1
1.1 Prinsip-Prinsip Statika
Satuan : Newton
3
Titik tangkap gaya adalah titik dimana gaya dapat dianggap
terkonsentrasi.
4
Vektor
Dapat dinyatakan secara grafis dengan satu segmen garis lurus
𝐵𝐶
Salah satu dari pangkal atau ujung vektor dapat dipakai untuk
menyatakan titik tangkap gaya
5
Paralelogram Gaya
Apabila beberapa gaya dengan berbagai harga dan arah bekerja di
suatu benda, maka dikatakan gaya tersebut menyusun sebuah
sistem gaya
Hukum Paralelogram
Jika dua buah gaya, yang dinyatakan oleh vektor-vektor 𝐴𝐵 dan
𝐴𝐶, yang bekerja dalam suatu sudut 𝛼, dikenakan ke sebuah
benda di titik A, maka aksi dari gaya-gaya tersebut ekuivalen
dengan aksi sebuah gaya, yang dinyatakan oleh vektor 𝐴𝐷, yang
6
Gaya 𝐴𝐷 disebut resultan dari dua gaya 𝐴𝐵 dan 𝐴𝐶
Gaya-gaya 𝐴𝐵 dan 𝐴𝐶 disebut komponen-komponen dari gaya
𝐴𝐷
7
Hukum Keseimbangan
Dua buah gaya dapat seimbang hanya jika kedua gaya sama
harganya, berlawanan arahnya, dan bekerja dalam garis kerja
yang sama.
Hukum Superposisi
Aksi dari sebuah sistem gaya-gaya tertentu pada sebuah benda
kaku tidak akan berubah jika pada sistem tersebut kita
tambahkan atau kurangkan sistem gaya-gaya yang lain yang
seimbang.
9
10
Aksi dan Reaksi
Kendala (constraint): Pembatasan terhadap gerak bebas
sebuah benda dalam suatu arah tertentu.
12
Penguraian Gaya
Penggantian sebuah gaya tunggal dengan beberapa
komponen-komponen yang aksinya ekuivalen dengan aksi
dari gaya yang diberikan.
13
𝑅= 𝑃2 + 𝑄2 + 2𝑃𝑄 cos 𝛼
𝑃 𝑄 𝑅
= =
sin 𝛼 sin 𝛽 sin 𝛾
14
Mencari resultan gaya P dan Q.
Gaya 𝑆1 dan 𝑆2 yang sama besar, berlawanan dan kolinear
ditambahkan pada sistem.
Pada titik A dan B diperoleh 𝑅1 dan 𝑅2
Resultan 𝑅1 dan 𝑅2 adalah R yang ekuivalen dengan resultan P
dan Q.
15
Hukum Aksi dan Reaksi
Suatu tekanan pada sebuah tumpuan akan menyebabkan
suatu tekanan yang sama dan berlawanan arah dari
tumpuan sehingga aksai dan reaksi merupakan dua buah
gaya yang sama dan berlawanan arah (Gaya Normal).
16
HUKUM KESEIMBANGAN
Dua buah gaya dapat seimbang hanya jika kedua gaya sama
harganya, berlawanan arahnya, dan bekerja dalam garis kerja
yg sama.
Apabila gaya-gaya pusat semacam ini mempunyai arah-arah
seperti ditunjukkan dalam gambar 5a, maka kita katakan
bahwa batang berada dalam tarikan (tension).
Apabila mereka bekerja seperti ditunjukkan dlam gambar 5b,
maka batang dikatakan berada dalam tekanan atau
kompresi (compression).
17
Contoh:
Tentukan resultan gaya dari keempat gaya yang
1 ditunjukkan dalam gambar berikut ini dengan
menggunakan rumus !
𝐹1 = 500𝑁
𝐹2 = 500𝑁 𝛼
𝛽
𝐹4 = 1500𝑁
𝐹3 = 1000𝑁
18
Contoh:
1
𝐹1 = 500𝑁
𝐹1𝑦
𝐹2 = 500𝑁 𝛼 𝐹1𝑥
𝛽
𝐹4 = 1500𝑁
𝐹3 = 1000𝑁
19
Contoh:
1
𝐹1 = 500𝑁
𝐹1𝑦
𝐹2 = 500𝑁 𝛼 𝐹1𝑥
𝛽 𝐹4𝑥
𝜃
𝐹4𝑦
𝐹4 = 1500𝑁
𝐹3 = 1000𝑁
20
2
𝐹1𝑥 = 500 cos 𝛼 = 500 × = 200 5 𝑁
5
1
𝐹1𝑦 = 500 𝑠𝑖𝑛 𝛼 = 500 × = 100 5 𝑁
5
2
𝐹4𝑥 = 1500 cos 𝛽 = 500 × = 750 2 𝑁
2 2
2
𝐹4𝑦 = 1500 𝑠𝑖𝑛 𝛽 = 500 × = 750 2 𝑁
2 2
2 2 2 2
𝑅= 𝑅𝑥 + 𝑅𝑦 = 1008 + −1837 = 2095 𝑁
21
𝑅𝑦 1837
tan 𝜃 = = = 1,822
𝑅𝑥 1008
endahne@gmail.com
22
SOAL:
Tentukan resultan gaya dan sudutnya dari keempat
1 gaya yang ditunjukkan dalam gambar berikut ini
dengan menggunakan rumus!
𝐹2 = 1200𝑁
𝐹3 = 2000𝑁 𝐹1 = 1800𝑁
𝛽 𝛼
𝛾
𝐹4 = 700𝑁
23
Tentukan resultan gaya dari keempat gaya yang
2 ditunjukkan dalam gambar berikut ini menggunakan
teknik poligon gaya, jika 1 kotak bernilai 20 N!
𝐹2
𝐹3
𝐹1
𝐹4
24
1.3 Keseimbangan Gaya-Gaya yang Berpotongan di Satu Titik
Sebuah Bidang
25
Tumpuan-tumpuan selebihnya dari yang diperlukan dan cukup
untuk menahan bola secara penuh di bidang gambar, disebut
kendala mubazir (redundant constraint)
26
Contoh:
27
1,2m 𝑎𝑏 2𝐵𝐷
3m 3m =
𝑏𝑐 𝐵𝐶
𝑇2 𝑇1 𝑇2
W 𝑎𝑏 2 × 1,2 24 8
= = =
𝑏𝑐 3 30 10
W 𝑇1
𝑊 𝑎𝑏
=
𝑇1 𝑏𝑐
75 8
= 𝑇1 = 93,8 𝑁 = 𝑇2 , karena 𝑎𝑐 = 𝑏𝑐
𝑇1 10
28
2. Sebuah lampu listrik penerangan seberat 𝑄 = 200 𝑁
digantung seperti ditunjukkan dalam Gambar A. tentukan gaya-
gaya tarik 𝑆1 𝑑𝑎𝑛 𝑆2 di kawat-kawat BA dan BC jika sudut-sudut
kemiringannya seperti ditunjukkan.
29
𝑆1 Pengembangan Metode Poligon
𝑆2
(Segitiga Gaya)
45°
75°
60°
𝑄 𝑆1 𝑆2
= =
sin 75° sin 90° + 45° sin 90° + 60°
𝑄 𝑆1 𝑆2
= =
𝑄 = 200 𝑁 sin 75° 𝑐𝑜𝑠 45° 𝑐𝑜𝑠 60°
𝑄 𝑆1 𝑄 𝑆2
= =
sin 75° 𝑐𝑜𝑠 45° sin 75° 𝑐𝑜𝑠 60°
200 𝑁 𝑆1 200 𝑁 𝑆2
= =
0,966 0,707 0,966 0,5
𝑆1 = 146,4 𝑁 𝑆2 = 103,5 𝑁
30
3. Sebuah rol bundar seberat 𝑄 = 500 𝑁 dan jari-jarinya
𝑟 = 15 𝑐𝑚 digantung oleh sebuah kawat pengikat
𝐴𝐶 = 30 𝑐𝑚 dan bersandar pada sebuah dinding vertikal
licin di B. Tentukan tarikan S di kawat pengikat dan gaya 𝑅𝑏
yang dikenakan ke dinding di B.
31
𝑺 B 𝑅𝑏 C
15 𝑐𝑚
𝑄 = 500 𝑁
𝑅𝑏 15 𝑐𝑚 𝑆
𝐴𝐵 = 302 − 152 = 15 3 cm
A
𝑄 𝐴𝐵
𝑆 𝐴𝐶 =
= 𝑅𝑏 𝐵𝐶
𝑄 𝐴𝐵
𝑆 30 𝑐𝑚 500 𝑁 15 3 𝑐𝑚
= =
500 𝑁 15 3 𝑐𝑚 𝑅𝑏 15 𝑐𝑚
2 500
𝑆 = 500 × 3 = 577,4 𝑁 𝑅𝑏 = = 288,7 𝑁
3 3
32
SOAL-SOAL
1. Sebuah bola yg beratnya 60 N terletak di sebuah selokan
berdinding siku, seperti ditunjukkan dalam gambar.
Tentukan gaya-gaya yg diberikan pada dinding-dinding
selokan di D dan E jika semua permukaan licin sempurna.
(Gunakan metode poligon)
33
3. Dengan mengacu ke gambar, hitung tarikan 𝑆1 dan 𝑆2 dalam
dua tali AB dan AC yang menumpu beban seberat
𝑄 = 200 𝑁. Gunakan metode proyeksi
34
4. Sebuah bola seberat 𝑊 = 1000 𝑁 bersandar di atas sebuah
bidang miring licin dan dijaga untuk tidak menggelinding ke
bawah oleh sebuah tali AC. Dengan menggunakan metode
proyeksi, tentukan tarikan S pada tali dan reaksi 𝑅𝑏 di titik
kontak B.
35
36
Keseimbangan Tiga buah Gaya di Satu Bidang
37
Keseimbangan batang yang bertumpu pada
bidang setengah lingkaran yang licin
38
Keseimbangan pada tuas yang ditumpu oleh sebuah engsel
39
Keseimbangan pada balok AB yang ditumpu oleh sebuah
engsel di A
40
Contoh:
41
Dengan memandang derek secara keseluruhan sebagai
suatu benda bebas, kita bayangkan tumpuan-tumpuan di
A dan B dihilangkan dan digantikan dengan reaksi-reaksi
𝑅𝑎 dan 𝑅𝑏 yang diberikan tumpuan pada derek.
42
Sekarang kita bangun segitiga gaya (Gambar b) dengan sisi-
sisinya sejajar ke garis-garis kerja ketiga gaya yang telah
diketahui (𝑃 = 40 𝑘𝑁)
𝑅𝑎 6 𝑅𝑏 10
= =
𝑃 8 𝑃 8
𝑅𝑎 6 𝑅𝑏 10
= =
40 𝑘𝑁 8 40 𝑘𝑁 8
𝑅𝑎 = 30 𝑘𝑁 𝑅𝑏 = 50 𝑘𝑁
43
2. Tentukan besarnya sebuah gaya horisontal P yang dikenakan di
pusat C sebuah rol seberat 𝑄 = 1000 𝑁 dan berjari-jari
𝑟 = 15 𝑐𝑚 yang akan diperlukan untuk menarik rol melewati
sebuah ganjal 3 cm.
Gambar 32 hal 33
44
Apabila gaya P yang diberikan sekedar cukup untuk
menyebabkan rol akan mulai bergerak, maka tidak akan ada
tekanan antara rol dan bidang horisontal di B.
Jadi rol hanya akan dikenai oleh tiga gaya P, Q, dan reaksi
𝑅𝑑 .
45
46
Metode Momen
• Kecenderungan gaya untuk menimbulkan putaran sebuah benda
terhadap sebuah titik tetap, Disebut momen dari gaya terhadap
titik tersebut.
48
Contoh:
1. Sebuah batang prismatik AB diengselkan di A dan ditumpu
di B. dengan mengabaikan gesekan, tentukan reaksi Rb yg
timbul di B sebagai akibat dari berat Q (50 N) dari batang.
(Sudut 𝛼 = 30°)
49
𝛼
50
Penyelesaian
52
Penyelesaian
53
Massa jenis dinding : Berat dinding :
Tekanan tanah : H = 60 kN
Reaksi Ra.
54
3. Suatu batang prismatis ramping AB seberat Q dan
panjangnya 2𝑙 bersandar pada sebuah rol tanpa gesek yg
sangat kecil di D dan pada suatu dinding vertikal licin di A.
hitung sudut yg harus dibuat batang dengan horisontal
supaya dalam keadaan seimbang.
𝑎 = 2𝑚
𝑙 = 5𝑚
𝑄 = 46 𝑁
55
Penyelesaian
3 𝑎 3 2
cos 𝛼 = = = 0,7368 𝛼 = 42,54°
𝑙 5
Yg mendefinisikan posisi keseimbangan batang
56
SOAL-SOAL
1. Berapakah gaya-gaya aksial di anggota-anggota sistem yg
ditunjukkan dalam gambar sebagai akibat dari beban
vertikal (𝑃 = 50 𝑁, 𝛼 = 30°) ?
57
2. Suatu batang kaku AB ditumpu dalam sebuah bidang vertikal
dan membawa satu beban Q (50 N) pada ujung bebasnya
(Gambar B). Dengan mengabaikan beratnya sendiri, hitung
besarnya gaya tarik S yang timbul dalam tali horisontal CD.
(𝛼 = 30°; 𝑙 = 6 𝑚)
58
59
Gaya Gesekan (Friction)
1. Gesekan total yg dapat dikembangkan tidak bergantung
pada luasnya area kontak.
2. Gesekan total yg dapat dikembangkan sebanding dengan
gaya normal
3. Untuk kecepatan-kecepatan luncur yg rendah, gesekan total
yg dapat dikembangkan secar praktis tidak bergantung pada
kecepatan, meskipun eksperimen-eksperimen menunjukkan
bahwa gaya F yg diperlukan untuk memulai luncuran lebih
besar daripada gaya yg diperlukan untuk menjaga luncuran.
60
Hukum-hukum gesekan ini dapat dinyatakan dengan rumus
sederhana : 𝐹 = 𝜇. 𝑁
62
63
64
Untuk melihat bagaimana gesekan mempengaruhi reaksi-
reaksi dan yg diberikan oleh permukaan-permukaan tumpuan,
mari kita perhatikan kasus sederhana sebuah balok kecil yg
diam di atas sebuah permukaan bidang horisontal dan dikenai
oleh satu gaya P yg membuat sudut 𝜶 dengan vertikal.
Untuk penyederhanaan, akan kita anggap bahwa gaya P cukup
besar dibandingkan dengan berat balok sehingga gaya
gravitasi dapat diabaikan, atau jika diinginkan, P dapat
dipandang sebagai resultan dari gaya gravitasi dan beberapa
gaya lain yg tidak ditunjukkan.
Distribusi sebenarnya dari tekanan di seluruh area kontak
antara balok dan bidang akan bergantung pada titik tangkap
gaya P dan juga pada sudut 𝛼, karena sejauh terdapat
keseimbangan, jelas bahwa tekanan terdistribusi ini secara
logis harus ekuivalen dengan satu gaya reaksi R yg akan sama,
berlawanan, dan kolinear dengan gaya P yg diberikan. 65
Apabila reaksi R ini kita gantikan dengan dua komponennya F
dan N, yg masing-masing bekerja secara tangensial dan
normal ke permukaan kontak.
Maka komponen F akan menyatakan gesekan antara
permukaan-permukaan dan komponen N akan menyatakan
gaya normal.
Jadi kondisi keseimbangan, memerlukan kondisi hubungan
antara komponen-komponen F dan N yg haruslah berupa :
𝐹
= tan 𝛼
𝑁
66
Apabila gaya P yg diberikan membuat suatu sudut batas 𝜑
tertentu dengan vertikal sedemikian sehingga balok nyaris
meluncur, maka, kita mempunyai suatu kondisi
keseimbangan, bahwa
𝐹
= tan 𝜑
𝑁
Dan juga sebagai suatu kondisi pada saat luncuran nyaris
𝐹
terjadi bahwa = 𝜇
𝑁
67
Bilamanapun gerak nyaris terjadi, reaksi total R, yg diberikan oleh
permukaan tumpuan, akan dalam arah miring terhadap arah
normal dengan sudut gesek statis 𝝋 dan bekerja sedemikian
seperti melawan gerak yg nyaris terjadi (gambar 43b).
Apabila gerak belum nyaris terjadi, maka reaksi total R akan miring
terhadap arah normal dengan sudut yg besarnya sekedar cukup
untuk menjaga keseimbangan.
Apabila kita misalkan suatu
permukaan licin ideal yg untuk
permukaan semacam ini koefisien
geseknya nol, maka sudut gesek
akan nol dan reaksi total R tegak
lurus ke permukaan sesuai dengan
pemisalan.
68
Dalam penyelesaian soal-soal dimana gesekan dilibatkan, kita
dapat bekerja dengan salah satu dari reaksi total R atau
dengan komponen-komponen tegaknya, F dan N.
69
1. Sebuah tangga AB yg panjangnya 𝑙 (12 m) ditumpu oleh
sebuah lantai horisontal di A dan oleh sebuah dinding vertikal di B
dan membuat suatu sudut 𝛼 = 30° dengan horisontal. Tentukan
jarak maksimum x ke bawah tangga dimana seseorang seberat W
dapat berdiri tanpa menyebabkan tangga menggelincir, jika sudut
gesek antara lantai dan tangga dan antara dinding dan tangga
adalah 𝜑 = 15°. Abaikan berat tangga itu sendiri.
70
71
Penyelesaian
73
Untuk permukaan-permukaan licin sempurna 𝜑 = 0 , harga x
yg diberikan adalah nol dan akan diperlukan suatu ganjal
penahan di A untuk mencegah tangga menggelincir.
Apabila 𝜑 ≥ 90° − 𝛼, seseorang dapat berdiri dengan aman di
puncak tangga. Yaitu sejauh sudut yg dibuat tangga dengan
vertikal tidak lebih besar dari sudut gesek, maka tidak akan
terdapat bahaya menggelincir
74
2. Tangga homogen yang panjangnya 5m dan massa 5kg
bersandar pada dinding licin dan bertumpu pada lantai yang
kasar. Ketika seorang tukang (massa 40kg) naik sejauh 3m
dan segera turun karena pada saat itu hampir tergelincir. Jika
posisi tangga seperti terlihat pada gambar, tentukan koefisien
gesek antara tangga dan lantai !
75
A
A 𝑁𝑎
D
5m
D
C
C 4m
𝑁𝑏
𝑊𝑑
𝑊𝑐
𝛼 𝛼
B
𝑓𝑏 B E F G
3m
𝑀𝐵 = 0
5
−𝑁𝑎 . 4 + 50. (3 cos 𝛼) + 400. cos 𝛼 = 0
2
3 5 3
−𝑁𝑎 . 4 + 50. 3 × + 400. × =0 𝑵𝒂 = 𝟏𝟕𝟐, 𝟓 𝐍
5 2 5 76
A
A 𝑁𝑎
D
5m
D
C
C 4m
𝑁𝑏
𝑊𝑑
𝑊𝑐
𝛼 𝛼
B
𝑓𝑏 B E F G
3m
𝑓𝑏 = 𝜇 × 𝑁𝑏
𝐹𝑦 = 0 𝐹𝑥 = 0
172,5 = 𝜇 × 450
𝑁𝑏 − 𝑊𝑐 − 𝑊𝑑 = 0 𝑁𝑎 − 𝑓𝑏 = 0
𝝁 = 𝟎, 𝟑𝟖
𝑁𝑏 − 50 − 400 = 0 172,5 − 𝑓𝑏 = 0
𝑵𝒃 = 𝟒𝟓𝟎 𝑵 𝑓𝑏 = 172,5 𝑁
77
SOAL
1. Sebuah tangga AB yg panjangnya 𝑙 (20 m) ditumpu oleh
sebuah lantai horisontal di A dan oleh sebuah dinding vertikal di B
dan membuat suatu sudut 𝛼 = 60° dengan horisontal. Tentukan
jarak maksimum x ke bawah tangga dimana seseorang seberat W
dapat berdiri tanpa menyebabkan tangga menggelincir, jika sudut
gesek antara lantai dan tangga dan antara dinding dan tangga
adalah 𝜑 = 10°. Abaikan berat tangga itu sendiri.
78
2. Tangga homogen yang panjangnya 13m dan massa 8kg
bersandar pada dinding licin dan bertumpu pada lantai yang
kasar. Ketika seorang tukang (massa 60kg) naik sejauh 10m
dan segera turun karena pada saat itu hampir tergelincir. Jika
posisi tangga seperti terlihat pada gambar, tentukan koefisien
gesek antara tangga dan lantai !
12 m
79
5m