Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PERKULIAHAN

MANAJEMEN OPERASI

“STRATEGI TATA LETAK”

SEMESTER GANJIL 2021 / 2022

Dosen :
Dra. Sri Hastari, MM.
JURNAL PERKULIAHAN

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Manajemen Operasi
SKS : 3 (Tiga)
Dosen : Dra. Sri Hastari, MM
Topik : Strategi Tata Letak
Sub Topik :
A. Kepentingan Strategi Tata Letak
B. Desain Tata Letak
C. Jenis dan Tipe - Tipe Tata Letak
D. Faktor – Faktor Penyusunan Tata Letak
E. Dasar Pengaturan Tata Letak
F. Penyeimbang Lini
Perakitan Tanggal Perkuliahan : 16 November 2022
A. Kepentingan Strategi Tata Letak
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi
dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata
letak menentukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya,
serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelangga, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif
dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya
rendah, atau respon cepat. Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang
ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan. Tata letak yang efektif dapat
membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah,
atau respon yang cepat.
Definisi Tata Letak
a. Tata letak merupakan cara penempatan fasilitas produksi guna memperlancar proses
produksi yang efektif dan efisien dalam mengambil suatu keputusan penting yang
menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. (Bismala,2012)
b. Tata letak merupakan salah satu keputusan strategis operasional yang menentukan
operasi perusahaan dalam jangka panjang. (Murdifin & Mahfud,2014)
c. Tata letak pabrik adalah tata cara pengaturan fasilitas pabrik untuk menunjang proses
produksi, dengan menempatkan mesin atau fasilitas penunjang lain secara efisien
pada area yang telah disediakan, sehingga dapat meminimasi pergerakan fasilitas.
d. Layout adalah penataan fasilitas operasi secara ekonomis (Mitra Bestari, 2004,59)
e. Yulian Yamit (1996,120) tata letak adalah pengaturan semua fasilitas produksi guna
memperlancar proses produksi yang efekif dan efisien.
f. Krajewski (2002,445): pengambilan keputusan tentang berbagai aktivitas phisik dan
fasilitas ekonomi perusahaan
g. Jadi layout adalah pengaturan tata letak bangunan, tata ruang kerja, pengaturan letak
berbagai mesin mesin/peralatan yang berada dalam bangunan yang diperlukan dalam
proses produksi.
Manfaat Tata Letak :
1. Meningkatkan Jumlah Produksi
2. Mengurangi Waktu Tunggu
3. Mengurangi Proses Pemindahan Bahan
4. Penghematan Penggunaan Ruangan
5. Efisiensi Penggunaan Fasilitas
6. Mempersingkat Waktu Proses
7. Meningkatkan Kepuasan dan Keselamatan Kerja
8. Mengurangi Kesimpangsiuran

B. Desain Tata Letak


Dalam semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk dapat
mencapai:
1. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5. Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut
akan perlu diubah).

C. Jenis dan Tipe-tipe Tata Letak


Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat yang terbaik
(dalam pengaturan produksi), kantor dan meja
meja (pada pengaturan kantor) atau pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau
department store). Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang,
dan informasi di dalam dan antar-wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam pendekatan
telah dikembangkan. Di antara pendekatan tersebut, pada bab ini, akan dibahas enam
pendekatan tata letak:
1. Tata letak dengan posisi tetap
Memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat seperti
proses pembuatan kapal laut dan gedung.
Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap berada dalam
satutempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe
proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan laying, jembatan, rumah, dan sumur
minyak bumi.
Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik
dan kerumitannya bertambah karena ada tiga faktor. Faktor yang pertama adalah, terdapat
terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi. Yang kedua, setiap tahapan yang
berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan bahan yang berbeda;oleh karena itu banyak
halyang menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan
yangdibutuhkan dinamis. Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk galangan
kapal berubah sejalan dengan perkembangan proyek.Karena permasalahan pada tata letak
dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan pada lokasi,strategi alternative yang ada adalah untuk
melengkapi proyek sedapat mungkin di luar lokasi.

2. Tata letak yang berorientasi pada proses


berhubungan dengan produksi denganvolume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut
sebagai “job shop”, atau produksi terputus).
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani
beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung
sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat produk yang memiliki
persyaratan berbeda, atau di saat penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan
yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume
rendahdengan variasi tinggi. Satu kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya
fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan
pada satu mesin, proses produksisecara keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerjaan dapat
dialihkan pada mesin lain dalamdepartemen yang sama. Tata letak ini juga sangat baik
untuk menangani
produksi parakomponen dalam batch yang kecil, atau disebut job lot, dan untuk memproduksi
beragam komponen dalamukuran dan bentuk yang berbeda.
Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan
umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam sistem karena
penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah, dan penanganan bahan yang unik.
Sebagai tambahan, peralatan yang memiliki kegunaan umum, membutuhkan tenaga kerja
yang terampil, dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya
pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan, dan jumlah barang setengah jadi yang tinggi
membutuhkan modalyang lebih banyak.

Dalam mendesain sebuah tata letak yang berorientasi pada proses, takti yang paling
lazimdigunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah untuk meminimalkan
biaya penanganan bahan. Dengan kata lain, departemen yang memiliki aliran komponen atau
orangyang banyak di antara mereka harus didekatkan satu sama lain. Dalam pendekatan ini,
biaya penanganan bahan bergantung kepada (1) jumlah muatan (atau orang) yang
harus dipindahkan diantara dua departemen selama beberapa waktu dan (2) biaya
memindahkan muatan (atau orang)yang berkaitan dengan jarak antar-departemen.
Craft. Adalah sebuah program (software) computer yang secara sistematis
mengujialternative pengaturan antar-departemen untuk mengurangi biaya penanganan bahan
total.
3. Tata letak kantor
Menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor yang melancarkan
aliran informasi.
Perbedaan utama antara tata letak kantor (office layout) dan pabrik adalah pada
kepentingan informasi. Walaupun demikian, pada beberapa lingkungan kantor, sebagaimana
padamanufaktur, produksi sangat bergantung kepada aliran bahan.
Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tataletak
kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu, paramanajer
kantor menguji pola komunikasi baik secara elektronik maupun tradisional, kebutuhan
pemisahan, dan kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi efektivitas karyawan. Alat yang
berguna untuk analisis tersebut adalah diagram hubungan (relationship chart) yang
ditunjukan dalam gambar 9.9. diagram ini, menyiapkan sebuah kantor untuk insinyur
software, yangmenyatakan bahwa direktur teknologi harus (1) dekat dengan wilayah para
insinyur, (2) kurangdekat dengan sekretaris dan pusat data, dan (3) tidak perlu dekat dengan
ruang fotokopi dangudang.
Di sisi lain, terdapat beberapa pertimbangan tata letak yang bersifat umum
(beberapadapat diterapkan pada pabrik dan kantor). Pertimbangan ini berkaitan dengan
kondisi kerja, kerjasama tim, otoritas, dan status. Haruskah semua atau hanya sebagian
wilayah kerja yang diberiAC? Haruskan semua karyawan menggunakan pintu masuk yang
sama, toilet, lemari, dankantin? Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, keputusan
tata letak merupakan perpaduan antara seni dan ilmu. Hanya sebagian yang berupa ilmu –
yang
berkaitan dengan aliran bahan dan informasi – yang dapat dianalisi dengan cara yang sama
sebagaimana aliran barang dalam tata letak proses.
Sebagai komentar terakhir pada tata letak kantor, harus diperhatikan bahwa terdapat dua
kecenderungan utama. Yang pertama, teknologi, seperti telepon genggam, pager, fax,
internet, kantor di rumah, computer jinjing (laptop), dan PDA, menyebabkan tata letak
semakin fleksibel dengan memindahkan informasi secara elektronis. Yang kedua, perusahaan
virtual menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa. Kedua perubahan ini cenderung
membutuhkan lebihsedikit karyawan untuk berada di kantor.
4. Tata letak ritel
Menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan.
Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pad aide bahwa penjualan dan keuntungan
bervariasi bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi, banyak
manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan
sebanyak mungkin. Penelitian menunjukan bahwa semakin besar produk dapat dilihat oleh
pelanggan, maka penjualan akan semakin tinggi, dan tingkat pengembalian investasi juga
semakin tinggi.Manajer operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan toko
keseluruhan maupunalokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko
tersebut.Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan toko secara
keseluruhan:
a. tempatkan barang-barang yang sering dibeli oleh pelanggan di sekitar batas luar
toko.Itulah sebabnya mengapa sering ditemukan produk yang berbahan dasar susu
pada satu bagian supermarket bersebelahan dengan produk roti dan kue-kue.

b. gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan memiliki
nilaikeuntungan besar, seperti peralatan rumah tangga, kosmetik dan shampoo.

c. distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai “produk yang kuat” – yaitu barang-
barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja pada kedua sisi lorong,
danletakkan mereka tersebar untuk menjadikan pengunjung melihat lebih banyak
barangyang lain.

d. gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang tinggi.

e. sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi perhentian
pertama bagi pelanggan.

Setelah tata letak ritel telah diputuskan, produk-produk harus diatur untuk dijual. Banyak
pertimbangan dalam pengaturan ini. Walaupun demikian, tujuan utama tata letak ritel
adalahuntuk memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki persegi (atau, pada beberapa
toko, pada panjang rak). Barang-barang yang berharga mahal mungkin dapat menghasilkan
penjualan yanglebih besar, tetapi keuntungan per kaki persegi mungkin saja lebih rendah
5. Tata letak gudang
Melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem penanganan bahan.
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal di
antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam
gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan
setiap kotak dalam gudang yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan
biaya penanganan bahan yang rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang
berkaitandengna transportasi barang masuk, penyimpanan, dan transportasi bahan keluar
untuk dimasukandalam gudang. Biaya-biaya in imeliputi peralatan, orang, bahan, biaya
pengawasa, asuransi, dan penyusunan. Tata letak gudang yang efektif juga menimimalkan
kerusakan bahan dalam gudang.
Cross-docking.
Cross-docking berarti menghindari penempatan bahan atau barang-barangdalam gudang
dengan langsung memproses mereka saat diterima. Dalam sebuah fasilitas manufaktur,
produk diterima langsung pada lini perakitan. Pada sebuah pusat distribusi, muatanyang telah
diberi label dan disusun sebelumnya tiba pada dock pengiriman untuk dirute ulang, sehingga
menghindari aktivitaspenerimaan secara formal, penghitungan stock/penyimpanan dan
pemilihan pesanan. Karena aktivitas-aktivitas ini tidak menambahkan nilai pada produk,
maka penghilangannya merupakan penghematan biaya sebesar 100%.
Customizing.
Walaupun gudang diharapkan dapat menyimpan produk sekecil mungkin
danmenyimpannya dalam waktu sesingkat mungkin, sekarang permintaan yang ada adalah
bagaimana gudang dapat melakukan customize produk. Gudang dapat menjadi tempat di
mananilai ditambahkan melalui customizing. Kuntomisasi gudang biasanya merupakan cara
yang berguna untuk menghasilkan keunggulan bersaing dalam pasar di mana terdapat
perubahan produk yang sangat cepat. Sebagai contoh, gudang bisa menjadi tempat di mana
komponen computer dipasang, software dimuat, dan perbaikan dilakukan. Gudang juga dapat
menyediakan label dan pengepakan yang customized untuk pedagang eceran sehingga barang
yang datangdapat langsung dipajang.
Saat ini semakin banyak gudang ditempatkan bersebelahan dengan bandara utama, dalam
fasilitas seperti yang dimiliki oleh terminal Express di Memphis. Penambahan nilai pada
gudangyang bersebelahan dengan bandara utama memungkinkan pengiriman satu malam.
6. Tata letak yang berorientasi pada produk
Mencari utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau
berulang
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau keluarga
produk yangsama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi yang
berulang dan kontinu,menggunakan tata letak produk. Asumsi yang digunakan adalah:
1. volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.
2. permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman
modalyang besar untuk peralatan khusus.
3. produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya,
yangmemberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
4. pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang
seragam(cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan
dengan peralatan khusus tersebut.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan
perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban modil dan
komponen logamsebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan (assembly line)
meletakan komponen yangdipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja.
Kedua lini in imerupakan proses yang berulang, dan dalam kedua kasus, lini ini harus
“seimbang”, yaitu waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan barus sama
atau seimbang dengan waktu yang dihabiskanuntuk mengerjakan pekerjaan pada mesin
berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja
oleh seoarang pekerja di lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada
stasiun kerja berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya. Tujuan utama tata letak
yang berorientasi pada produk adalah:
a. Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang
terstandarisasi dan bervolume tinggi.
b. Biaya penanganan bahan yang rendah
c. Mengurangi persediaan barang setengah jadi
d. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah5.
e. Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
a. Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk menjalankan
proses cukup besar.
b. Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh
operasi pada lini yang sama juga terganggu.
c. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi
yang berbeda.
Karena permasalahan lini pabrikasi dan lini perakitan serupa, pembahasan kali
iniditujukan pada lini perakitan. Pada sebuah lini perakitan, biasanya sebuah produk
berjalanmelalui wahana yang otomatis, seperti sebuah ban berjalan, melalui serangkaian
stasiun kerjahingga selesai. Ini merupakan cara mobil dirakit, televisi dan pemanggang kue
dibuat, dan rotilapis pada restoran cepat saji dibuat. Tata letak yang berorientasi pada produk
menggunakan peralatan yang lebih otomatis dan didesain secara khusus dari pada tata letak
yang berorientasi pada proses.
Penyeimbangan lini perakitan. Lini perakitan biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan
ketidakseimbangan antara mesin atau karyawan dan memenuhi output yangdibutuhkan dari
lini perakitan. Untuk dapat memproduksi pada tingkat tertentu, pihak manajemen harus
mengetahui perkakas, peralalatan, dan metode kerja yang digunakan.Kemudian persyaratan
waktu untuk setiap tugas perakitan (seperti membuat lubang,mengencangkan baut, atau
mengecat komponen dengan cara menyemprot) harus ditentukan.Manajemen juga harus
mengetahui hubungan prioritas antar – aktivitas yaitu, urutan beragamtugas yang harus
dikerjakan.
Masalah penyeimbang lini berskala besar, seperti masalah tata letak berorientasi pada
proses yang besar, dapat diatasi dengan menggunakan computer. Beberapa program computer
tersedia untuk mengatasi penugasan stasiun kerja pada lini perakitan dengan jumlah aktivitas
jumlah individu sebesar 100 (atau lebih). Dua program computer COMSOAL (Computer
Method for Sequencing Operations for Assembly Lines) dan ASYBL (General Electric’s
Assembly Configuration Program) digunakan secara luas pada masalah yang besar untuk
mengevaluasikombisansi stasiun kerja yang mungkin yang berjumlah ribuan atau bahkan
jutaan yang lebihefisien dari pada dikerjakan dengna perhitungan tangan

D. Faktor – Faktor Penyusunan Tata Letak


Perencanaan tata letak fasilitas produksi berhubungan erat dengan proses perencanaan
dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan, dan pekerja pada masing-masing stasiun
kerja (work station). Pengaturan tata letak fasilitas produksi harus mempertimbangkan faktor-
faktor berikut:

1. Jenis produk, termasuk didalamnya desain produk dan volume produksi.


2. Urutan proses, apakah atas dasar arus ataukan atas dasar proses.
3. Peralatan yang digunakan, baik teknologi, jenis, maupun kapasitas mesin.
4. Pemeliharaan dan penggantian mesin dan peralatan (maintenance
and replacement).
5. Keseimbangan kapasitas antar mesin dan antar departemen (balance capacity)
6. Area tenaga kerja (employee area).
7. Area pelayanan (service area).
8. Feksibilitas (flexibility)

E. Dasar Pengaturan Tata Letak

Dasar pengaturan layout atau cara pengaturan rencana tata letak pabrik adalah :
1. Atas Dasar Proses
Pada pengaturan layout berdasar atas proses terlebih dahulu ditentukan jenis produk, tipe
manufacturing, dan karakter peralatan produksi. Mesin-mesin dan peralatan yang
mempunyai karakter serupa dikelompokkan menjadi satu, misalnya mesin bubut, mesin bor,
dan mesin las. Dasar ini dinamakan Layout Proses.

Ciri – Cirinya, yaitu :


a. Pengaturan letak fasilitas produksinya didasarkan pada fungsi masing-masing bagian.

b. Arus barang selalu berubah- ubah karena tergantung pada kebutuhan mesin apa yang
digunakan untuk membuat suatu produk.
2. Atas Dasar Produk
Pada pengaturan layout berdasar atas produk terlebih dahulu ditentukan jenis pekerjaan yang
harus dilakukan pada produk yang akan dihasilkan. Pengaturan tata letak fasilitas pabrik
seperti mesin, tidak memandang tipenya dan penempatannya sesuai dengan urutan dari satu
proses ke proses yang lain. Dasar ini dinamakan Layout Produk.
Layout produk dipilih bila proses produksinya
telah Ciri – Cirinya, yaitu :
a. Layout produk dipilih bila proses produksinya telah terstandadisasi dan berproduksi
dalam jumlah besar. Pengaturan letak mesin /fasilitas produksi berdasarkan urutan
proses produksinya.

b. Produk yang dibuat setiap waktunya sama dan arus produk yang dikerjakan selalu
sama, sehingga menyerupai garis.

F. Penyeimbang Lini Perakitan


Tujuan untuk meminimalkan ketidakseimbangan antara mesin/karyawan dan memenuhi
output yang dibutuhkan dari lini perakitan. Manajemen harus mengetahui hubungan prioritas
yaitu urutan beragam tugas yang harus dikerjakan. Setelah diagram prioritas dibuat, maka
tugas-tugas dikelompokkan dalam stasiun kerja sehingga tingkat produksi dapat dipenuhi.
Langkah proses meliputi:
1. hitung waktu siklus
Waktu siklus = Waktu produksi yang tersedia per hari
Units yang dihasilkan per hari

2. Hitung Stasiun kerja minimal

n = Jumlah Tugas Perakitan


3. Seimbangkan lini perakitan dengan memberikan tugas perakitan tertentu pada
setiap stasiun kerja.
4. Menghitung efisiensi keseimbangan lini
Efisiensi = ∑waktu tugas
(jumlah stasiun kerja yang sebenarnya) x (waktu siklus terbesar)

Mengetahui,

Dosen Pengampu Mahasiswa

Dra. Sri Hastari, MM M. Ilham Ardiansyah


NPM: 2161201003012

Anda mungkin juga menyukai