menjaga ruang di bawahnya terasa
nyaman.
- Pencahayaan
Pencahayaan yang baik di dalam toko akan membuat nyaman
pengunjung. Selain itu pencahayaan akan memberikan kesan dan
penegasan pada produk yang dipajang atau dijual.

Layout Toko
Pengaturan layout toko harus memperhatikan alur dari
pengunjung, dan kemudahan akses antara area penjualan gudang
penyimpanan barang. Pada umumnya pengunjung yang memasuki
toko akan berjalan dan memperhatikan display dari produk yang
dijual. Untuk jenis toko yang menitikberatkan pada pelayanan,
biasanya ada pramuniaga yang akan membantu pengunjung,
sedangkan untuk toko atau departement store yang menerapkan
self service, pengunjung akan mengambil sendiri barang yang
diperlukannya dan kemudian membayarnya di kasir. Ada dua
pendekatan mendasar dari penyusunan layout toko yaitu grid
layout dan disain bebas.

LePMA-LPBP 20
Workshop Minishop

- Grid layout adalah penyusunan layout toko yang sangat umum.


Biasanya layout ini ditemui di supermarket dengan jenis
pelayanan self service. Di dalam toko, pengunjung akan
mendapatkan rak-rak yang disusun secara berbaris sesuai
dengan pengelompokan barangnya. Jarak antar rak-rak tersebut
memperhatikan keleluasaan gerak dari pengunjung sedangkan
tinggi rak atau gondola disesuaikan dengan jangkauan
pengunjung. Untuk efisiensi sekitar tepi ruang juga dipasang
rak. Sedangkan conter kasir ditempatkan dekat dengan pintu
keluar.

Dairy Product Meats

Housewares/detergents / bleaches
Baby needs / packaged goods

Health and beauty aids

Beverages / snacks
Packaged goods
Breads / cookies

Canned good

Paper goods
Produce

Froozen Foods
Checkouts
CE
AN

Courtesy desk
Delicatessen
TR
EN

EXIT

Gambar 2.5 Layout Grid

LePMA-LPBP 21
Workshop Minishop

- Bentuk Bebas
Pada bentuk layout ini pebisnis eceran dapat secara bebas
meletakan barang yang dijualnya dengan tetap
memperhatikan kemudahan pengunjung bergerak mencari
barang yang dicarinya, biasanya layout ini digunakan
Show window

Blouses
Slacks
Blouses

Bathing
Shorts suits

Shoes
Lingerie
ENTRANCE

Shoes
Dresses
Show window

Dresses

Dresses Jackets

Dressing Service desk


Room & Cashier

departement store.

Gambar 2.6. Layout FreeForm

Alokasi Ruang Untuk Meningkatkan Produktivitas


Untuk meningkatkan keuntungan pebisnis eceran perlu berkaitan
dengan ruang yang digunakan. Pengeluaran setiap meter persegi
dari ruang toko dihitung dari biaya yang yang dikeluarkan untuk
sewa atau pemeliharaan ruang pertahun dibagi dengan luas
ruangan. Namun demikian tidak semua bagian dari toko yang
berfungsi sebagai area penjualan, ada pula area yang digunakan
untuk penyimpanan barang, karenanya perhitungan biaya
tersebut perlu pula memperhatikan perbandingan luas area
penjualan dan area gudang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

LePMA-LPBP 22
Workshop Minishop

dengan upaya peningkatan laba didasarkan pada alokasi ruang


adalah sebagai berikut :
- Analisis Penjualan
Para pebisnis eceran melakukan analisis penjualan
berdasarkan penjualan pada tahun sebelumnya. Informasi
tersebut dapat dijadikan dasar perhitungan untuk alokasi
ruang. Beberapa jenis barang seperti jaket untuk musim hujan
atau baju seragam sekolah sebaiknya hanya dipajang untuk
waktu yang tidak terlalu lama karena sifatnya hanya periodik.
Dengan demikian area barang tersebut dapat diganti dengan
barang lain yang bisa lebih memberikan keuntungan.
- Prediksi perolehan laba
Dari data yang diperoleh dari asosiasi perdagangan, dapat
diketahui rata-rata penjualan suatu barang pada tahun yang
lalu. Dengan informasi tersebut pebisnis eceran dapat
memprediksi laba yang diperoleh untuk barang yang
menempati setiap meter area toko dengan tidak lupa
memperhitungkan perkakas untuk memajang atau
menyimpan barang tersebut.
- Pendekatan persediaan
Dengan pendekatan persediaan, pebisnis eceran akan
memperhitungkan jumlah barang yang akan dijual di area
toko disesuaikan dengan permintaan dari konsumen

Perkakas dan Perlengkapan


Barang yang dijual di toko, biasanya diletakkan pada suatu tempat
sehingga memudahkan konsumen atau pelayan mengambil

LePMA-LPBP 23
Workshop Minishop

barang tersebut. Selain itu perlengkapan pendukung juga


diperlukan untuk menunjang kegiatan di dalam toko.
- Perkakas.
Beberapa perkakas yang digunakan untuk menyimpan barang
adalah : gondola, showcase, keranjang, rak dan sebagainya

Gambar 2.7. Berbagai Bentuk Display

- Perlengkapan
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan di
dalam toko diantaran : AC, calculator, cash register, komputer,
electronic scanner, labeling machine dan sebagainya.
Penggunaan teknologi untuk pengelolaan toko
Perkembangan teknologi yang pesat dalam bidang komputer
membawa perubahan yang dramatis bagi dunia bisnis. Dalam industri
eceran, perusahaan terbesar dan terbaik banyak yang mengambil
keuntungan dari perkembangan teknologi tersebut untuk meningkatkan

LePMA-LPBP 24
Workshop Minishop

efisiensi perusahaan, yang artinya perusahaan dapat menjual produknya


pada konsumen pada tingkat harga yang lebih rendah.
• Komputer sebagai mesin cash register
Sampai saat ini para pebisnis eceran menggunakan berbagai macam jenis
mesin cash register untuk mengolah dan menyimpan data-data penjualan.
Secara umum pada awalnya, mesin ini hanyalah mesin pembantu, yang
memberikan informasi mengenai total penjualan pada saat akhir hari
(saat akan tutup toko) kemudian berkembang menjadi electronic cash
register yang memberikan informasi yang lebih lengkap dari mesin cash
register generasi sebelumnya misalnya informasi mengenai penjualan
langsung dari departemen yang terkait. Namun hal ini ternyata belum
memberikan hasil informasi yang optimal.

Gambar 2.8. Cash Register

Komputer personal (personal computer-PC) telah banyak mengubah


kondisi ini. Mesin yang sama yang dulu digunakan untuk menerbangkan
pesawat terbang pada Flight Simulator, sekarang ini dapat memberikan
informasi yang serinci mungkin mengenai bisnis yang sedang dijalankan
misalnya komputer yang dilengkapi dengan peralatan scanner, cash
drawer dan mesin pembaca kartu kredit. Dengan menggunakan komputer
personal kita dapat mencari nama, alamat dan nomor telepon dari
konsumen kita. Informasi ini dapat kita hubungkan dengan informasi

LePMA-LPBP 25
Workshop Minishop

mengenai pembelian yang selama ini telah dilakukan sehingga kita


dapat memantau frekuensi kedatangan dan kebutuhan konsumen
tersebut. Jika hal ini dapat dilakukan, maka kita dapat berkomunikasi
dengan konsumen secara pribadi pada saat-saat tertentu yang akhirnya
secara tidak langsung akan terjadi proses pemasaran yang relatif lebih
efektif.
Walaupun akan ditemukan pula keuntungan misalnya dari sisi
peningkatan produktifitas, keuntungan sebenarnya dari penggunaan
komputer personal pada bisnis ini yaitu peningkatan penjualan barang
yang ada di toko.
1. Automatic Replenishment
Penggunaan teknologi dalam hal ini teknologi komputer akan banyak
membantu mengefektifkan penggunaan waktu dalam pengelolaan toko.
Misalnya untuk hal sederhana seperti pengulangan order pembelian
suatu barang. Dengan menggunakan mesin automatic replenishment maka
order pembelian ini dapat dilakukan lebih cepat, lebih efisien dan dengan
penggunaan alternatif biaya yang lebih rendah dari pada penggunaan
tenaga manusia.
Ide dasar penggunaan mesin ini yaitu bila kita telah memiliki model
suatu stock barang pada suatu kondisi stock tertentu dengan biaya
tertentu pula, maka hal seperti ini dapat dilakukan oleh komputer.
Informasi mengenai jumlah barang, rata-rata harga penjualan dan
tanggal kadaluarsa dari barang tersebut dapat selalu dimonitor.
Walaupun penggunaan mesin/alat automatc replenishment bekerja
/berfungsi baik pada sistem dasar persediaan, banyak pebisnis eceran di
bidang pakaian yang mulai menggunakannya. Program komputer
digunakan untuk mencari ukuran, warna dan harga dari berbagai jenis
barang yang beli konsumen, kemudian dengan menggunakan komputer
barang yang sama tersebut dapat dipesan dari pemasok yang sama pula.

LePMA-LPBP 26
Workshop Minishop

Kelihatannya hal ini sederhana, namun dalam dunia bisnis eceran para
pebisnis semaksimal mungkin mencari jalan yang dapat memaksimalkan
penggunaan waktu yang ada. Dengan demikian penggunaan teknologi
yang efektifkan memungkinkan kita dalam pemanfaatan waktu untuk
dapat lebih banyak mengerjakan sesuatu yang lain.
1. Multimedia
Perkembangan terus menerus dalam bidang teknologi komputer
memungkinkan pebisnis eceran untuk melengkapi komputer pada toko
miliknya dengan peralatan CD-ROM drive untuk fasilitas multimedia
(penambahan fungsi suara, video, grafik pada komputer personal).
Banyak pemasok saat ini yang memberikan katalog dan pelatihan
mengenai informasi produk yang dijual melalui CD-ROM.
Untuk pengelolaan toko, teknologi multimedia ini dapat dimanfaatkan
misalnya pembuatan katalog untuk berbagai barang-barang yang dijual .
Pencarian lembar-lembar katalog secara manual umumnya
membutuhkan waktu. Sebagai gantinya kita dapat menyusun katalog
yang menggunakan fasilitas multimedia dilengkapi dengan alat touch-
screen display (layar monitor yang menggunakan teknologi layar sentuh
langsung pada monitor) yang dapat menampilkan berbagai jenis barang
yang dijual.
Saat ini, beberapa toko mulai memproduksi sendiri CD-ROM yang berisi
katalog. Penggunaan teknologi multimedia merupakan cara lain yang
dapat menjadi pilihan untuk berinteraksi , berkomunikasi dengan
konsumen.
1. UPC dan Teknologi EDI
Universal Product Code (UPC) adalah suatu kode yang secara unik
mengidentifikasikan satu jenis barang yang diperdagangkan (umumnya
untuk memudahkan bagian Stock Keeping Unit-SKU dalam mendata
barang-barang yang ada). Bentuk yang paling umum dari UPC yaitu

LePMA-LPBP 27
Workshop Minishop

berupa barcode, suatu kode berupa sederetan batang vertikal yang tertera
atau direkatkan pada kemasan/pembungkus untuk setiap jenis barang.
Kode ini dapat diterjemahkan oleh komputer yang dilengkapi dengan
program khusus. Penggunaan UPC ini telah meluas, dan hampir 90%
dari seluruh barang yang dikeluarkan oleh pabrik pada kemasannya
telah dilengkapi dengan UPC.

Gambar 2.9 UPC Barcode

Dengan menggunakan scanner untuk membaca dan menyimpan UPC


pada setiap barang yang terjual, kita akan mendapatkan informasi yang
tepat dan akurat mengenai hasil penjualan yang terjadi setiap hari.
Sehingga kita dapat membuat keputusan yang relatif lebih cepat untuk
melakukan pemesanan kembali. Dengan demikian konsumen lainnya
yang juga menginginkan pembelian suatu barang dapat terpenuhi
keinginannya atau dengan perkataan lain, persediaan barang tidak
pernah nol dan terpenuhinya barang di gudang menerapkan pola Just In
Time (JIT) yaitu kita membeli suatu barang pada saat kita membutuhkan
dan menerima barang tersebut tepat di saat kita memerlukannya. Konsep
ini dapat membantu meningkatkan efisiensi khususnya bagi para
pebisnis eceran yaitu menekan biaya investasi untuk gudang dan
menurunkan risiko penyimpanan barang di gudang.

Gambar 2.10. Scanner Barcode

LePMA-LPBP 28
Workshop Minishop

EDI (Electronic Data Interchange) adalah suatu alat yang dapat digunakan
oleh para pebisnis eceran ataupun pengelola toko dan pemasok untuk
saling mengirimkan informasi secara elektronik. Pengiriman data
dilakukan dalam bentuk format tertentu sehingga waktu pengiriman
dapat ditekan dan penggunaan kertas dapat dikurangi (paperless).
Penggunaan teknologi ini memungkinkan kita untuk melakukan
pemesanan pembelian pada beberapa pemasok secara elektronik.
Pemesanan dilakukan melalui komputer yang dihubungkan dengan
electronic mailbox yang kemudian akan mengirimkan pesanan pembelian
pada beberapa pemasok yang diinginkan.
Pemasok selanjutnya akan memproses pemesanan tersebut dan
mengirimkan pemberitahuan yang diperlukan untuk pengiriman barang
yang telah dipesan. Dengan demikian kita dapat mengetahui dengan
jelas barang yang kita beli dan pada saat barang tersebut datang , dengan
mudah kita dapat melakukan scan barcode pada barang tersebut.
Pembayaran untuk barang-barang tersebut dapat juga dilakukan melalui
media elektronik.
Beberapa waktu lalu, teknologi seperti ini hanya dapat dilakukan oleh
pebisnis eceran skala besar. Saat ini , pebisnis eceran untuk skala
menengah dan mungkin untuk setiap tingkatan dapat
memanfaatkannya. Bahkan di masa mendatang teknologi ini akan
menjadi suatu kebutuhan.
Pebisnis eceran dengan skala usaha besar umumnya telah menggunakan
teknologi EDI untuk berkomunikasi atau berhubungan dengan pemasok.
Hal ini dapat menekan jumlah karyawan yang biasanya menerima
pesanan secara manual sekaligus biaya yang dikeluarkan untuk menggaji
karyawan tersebut.

LePMA-LPBP 29
Workshop Minishop

1. Internet retailing
Kelancaran bertransaksi dengan pemasok saat ini telah dilengkapi lagi
dengan peralatan telekomunikasi yang makin canggih yaitu dengan
internet. Perkembangan bisnis perdagangan telah mencapai media ini
yaitu dengan maraknya pembuatan situs yang dapat mempromosikan
ataupun memberikan informasi, sekaligus transaksi pemesanan
mengenai barang-barang yang diperdagangkan. Situs-situs ini terkenal
dengan istilah situs portal, contohnya amazon.com yaitu suatu situs
portal yang dapat memberikan informasi mengenai buku dan sekaligus
transaksi pemesanan dapat dilakukan. Situs-situs semacam ini sekarang
makin banyak dibuat dan mulai bermunculan perusahaan-perusahaan
baru yang khusus berkecimpung dalam bisnis ini. Bagi para pebisnis
eceran yang memiliki komputer dilengkapi dengan internet maka
dengan mudah dapat berhubungan dengan pemasok yang memiliki situs
semacam ini.
Situs ini umumnya memuat informasi yang cukup rinci mengenai
barang-barang yang diperdagangkan. Awalnya, penggunaan internet
terbatas pada kebutuhan akan informasi yang relatif lebih cepat dari
media pemberitaan lainnya. Selanjutnya, dengan berkembangnya
pemrograman komputer mulailah dibuat homepage-homepage/situs
yang sifatnya terbatas pada pemberian informasi yang dilengkapi
dengan gambar-gambar yang lebih menarik dari yang umum
ditampilkan pada brosur. Sehingga para penjelajah internet tertarik
untuk berkunjung ke salah satu situs yang ada dan meminta informasi
lebih lanjut melalui media komunikasi lain misalnya telepon.
Perkembangan berikutnya memicu para programmer untuk berkreasi
dalam pembuatan situs tadi sehingga pembuatan situs selanjutnya
dikembangkan dengan berbagai fasilitas yang dapat memenuhi

LePMA-LPBP 30
Workshop Minishop

keinginan konsumen antara lain keinginan untuk dapat langsung


memesan barang yang diinginkan.
Menjual barang atau produk melalui internet memiliki beberapa
kesamaan dengan menjual melalui katalog, namun keduanya berbeda
secara mendasar jika dibandingkan dengan mengelola toko (barang
eceran). Sebagai contoh, jika kita menjual melalui internet maka kita
harus mempertimbangkan masalah penyimpanan barang di gudang dan
pengiriman barang yang dipesan melalui sarana transportasi tertentu.

Teknologi yang secara spesifik dapat membantu kelancaran operasional


yaitu meliputi komputer personal yang dilengkapi dengan peralatan keras
khusus (hardware) untuk bisnis eceran serta perangkat lunak (software) yang
juga khusus dibuat untuk bisnis eceran. Secara rinci perangkat keras tersebut
yaitu :
a. Cash drawer
b. Cash register keyboard khusus
c. Credit card reader (umumnya sudah menjadi satu dengan keyboard)
d. Laser scanner yang terhubung ke keyboard
e. Receipt printer
f. Modem kecepatan tinggi untuk keperluan approval kartu kredit
g. Tape backup system
h. Uninterruptible power supply (UPS)
i. Ticket printer
j. Printer inkjet atau laser printer untuk keperluan pembuatan laporan

Sedangkan perangkat lunak khusus untuk bisnis eceran yaitu :


a. Program Point of Sales (POS)
b. Merchandising program (back office)

LePMA-LPBP 31
Workshop Minishop

c. Program database konsumen


d. Accounting program
e. Program paket terintegrasi yang terdiri dari fasilitas-fasilitas di atas

Biasanya pebisnis eceran menyisihkan 1% - 2% dari hasil penjualan bersih


untuk investasi teknologi. Namun prosentase ini tentunya tergantung dari
kebijakan perusahaan atau pengelola toko masing-masing atau dengan
perkataan lain dapat diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan.
Dengan pembahasan di atas tentunya anda berpikir, apa kiranya alasan-
alasan yang tepat sehingga kita memutuskan untuk menggunakan teknologi
pada toko kita ? Ada kurang lebih 10 alasan yang dapat dikemukakan di sini,
alasan-alasan tersebut yaitu :
1. Kita dapat mengubah harga setiap barang yang ada di toko kapan saja
kita inginkan dan kita dapat mengetahui dengan pasti berapa jumlah
barang yang tersedia dan berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk hari
itu. Alasan ini sangat kuat jika dihubungkan dengan masalah waktu dan
aset yang kita miliki.
2. Kita dapat mengetahui barang-barang apa saja yang telah terjual, hal ini
dapat diketahui melalui kode barang yang tersimpan di dalam program
yang dimasukkan oleh petugas kasir pada saat barang tersebut
dibayarkan oleh konsumen. Dengan mengetahui barang-barang yang
telah terjual tersebut, otomatis akan diketahui pula pemasok dari barang
tersebut. Tingkat penjualan tersebut akan mempengaruhi besarnya
penawaran saat proses negosiasi antara pebisnis dengan pemasok.
3. Kita dapat mengetahui tingkat penjualan setiap barang setiap saat
tentunya pada waktu toko buka, dengan demikian dapat diketahui pula
rata-rata transaksi yang terjadi setiap jam, setiap hari atau setiap minggu.
4. Kita dapat mengandalkan teknologi untuk masalah pemesanan ulang
(reordering) dan pemesanan pembelian (purchase order). Dengan demikian

LePMA-LPBP 32
Workshop Minishop

penghematan waktu dan tenaga dapat diterapkan. Contohnya, suatu


perangkat lunak terintegrasi akan secara otomatis memunculkan nama
pemasok dan alamat dalam suatu form isian di komputer, atau
memunculkan form isian pesanan terakhir yang pernah dibuat ke suatu
pemasok sehingga kita tidak perlu mengisi ulang form tersebut (karena
inti dari isi form tersebut sama dengan form yang pernah dibuat
sebelumnya).
5. Dengan menggunakan teknologi, kecepatan pemrosesan transaksi pada
kasir dapat ditingkatkan sehingga antrian yang umumnya terjadi pada
kasir dapat dikurangi. Antrian yang sering terjadi biasanya disebabkan
oleh waktu yang dibutuhkan kasir untuk memasukkan data berupa kode
barang ke cash register (jika belum digunakan mesin scanner barcode).
Konsumen yang kurang sabar umumnya akan memilih mengembalikan
barang dan meninggalkan toko daripada harus menunggu.
6. Kita dapat membuat laporan keuangan melalui data yang diperoleh
secara akurat sehingga dapat terlihat apakah toko yang dikelola untung
atau rugi, dan jika terjadi kerugian dapat diketahui sebabnya.
7. Teknologi dapat membantu untuk pengontrolan barang dalam gudang.
Kita dapat mengetahui barang-barang yang dijual dan juga barang-
barang yang sudah mendekati kadaluarsa.
8. Kita dapat membuat tingkatan untuk 100 barang-barang yang paling
banyak terjual. Dengan demikian akan memudahkan pengelola toko
untuk melakukan pemesanan kembali terhadap barang-barang yang laku
terjual.
9. Kita dapat selalu berhubungan dengan konsumen. Dengan mengetahui
nama, alamat dan nomor telepon maka sewaktu-waktu pengelola dapat
berhubungan langsung dengan konsumen, misalnya pada waktu-waktu
tertentu ada promosi khusus maka pengelola dapat mengirimkan brosur
langsung ke alamat konsumen.

LePMA-LPBP 33
Workshop Minishop

10. Kita dapat membuat tingkatan untuk 100 konsumen yang sering
berbelanja ke toko kita. Dengan demikian dapat dibuat suatu promosi
khusus untuk konsumen atau pelanggan yang setia ke toko kita.

LePMA-LPBP 34
Workshop Minishop

BAB 3
ORGANISASI DAN MANAJEMEN TOKO

Organisasi dan Managemen Retail

Struktur organisasi yang menggambarkan tanggung jawab terhadap


tugas yang harus dikerjakan oleh setiap individu dalam suatu organisasi
sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan. Begitu pula dalam kegiatan
retail, struktur organisasi sangat diperlukan untuk memudahkan
pemantauan dan pengendalian semua kegiatan yang berlangsung setiap hari.
Langkah awal yang harus dilakukan dalam menyusun struktur organisasi
retail adalah mendefinisikan semua tugas yang ada, seperti :
- merchandising : merupakan kunci dari kegiatana operasional retail, yaitu
dalam hal pembelian dan penjualan barang.
- promotion : bertanggung jawab melakukan promosi perusahaan dan
barang yang dijual melalui media, public relation
maupun display di toko
- distribution and warehouse management : bertanggung jawab untuk
mengelola persediaan barang, melakukan pengecekan
dan penyortiran barang yang datang, melakukan
labelling dan mendistribusikannya
- Financial and Control : bertanggung jawab dalam hal mengelola keuangan
yang berhubungan dengan operasional retail meliputi
financing, cash flow, budgeting dan perhitungan pajak
- Data Processing : dalam retail modern, diperlukan suatu bagian yang
memiliki tanggung jawab menjaga kelangsungan
berjalannya pengoperasian komputer pada semua
tingkat di perusahaan retail tersebut.

LePMA-LPBP 35
Workshop Minishop

- Security : bertanggung jawab melindungi dan menjaga keamanan


toko dan perusahaan dari pencurian.

Kegiatan-kegiatan tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam beberapa


keompok, diantaranya kelompok gudang, toko, keuangan, promosi dan
sebagainya.
Ada beberapa tipe struktur organisasi retail. Untuk retail yang
skalanya cukup besar, dengan jumlah pegawai cukup banyak dan tugas yang
sangat beragam, biasanya bentuk struktur organisasinya adalah tall
organization dengan beberapa tingkat kewenangan.

President/Owner

Merchandising Store Operation/


Manager Management

Sales Sales Sales Advertising/ Maintanance Receiving / Personel


Public Relation Shipping

Sedangkan untuk retail berskala kecil, bentuk organisasinya cukup flat


organization, karena tingkat kewenangannya sebatas pemilik perusahaan dan
pekerja.

Owner

Salesperson Salesperson Salesperson

Ada beberapa macam struktur organisasi retailing diantaranya :


- Departementalisasi, yaitu pembagian kewenangan yang didasarkan pada
merchandising line tergantung pada produk atau barang yang dijualnya.
- Small - independent store, struktur organisasinya biasanya flat karena tidak
banyak orang terlibat di dalamnya, sehingga beberapa tugas biasanya
dirangkap oleh satu orang.

LePMA-LPBP 36
Workshop Minishop

- Medium-sized store, dalam struktur organisasi untuk perusahaan retailing


kategori ini dibentuk koordinator atau supervisi pada beberapa bagian,
terutama bagian merchandising agar kegiatan yang dilakukan menjadi
lebih efektif.

Owner

Accounting

Merchandising Store
Manager Operation

Sales Sales Sales Sales

- Large stores, struktur organisasinya panjang karena dalam kategori ini


semua area fungsional dibagi lagi menjadi bagian yang lebih spesifik.
- Branch stores, struktur organisasi cabang merupakan bagian dari struktur

Stockholders

Board of Director

Presiden t

Director Com puter S ervice Director Marketin g Research

L egal

V.P. V.P. V.P V.P . V.P.


Con troller Prom otion Merch andising Store O peration Person nel

Records Pu blic Division W arehousing Director


Relation Merch andising Personal
Manager Service

Credit Sales S ervice Director


Prom otion Buyer L abor
Relation

Merch andising Visu al Sales Maintenance


Controller Prom otion
Sales

E xpen se Advertising Sales W orkroom s


Controller
Buyer

Buyer Receiving

Sales
Secu rity
Sales

Sales

organisasi pusat yang bertanggung jawab pada kelangsungan usaha di


cabang.

LePMA-LPBP 37
Workshop Minishop

President

G eneral Branch Store


Merchandising Manager
Manager

Division Division Operation Sales


Merchandise Merchandise Manager Manager
Manager Manager

Buyer Buyer Departem ent Departem ent


Manager Manager

Sales Sales Sales Sales Sales Sales Sales Sales


Main Store Main Store Main Store Main Store Branch Branch Branch Branch

LePMA-LPBP 38

Anda mungkin juga menyukai