Di susun oleh:
Purwakarta
2020
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Strategi
Tata Letak (Strategi Layout)”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Meski telah disusun maksimal
oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini
sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat
dan pelajaran dari makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................................15
B. Saran .......................................................................................................................15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menetapkan suatu layout yang akan digunakan oleh suatu perusahaan harus juga
mempertimbangkan berbagai keputusan operasional yang sudah dibuat sebelumnya.
Keputusan operasional yang berkaitan dengan layout diantaranya adalah desain produk,
lokasi, proses maupun kapasitas perusahaan. Strategi layout secara yang tersedia,
peralatan atau fasilitas yang diguakan sehingga segala macam aliran yang ada
diperusahaan baik berupa informasi maupun bahan dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Layout yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah
ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat.
Layout atau tata letak merupakan satu keputusan yang menentukan efisiensi
sebuah operasi dalam jangka panjang. Banyak dampak strategi yang terjadi dari hasil
keputusan tentang layout, diantaranya kapasitas, proses fleksibilitas, biaya, kualitas
lingkungan kerja, kontak konsumen dan citra perusahaan. Layout yang efektif membantu
perusahaan mencapai sebuah strategi yang menunjang strategi bisnis yang telah
ditetapkan diantara diferensiasi, biaya rendah maupun respon cepat.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengertian dan pentingnya strategi keputusan layout bagi perusahaan
atau manufaktur ?
b. Bagaimana tipe-tipe tata letak (layout)?
c. Bagaimana jenis-jenis tata letak (layout)?
C. Tujuan
a. Mengetahui definisi dan kepentingan strategi layout dalam sebuah perusahaan atau
manufaktur.
b. Mengetahui tipe-tipe tata letak (layout) beserta dengan definisinya.
c. Mengetahui jenis-jenis tata letak (layout) dengan pembahasannya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tata letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara
jangka panjang. Tata letak adalah keputusan mengenai penempatan mesin-mesin pada tempat
terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja ( pada pengaturan kantor) atau pusat
pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau departemen store).
Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing
perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak
dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif akan dapat menunjang
pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau
respon yang cepat.Dan tata letak yang efektif akan dapat menfasilitasi terjadinya aliran bahan,
manusia dan informasi dalam suatu wilayah dan antar wilayah.
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik pada
dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi dalam pengaturan
segala fasilitas produksi dan area kerja.
Lay out (Tata letak) sangat penting karena banyak kegiatan operasional baik perusahaan jasa
maupun manufaktur dapat dicapai dengan baik, melalui tata letak yang baik , yakni :
2
2. Tipe-tipe Tata Letak (Layout)
1) Layout dengan posisi tetap, biasanya untuk proyek besar yang memerlukan tempat luas
seperti pembuatan jalan layang maupun gedung.
2) Layout berorientasi pada proses, untuk produksi dengan volume rendah dan bervariasi
tinggi disebut juga “job shop”.
3) Layout perkantoran, bagaimana menempatkan tenaga kerja, peralatan kantor, dan ruangan
kantor yang melancarkan aliran informasi.
4) Ritel layout, penempatan rak dan pemberian tanggapan atas perilaku konsumen.
5) Layout gudang, mengefisienkan ruang penyimpanan dan sistem penanganan bahan
dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangannya.
6) Layout berorientasi produk, pemanfaatan tenaga kerja,mesin yang terbaik dalam produksi
yang kontinyu atau berulang.
Agar dapat menetapkan layout yang efektif maka perlu menetapkan beberapa hal
diantaranya adalah :
Masalah yang dihadapi pada layout posisi tetap adalah bagaimana mengatasi kebutuhan
layout proyek yang tidak berpindah atau proyek yang menyita tempat yang luas. Contoh proyek
seperti ini adalah pembuatan jalan layang, gedung, , jalan raya, jembatan, rumah dan meja
operasi di ruang operasi rumah sakit.
Jika tidak dikembangkan dengan baik, tata letak ini akan bertambah kerumitannya
dikarenakan tiga faktor. Pertama, terbatasnya tempat pada semua lokasi produksi. Kedua, setiap
3
tahapan yang berbeda pada proses konstruksi membutuhkan bahan yang berbeda, oleh karena itu
banyak hal menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek. Ketiga, volume bahan yang
dibutuhkan bersifat dinamis sesuai perkembangan proyek.
Karena permasalahan tata letak dengan posisi tetap sulit dipecahkan di lokasi, strategi
alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek ada hal-hal yang dikerjakan diluar lokasi,
misalnya pada proyek pembuatan jalan layang maka pembuatan konstruksi besi dilakukan di luar
lokasi setelah jadi tinggal melakukan penanamannya dilokasi proyek.
4
Biaya Minimum = S S Xij Cij
i=1 i=1
dimana :
n = jumlah total stasiun
ij = masing-masing departemen
Xij = jumlah beban yang dipindahkan antar bagian dari i ke j.
Cij = biaya untuk memindahkan beban antar bagian dari i ke j.
Fasilitas yang penempatannya berorientasi pada proses mencoba untuk meminimalkan beban
atau perjalanan. Untuk mengerjakannya mengikuti langkah-angkah sebagai berikut :
Langkah 1 : membuat matriks “dari-ke” menunjukkan aliran barang atau bahan dari
departemen ke departemen lain.
Langkah 2 : menentukkan kebutuhan luas ruang tiap bagian.
Langkah 3 : membangun sebuah diagram skematis awal yang menunjukkan urutan
departemen yang harus dilalui oleh komponen.
Langkah 4 : tentukan biaya layout ini dengan menggunakan rumus biaya minimum.
Langkah 5 : dengan cara coba-coba atau dengan pendekatan “program computer yang
canggih” cobalah untuk memperbaiki layout untuk pengaturan bagian yang cukup
baik dalam arti efisien.
Langkah 6 : menyiapkan rencana detail untuk mengatur bagian agar sesuai dengan bentuk
bangunan atau wilayah yang tidak dapat dipindahkan (seperti toilet dan tangga).
Langkah ini sering meliputi proses memastikan bahwa rencana akhir dapat
memenuhi persyaratan listrik, estetika, atau faktor lainnya.
Contoh :
Sebuah perusahaan mempunyai enam departemen yang masing-masing ditempatkan pada
ukuran ruang yang sama dengan luas gedung sebesar (24x12) meter persegi, sehingga ukuran
ruang masing-masing (8x6) meter persegi. Gunakan konsep minimize cost untuk layout
berorientasi proses apabila matriks aliran prosesnya adalah sebagai berikut :
Departemen
Deft A Deft B Deft C Deft D Deft E Deft F
Deft A 50 100 0 0 20
Deft B 30 50 10 0
5
Deft C 20 0 100
Deft D 50 0
Deft E 0
Deft F
Biaya pemindahan untuk ruang yang berdekatan sebesar Rp. 1.000,- sedangkan yang tidak
berdekatan sebesar Rp 2.000,-
Layout :
Apabila layout adalah sebagai berikut :
Ruang 1 Ruang 2 Ruang 3
Dept A Dept B Dept C
Biaya :
1-2 = 50 x Rp 1.000,- = Rp 50.000,-
1-3 = 100 x Rp 2.000,- = Rp 200.000,-
1-6 = 20 x Rp 2.000,- = Rp 40.000,-
2-3 = 20 x Rp 1.000,- = Rp 20.000,-
2-4 = 50 x Rp 1.000,- = Rp 50.000,-
2-5 = 10 x Rp 1.000,- = Rp 10.000,-
3-4 = 30 x Rp 2.000,- = Rp 60.000,-
3-6 = 100 x Rp 1.000,- = Rp 100.000,-
4-5 = 50 x Rp 1.000,- = Rp 50.000,-
6
Total keseluruhan Rp 570.000,-
7
3) Layout Perkantoran (0ffice Layout)
Adalah cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja, dan ruang dengan
mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan informasi. Hal yang membedakan
antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan informasi, namun demikian pada
beberapa lingkungan kantor, produksi sangat bergantung pada aliran bahan. Tata letak dan fungsi
kantor terus berubah akibat perubahan teknologi. Walaupun begitu, analisis tata letak kantor
masih memerlukan pendekatan berbasis tugas, korespondensi lewat kertas, kontrak, dokumen
hukum, dokumen klien, naskah cetak, gambar, dan desain masih memegang peraan besar di
banyak kantor.
Cara penyelesaian layout kantor adalah menggunakan analisa diagram hubungan
(relationship chart). Diagram yang disiapkan untuk sebuah kantor desainer produk menyatakan
kepala bidang pemasaran haruslah : (1) dekat dengan wilayah desainer, (2) kurang dekat dengan
sekretaris pusat, (3) tidak dekat sama sekali dengan ruang fotokopi atau departemen keuangan.
Pada layout ini ada dua kecenderungan yang harus diperhatikan, yaitu :
a) Teknoogi seperti telepon seluler, pager, fax, internet, dan laptop PDA menyebabkan
layout perkantoran menjadi semakin fleksibel dengan memindahkan informasi secara
elektronik.
b) Virtual Company menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa.
Kedua kecederungan ini mengakibatkan kebutuhan karyawan yang berada dikantor lebih
sedikit.
8
b. Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai nilai keuntungan
besar seperti kosmetika, asesories.
c. Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para pengunjung berbelanja,
pada kedua sisi lorong dan letakkan secara tersebar untuk bisa dilihat lebih banyak
konsumen.
d. Gunakan lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi
e. Sampaikan misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian pertama bagi
konsumen.
Tujuan utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki
persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu Biaya Penempatan
(Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk menempatkan produk mereka pada rak
di rantai ritel atau supermarket.
Disamping itu ada juga pertimbangan-pertimbangan lain yang disebut dengan
“servicescapes” yang terdiri dari tiga elemen yaitu:
a. Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan, yaitu karakteristik latar belakang seperti
tingkat kebisingan, musik, pencahayaan, suhu, dan aroma.
b. Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi, meliputi rencana bagian penerimaan
tamu, sirkulasi jalan karyawan dan pelanggan, dan titik fokus.
c. Tanda-tanda, simbul dan patung yang merupakan karakteristik desain bangunan yang
memiliki arti sosial.
Servicescape adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh booming dan Bitner untuk
menekankan dampak lingkungan fisik di mana suatu proses pelayanan berlangsung.
Servicescape mungkin bisa disamakan dengan ‘pemandangan’. Hal ini termasuk fasilitas
eksterior (lanskap, desain eksterior, signage, parkir, sekitar lingkungan) dan fasilitas interior.
9
Biaya penanganan bahan adaah biaya-biaya yang berkaitan dengan transportasi barang yang
masuk, penyimpanan dan bahan keluar, meiputi peralatan, tenaga kerja, bahan, biaya
pengawasan, asuransi, penyusutan. Layout gudang yang efektif meminimalkan kerusakan bahan
di gudang. Manajemen gudang yang modern merupakan suatu prosedur yang otomatis yang
menggunakan ASRS (Automated Strirage Retrieval System).
Ada tiga konsep yang dikena dalam layout gudang, yaitu :
a. Cross Docking
Adalah cara menghindari penempatan bahan atau pasokan dalam gudang dengan cara
memproses secara langsung disaat diterima. Hal ini dilakukan untuk menghindari
aktifitas formal, penghitungan stock/ penyimpanan dan pemilihan pesanan sehigga terjadi
penghematan biaya. Cross Docking yang baik membutuhkan penjadwalan yang ketat dan
pengiriman yang diterima memiliki identifikasi produk yang akurat dengan kode garis.
b. Random Stocking
Digunakan digudang untuk menempatkan persediaan dimana terdapat lokasi yang
terbuka. Teknik ini berarti bahwa ruangan tidak peru dikhususkan untuk barang-barang
tertentu dan fasilitas dapat dimanfaatkan dengan lebih baik.
Sistem ini jika terkomputerisasi maka akan meiputi tugas-tugas :
Membuat daftar lokasi yang “terbuka”.
Membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juga lokasinya.
Mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimakan waktu
perjalanan yang dibutuhkan untuk menjemput pesanan.
Memadukan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan.
Menugaskan barang atau sekumpuan barang tertentu pada wilayah gudang yang
tertentu sehingga jarak tempuh total daam gudang dapat diminimakan.
c. Customizing
Merupakan penggunaan gudang untuk menambahkan nilai produk melalui modifikasi,
perbaikan, pelabelan dan pengepakan.
10
Asumsi yang digunakan adalah:
a. Volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.
b. Permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman modal
yang besar untuk peralatan khusus.
c. Produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang
memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
d. Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang
seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan
dengan peralatan khusus tersebut.
Keuntungan utama dari tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
a. Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang
terstandarisasi dan bervolume tinggi.
b. Biaya penanganan bahan yang rendah.
c. Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
d. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
11
e. Hasil output yang lebih cepat.
3) Seimbangkan lini perakitan dengan memberikan tugas perakitan tertentu pada setiap
stasiun kerja. Keseimbangan efisien adalah yang dapat melengkapi perakitan yang
dibutuhkan, mengikuti urutan yang telah ditentukan dan menjaga waktu kosong pada
setiap stasiun kerja menjadi minimal. Prosedur formalnya adalah :
Identifikasi tugas utama
Hilangkan tugas yang telah diberikan pada stasiun kerja tertentu.
12
Hilangkan tugas yang memiliki hubungan prioritas yang tidak dapat dipenuhi.
Hilangkan tugas-tugas yang tidak cukup waktunya untuk dilaksanakan pada
stasiun kerja.
Gunakan konsep “heuristic” penyeimbang untuk mencari solusi optimal.
Contoh :
Data dari sebuah lini perakitan adalah sebagai berikut :
Tugas Waktu menit Tugas yang harus mengikuti
tugas berikut
A 10 -
B 11 A
C 5 B
D 4 B
E 12 A
F 3 C,D
G 7 F
H 11 E
I 3 G,H
13
Stasiun kerja I = A
Stasiun kerja II = B
Stasiun kerja III = E
Stasiun kerja IV = C,D,F
Stasiun kerja V = H
Stasiun kerja VI = G,J
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Layout atau tata letak merupakan satu keputusan yang menentukan efisiensi
sebuah operasi dalam jangka panjang. Layout sangat penting bagi sebuah perusahaan
atau manufaktur jasa karena dapat membantu proses operasional menjadi lebih baik.
Beberapa tipe-tipe tata letak adalah 1) Layout dengan posisi tetap, 2) Layout berorientasi
pada proses, 3) Layout perkantoran, 4) Ritel layout, 5) Layout gudang, dan 6) Layout
berorientasi produk. Selain itu ada dua jenis layout yang berorientasi produk, yaitu: Lini
Pabrikasi (Fabrication Line) dan Lini Perakitan (Assembly Line) lini pabrikasi contohnya
Membuat komponen seperti ban mobil. Sedangkan lini perakitan, yaitu meletakkan
komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini
ini harus “seimbang”, yaitu waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan
harus sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan
pada mesin berikutnya.
B. Saran
Untuk melaksakan strategi tata letak maka diperlukan suatu pemahaman dan
pertimbangan yang matang. Karena strategi tata letak merupakan strategi yang sangat
penting bagi terlaksanya operasional perusahaan. Perusahaan harus menetapkan strategi
tata letak yang tepat sehingga dapat menunjang kesuksekan perusahaan, selain itu dapat
menghemat biaya, bahan dan juga tenaga manusia (SDM). Semoga makalah ini dapat
membantu pembaca untuk sedikit memahami tentang strategi layout atau strategi tata
letak.
15
DAFTAR PUSTAKA
Deitiana, tita. (2011). Manajemen Operasional Strategi & Analisa Service &
Manufaktur.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2006. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat
16