FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK
Pabrik sebagai tempat dilaksanakannya aktifitas/kerja pembuatan barang dana tau jasa, perlu direncanakan
dengan matang. Karena fasilitas fisik yang mesti ada di dalamnya cukup banyak dan saling terkait satu sama lain.
Lagipula begitu sebuah pabrik didirikan, modal yang tertanam tidak sedikit. Jika terjadi kesalahn perencanaan modal
yang tertanam tidak bisa dengan mudah di uangkan kembali. Demikian pula jika diperlukan perubahan-perubahan
yang besar setelah pabrik berjalan, biaya lebih mahal dibandingkan perencanaan yang lebih lama agar matang.
Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik dengan
memanfaatkan luas area secara optimal guna menunjang kelancaran proses produksi (Wignjosoebroto, S., 2003:
67) atau tata letak pabrik (plant layout) dapat juga didefinisikan sebagai suatu rencana atau aktivitas perencanaan,
penyusunan yang optimal dari fasilitas-fasilitas suatu industri yang meliputi tenaga kerja, peralatan operasi, ruang
penyimpanan, peralatan penanganan material, dan semua pelayanan pendukung sesuai dengan rancangan terbaik
dari struktur yang terdiri dari fasilitas-fasilitas ini. Tata letak yang baik selalu melibatkan tata cara pemindahan bahan
di pabrik, sehingga kemudian disebut tata letak pabrik dan pemindahan bahan.
Rekayasawan yang merancang fasilitas harus mengevaluasi, menganalisis, membentuk konsep dan
mewujudkan sistem bagi pembuatan barang dan jasa. Dengan kata lain, merupakan pengaturan tempat sumber
daya fisik yang digunakan untuk membuat produk. Rancangan ini umumnya digambarkan sebagai rencana lantai
yaitu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan dan sarana lain) untuk mengoptimumkan hubungan
antara petugas pelaksana, aliran bahan, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha
secara efisien, ekonomis dan aman (Apple, J. M., 1990: 2).
Adapun Unsur-unsur utama desain fasilitas adalah jenis masukan (input), kegiatan transformasi atau proses
produksi,dan keluaran (output) yang dihasilkan.
Dalam mendesain fasilitas, pendesain perlu memperhatikan ketiga unsur diatas. Pendesain minimal harus
memahami apa saja yang menjadi masukan, bagaimana proses setiap masukan, dan apa saja yang ingin dihasilkan.
Berkaitan dengan proses transformasi, desain perlu mengenal secara mendalam teknologinya. Misalnya, pada
desain fasilitas manufaktur, pendesain perlu memahami teknologi produksi yang akan digunakan. Dengan kata lain,
proses desain sangat membutukan wawasan yang luas terhadap objek yang akan didesain.
B. Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Pabrik
Menurut James M. Apple (1990, p5), tujuan rancangan fasilitas adalah untuk dimasukan (bahan, pasokan,
dll) melalui setiap fasilitas dalam waktu sesingkat mungkin dengan biaya yang wajar. Dalam sebuah
industri manufaktur, semakin cepat barang berada dalam perusahaan, maka semakin kecil biaya tenaga
kerja dan biaya tak langsung yang di bebankan pada perusahaan. Sebagian besar perancangan fasilitas
berhubungan dengan fasilitas sebuah industri atau pabrik, hal ini memudahkan penerapan konsep, prinsip
dan aturan untuk merancang setiap fasilitas bagi setiap perusahaan manufaktur.
Secara garis besar, tujuan utama dari tata letak pabrik adalah mengatur area kerja dan segala fasilitas
produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi yang aman dan nyaman sehingga dapat
menaikkan moral kerja dan kinerja (performance) dari operator (Apple, J. M., 1990: 5-8). Lebih spesifik
lagi, suatu tata letak pabrik yang baik akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan dalam sistem
produksi, sebagai berikut :
o Memperlancar proses manufaktur
Tata letak pabrik yang direncanakan haruslah menjamin proses pengolahan yang efisien. Oleh
karena itu diusahakan agar :
1. Penyusunan peralatan dan mesin yang efektif sehingga aliran bahan lancar dan mendekati garis
lurus dengan mengurangi gerakan bolak-balik.
2. Mengurangi waktu menunggu pada proses produksi.
3. Aliran bahan yang terencana sehingga setiap daerah kerja dapat dibedakan dengan jelas untuk
menghindari tercampurnya alat-alat kerja.
Dalam perencanaan dan pengaturan tata letak pabrik, terdapat enam prinsip dasar yang perlu diperhatikan
(Muther, R., 1955: 7-8), antara lain:
o Prinsip integrasi secara total
That layout is best which integrates the men, material, machinery supporting activities, and any other
considerations in way that result in the best compromise.
Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen
produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.
o Prinsip fleksibilitas
Other things being equal, that layout is best that can be adjusted and rearrange at minimum cost and
inconvenience.
Prinsip ini sangat berarti dalam masa dimana riset ilmiah, komunikasi, dan transportasi bergerak dengan
cepat, yang mana hal ini akan mengakibatkan dunia industri harus ikut berpacu mengimbanginya. Untuk ini,
kondisi ekonomi akan bisa tercapai apabila tata letak yang ada telah direncanakan cukup fleksibel untuk
diadakan penyesuaian/pengaturan kembali (relayout) dengan cepat dan biaya yang relatif murah.