Anda di halaman 1dari 9

A.

Perkembangan PerencanaanTata Letak


Fasilitas
Tata letak pabrik dan pemindahan bahan merupakan salah satu kegiatan
rekayasawan industri tertua. Dengan sejalan dan meluasnya pandangan
rekayasawan industri ke arah fasilitas fisik, sekarang ini reakayasawan menjadi
paham bahwa semua kegiatan yang mempunyai arti akan menuntut fasilitas fisik
dan seringkali fasilitas itu harus direncanakan dan dirancang mengikuti prinsip
dan aturan yang hampir sama dengan yang digunakan dalam tata letak pabrik.
Maka dari sini mulailah digunakan metodologi dalam rancangan bagi tiap fasilitas
fisik, sehingga perancangan fasilitas merupakan suatu istilah yang penting bagi
penyusunan unsur fisik untuk pergudangan, kantor pos, toko, restoran, rumah
sakit dan lain-lain. Pada masa ini perancangan fasilitas memiliki tujuan secara
keseluruhan untuk mempertimbangkan masukan yang tepat dan merancang
susunan dalam waktu tersingkat dengan biaya yang wajar untuk mencapai
keluaran yang diinginkan.

B.Definisi PerencanaanTata Letak Fasilitas


Perancangan tata letak didefinisikan sebagai perancangan lokasi dan
konfigurasi departemen-departemen, stasiun kerja, dan semua peralatan yang
terlibat dalam proses konversi bahan baku menjadi barang jadi .(Adam, 1989)
Perancangan tata letak pabrik sebagai perencanaan dan integrasi aliran
komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan interelasi yang paling
efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan proses transformasi material dari
bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk jadi .(James M. Apple)
Facilities planning adalah berkaitan dengan desain, tata letak (layout),
lokasi, dan akomodasi orang, mesin, dan kegiatan dari sistem atau
manufaktur/jasa yang menyangkut lingkungan atau tempat yang bersifat fisik.
Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata
cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses
produksi (Wignjosoebroto, 1996). Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas
ruang untuk penempatan mesin-mesin, fasilitas produksi, kelancaran aliran
material, penyimpanan material baik yang bersifat sementara ataupun permanen.

Gambar Hirarki Perencanaan Fasilitas Pabrik


Tata letak yang baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik
adalah dasar untuk membuat kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Secara umum
tujuan dan manfaat dari adanya perancangan tata letak fasilitas adalah sebagai
berikut :
1. Mengurangi investasi peralatan.
Perancangan tata letak akan memberi manfaat untuk menurunkan investasi
dalam peralatan. Penyusunan mesin-mesin dan fasilitas pabrik, dan departemen
yang tepat, serta pemilihan metode yang cermat, sedikit banyak akan dapat
membantu menurunkan jumlah peralatan yang diperlukan. Sebagai contoh adalah
bila dua atau lebih komponen berbeda, dalam proses pembuatannya memerlukan
mesin yang sama, maka sebaiknya proses pembuatan tersebut dapat dilewatkan
pada mesin yang sama.
2. Penggunaan ruang lebih efektif.
Manfaat lain dari perncangan tata letak adalah penggunaan ruang yang
lebih efektif. Penggunaan ruang akan efektif jika mesin-mesin atau fasilitas pabrik
lainnya disusun atau diatur sedemikian rupa sehingga jarak antar mesin-mesin
atau fasilitas pabrik tersebut dapat seminimal mungkin tanpa mengurangi
keleluasaan gerak para pekerja. Dengan jarak minimal maka akan menghemat
area yang digunakan. Penghematan area berarti juga penghematan biaya, karena
setiap meter persegi luas lantai akan memberi beban biaya.
3. Menjaga perputaran barang setengah jadi menjadi lebih baik.
Adanya perancangan tata letak yang baik akan menjaga perputaran barang
setengah jadi menjadi lebih baik. Suatu proses produksi dapat dikatakan lancar
jika bahan melewati proses dengan waktu sesingkat mungkin. Hal ini dapat terjadi
jika suatu proses produksi dapat terhindar dari adanya penumpukan barang
setengah jadi. Suatu aliran produksi sedapat mungkin melalui proses dimana
penyimpanan barang setengah jadi diturunkan mendekati titik nol.

4. Menjaga fleksibilitas susunan mesin dan peralatan.


Ada kalanya suatu pabrik melakukan perbaikan atau penambahan fasilitas
atau bangunan baru. Untuk itu perancangan tata letak harus dapat menjamin atau
menjaga fleksibilitas dari susunan mesin-mesin atau fasilitas-fasilitas pabrik dari
kemungkinan tersebut. perbaikan atau penambahan fasilitas atau bangunan baru
tidak serta merta akan mengubah atau mengganti seluruh susunan yang telah ada.
5. Memberi kemudahan, keamanan dan kenyaman bagi karyawan.
Untuk maemberi kemudahan, keamanan dan kenyamanan bagi para
karyawan, maka yang perlu diperhatikan dalam proses perancangan tata letak
adalah bagaimana mengatur lingkungan kerja seperti pencahayaan atau
penerangan, sirkulasi udara, temperatur, pembuangan limbah dan sebagainya.
Penempatan mesin-mesin dan peralatan lainnya harus dilakukan dengan
memperhatikan keselamatan dari para karyawan.
6. Meminimumkan material handling.
Perancangan tata letak tidak dapat dipisahkan dengan masalah penanganan
bahan. Setiap proses produksi tidak bisa dihindari adanya gerakan perpindahan
bahan. Gerakan perpindahan bahan ini akan memberikan beban biaya yang tidak
sedikit. Lebih-lebih jika proses pergerakan perpindahan bahan ini tidak menganut
asas efektivitas, misalkan suatu proses operasi yang satu dengan yang lain yang
berurutan jaraknya relatif jauh. Hal ini akan membutukan waktu tambahan
sehingga total waktu pengerjaan suatu produk akan menjadi lebih lama. Demikian
pula biaya dalam perpindahan material ini juga akan semakin besar.
7. Memperlancar proses produksi.
Proses manufaktur akan menjadi lebih mudah jika telah dilakukan
perancangan tata letak. Dengan menggunakan beberapa metode atau tipe-tipe tata
letak yang sesuai, proses produksi akan berjalan sesuai dengan aliran proses yang
telah digariskan.
8. Meningkatkan efektivitas penggunaan tenaga kerja.
Tata letak yang ada pada pabrik sangat besar pengaruhnya terhadap
produktivitas tenaga kerja. Departemen yang disusun berdasarkan aliran produksi
yang tepat, dengan peralatan pemindah bahan yang lebih modern seperti
conveyor, crane, hoist, dan peralatan modern lainnya akan mengurangi waktu dan
tenaga yang digunakan para pekerja dalam melakukan pergerakan. Efektivitas
pemakaian tenaga kerja dengan sendirinya akan lebih meningkat. Beberapa
ukuran performansi yang menjadi tujuan perancangan fasilitas manufaktur adalah:

1. Ongkos
Minimasi ongkos produk dan proyek merupakan kepentingan yang utama,
walaupun dengan ongkos yang minimum belum tentu memberikan hasil yang
terbaik. Diperlukan pengaturan anggaran (budgeting) dalam mengendalikan
ongkos proyek.
2. Kualitas produk
Kualitas adalah hal yang kritis dan sulit untuk diukur. Upaya untuk
mencapai tingkat kualitas yang diinginkan adalah dengan memilih perlengkapan,
merancang stasiun kerja, dan menyusun metode kerja yang dapat menghasilkan
produkproduk yang berkualitas.
3. Efektifitas penggunaan sumber daya
Penempatan kamar kecil, ruang ganti, dan kantin yang dapat berdampak pada
produktivitas tenaga kerja.
Karena ongkos pengadaan perlengkapan dan operasinya mahal, maka sebagian
dari ongkos ini harus dibebankan pada tiap produk yang diproduksi pada mesinmesin.
Tinggi ruangan perlu dimanfaatkan sama seperti menggunakan lebar ruangan.

C.

Peran Keilmuan Perencanaan Tata Letak


Fasilitas Dalam Dunia Industri

Industri manufaktur selalu berada dalam persaingan yang ketat.


Menghadapi kondisi ini, dimana variasi produk tinggi, daur hidup produk yang
pendek, permintaan yang berubahubah, dan adanya tuntutan dalam hal pengiriman
yang tepat waktu, menyebabkan perusahaan memerlukan strategi untuk
meningkatkan efisiensi dalam menggunakan fasilitas. Suatu sistem manufaktur
harus dapat menghasilkan produk-produk dengan ongkos yang rendah dan
kualitas tinggi, serta dapat mengirimkannya tepat waktu kepada pelanggan. Suatu
sistem juga harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi, baik dari perancangan proses maupun permintaan produk.
Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal
tersebut adalah dengan merancang tata letak pabrik atau melakukan konfigurasi
ulang tata letak pabrik. Menurut Nicol dan Hollier 1983, perancangan tata letak
tidak hanya diperlukan saat membangun perusahaan baru, tetapi juga saat
mengembangkan perusahaan, melakukan konsolidasi atau mengubah struktur
perusahaan. Perusahaan yang telah mapan membutuhkan perubahan tata letak
fasilitasnya setiap dua atau tiga tahun sekali.

D.Group Technology Layout


Henry C.Co mendefinisikkan tata letak teknologi kelompok (group
technology layout) sebagai teknik untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan
bersama komponen-komponen yang sama atau berhubungan dalam proses
produksi untuk mengoptimalkan aliran produksi.
Dalam konsep manufaktur, teknologi kelompok didefinisikan sebagai
suatu filosofi manajemen yang melakukan pengidentifikasian dan
pengelompokkan part berdasarkan kemiripan dalam perancangan dan proses
manufaktur. Teknologi kelompok dimaksudkan untuk memperoleh efisiensi yang
tinggi pada tata letak produk dan fleksibilitas yang tinggi pada tata letak proses.
Penelitian tentang teknologi kelompok untuk sistem manufaktur pertama
kali dimulai akhir tahun 1950. Pada saat itu para peneliti mulai menyadari bahwa
beberapa part memiliki pendekatan manufaktur yang sama secara umum.
Selanjutnya mereka menyimpulkan bahwa part tersebut bisa dikelompokkan dan
diproses bersama, serupa dengan mass production. Berdasarkan kesimpulan ini,
mareka kemudian membuat kelompok-kelompok part yang sama dan kemudian
menggunakan kelompok mesin dan tools tertentu untuk memproduksinya, dengan
tujuan untuk mengurangi setup. Peneliti utama yang dikenal dengan teori ini
adalah S.P Mitronov, seorang peneliti asal USSR. Dalam tahun-tahun berikutnya,
mulai berkembang beberapa klasifikasi dan sistem koding (coding system) untuk
menyusun part family. Pada awal tahun 1960 konsep teknologi kelompok mulai
diterapkan pada perusahaan untuk pertama kalinya, dan sejak saat itulah konsep
teknologi kelompok mulai diterima secara menyeluruh di dunia.
Beberapa persoalan muncul yang dalam penyusunan tata letak teknologi
kelompok adalah pengidentifikasian part family, pengidentifikasian machine cell
dan pengalokasian part family atau machine cell (atau sebaliknya). Disamping itu
juga terdapat beberapa tujuan dan konstrain yang penting dalam penyusunan
teknologi kelompok, antara lain:

Cell independence

Yang menjadi tujuan utama dari formasi sel dalam teknologi kelompok adalah
kebebasan antar sel, dimana tidak ada lagi ketergantungan antar sel.

Cell flexibility

Fleksibilitas berhubungan dengan kemampuan untuk memproses part oleh mesinmesin di dalam sel (internal routing flexibility), kemampuan untuk mengirimkan
part ke sel lain (external routing flexibility), dan kemampuan sel untuk
mengakomodasi part baru (process fleksibility).

Cell system layout

Saat tujuan utama, cell independence, tidak tercapai, maka akan terjadi
perpindahan antar sel. Oleh karena itu, pengaturan tata letak sel harus optimal
karena akan mempengaruhi jarak perpindahan dan pola aliran material.

Cell layout

Tata letak mesin didalam sel merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi
jarak perpindahan, pola aliran material.

Cell size

Ukuran dari sel merupakan jumlah dari mesin/tipe proses yang disediakan dalam
suatu sel. Ini merupakan variabel yang perlu dikontrol. Contohnya, ukuran sel
tidak boleh terlalu besar karena dapat menghambat lingkungan sosial
(sociological environment) dalam sel dan menghambat pengawasan.

Additional investment

Dengan adanya pengelompokkan mesin ke dalam sel untuk mengerjakan part


family tentunya akan ada investasi tambahan untuk mesin. Hal ini merupakan
konstrain utama bagi perusahaan dalam menyusun tata letak produksinya.

Beberapa keuntungan dari Group Technology Layout dibandingkan dengan


tata letak yang lain adalah sebagai berikut :

Pengurangan waktu setup. Suatu sel manufaktur dirancang untuk


mengerjakan part-part yang memiliki kesamaan bentuk ataupun proses.
Pada sel tersebut, part-part dapat dikerjakan dengan menggunakan alat
bantu (fixture) yang sama, sehingga waktu untuk mengganti alat bantu
maupun peralatan lainnya dapat dikurangi.

Pengurangan ukuran lot. Jika waktu setup dapat dikurangi, maka ukuran
lot yang kecil menjadi mungkin dan ekonomis. Ukuran lot yang kecil juga
dapat membuat aliran produksi lebih lancar.

Pengurangan work-in-process (WIP) dan persediaan barang jadi. Jika


waktu setup dan ukuran lot menjadi kecil maka jumlah WIP dapat
dikurangi. Part-part dapat diproduksi menggunakan konsep just-in-time
(JIT) dengan ukuran lot yang kecil sehingga waktu penyelesaiannya lebih
cepat.

Pengurangan waktu dan ongkos material handling (OMH). Pada tata letak
seluler, tiap part diproses seluruhnya dalam satu sel (jika
dimungkinkan).Oleh karena itu, waktu dan jarak perpindahan part antar sel
lain menjadi minimal.

Perbaikan kulitas produk. Oleh karena part-part berpindah dari stasiun


kerja satu ke stasiun kerja yang lainnya dalam unit yang tunggal dan
diproses dalam area yang relatif kecil, maka penjadwalan dan
pengendalian job akan lebih mudah. Masukan terhadap perbaikan akan
lebih cepat dan proses dapat dihentikan jika terjadi kesalahan.

Gambar Group Technology Layout

E. DAFTAR PUSTAKA
Apple, James, M. (1990). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga,
Terjemahan Nurhayati, Mardiono. ITB. Bandung.
Bagus, Hendrajid. (2011). Usulan Rancangan Tata Letak Menggunakan Software
Automated
http://www.daniriskayadi.blogspot.com/2012/02/sekilas-tentang-perancangantata-letak.html
http://mythologitheoden.blogspot.com/2012/09/perencanaan-tata-letakfasilitas.html
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=670:tataletak&catid=25:industri&Itemid=
14
Tompkins, White, Bozer, Frazelle, Tanchoco, Trevino. (1996). Facilities Planning
2nd edition, John Wiley & Sons. New York.

Wignjosoebroto, Sritomo. (2000). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.


Edisi Ketiga. Penerbit Guna Widya. Surabaya.
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=670:tataletak&catid=25:industri&Itemid=
14
http://industri.blogdetik.com/2012/07/20/perancangan-perencanaan-fasilitas/

Anda mungkin juga menyukai