Anda di halaman 1dari 6

AGORA Vol. 7, No.

1, (2019)

ANALISIS FUNGSI MANAJEMEN OPERASIONAL


DI PT SO GOOD FOOD WONOAYU SIDOARJO

Vivi Widyanti
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236
Email: viviwidynt@gmail.com

Abstrak ± Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis Perencanaan bisnis dan peramalan dikembangkan
pengelolaan operasional perusahaan dengan menganalisis oleh manajemen menjadi perencanaan operasional. Peren-
pelaksanaan fungsi manajemen operasional dalam perusa- canaan operasional terdiri atas kapasitas, lokasi, tata letak,
haan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pe- kualitas dan metode. Selanjutnya perusahaan menyusun
nentuan informan dengan purposive sampling. Pengum- jadwal untuk mengimplementasikan rencana tersebut.
pulan data melalui wawancara semi terstuktur. Uji ke- Perusahaan mengidentifikasi waktu spesifik untuk mela-
absahan data dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian kukan aktivitas-aktivitas operasional. Penjadwalan ope-
menunjukkan bahwa pengelolaan operasional produksi di rasional terdiri atas master operation schedule, detailed
PT So Good Food Wonoayu telah dilakukan dengan schedule, staff schedule, dan project schedule. Perusahaan
lengkap mulai dari perencanaan operasional, penjadwalan juga memantau kinerja operasional dengan membanding-
operasional, dan pengawasan operasional. Perencanaan kan hasil dengan rencana dan jadwal yang terinci. Manajer
operasional telah dilakukan sesuai kebutuhan. Penjad- mengambil tindakan perbaikan untuk hasil kinerja yang ti-
walan operasional teratur dan terjadwal dengan lengkap. dak sesuai. Pengawasan operasional terdiri atas materials
Pengawasan operasional terhadap material dan mutu dila- management dan quality control (Griffin & Ebert, 2015).
kukan sesuai standar kualitas perusahaan. Perusahaan te- Total Quality Management meliputi seluruh aktivitas pen-
rus melakukan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi ting untuk menghasilkan barang dan jasa berkualitas ting-
dan efektivitas serta produktivitas. gi dalam pasar. TQM melibatkan planning for quality,
organizing for quality, direct for quality, dan controlling
Kata Kunci: Manajemen Operasional, Fungsi Manajemen for quality (Griffin & Ebert, 2005).
Operasional, Perencanaan Operasional, Penjadwalan PT So Good Food Wonoayu merupakan perusahaan
Operasional, Pengawasan Operasional yang bergerak di industri makanan. Perusahaan memiliki
dua pabrik yaitu Rumah Potong Ayam (RPA) dan Ready
PENDAHULUAN to Eat (RTE). Pabrik RPA mengolah ayam hidup menjadi
produk setengah jadi. Beberapa produk olahan RPA
Industri makanan dan minuman nasional semakin didistribusikan ke horeca. Kesesuaian produk yang di-
kompetitif karena jumlahnya cukup banyak (Kemenperin, inginkan, kualitas produk yang dihasilkan, dan ketepatan
2018). Perkembangan industri makanan dan minuman pengiriman barang menjadi daya saing perusahaan untuk
menimbulkan persaingan bagi pelaku bisnis dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Pabrik RTE mem-
industri tersebut untuk bertahan dalam industri. Kesuk- produksi sosis siap makan. Dalam kegiatan operasio-
sesan perusahaan bergantung pada seberapa efektif cara nalnya, PT So Good Food Wonoayu melakukan penga-
yang digunakan perusahaan dalam produksi (Jain, Nema- wasan mutu mulai dari bahan baku hingga produk jadi.
de, Yadav, & Sehgal, 2013). Tekanan kompetisi di dalam Meskipun begitu, dalam proses operasionalnya, masih
pasar mengharuskan perusahaan untuk melibatkan mana- terdapat pemborosan (waste) seperti barang cacat produk-
jemen operasional untuk lebih efisien karena dapat meng- si, waktu tunggu proses, dan waktu kerja karyawan yang
hancurkan perusahaan jika mereka tidak beroperasi secara tidak optimal. Barang cacat menimbulkan biaya tambahan
efisien (Dodrajka, 2017). Kualitas perusahaan juga perlu dan waktu tunggu proses yang lama menghambat
diperhatikan untuk meningkatkan kepuasan konsumen. operasional perusahaan. Proses produksi juga mengguna-
Perusahaan perlu menjalankan manajemen operasional kan mesin. Mesin yang tiba-tiba rusak juga menghambat
dengan tepat, sebab biaya terbesar dikeluarkan perusahaan operasional.
untuk aktivitas operasional (Heizer, Render & Munson, Biaya terbesar dikeluarkan perusahaan untuk akti-
2017). Manajemen operasional adalah suatu petunjuk vitas operasional sehingga perusahaan perlu melaksa-
sistematis dan pengawasan terhadap proses perubahan nakan fungsi manajemen operasional agar kegiatan opera-
sumber daya menjadi suatu produk jadi yang bernilai dan sional berjalan lancar dan menghasilkan produk yang ber-
bermanfaat bagi pelanggan (Griffin & Ebert, 2015). Ada kualitas dengan efisien. Oleh karena itu, topik ini menarik
3 fungsi manajemen operasional yaitu perencanaan untuk diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeta-
operasional, penjadwalan operasional, dan pengawasan hui fungsi manajemen operasional di PT So Good Food
operasional. Wonoayu.
AGORA Vol. 7, No.1, (2019)

METODE PENELITIAN proses pembekuan di RPA karena proses pembekuan


DMP (Debonning Meat Poultry) tidak efisien, memakan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini waktu yang lebih lama yaitu 24-36 jam dibandingkan
adalah kualitatif deskriptif. Metode kualitatif merupakan produk boneless yang standar waktu proses pembekuan-
metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang nya adalah 14-16 jam.
mendalam, dimana data tersebut mengandung makna atau Kapasitas tenaga kerja sudah direncanakan sesuai kebu-
data yang sebenarnya (Sugiyono, 2012). Sumber data tuhan untuk memenuhi target output perharinya. Tenaga
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer kerja di RPA sekitar 90 orang, terdiri dari karyawan
dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diper- PKWT dan tetap. Tenaga kerja di RTE sekitar 227 orang,
oleh melalui proses wawancara mengenai pengelolaan terdiri dari karyawan tetap dan karyawan outsource.
operasional perusahaan dilihat dari tiga fungsi manajemen Bila terjadi kenaikkan permintaan, PPIC akan meng-
operasional dengan informan yang ditentukan. Data se- informasikan 3 bulan sebelumnya. Hal tersebut dilakukan
kunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah agar perusahaan dapat mempersiapkan tenaga kerja,
standar operasi prosedur perusahaan. Teknik penentuan training dan lainnya. Jika permintaan meningkat dan
informan dalam penelitian ini menggunakan purposive butuh waktu yang cepat untuk memenuhinya, maka akan
sampling dengan informan penelitian yang terdiri dari: (1) dilihat kapasitas pabrik dapat memenuhi atau tidak. Jika
Daniel Chrisitian selaku Manajer Pabrik; (2) Agus Dian kapasitas tidak mampu memenuhi permintaan, maka akan
selaku Manajer Produksi Rumah Potong Ayam; (3) Eric dialihkan ke pabrik So Good Food yang lain.
Dwi selaku Asisten Manajer Quality Control. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini 2. Lokasi
adalah wawancara semi-terstruktur. Analisis data dalam Lokasi perusahaan yang strategis memudahkan ope-
penelitian menggunakan teknik analisis data yang dikem- rasional perusahaan dan berdampak pada efisien atau
bangkan oleh Miles dan Huberman. Analisis data dilak- tidaknya perusahaan. Lokasi perusahaan telah direnca-
sanakan melalui 3 tahapan, yaitu reduksi data, penyajian nakan sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan oleh
data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2015). Uji perusahaan yaitu harus mudah diakses, harus dekat sum-
keabsahan data dengan uji triangulasi sumber. Triangulasi ber daya manusia, dekat dengan beberapa jalur distribusi
sumber adalah menguji kredibilitas data yang dilakukan misalnya pelabuhan dan jalan tol, ada akses telepon, ada
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui jaringan listrik dan ada sumber air. Dasar-dasar dalam
beberapa sumber. penentuan lokasi perusahaan sudah ditentukan oleh Team
Project. Lokasi perusahaan saat ini strategis dan memu-
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dahkan operasional perusahaan. Sangat mudah untuk ak-
ses truk keluar-masuk perusahaan. Perusahaan dekat de-
ngan jalan raya dan dekat dengan tol sehingga mudah
Perencanaan Operasional
diakses. Alat transportasi dapat keluar dan masuk pabrik
1. Kapasitas
dengan mudah karena tinggal keluar tol Sidoarjo menuju
Kapasitas pada PT So Good Food Wonoayu ditentu-
Krian langsung ke arah Wonoayu. Dari Wonoayu ke
kan oleh PPIC (Production Planning Inventory Control)
pabrik, aksesnya mudah karena jalannya lebar. Untuk
di Jakarta. Penentuan kapasitas produksi disesuaikan de-
pendistribusian pun lebih mudah sebab dekat dengan
ngan permintaan pelanggan dan forecast. Kapasitas bahan
pelabuhan Tanjung Perak. Perusahaan juga dekat dengan
baku telah disesuaikan dengan kondisi inventory yang ada
sumber bahan baku dan sumber daya manusia.
saat ini, sehingga tidak menimbulkan over-investment.
Saat ini Pabrik Rumah Potong Ayam (RPA) dan
Kapasitas bahan baku untuk produksi di pabrik Rumah
Ready to Eat (RTE), gudang bahan baku, gudang produk
Potong Ayam (RPA) bulan November 2018 sekitar 6 truk.
jadi, gudang sparepart dan kantor berada di satu lokasi
Kasipasitas normal perhari untuk RPA adalah untuk
yaitu di Wonoayu. Akses menuju pabrik, gudang dan
mengolah 11 truk ayam hidup yang tiap truknya berisi
kantor melalui satu pintu utama. Kedekatan antara lokasi
kurang lebih 1.500 ekor ayam. Kapasitas normal Ready to
pabrik, gudang dan kantor mempermudah kegiatan
Eat (RTE) adalah 10.000 karton perhari. Setiap karton
operasional. Bahan baku bisa langsung ditransfer dari
berisi 6 toples yang masing-masing berisi 24 pieces sosis.
gudang ke pabrik. Jika mesin rusak bisa langsung
Kapasitas mesin yang digunakan PT So Good Food
mengambil sparepart dari workshop atau mesin dibawa ke
Wonoayu juga berdasarkan kebutuhan dalam pabrik.
workshop untuk diperbaiki. Jika produksi selesai, produk
Untuk pabrik RPA, kapasitas mesinnya disesuaikan de-
langsung bisa disimpan digudang produk jadi yang
ngan jumlah bahan baku yang akan diproses. Kapasitas
letaknya bersebelahan dengan pabrik.
normal mesin adalah 7-8 jam perhari. Pada bulan Novem-
ber, jam kerja mesin berkurang menjadi 5 jam sehari.
3. Tata letak
Kapasitas mesin RTE adalah 24 jam perhari. Semua mesin
Tata letak berdampak strategis karena menentukan
dalam pabrik digunakan, dan tidak terdapat mesin cadang-
daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, flek-
an. Semua mesin berfungsi sesuai kapasitasnya untuk me-
sibilitas, dan biaya serta kualitas lingkunga kerja. Kepu-
menuhi target permintaan yang telah ditentukan oleh pusat
tusan mengenai tata letak sangat penting karena juga
atau PPIC. Masalah kapasitas yaitu hambatan pada pada
AGORA Vol. 7, No.1, (2019)

berdampak pada efisiensi operasional perusahaan. Tata mengalami pecah cooking. Setiap produk melalui serang-
letak pada perusahaan telah didesain untuk fasilitas kaian proses yang telah dikontrol oleh bagian quality
produktif (productive facilities), fasilitas pendukung control mulai dari bahan baku hingga produk jadi. Hasil
(supportive facilities), dan fasilitas non-produktif (non- produksi perusahaan memiliki standar kualitas mengacu
productive facilities). pada ISO 22.000, halal assurance, program manajemen
Fasilitas produktif (productive facilities) resiko BPOM, dan NKV (Nomor Kontrol Veteriner).
Perusahaan memiliki dua pabrik yaitu Pabrik Rumah Setiap produk akan diperiksa dan dipastikan kualitasnya
Potong Ayam (RPA) dan Pabrik Ready to Eat (RTE). sesuai standar dan spesifikasi sebelum keluar dari pabrik.
Letak pabrik bersebelahan karena salah satu produk dari Perusahaan memastikan Standar Operasi Prosedur (SOP)
RPA yaitu DMP (Debonning Meat Poultry) akan ditrans- quality control dilakukan dengan benar agar produk yang
fer langsung ke pabrik RTE untuk diproses menjadi sosis. dihasilkan sesuai spesifikasi.
Fasilitas mesin di dalam pabrik baik ditata dengan aman
dan rapi dengan lay-out yang mendukung proses ope- 5. Metode
rasional untuk berjalan dengan lancar. Mesin ditata agar Perusahaan telah melakukan dokumentasi proses
karyawan dapat mengakses mesin dengan mudah. Mesin produksi. Perusahaan memiliki Standar Operasi Prosedur
diatur dalam satu line, disesuaikan dengan urutan produksi (SOP) untuk setiap proses produksi yang dilakukan dalam
untuk memudahkan pekerjaan, mengurangi waste motion perusahaan. SOP dikomunikasikan kepada karyawan agar
yang dapat menjadi pemborosan dalam proses produksi. mereka paham apa yang harus mereka lakukan. Perusa-
Tata letak sudah diverifikasi oleh sistem ISO (Internati- haan melakukan training singkat untuk operator selama 2
onal Organization for Standardization) sehingga sudah ± 3 hari yang diawasi oleh supervisor. Briefing singkat
aman. kurang lebih 5 menit dilakukan untuk menginformasikan
Fasilitas non-produktif (non-productive facilities) produk yang akan diproduksi, jejak produksi shift sebe-
Fasilitas non-produktif terdiri atas gudang dan area lumnya, ada tidaknya masalah pada shift sebelumnya,
perbaikan mesin. Gudang bahan baku dan barang jadi misalnya jika ada mesin yang perlu diawasi. Sebelum
berada dekat dengan area produksi. Pengiriman material proses produksi dimulai karyawan akan berdoa bersama.
bahan baku bisa lebih singkat. Gudang dalam perusahaan Perusahaan saat ini menggunakan mesin untuk proses
telah terpisah, baik gudang untuk raw material maupun yang dapat dilakukan secara otomatis. Dampaknya ke
gudang untuk barang jadi. Gudang yang terpisah untuk proses produksi adalah lebih produktif. Proses produksi
memudahkan kontrol. Tata letak gudang ditata dengan lebih cepat dan lebih efisien.
aman memperhatikan keselamatan barang didalamnya.
Terdapat area perbaikan dalam perusahaan yaitu work- Penjadwalan Operasional
shop. Workshop merupakan tempat dimana akan dilaku- Penjadwalan operasional pada PT So Good Food
kan overhaul pada mesin-mesin yang mengalami kerusa- Wonoayu telah dilakukan dengan memperhatikan invent-
kan. Mesin yang rusak dianalisis penyebab rusaknya. Jika tory dan daya atau kapasitas pabrik. Penjadwalan telah
kerusakan mesin bersifat minor, mesin diperbaiki di tem- diatur oleh head office dengan koordinasi dari bagian
pat. Jika kerusakan bersifat major, mesin diperbaiki di inventory di Wonoayu. Jadwal terdiri atas jadwal bulanan
workshop. dan mingguan. Jadwal yang ada diketahui oleh semua
Fasilitas pendukung (supportive facilities) karyawan. Target RTE adalah sebanyak 300.000 karton
Fasilitas pendukung terdiri atas kantor, kamar mandi, perbulan. Dalam operasionalnya pabrik di Wonoayu dapat
ruang makan dan istirahat, area parkir, dan area bongkar mengatur berapa banyak yang harus diproduksi asalkan
muat. Tata letak kantor sudah strategis dan memudahkan memenuhi target setiap harinya. Target harian untuk
komunikasi dalam kantor. Kantor didesain dengan sistem Rumah Potong Ayam (RPA) adalah 11 truk ayam perhari.
autonomous room yang artinya ruang kerja bersama. Alat Target harian untuk Ready to Eat (RTE) adalah adalah
komunikasi yang lengkap. Tersedia tempat makan dan 10.000 karton perhari. Jadwal kerja dalam pabrik RPA
tempat untuk istirahat juga karoke di kantor. Toilet telah adalah lima hari kerja dalam satu minggu (Senin ± Jumat)
dipisah antara toilet wanita dan toilet pria dan jumlahnya dan satu shift perhari. Jadwal kerja dalam pabrik RTE
telah disesuikan dengan kebutuhan karyawan. Tersedia adalah setiap hari dengan tiga shift perhari. Setiap shift
area parkir memudahkan distribusi barang. Tersedia area bekerja dalam waktu 8 jam. Ada pengaturan tenaga kerja
loading dock untuk bongkar muat. dalam tiap proses produksi. Pengaturan tenaga kerja ini
dapat bersifat fleksibel. Perusahaan melakukan pengatur-
4. Kualitas an tenaga kerja agar waktu kerja karyawan optimal dengan
Standar kualitas produk dapat dikemas adalah saling membantu antara proses. Perusahaan menerapkan
melalui pemeriksaan fisik seperti tulang keras AQL multi-skilling sehingga tiap karyawan di RPA bisa me-
(Acceptable Quality Level) 1.0, tulang rawan AQL 6.5, lakukan tugas lain dalam proses lainnya di RPA jika
tendon AQL 1.5, organoleptik, dan lolos benda asing. dibutuhkan. Bulan November 2018, RPA hanya mengolah
Produk yang dihasilkan dari Ready to Eat (RTE) adalah 5-6 truk ayam dari kapasitas normalnya 11 truk ayam
sosis rasa sapi dan sosis ayam. Standar kualitas produk sehingga beberapa proses di RPA jam kerjanya berkurang.
dapat dikemas adalah tidak mengandung metal, dan tidak Hal tersebut menyebabkan karyawan menganggur dan
AGORA Vol. 7, No.1, (2019)

tidak efisien dalam menggunakan sumber daya tenaga bahan baku, kekurangan pengiriman bahan baku, ketidak-
kerja. Pengaturan tenaga kerja yang fleksibel dan dibantu sesuaian pengiriman bahan baku. Teguran dan saran
oleh adanya multi-skilling membantu mengoptimalkan disampaikan untuk perbaikan. Scorsing atau punishment
jam kerja karyawan. dengan mengurangi order dari pemasok juga dapat
Karyawan Rumah Potong Ayam (RPA) terdiri atas dilakukan. Audit internal dilakukan 6 bulan sekali. Peru-
PKWT (Pekerja Paruh Waktu) dan karyawan tetap. Jam sahaan berkunjung dan melakukan pengecekan terhadap
kerja karyawan tetap dan PKWT sama yaitu 8 jam dalam pemasok untuk menjamin kualitas bahan baku.
1 shift. Karyawan Ready to Eat (RTE) terdiri atas kar- Untuk bahan baku yang telat pengiriman dan kurang,
yawan tetap dan karyawan outsourcing. Jam kerja tiap akan dikomplain. Kualitas bahan baku tidak sesuai akan
karyawan juga sama yaitu 8 jam perhari dalam 1 shift. dilihat apakah penyimpangannya masih bisa ditoleransi.
Dalam proses operasional di pabrik, beberapa karyawan Jika tidak, akan langsung ditolak.
bertanggung jawab atas tiap proses dalam produksi. Jika b) Pembelian
karyawan absen, maka akan dilakukan proses combining, Pembelian bahan baku disesuaikan dengan inventory
artinya mencampur dan mengkombinasikan pekerjaan yang ada. Gudang penyimpanan terbatas, sehingga
tertentu sehingga tetap efisien dan tetap bisa dilakukan. pembelian bahan baku perlu disesuaikan sehingga tidak
Jadwal libur di RPA adalah hari Sabtu dan Minggu. menimbulkan biaya holding yang mahal. Pembelian
Jadwal libur di RTE bergantian antara tim yang ada di bahan baku dikontrol oleh PPIC (Production Planning
RTE. Terdapat 4 tim kerja dan sehari ada 3 shift. Dalam 1 Inventory Control) dengan koordinasi dengan bagian
hari ada 1 tim yang off, dan waktu libur tersebut inventory Wonoayu. Pembelian bahan baku dipesan
dijadwalkan bergantian tiap timnya. melalui PO (Pre-Order) kepada pemasok, kemudian
Perawatan mesin telah terjadwal. Preventive main- pemasok dapat mengirimkannya secara bertahap. Jika
tenance dijadwalkan harian, mingguan, bulanan, atau bahan baku tersebut diimpor maka pengirimannya akan
pada waktu-waktu tertentu sesuai kebutuhan perusahaan. dilakukan secara langsung dalam sekali kirim karena
mempertimbangkan lead time dan biaya kirim yang
Pengawasan Operasional mahal.
Pengawasan operasional dilakukan oleh semua level c) Transportasi
karyawan yaitu operator, supervisor, sampai manajer. Alat transportasi yang digunakan perusahaan adalah
Setiap karyawan memiliki fungsi kontrol. Operator dan truk tanpa pendingin, truk dengan pendingin dan peti
supervisor mengontrol proses operasi day to day. Manajer kemas. Semua kendaraan yang digunakan telah dise-
melakukan pengawasan dan kontrol dalam semua aspek suaikan dengan kebutuhan perusahaan, sesuai kapasitas
setiap hari juga. Setiap bagian dalam perusahaan punya produk yang akan diangkut dan sesuai standar kualitas
tanggung jawab untuk melakukan proses pengawasan dan untuk menjaga kondisi produk tetap aman dalam kenda-
kontrol operasional yang benar. raan pengangkut. Kendaraan untuk bahan baku ayam
misalnya sudah sesuai standar bahwa truk tersebut tidak
Manajemen Material boleh digunakan untuk mengangkut hewan selain ayam
a) Pemilihan Pemasok karena dapat menimbulkan kontaminasi silang. Untuk
Perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok yang bahan baku lainnya menggunakan truk biasa yang sesuai
disebut alternate supplier. Pemasok lebih dari satu agar kapasitas produk yang dikirim. Untuk produk jadi dari
tidak terjadi monopoli harga dan mengantisipasi jika Rumah Potong Ayam (RPA) yaitu produk beku, kenda-
pemasok lainnya tidak mampu memenuhi permintaan raan yang digunakan memiliki kriteria dan standar tertentu
perusahaan. Pemasok-pemasok tersebut dinilai oleh peru- yaitu harus bersuhu -18°C untuk mempertahankan produk
sahaan sebelum melakukan kontrak. Pemasok Rumah tersebut tetap di bawah -12°C.
Potong Ayam merupakan sister company dari Bojone- d) Gudang dan Persediaan
goro, Mojokerto dan Blitar. Pemasok untuk Ready to Eat Gudang terbagi menjadi gudang bahan baku, gudang
terdiri dari pemasok lokal dan pemasok dari luar negeri. finished good, gudang sparepart. Gudang diatur dengan
Kriteria pemasok yang dipilih yaitu yang kredibel standar yang ditentukan perusahaan untuk menjaga ke-
dan tersertifikasi, memiliki standar kualitas bahan baku amanan produk yang disimpan didalamnya. Persediaan
seperti halal dan terjamin mutunya. Kredibel artinya dalam gudang dikontrol oleh bagian inventory dan PPIC
bahan baku terjamin kualitasnya. Setiap 3 bulan sekali, (Production Planning Inventory Control). Inventory telah
pemasok perlu mengirimkan surat kerterangan kesehatan dipisahkan dalam gudang-gudang yang berbeda. Bahan
hewan. Pemasok juga harus memiliki sertifikasi halal. baku dan barang jadi dalam gudang ditata sesuai dengan
Selain faktor kualitas bahan baku, barulah faktor kedekat- tanggal kadaluarsanya sehingga memudahkan kontrol.
an dengan dengan sumber bahan baku menjadi pertim-
bangan, karena juga berpengaruh pada biaya transportasi. Manajemen Mutu
Dalam membangun hubungan dengan pemasok, Manajemen mutu melalui Total Quality Management
perusahaan terus berkomunikasi melalui email dan audit terdiri atas:
internal ke perusahaan pemasok. Melalui email, perusa- a) Planning for Quality
haan menginformasikan keterlambatan waktu pengiriman
AGORA Vol. 7, No.1, (2019)

Perusahaan memiliki standar kualitas untuk bahan karyawan yang kinerjanya buruk, ada punishment. Karya-
baku dengan kriteria-kriteria tertentu. Ayam, sebagai ba- wan yang tidak memenuhi peraturan akan mendapatkan
han baku utama Rumah Potong Ayam (RPA) harus ber- Surat Peringatan (SP) sampai 3 hingga pemutusan hu-
asal dari pemasok yang memiliki standar mutu dan terja- bungan kerja atau tidak diperpanjang kontrak kerjanya.
min, memiliki sertifikat kesehatan. Bahan baku Ready to d) Controlling for Quality
Eat (RTE) memiliki standar mutu yang harus dipenuhi. Perusahan melakukan pengawasan kualitas dengan
Untuk mendapatkan bahan baku bermutu terjamin terse- melakukan kontrol pada proses produksi dan pada
but, diperoleh dari pemasok yang kredibel dalam hal beberapa CCP (Critical Control Point). Pada Rumah
mutu. Peralatan yang digunakan untuk proses produksi Potong Ayam (RPA) yaitu pada pemeriksaan antemortem
menggunakan mesin-mesin canggih sehingga memudah- dan postmortem. Dalam pabrik Ready to Eat (RTE), CCP
kan proses operasional produksi. Metode produksi telah pada proses proses deteksi metal dan filling. Dalam proses
direncanakan dan dikomunikasikan melalui standar ope- produksi, tentunya ada barang cacat dihasilkan oleh
rasi prosedur tiap jabatan. Karyawan yang bekerja dalam perusahaan baik di RPA maupun di Ready to Eat RTE.
proses produksi memiliki skill yang dibutuhkan. Sebagai Untuk produk cacat di RPA, dapat digiling menjadi DMP
contoh untuk bagian cutting, karyawan harus memiliki (Debonning Meat Poultry). Perusahaan mengatasi produk
sertifikasi halal. cacat di RTE dengan memisahkannya dengan produk
b) Organizing for Quality yang baik. Kemudian produk yang cacat tersebut akan
Pengawasan terhadap kualitas merupakan tanggung dianalisa dan dicari tahu penyebabnya agar bisa langsung
jawab semua level karyawan. Semua karyawan terlibat diatasi sehingga tidak terjadi lebih banyak produk cacat
dalam kualitas, mulai dari operator, supervisor, sampai lainnya. Pada produk cacat yang disebabkan oleh pecah
top manajemen. Dalam pabrik, quality control akan cooking, kebijakan perusahaan adalah tidak melakukan
bertugas khusus untuk mengontrol proses sehingga diha- rework tapi di-downgrade menjadi pakan ternak.
silkan produk berkualitas. Dalam proses produksi, terda-
pat beberapa CCP (Critical Control Point) yang meru- KESIMPULAN DAN SARAN
pakan tahapan paling penting dalam hal kualitas. Kemu-
dian, produk akan dicek dan disortir sebelum produk Dari ketiga fungsi operasional yang sudah dijalankan
keluar dari pabrik untuk menjamin bahwa produk tersebut oleh PT So Good Food Wonoayu, dapat disimpulkan
sesuai spesifikasi dan standar kualitas produk dalam bahwa perusahaan telah melakukan perencanaan opera-
perusahaan. Terdapat team GKM (Gugus Kendali Mutu) sional secara lengkap dan detail, mulai dari kapasitas,
yang membahas persoalan-persoalan mengenai mutu, lokasi, tata letak, metode dan kualitas. Perencanaan
produktivitas, efesiensi perusahaan. Beberapa karyawan kapasitas produksi disesuaikan dengan daya perusahaan
secara sukarela terlibat dalam GKM dan berusaha untuk dan juga permintaan pelanggan. Lokasi perusahaan sudah
melakukan improvement terhadap perusahaan baik dari strategis dan memudahkan perusahaan untuk melakukan
segi kualitas, produktivitas maupun efisiensi. operasional produksinya. Tata letak perusahaan sudah
c) Direct for Quality diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan opera-
Sebelum proses produksi dilakukan karyawan di- sional produksi. Tersedia fasilitas-fasilitas pendukung
briefing mengenai produk yang akan diproduksi, dan yang mendukung operasional. Perusahaan terus mela-
diberikan informasi update shift dan bila shift sebelumnya kukan perbaikan pada proses produksi sehingga yang
terdapat masalah sehingga perlu diantisipasi. Selanjutnya tidak efektif bisa diperbaiki. Kualitas produk memiliki
karyawan akan berdoa bersama. Dalam rangka mengarah- acuan standar yang jelas. Penjadwalan operasional terjad-
kan karyawan untuk paham apa yang harus dia lakukan wal dengan detail mulai dari berapa banyak produk harus
dan bagaimana menghasilkan produk yang berkualitas, dihasilkan dalam waktu tertentu. Ada pembagian shift dan
karyawan baik yang baru maupun yang lama menda- jam kerja bagi karyawan. Perusahaan juga melakukan
patkan training. Selain itu Standar Operasi Prosedur tindakan pencegahan dengan adanya jadwal untuk main-
(SOP) juga dikomunikasikan kepada karyawan agar kar- tenance. Pengawasan operasional telah dilakukan. Penga-
yawan paham apa yang harus dia lakukan. Dalam rangka wasan terhadap inventory, pemasok, pembelian bahan
menanamkan karyawan bahwa kualitas itu penting, pe- baku, gudang dan transportasi telah dilakukan. Karyawan
rusahaan melakukan pendekatan dengan mendidik karya- telah berpartisipasi dalam hal kualitas. Perusahaan meng-
wan bahwa kualitas produk itu berdampak pada kepuasan arahkan dan menanamkan pentingnya kualitas pada
konsumen. Kepuasan konsumen akan berdampak pada produk kepada karyawan. Namun, pengawasan produksi
penjualan produk. Jika kualitas produk buruk, maka masih kurang optimal karena masih ada barang cacat yang
konsumen tidak puas dan bisa beralih ke produk lain. merugikan perusahaan. Hal ini disebabkan karena kontrol
Untuk karyawan yang berkinerja baik, perusahaan yang kurang dari supervisor dan quality control serta
memberikan apresiasi melalui performance appraisal operator yang kurang fokus dalam bekerja.
dalam tahunan. Karyawan yang berkinerja baik dan aktif Saran yang dapat diberikan pada perusahaan, antara
diberi nilai yang bagus. Hasil penilaian kinerja berdampak lain:
pada kenaikkan gaji, bonus, dan promosi jabatan. Untuk 1. Perusahaan dapat meningkatkan daya evaporator
pada blast freezer karena blast freezer memakan
AGORA Vol. 7, No.1, (2019)

waktu pembekuan yang lama. Hal ini untuk mem- http://www.kemenperin.go.id/aartikel/18465/Industr


percepat proses pembekuan pada blast freezer. i-Makanan-dan-Minuman-Masih-Jadi-Andalan.
2. Memberikan reward berupa pujian bagi karyawan Kontan.co.id, 2018. Semester I 2018, industri minuman
karena mereka telah melakukan proses produksi tumbuh 8,41%. Retrieved from
dengan baik untuk meningkatkan motivasi kerja. https://industri.kontan.co.id/news/semester-i-2018-
3. Perusahaan terus meningkatkan kualitas produk dan industri-minuman-tumbuh-841.
mencegah terjadinya barang cacat. Pencegahan dila- Marire, M.I., Nwankwo, B.E., & Sydney-Agbor, Ngozi.
kukan pada bagian-bagian kritis dimana kesalahan (2014). The problems of quality control in the
sering terjadi dan menimbulkan produk cacat. manufacturing sector a study of Nigeria Breweries
Training lebih lagi pada karyawan boneless. Kontrol Plc, Enugu. Journal of Business and Management.
pada proses filling dan sealing perlu ditingkatkan 16(12). 96-107. Retrieved from
karena pecah cooking paling banyak terjadi akibat http://www.iosrjournals.org/iosr-jbm/papers/Vol16-
proses filling dan sealing yang kurang tepat. issue12/Version-1/N01612196107.pdf.
4. Perusahaan terus meningkatkan produktivitas, efek- Robbins, S., & Coulter, M. (2014). Management (12th ed).
tivitas dan efisiensi melalui adanya GKM. Peru- Pearson Education.
sahaan perlu memberikan reward tambahan pada Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif
anggota GKM karena sudah meluangkan waktunya, kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
berdiskusi bersama anggota GKM lain sepulang Sugiyono (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif,
kerja untuk kepentingan perusahaan. dan R&D. Bandung: Alfabeta.
5. Melibatkan semua karyawan dalam melakukan per- ________ (2013). Metode penelitian manajemen.
baikan. Setiap ide perbaikan karyawan diajukan ke Bandung: Alfabeta.
tim GKM untuk dibahas. ________ (2015). Metode penelitian dan pengembangan,
research and development. Bandung: Alfabeta.
DAFTAR REFERENSI

Blocher, E.J., Chen, K.H., Cokins, & Gary, L.T.W.


(2007). Manajemen biaya penekanan strategis (3rd
ed). Jakarta: Salemba Empat.
Daft, R.L. (2006). Management-manajemen. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Dodrajka, Sangeta. (2017). Operations management: An
overview and concept development. International
Journal of Business and Management Science. & (2),
35-39. Retrieved from
http://www.ijmbs.com/Vol7/vol7.2/5-dr-sangeeta-
dodrajka.pdf.
Ferrell, O.C., Hirt, G.A., & Ferrell, L. (2011). Business: A
changing world (8th ed). United States: McGraw-
Hill.
Griffin, R.W., & Ebert, R.J. (2002). Business (6th ed). New
Jersey: Prentice Hall International, Inc.
________ (2006). Business (8th ed). New Jersey: Pearson
Education.
________ (2015). Business essentials (10th Ed). Boston:
Pearson Education.
Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2017). Operation
management: Sustainability & supply chain
management (12th ed). England: Pearson Education
Limited.
Jain, R.K., Nemade, H., Yadav, G.H., & Sehgal, P. (2013).
Operations management in different disciplines.
International Journal of Advanced in Engineering &
Technology, 6(2), 938-944. Retrieved from
http://www.e-ijaet.org/media/42I14-
IJAET0514289_v6_iss2_938to944.pdf.
Kemenperin.go.id, 2018, Industri makanan dan minuman
masih jadi andalan. Retrieved from

Anda mungkin juga menyukai