● Supriyadi Sitepu
● Jesaya Sini Suka
● Fera Arista
● Ratna wati Rambe
● Serli Fransiska Ginting
● Lammauli Pakpahan
Kelas : B Reguler
Prodi : Tataniaga
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan
2015
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Tata
letak Layout Dan Manajemen Persediaan”
Penyusun juga menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu penyusun minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penyusun juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan dan manfaat yang lebih luas
kepada pembaca. Penyusun sadar bahwa Makalah ini masih banyak memerlukan
perbaikan. Untuk itu mohon saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penyusun
KATA PENGANTAR
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1.2 RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENTINGNYA DESAIN TATA LETAK
2.2 JENIS-JENIS TATA LETAK
2.3 PERSEDIAAN DAN MANAJEMEN PERSEDIAAN
2.4 MODEL-MODEL PERSEDIAAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
LAMPIRAN POWER POINT
PENDAHULUAN
Menetapkan suatu tata letak yang akan digunakan oleh suatu perusahaan harus
juga mempertimbangkan berbagai keputusan oeprasional yang sudah dibuat sebelumnya.
Keputusan operasional yang berkaitan dengan desain tata letak diantaranya adalah desain
produk, lokasi, proses maupun kapasitas perusahaan. Desain tata letak secara yang
tersedia, peralatan atau fasilitas yang digunakan sehingga macam aliran yang ada
diperusahaan baik berupa informasi maupun bahan dapat berjalan secara efektif dan
efesien. Desain tata letak yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis
yang telah ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat.
Desain tata letak merupakan suatu keputusan yang menentukan efesiensi sebuah
operasional dalam jangka panjang. Banyak dampak strategis yang terjadi dari hasil
keputusan tentang desain tata letak, diantaranya kapasitas. Proses, fleksibilitas, biaya,
kualitas lingkungan kerja, kontak konsumen dan citra perusahaan. Desain tata letak yang
efektif membantu perusahaan mencapai sebuah strategi yang menunjang strategi bisnis
yang telah ditetapkan diantara diferensiasi, biaya rendah maupun respon cepat.
PEMBAHASAN
Desain tata letak (Layout) merupakan salah satu keputusan yang menentukan
efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak memiliki berbagai
implikasi strategi karena tata letak menentukan daya saing perusahaan keluarga dalam hal
kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya, serta mutu kehidupan kerja. Tata letak yang
efektif dapat membantu perusahaan dalam mencapai hal-hal berikut ini :
Tata letak sangat penting karena banyak kegiatan operasional baik perusahaan
jasa ataupun manufaktur dapat dicapai dengan baik, melalui tata letak yang baik, yakni:
Tata letak komperehensif adalah tata letak yang pasti, memperlihatkan bagaimana wajah
hasil akhirnya itu nantinya.
4. Art Work
Art work adalah tata letak lanjutan dari komperehensif yang telah disetujui dan
siap untuk diproduksi cetak. Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi terjadinya :
aliran bahan, manusia dan informasi di dalam atau antar wilayah. Sebuah tata letak yang
baik perlu menetapkan hal-hal berikut :
1. Peralatan penangan bahan – Manager harus memutuskan peralatan yang akan
digunakan, seperti ban berjalan, cranes, automated storage and retrieval system, juga
kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan bahan.
2. Kapasitas dan persyaratan luas ruang - Desain tata letak dan penyediaan ruang
hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan perakitan
diketahui. Seperti persyaratan ruangan persegi empat minimal berukuran 6 x 6 kaki,
C. Customizing
Meupakan penggunaan gudang untuk menambahkan nilai produk melalui
modifikasi, perbaikan, pelabelan dan pengepakan. Cara ini biasanya berguna untuk
menghasilkan keunggulan bersaing dalam pasar dimana terdapat perubahan produk yang
sangat cepat. Cara ini sudah banyak dilakukan oleh perusahaan dengan misalkan
penyediaan label pada usaha eceran sehingga barang dapat langsung dipajang
a. Lini pabrikasi (facbrication line) membuat komponen seperti ban mobil. Lini ini
dipacu oleh mesin dan membutuhkan perubahan mekanis dan rekayasa untuk
membuat keseimbangan.
b. Lini perakitan (assembly line) meletakkan komponen yang dipabrikasi secara
bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Lini ini dipacu oleh tugas yang diberikan
kepada tenaga kerja atau pada stasiun kerja.
Persediaan merupakan salah satu aset yang sangat mahal dalam suatu
perusahaan (biasanya sekitar 40% dari total investasi). Pada satu sisi lain, manajemen
menghendaki biaya yang tertanam pada persediaan iyu minimum, namun di lain pihak
seringkali konsumen mengeluh karena kehabisan persediaan.
Manajemen harus mengatur agar perusahaan berada pada suatu kondisi dimana
kedua kepentingan tersebut dapat terpuaskan. Yang dikategorikan sebagai inventori
adalah raw materials, work in process dan finished goods. Setiap perusahaan memiliki
jenis inventori, perencanaan dan sistem pengendalian yang spesifik.
Persediaan pada bank adalah uang kas, pada rumah sakit adalah persediaan
darah, obat-obat, dll. Persoalan utama dalam pengelolaan persediaan ini terkandung
dalam dua pertanyaan utama, yaitu: berapa banyak harus disediakan dan kapan
penyediaan itu dilakukan
A. Tipe Persediaan
Persediaan yang ada di perusahaan biasanya terdiri dari empat tipe, yaitu:
Persediaan mempunyai beberapa fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari operasi
sutau perusahaan, antara lain:
a. Untuk memberikan stok agar daoat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan
terjadi.
b. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi.
c. Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli dalam
jumlah banyak biasanya ada diskon.
d. Untuk hedging terhadap inflasi dan perubahan harga.
e. Untuk menghindari kekurangan stok yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan
pasokan, mutu, ketidaktepatan pengiriman.
C. MANAJEMEN PERSEDIAAN
Manajemen persediaan atau ada juga yang menyebutnya sebagai sistem
manajemen persediaan adalah sistem manajemen (merancang, mengeksekusi dan
mengevaluasi) persediaan dengan instrumen kebijakan terkait dengan:
1. Kapan pemesanan kembali harus dilakukan
2. Berapa besar jumlah item yang harus dipesan
3. Berapa rata-rata level persediaan yang harus dijaga
Manajer operasional membangun suatu sistem pengendalian persediaan. Dalam hal ini
sistem tersebut diharapkan dapat:
a) ABC Analysis
Dari klasifikasi bahan baku ini perusahaan dapat membuat kebijakan sebagai berikut:
b) Akurasi Pencatatan
Kebijakan persediaan yang baik menjadi tidak berarti jika tidak ditunjang dengan
pencatatan yang baik pula. Yang dimaksudkan dengan “pencatatan persediaan yang baik”
adalah jika pada saat jenis persediaan bahan baku tertentu dibutuhkan untuk diproses,
perusahaan memiliki informasi yang lengkap untuk membuat sebuah keputusan dalam
mengorder pembelian (pemesanan), penjadwalan dan pengiriman barang. Dalam hal ini,
pemeriksaan berulang dapat ditingkatkan untuk menghitung dan verifikasi on the spot.
c) Just In Time
JIT Inventory adalah kebijakan persediaan bahan baku minimum untuk menjaga
sistem produksi agar dapat berjalan dengan lancar. Dengan JIT ini, maka kedatangan
persediaan bahan dapat tepat pada saat dibutuhkan, tanpa ada keterlambatan atau
percepatan. “Inventory hides problems” peresediaan yang cukup dapat dapat mengatasi
Dalam menentukan jumlah yang dipesan pada setiap kali pemesanan, pada
dasarnya harus dipertemukan dua titik ekstrim yaitu memesan dalam jumlah yang
1) Ordering dan Procurement Cost: adalah total biaya pemesanan dan pengadaan
bahan sehingga siap untuk dipergunakan atau diproses lebih lanjut dengan kata lain,
mencakup pula biaya-biaya pengangkutan, pengumpulan, pemilikan, penyusunan
dan penempatan digudang, sampai kepada biaya-biaya manajerial dan klerikal yang
berhubungan dengan pemesanan sampai penempatan bahan/barang di gudang.
2) Holding Cost atau Carrying Cost: adalah biaya yang timbul karena perusahaan
menyimpan persediaan. Biaya ini sebagian besar merupakan biaya penyimpanan
(secara fisik), disamping pajak dan asuransi barang.
3) Shortage Cost: adalah biaya yang timbul apabila ada permintaan terhadap barang
yang kebetulan sedang tidak tersedia di gudang. Untuk barang-barang tertentu,
langganan dapat diminta untuk menunda pembeliannya atau dengan kata lain
langganan diminta untuk menunggu. Tetapi, untuk barang kebutuhan sehari-hari
langganan tidak dapat diminta untuk menunda pembeliannya atau diminta untuk
back order.
Model Persediaan (Inventori model) yang paling sederhana mengandung ciri-ciri sebagai
berikut:
C.Titik Pemesaan Kembali dan Persediaan Pengamanan (Reorder Point dan Safety
Stock)
Pada model terdahulu, asumsi lain yang dipakai adalah: tidak adanya back order.
Artinya, pembeli akan mencari tempat pembelian lain apabila di suatu tempat barang
yang dicarinya tidak dijumpainya.
a. Biaya Total
Karena harga bervariasi dengan jumlah yang dipesan fungsi total biaya paling sedikit
harus mencakup tiga macam biaya: holding, ordering(set-up), dan purchase cost (biaya
pembelian).
Dalam situasi ini supplier memberikan pengurangan harga kepada para langganan pada
kuantitas yang berbeda-beda dan holding cost langganan per unit dinyatakan dalam
presentase dari harga.
1) Hitung EOQ pada harga terendah. Bila EOQ feasible, ini berarti merupakan
kuantitas pesanan yang optimal. Perhitungan lebih lanjut tidak diperlukan.
EOQ seringkali disebut sebagai model akar pangkat dua dari hampir sebagian
besar kebijakan pemesanan. EOQ ini sangat berkaitan dengan JIT, khususnya jika:
Asumsi yang perlu ada pada saat mengaplikasikan EOQ model adalah:
a) Kebutuhan (Q) diketahui dan bersifat konstan dalam sutau periode perencanaan,
b) Lead time (LT) atau waktu menunggu kedatangan barang/bahan diketahui dan
konstan,
c) Penerimaan barang/bahan yang dipesan bersifat instan,
d) Tidak ada quantity discount,
e) Biaya variabel hanya terdiri atas: set-up cost dan holing cost
f) Stock out harus dihindari dengan menjaga kedatangan barang/bahan yang tepat
waktu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tata letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi
secara jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya,
3.2 Saran
Di harapkan makalah ini dapat menambah wawasan dan minat belajar pembaca
dalam rangka proses pembelajaran tentang tata letak suatu perusahaan yang memerlukan
beberapa pertimbangan agar kedepannya perusahaan/usaha tersebut dapat beraktivitas
denga lancar dan dapat mencapai propit yang ideal.
Daftar Pustaka
Sumber Buku
Heizer, Jay & Render, Barry. 2009. “Manajemen Operasi Edisi 7, Buku 1”. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Sumber Website
http://ampundeh.wordpress.com/2013/06/24/strategi-lokasi-dan-tata-letak/ Selasa 17
November 2015 pukul 10.13 WIB
http://ekayanahidayat.blogspot.co.id/2013/11/strategi-tata-letak.html Selasa 17
November 2015 pukul 10.13 WIB