Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN

USAHA BUBUR AYAM “CINTA”


(Studi Kasus Pada Bubur Ayam “Cinta” Desa Iser)

Siti Naimah
Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Pekalongan
Email : snaimah14@gmail.com

ABSTRACT
Chicken porridge "Cinta" is a new business that was founded with its own capital. Chicken porridge on Arjuna
Street, Iser Village. Usually trading using a cart. Even though it is located on the village road the chicken
porridge is never empty of visitors especially on holidays. This chicken porridge business has been running since
1997. But until now it has no branches. The owner feels that he is not ready to sell even more. Because it feels like
100 servings per day is already a lot. Therefore, I would like to examine the viability of this business. Is this
business feasible to be developed or not. Aspects to be analyzed include market and marketing aspects, technical
aspects, financial aspects, human resources aspects, and environmental aspects. Market and marketing analysis
shows that the prospect of "Cinta" chicken porridge is quite good, seen from the increasing number of requests every
year. Technical and production analysis shows that the location of this business is close to settlements making it
easier to reach consumers. Financial analysis using 100% of its own capital obtained Payback Period (PP) which
is 2 years and 5 months.
Keyword : Culinary, Chicken Porridge, Feasibility Study, Aspects of Feasibility Study

ABSTRAK
Bubur Ayam “Cinta” merupakan usaha baru yang didirikan dengan modal sendiri. Bubur ayam
yang berada di Jalan Arjuna, Desa Iser. Biasanya berdagang menggunakan gerobak. Walaupun
letaknya di jalan desa bubur ayam ini tidak pernah sepi pengunjung apalagi pada hari libur. Usaha
bubur ayam ini sudah berjalan sejak tahun 1997. Namun sampai sekarang belum memiliki
cabang. Pemilik merasa belum siap untuk bisa menjual porsi yang lebih banyak lagi. Karena
dirasa 100 porsi perhari pun sudah banyak. Oleh karena itu, saya ingin meneliti kelayakan bisnis
ini. Apakah bisnis ini layak untuk dikembangkan atau tidak. Aspek-aspek yang akan dianalisis
antara lain aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan, aspek sumber daya
manusia, dan aspek lingkungan. Analisis pasar dan pemasaran menunjukkan bahwa prospek
Bubur ayam “Cinta” cukup baik, dilihat dari peningkatan jumlah permintaan setiap tahun.
Analisis teknis dan produksi menunjukkan bahwa lokasi usaha ini dekat dengan
pemukiman sehingga memudahkan untuk menjangkau konsumen.. Analisis finansial dengan
menggunakan 100% modal sendiri didapatkan hasil Payback Period (PP) yaitu 2 tahun 5
bulan.
Kata Kunci : Kuliner, Bubur Ayam, Studi Kelayakan, Aspek-Aspek Studi Kelayakan
Bisnis

1
PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, maka orang sekarang mulai berhati-hati
dalam memilih dan membeli makanan, karena pada masa kini banyak makanan yang dibuat
dengan menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Sebagian dari masyarakat kelas bawah,
memilih makanan hanya berpedoman pada rasanya yang enak dan murah. Dua hal inilah yang
menjadi prioritas utama mereka dalam membeli makanan. Mereka tidak begitu memikirkan
kandungan yang terdapat dalam makanan tersebut. Makanan yang memiliki rasa yang enak
dengan harga yang cukup murah dan aman untuk dikonsumsi karena tidak menggunakan bahan
kimia yang berbahaya, serta memiliki kandungan gizi yang cukup. Maka sangat potensial bila
mengembangkan usaha bubur ayam ini, karena sebagian dari masyarakat sangat menyukai bubur
ayam dikarenakan rasanya yang enak, gurih dan nikmat.
Usaha bubur ayam merupakan salah satu bisnis murah yang bisa dijalankan dengan
mudah tanpa memakan modal yang besar. Bubur ayam bisa dibilang merupakan makanan khas
orang Indonesia. Hampir setiap orang menyukai bubur ayam, apalagi jika disantap pada pagi hari.
Tidak hanya anak-anak, orang tua pun tak sedikit yang suka makan bubur ayam. Hal ini membuat
peluang usaha bubur ayam menjadi terbuka lebar dan memiliki prospek yang bagus. Bubur ayam
mudah dalam penjualannya karena bubur ayam termasuk makanan favorit semua kalangan, ini
merupakan potensi yang bernilai ekonomi bagi yang ingin terjun ke dalam dunia usaha. Bahkan
beberapa pelaku usaha mulai menyasar pangsa pasar yang lebih spesifik. Salah satunya yaitu usaha
Bubur ayam dengan segala ciri khas dan cita rasanya mampu menarik perhatian dari
semua kalangan, usia dan daerah. Bubur ayam sedari dahulu sudah memiliki pasarnya sendiri,
bahkan selalu dicari di setiap waktu, tidak hanya di pagi hari, melainkan juga dicari di siang
ataupun malam hari. Berbisnis kuliner dengan panganan bubur ayam tentunya akan sangat
menjanjikan, terutama di daerah atau komplek perumahan yang kebanyakan orangnya adalah
pekerja. Tentunya mereka akan mencari makanan yang cepat saji serta enak dan mengenyangkan.
Analisis Kelayakan Aspek Studi Kelayakan merupakan langkah awal yang menjadi
titikacuan dalam memutuskan pelaksanaan atau penundaan dalam membangun sebuah bisnis/
usaha. Substansi kegiatan studi kelayakan bisnis adalah kegiatanmelakukan penelitian dan
penyelidikan yang mendalam tentang bisnisyang akan digeluti. Hal ini ditinjau dari berbagai
aspek sehingga diperoleh gambaran awal tentang layak-tidaknya usaha tersebut dibangun di
suatu wilayah, serta apa antisipasi yang akan diterapkan.
Kasmir dan Jakfar (Rusdiana, 2014) menjelaskan studi kelayakan bisnis adalah kegiatan
yang mempelajari secara mendalam suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan untuk
menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan. Tujuan utama dilakukan studi kelayakan

2
bisnis adalah perusahaan tersebut berjalan sesuai harapan, baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang serta untuk mengukur seberapa besar potensi usaha tersebut, baik dalam situasi
mendukung maupun situasi yang tidak mendukung. Hasil studi kelayakan bisnis berupa
dokumentasi lengkap dalam bentuk tertulis yang diperlihatkan mengenai rencana bisnis dengan
nilai-nilai positif bagi aspek-aspek yang diteliti sehingga akan dinyatakan sebagai proyek
bisnis yang layak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha dari aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis, aspek sumber daya manusia, aspek keuangan, dan aspek lingkungan
dalam pengembangan usaha Bubur Ayam “Cinta”. Hasil penelitian bisa dijadikan rekomendasi
pengembangan usaha Bubur Ayam “Cinta”.

LANDASAN TEORI
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Menurut Stanton dalam Umar (2003), pasar adalah kumpulan orang-orang yang
mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk
membelanjakannya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan ditelaah dalam aspek ini
adalah (Nurmalina dkk, 2009):
a. Permintaan, baik secara total atau diperinci menurut daerah, jenis konsumen,
perusahaan besar pemakai. Disini juga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan
tersebut.
b. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun yang berasal dari impor.
Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan
datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini seperti jenis barang yang bisa
menyaingi, kebijakan dari pemerintah, dan sebagainya perlu diperhatikan.
c. Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor dan produksi dalam negeri
lainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga dan bagaimana polanya.
d. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan bauran
pemasaran (marketing mix). Identifikasi siklus kehidupan produk (product life cycle),
pada tahap apa produk akan dibuat.
e. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai
perusahaan.
Kotler (2004) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses tempat individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui menciptakan dan
mempertukarkan produk dan nilai dengan orang lain. Dua sasaran pemasaran yang utama

3
adalah menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan
konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan.
Sedangkan menurut Stanton dalam Umar (2007), pemasaran adalah keseluruhan sistem
yang berhubungan dengan kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan
harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan
memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Agar berhasil di
dalam pasar dengan tingkat persaingan yang cukup tinggi, perusahaan harus memperhatikan
pelanggan, meraih pelanggan dari pesaing, mempertahankan dan mengembangkan mereka
dengan nilai yang lebih baik (Kotler, 2004).
Menurut Kotler (2004), ada tiga langkah dalam proses mendesain strategi untuk
melayani pelanggan secara lebih baik, yaitu :
a. Segmentasi Pasar (Segmentation)
Merupakan proses membagi pasar ke dalam kelompok pembeli yang berbeda-beda
berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau perilakunya yang mungkin membutuhkan
bauran produk atau bauran pemasaran yang terpisah. Konsumen dapat dikelompokkan
dan dilayani dengan berbagai cara berdasarkan faktor geografis, demografis, psikografis,
dan perilaku.
b. Membidik Pasar (Targeting)
Meliputi mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau
beberapa segmen yang akan dimasuki. Perusahaan harus membidik segmen dimana
perusahaan dapat memberikan nilai yang terbesar bagi pelanggan dan
mempertahankannya dalam jangka waktu yang cukup lama.
c. Penetapan Posisi di Pasar (Positioning)
Merupakan pengaturan agar suatu produk menempati tempat yang jelas, terbedakan dan
diinginkan dalam benak konsumen sasaran dibandingkan dengan tempat produk
pesaing.

2. Aspek Teknis
Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan batasan
garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik proyek.
Pengkajian aspek teknis sangat erat hubungannya dengan aspek-aspek lain, terutama aspek
finansial, ekonomi, dan pasar. Hubungan erat ini diartikan sebagai saling memberi masukan,
dan keputusan mengenai aspek yang satu tergantung bagaimana dampaknya terhadap aspek
yang lain dan sebaliknya. Pada studi kelayakan aspek ini masih dalam bentuk konseptual.

4
Baru nanti di tahap berikutnya dilanjutkan dan dikembangkan menjadi desain engineering
terinci, dan menjadi cetak biru proyek yang akan dibangun (Soeharto, 1999).
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan
bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun.
Pelaksanaan evaluasi dari aspek ini seringkali tidak dapat memberikan suatu keputusan yang
baku, atau dengan kata lain masih tersedia berbagai alternatif jawaban. Karenanya sangat
perlu diperhatikan beberapa pengalaman pada bisnis lain yang serupa di lokasi lain yang
menggunakan teknologi serupa. Keberhasilan penggunaan teknologi sejenis di tempat lain
sangat membantu dalam pengambilan keputusan akhir (Nurmalina dkk, 2009).
Menurut Nurmalina dkk (2009), faktor-faktor yang perlu mendapat jawaban dari aspek
teknis ini adalah:
a. Lokasi bisnis, yakni dimana suatu bisnis akan dilaksanakan baik untuk pertimbangan
lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik.
b. Seberapa besar skala operasi/luas produksi ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan
skala ekonomis.
c. Kriteria pemilihan mesin dan equipment utama serta alat pembantu mesin dan
equipment.
d. Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang dipilih, termasuk juga
layout bangunan dan fasilitas lain.
e. Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat.
Sebelum semua faktor di atas diidentifikasi ada beberapa hal yang harus diketahui
terlebih dahulu yaitu karakteristik produk yang dihasilkan yang meliputi standar kualitas,
dimensi, warna, paten, trade mark, lisensi, syarat penyimpanan, packing, syarat pengiriman
dan juga kemungkinan untuk mempertimbangkan bahwa tidak keseluruhan komponen
produk dibuat sendiri (Nurmalina dkk, 2009).

3. Aspek Keuangan
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan,
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana,
biaya modal, kemampuan bisnis untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang
telah ditentukan dan menilai apakah bisnis akan dapat berkembang terus (Umar, 2003).
Dalam pengkajian aspek keuangan diperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan
untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Dana untuk membangun

5
usaha disebut dana modal tetap yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan pra investasi,
pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan dan biaya lain yang bersangkutan dengan
pembangunan bisnis. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk memutar roda operasi bisnis
setelah selesai dibangun disebut dana modal kerja (Nurmalina dkk, 2009).
Studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu menganalisis bagaimana prakiraan aliran
kas akan terjadi. Adapun beberapa indikator yang sering digunakan untuk menentukan
kelayakan usaha dari aspek keuangan diantaranya :
a. Payback Period (PP)
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain
payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow nya
yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan
maksimum payback period yang dapat diterima (Umar, 2003).
b. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari
arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan
investasi awal (Umar, 2003).
c. Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total present value
manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih
tambahan selama umur bisnis. Nilai yang dihasilkan dalam perhitungan NPV adalah
dalam satuan mata uang (Nurmalina dkk, 2009).

4. Aspek Sumber Daya Manusia


Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan
sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumber daya
lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan. Perencanaan sumber daya manusia
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan bisnis
dan lingkungan pada organisasi pada waktu yang akan datang dan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut. Secara lebih
sempit, perencanaan sumber daya manusia berarti mengestimasi secara sistematik
permintaan (kebutuhan) dan suplai tenaga kerja organisasi pada waktu yang akan datang.
Perencanaan sumber daya manusia adalah perencanaan strategis untuk mendapatkan sumber

6
daya manusia yang memenuhi kualifikasi dengan kualitas yang optimal guna mencapai tujuan
perusahaan.
Prinsip perencanaan sumber daya manusia, yaitu:
a. mengintegrasikan perencanaan sumber daya manusia dengan strategi divisi lainnya, yang
sesuai dengan strategi perusahaan;
b. memberikan kepemimpinan yang menekankan pentingnya pengembangan perusahaan
dengan melibatkan seluruh divisi dalam perusahaan;
c. mendirikan unit pusat perencanaan sumber daya manusia, yang bertanggung jawab
kepada manajemen senior;
d. mendefinisikan jangka waktu perencanaan;
e. menentukan ruang lingkup dan rincian tentang perencanaan sumber daya manusia;
f. mendasarkan perencanaan sumber daya manusia pada informasi yang paling
komprehensif dan akurat.
Untuk merancang dan mengembangkan perencanaan SDM yang efektif, Manzini (1996)
menyatakan tiga tipe perencanaan yang saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan sistem
perencanaan tunggal, yaitu sebagai berikut.
a. Strategic planning, untuk mempertahankan kelangsungan organisasi dalam lingkungan
persaingan.
b. Operational planning, untuk menunjukkan demand terhadap sumber daya manusia.
c. Human resources planning, yang memprediksi kualitas dan kuantitas kebutuhan sumber
daya manusia dalam jangka pendek dan jangka panjang, yang mengembangkan
program pengembangan dan kebijaksanaan SDM.

5. Aspek Lingkungan
Aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis terhadap lingkungan, apakah dengan
adanya bisnis tersebut lingkungan menjadi semakin baik atau sebaliknya. Pertimbangan
tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan
menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan bertahan
lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt dalam Nurmalina dkk, 2009).
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
AMDAL adalah hasil studi atau telaah secarah cermat tentang dampak penting suatu
kegiatan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan atau
proyek yang akan dilaksanakan, sedangkan AMDAL adalah keseluruhan dari hsil studi

7
yang disusun secara sistematis dan merupakan satu kesatuan dalam bentuk dokumentasi
yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.
AMDAL yaitu singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Dalam
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan
penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL sendiri merupakan suatu kajian
mengenai dampak positif dan negatif dari suatu rencana kegiatan/proyek, yang dipakai
pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek layak atau tidak layak
lingkungan. Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun dengan
mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya dan
kesehatan masyarakat.
Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan
hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh
teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi
dampak negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan,
maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan
yang diputuskan tidak layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
b. Manfaat AMDAL
Manfaat AMDAL secara umum adalah menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan agar layak secara lingkungan. Layak secara lingkungan berarti kegiatan
tersebut sesuai dengan peruntukkannya sehingga dampak yang ditimbulkan dapat ditekan.
Penyusunan AMDAL ternyata juga memiliki manfaat yang sangat besar, diantaranya:
1) Sebagai bahan untuk perencana pembangunan wilayah.
2) Membantu dalam proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup
dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
3) Memberikan masukan dalam menyusun desain rinci teknis atau rencana usaha dan
atau kegiatan.
4) Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.
5) Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang bisa ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan (sebelum usaha dan atau kegiatan itu dilaksanakan)

8
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Kelayakan Terhadap Aspek Pasar dan Pemasaran
a. Permintaan Pasar
Tanpa adanya permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, maka
usaha yang dijalankan tidak mempunyai nilai atau manfaat ekonomis. Kegiatan usaha
selalu didasari oleh adanya kebutuhan akan barang dan jasa dari pasar. Kebutuhan
masyarakat terhadap kebutuhan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, maka dari
itu setiap orang pasti selalu melakukan sarapan.
b. Pesaing
Untuk pesaing sendiri tidak ada, karena jarang yang berjualan bubur. Lebih banyak yg
berjualan sarapan nasi. Pernah ada yang berjualan bubur ayam keliling, namun rasanya
tidak seenak bubur ayam “cinta”.
c. Pangsa Pasar
Target penjualan Bubur Ayam “Cinta” ini adalah semua kalangan, baik kalangan anak-
anak, remaja, dewasa bahkan orang tua.
d. Strategi Bauran Pemasaran
1) Produk (Product)
Bubur Ayam “Cinta” selain menyediakan bubur ayam, juga menyediakan berbagai
aneka sate, yaitu sate telur puyuh dan sate usus ati.
2) Harga (Price)
Harga per satuan mangkuk atau satu porsi bubur ayam ini seharga Rp 5000,00 selain
itu di tempat usaha makanan ini dijual juga menu tambahan yaitu sate telur puyuh
seharga Rp 2500,00 dan sate usus ati seharga Rp 1500,00
3) Tempat (Place)
Usaha bubur ayam ini sangat strategis karena letaknya di pinggir jalan. Oleh karena
itu mudah di jangkau dan di akases oleh pelanggan. Untuk jam kerjanya mulai pukul
06.00-08.00 pagi.
4) Promosi (Promotion)
Tidak ada promosi melalui media atau iklan. Hanya saja dengan informasi dari
mulut-kemulut pelanggan yang sudah makan di usaha bubur ayam ini.

2. Analisis Kelayakan Terhadap Aspek Teknis


a. Spesifikasi Tempat : yaitu usaha bisnis ini tepat di pinggir jalan desa
b. Pembuatan bubur : Bubur di buat dan di racik langsung di tempat usaha.

9
Prasarana :
1) Gerobak
2) Kompor
3) Panci
4) Alat Makan ( Mangkuk, Piring, Gelas , Sendok dll)
Bahan Baku
1) Beras
2) Ayam
3) Kacang
4) Bumbu untuk kuah
Proses Kerja Pra-Produksi
1) Memilih bahan baku yan ingin dibeli.
2) Membeli bahan baku yang dibutuhkan
3) Langsung menuju lokasi usaha bubur ayam
Proses Kerja Produksi
1) Masak beras dengan air dengan diaduk sesekali di atas api kecil hingga menjadi bubur.
Tambahkan air jika diperlukan.
2) Masukkan santan dan garam, aduk rata dan masak sebentar hingga meletup-letup,
angkat.
3) Tuang bubur ke dalam mangkuk saji, beri kuah dan kecap lalu sajikan beserta suwiran
daging ayam dan bahan pelengkapnya..
Proses Kerja Pasca Produksi
Setelah melakukan kegiatan produksi, selanjutnya penyajian dan pelayanan kepada
konsumen setelah mau tutup usaha mempersiapkan untuk kebutuhan besok.

3. Analisis Kelayakan Terhadap Aspek Keuangan


a. Permintaan dan Penawaran
Penawaran pasar dari usaha ini diperkirakan sekitar 100 porsi perhari nya. Permintaan
pasar atau penjualan produk ini hanya sekitar 80 porsi perharinya, dan hal ini sedikit
lebih rendah dari perkiraan penawaran yang ditargetkan. Target pasar dari produk yang
diinginkan oleh pemilik yaitu sesuai dengan penawaran pasar yaitu sekitar 100 porsi
perharinya.

10
b. Tingkat Keuntungan dan Omset Penjualan Bubur Ayam :
Pemasukan
80 porsi x 5000 x 30 hari = Rp.12.000.000
Pemasukan lain-lain :
Penjualan sate ati : 30 tusuk x 1500 x 30 hari = Rp 1.350.000
Penjualan sate telur : 30 tusuk x 2500 x 30 hari = Rp 2.250.000
Total Pemasukan : Rp 12.000.000 + Rp 1.350.000+ Rp 2.250.000 = Rp.15.600.000
Pengeluaran
Untuk Biaya-biaya
Peralatan masak (1.000.000/tahun) : Rp. 83.333
Beras (8 Kg x @Rp 10.000 x 30 hari) : Rp 2.400.000
Ayam 2 Kg x (@ 60.000 x 30 hari ) : Rp 3.600.000
Bumbu dan bahan pelengkap 100.000 x 30 hari) : Rp 3.000.000
Plastik dan sejenisnya : Rp 50.000
Gas ukuran 3 Kg (Rp 20.000/tabung x 10 kali) : Rp 200.000
Biaya lain-lain : Rp 100.000
Total biaya operasional : Rp 9.163.333
Keuntungan Perbulan
Laba = Total Pemasukan – Biaya Operasional
= Rp 15.600.000 – Rp 9.163.333
= Rp 6.436.667/bulan
c. Analisis Payback Period (PP)
Sehingga pemasukan bersih (kas bersih)
= Rp 15.600.000 – Rp 9.163.333
= Rp 6.436.667/bulan
Dengan demikian
Payback Period (PP) = Rp 15.600.000/Rp 6.436.667
= 2,42 bulan
Period pada daerah penelitian adalah berkisar antara 9 bulan hingga 24 bulan.
Sehingga berdasarkan rujukan tersebut maka perhitungan Payback Period diatas,
investasi ini dinyatakan layak diterima.

11
4. Analisis Kelayakan Terhadap Aspek Sumber Daya Manusia
a. Tenaga Kerja
Untuk spesifikasi pekerjaan sendiri yaitu membuat bubur, bumbu bubur ayam, memasak
bahan pelengkap dan melayani pelanggan. Karena menyadari kemampuannya terbatas,
maka Bapak Danuri mengerjakan semuanya sendiri, tetapi ketika memasak hanya
dibantu oleh anak dan istrinya. Untuk melayani pelanggan beliau mengerjakan sendiri
b. Kemampuan Tenaga Kerja
Pengalaman dan pembelajaran yang ada membuat pelaksanaan bisnis akan semakin baik
dan berkembang. Dilihat dari lamanya usaha ini berjalan, rasanya tidak pernah berubah,
maka dari itu kemampuan pemilik sudah tidak diragukan lagi.

5. Analisis Kelayakan Terhadap Aspek Lingkungan


Pada usaha bubur ayam ini dapat dikatakan tidak menghasilkan sisa atau limbah yang dapat
mengganggu lingkungan sekitar. Sisa atau limbah produksi pada umumnya berupa sisa
masakan, potongan-potongan bahan yang tidak ikut terpakai, dan sisa-sisa sayuran yang
terdapat pada produk yang dihasilkan. Semua limbah tersebut tidak dapat digunakan lagi dan
pada akhirnya akan dibuang ke tempat pembuangan.

PENUTUP
1. Analisis pasar dan pemasaran menunjukkan bahwa prospek Bubur Ayam “Cinta” cukup
baik, hal ini dilihat dari peningkatan jumlah permintaan setiap tahun. Ketersediaan
bahan baku dan bahan pembantu yang memadai, dan strategi terkait bauran pemasaran
yang cukup bagus.
2. Analisis teknis dan produksi meninjukkan bahwa kondisi tempat serta peralatan
produksi tetap bersih dan terjaga kualitasnya, serta memenuhi kapasitas produksi.
3. Analisis sumber daya manusia menunjukkan bahwa pemilik usaha belum menjalankan
fungsi-fungsi manajemen dengan baik, dikarenakan pemilik mengerjakan semuanya sendiri
dan tidak pernah memperkerjakan pegawai.
4. Analisis finansial dengan menggunakan 100% modal sendiri dikatakan layak berdasarkan
hasil perhitungan kelayakan investasi yang meliputi Payback Period, dimana nilai PP
atau jangka waktu pengembalian modal kurang dari umur investasi (5 tahun).
5. Analisis lingkungan meninjukkan bahwa pada usaha bubur ayam ini dapat dikatakan tidak
menghasilkan sisa atau limbah yang dapat mengganggu lingkungan sekitar.

12
DAFTAR PUSTAKA
Rinofah, Risal dan IGN Soni Kurniawan. 2016. Analisis Kelayakan Usaha Warung ”Burjo” (Studi
Kasus Di Dusun Karang Gayam, Catur Tunggal, Depok Sleman, Yogyakarta). JKB Vol. 19. No.X,
hlm. 1-11.
Mujiningsih, Mega Indah. 2013. Analisis Kelayakan Usaha Dan Strategi Pengembangan Industri Kecil
Tempe Di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Imron, Ali. 2015. Analisis Kelayakan Pemasaran Dan Keuangan UMKM di Kabupaten Pemalang. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis (JEBI), Vol. 17, No. 02, hlm. 50-62.
Afiyah, Abidatul, Muhammad Saifi, dan Dwiatmanto. 2015. Analisis Studi Kelayakan Usaha
Pendirian Home Industry (Studi Kasus pada Home Industry Cokelat “Cozy” Kademangan Blitar).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 23, No. 1, hlm. 1-11.
Irfani, Rofiq. 2011. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ransel Laptop Di UMKM Yogi Tas Desa
Laladon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Skripsi Institut Pertanian Bogor.
Yuningrum, Heny. 2016. Usaha Untuk Meningkatkan Loyalitas Toko Kelontong Dalam Menghadapi
Usaha Ritel Yang Menjamur Di Masyarakat. Jurnal Economica, Vol. VII, No. 2, hlm. 109-139.

13

Anda mungkin juga menyukai