Anda di halaman 1dari 79

Bab 1

Gaya-Gaya Berpotongan di Satu


Titik di Sebuah Bidang
Dosen:
N. Endah Jubaedah, S.Si, M.T

1
1.1 Prinsip-Prinsip Statika

 Statika membahas kondisi-kondisi keseimbangan benda-


benda yang dikenai oleh gaya-gaya.

Benda kaku (rigid body)

Dalam membahas keseimbangan tuas, kita dapat mengabaikan


deformasi akibat aksi dari gaya-gaya yang bekerja dan
menganggap bahwa tuas adalah sebuah benda kaku yang tetap
lurus.
2
Gaya (force)
 Gaya didefinisikan sebagai suatu aksi yang cenderung yang
mengubah keadaan diam pada sebuah benda ke keadaan
dimana gaya bekerja.
 Macam-macam gaya: gaya gravitasi, gaya tarikan, gaya
dorongan, gaya gesekan, gaya normal, dll.

 Spesifikasi gaya: (1) besarnya (magnitude)


(2) titik tangkap
(3) arah

 Satuan : Newton

3
 Titik tangkap gaya adalah titik dimana gaya dapat dianggap
terkonsentrasi.

 Titik tangkap dimana berat total dapat dianggap terpusat


disebut titik berat benda.

Garis kerja gaya

Garis kerja gaya adalah arah di sepanjang satu garis lurus


yang melalui titik tangkap, dimana gaya cenderung
menggerakkan benda ke arah gaya bekerja.

4
Vektor
 Dapat dinyatakan secara grafis dengan satu segmen garis lurus
𝐵𝐶

 Titik B: pangkal vektor


 Titik C: ujung vektor B C

 Salah satu dari pangkal atau ujung vektor dapat dipakai untuk
menyatakan titik tangkap gaya

5
Paralelogram Gaya
Apabila beberapa gaya dengan berbagai harga dan arah bekerja di
suatu benda, maka dikatakan gaya tersebut menyusun sebuah
sistem gaya
Hukum Paralelogram
Jika dua buah gaya, yang dinyatakan oleh vektor-vektor 𝐴𝐵 dan
𝐴𝐶, yang bekerja dalam suatu sudut 𝛼, dikenakan ke sebuah
benda di titik A, maka aksi dari gaya-gaya tersebut ekuivalen
dengan aksi sebuah gaya, yang dinyatakan oleh vektor 𝐴𝐷, yang

didapatkan sebagai diagonal


dari paralelogram yang
dibuat pada vektor-vektor
𝐴𝐵 dan 𝐴𝐶.
Gambar 3b  disebut segitiga gaya.

6
 Gaya 𝐴𝐷 disebut resultan dari dua gaya 𝐴𝐵 dan 𝐴𝐶
 Gaya-gaya 𝐴𝐵 dan 𝐴𝐶 disebut komponen-komponen dari gaya
𝐴𝐷

 Gaya kolinear: gaya-gaya yang mempunyai garis kerja yang


sama.

7
Hukum Keseimbangan
 Dua buah gaya dapat seimbang hanya jika kedua gaya sama
harganya, berlawanan arahnya, dan bekerja dalam garis kerja
yang sama.

 Apabila gaya-gaya mempunyai arah seperti ditunjukkan dalam


gambar 5a, maka dikatakan batang berada dalam tarikan
(tension).
 Apabila gaya-gaya mempunyainarah seperti ditunjukkan dalam
gambar 5b, maka dikatakan batang berada dalam tekanan atau
kompresi (compression). 8
Superposisi dan Transmisibilitas

Hukum Superposisi
Aksi dari sebuah sistem gaya-gaya tertentu pada sebuah benda
kaku tidak akan berubah jika pada sistem tersebut kita
tambahkan atau kurangkan sistem gaya-gaya yang lain yang
seimbang.

Teorema Transmisibilitas Gaya


Titik tangkap sebuah gaya dapat ditransmisikan sepanjang garis
kerjanya tanpa mengubah pengaruh gaya pada benda kaku
apapun yang dikenainya.

9
10
Aksi dan Reaksi
 Kendala (constraint): Pembatasan terhadap gerak bebas
sebuah benda dalam suatu arah tertentu.

Hukum Aksi dan Reaksi


Suatu tekanan pada sebuah tumpuan akan menyebabkan
suatu tekanan yang sama dan berlawanan arah dari
tumpuan sehingga aksi dan reaksi merupakan dua buah gaya
yang sama dan berlawanan arah. 11
Diagram Benda Bebas:
Suatu skema yang menghilangkan tumpuan-tumpuan dan
menggantikannya dengan reaksi-reaksi yang diberikan tumpuan-
tumpuan tersebut pada benda.

Poligon gaya  Resultan gaya

12
Penguraian Gaya
Penggantian sebuah gaya tunggal dengan beberapa
komponen-komponen yang aksinya ekuivalen dengan aksi
dari gaya yang diberikan.

13
𝑅= 𝑃2 + 𝑄2 + 2𝑃𝑄 cos 𝛼

𝑃 𝑄 𝑅
= =
sin 𝛼 sin 𝛽 sin 𝛾

14
 Mencari resultan gaya P dan Q.
 Gaya 𝑆1 dan 𝑆2 yang sama besar, berlawanan dan kolinear
ditambahkan pada sistem.
 Pada titik A dan B diperoleh 𝑅1 dan 𝑅2
 Resultan 𝑅1 dan 𝑅2 adalah R yang ekuivalen dengan resultan P
dan Q.

15
Hukum Aksi dan Reaksi
 Suatu tekanan pada sebuah tumpuan akan menyebabkan
suatu tekanan yang sama dan berlawanan arah dari
tumpuan sehingga aksai dan reaksi merupakan dua buah
gaya yang sama dan berlawanan arah (Gaya Normal).

Diagram Benda Bebas


 Untuk mempelajari keseimbangan sebuah benda yang
berkendala (dibatasi,ditumpu beda lain), kita akan selalu
membayangkan bahwa kita hilangkan tumpuan-tumpuan
dan menggantikannya dengan reaksi-reaksi yang diberikan
tumpuan-tumpuan tersebut pada benda yang ditinjau.

16
HUKUM KESEIMBANGAN
 Dua buah gaya dapat seimbang hanya jika kedua gaya sama
harganya, berlawanan arahnya, dan bekerja dalam garis kerja
yg sama.
 Apabila gaya-gaya pusat semacam ini mempunyai arah-arah
seperti ditunjukkan dalam gambar 5a, maka kita katakan
bahwa batang berada dalam tarikan (tension).
 Apabila mereka bekerja seperti ditunjukkan dlam gambar 5b,
maka batang dikatakan berada dalam tekanan atau
kompresi (compression).

17
Contoh:
Tentukan resultan gaya dari keempat gaya yang
1 ditunjukkan dalam gambar berikut ini dengan
menggunakan rumus !

𝐹1 = 500𝑁

𝐹2 = 500𝑁 𝛼
𝛽

𝐹4 = 1500𝑁
𝐹3 = 1000𝑁
18
Contoh:

1
𝐹1 = 500𝑁
𝐹1𝑦

𝐹2 = 500𝑁 𝛼 𝐹1𝑥
𝛽

𝐹4 = 1500𝑁
𝐹3 = 1000𝑁

19
Contoh:

1
𝐹1 = 500𝑁
𝐹1𝑦

𝐹2 = 500𝑁 𝛼 𝐹1𝑥
𝛽 𝐹4𝑥
𝜃

𝐹4𝑦
𝐹4 = 1500𝑁
𝐹3 = 1000𝑁

20
2
𝐹1𝑥 = 500 cos 𝛼 = 500 × = 200 5 𝑁
5
1
𝐹1𝑦 = 500 𝑠𝑖𝑛 𝛼 = 500 × = 100 5 𝑁
5

2
𝐹4𝑥 = 1500 cos 𝛽 = 500 × = 750 2 𝑁
2 2
2
𝐹4𝑦 = 1500 𝑠𝑖𝑛 𝛽 = 500 × = 750 2 𝑁
2 2

𝑅𝑥 = 𝐹1𝑥 + 𝐹4𝑥 − 𝐹2 = 200 5 + 750 2 − 500 = 1008 𝑁

𝑅𝑦 = 𝐹1𝑦 − 𝐹4𝑦 − 𝐹3 = 100 5 − 750 2 − 1000 = −1837 𝑁

2 2 2 2
𝑅= 𝑅𝑥 + 𝑅𝑦 = 1008 + −1837 = 2095 𝑁
21
𝑅𝑦 1837
tan 𝜃 = = = 1,822
𝑅𝑥 1008

𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 1,822 = 61,24°

endahne@gmail.com

22
SOAL:
Tentukan resultan gaya dan sudutnya dari keempat
1 gaya yang ditunjukkan dalam gambar berikut ini
dengan menggunakan rumus!

𝐹2 = 1200𝑁

𝐹3 = 2000𝑁 𝐹1 = 1800𝑁

𝛽 𝛼
𝛾

𝐹4 = 700𝑁

23
Tentukan resultan gaya dari keempat gaya yang
2 ditunjukkan dalam gambar berikut ini menggunakan
teknik poligon gaya, jika 1 kotak bernilai 20 N!

𝐹2
𝐹3

𝐹1

𝐹4

24
1.3 Keseimbangan Gaya-Gaya yang Berpotongan di Satu Titik
Sebuah Bidang

Apabila sebuah benda yang diketahui berada dalam


keseimbangan, dimana bekerja beberapa gaya koplanar yang
berpangkal sama, maka gaya-gaya ini , atau vektor-vektor
bebasnya , bila dijumlahkan secara geometris harus
membentuk satu poligon tertutup.

25
Tumpuan-tumpuan selebihnya dari yang diperlukan dan cukup
untuk menahan bola secara penuh di bidang gambar, disebut
kendala mubazir (redundant constraint)
26
Contoh:

1. Sebuah lampu listrik jalan digantung dari sebuah cincin kecil


B yang ditumpu oleh dua kawat AB dan CB, ujung A dan C
terletak pada ketinggian yang sama. Dengan menganggap
bahwa kawat-kawat ini fleksibel sempurna dan dengan
mengabaikan beratnya, hitung gaya-gaya yang timbul di
masing-masing kawat jika berat lampu 75 N, panjang
masing-masing kawat 3 m, dan jarak DB 1,2 m.

27
1,2m 𝑎𝑏 2𝐵𝐷
3m 3m =
𝑏𝑐 𝐵𝐶
𝑇2 𝑇1 𝑇2
W 𝑎𝑏 2 × 1,2 24 8
= = =
𝑏𝑐 3 30 10
W 𝑇1

𝑊 𝑎𝑏
=
𝑇1 𝑏𝑐

75 8
= 𝑇1 = 93,8 𝑁 = 𝑇2 , karena 𝑎𝑐 = 𝑏𝑐
𝑇1 10

28
2. Sebuah lampu listrik penerangan seberat 𝑄 = 200 𝑁
digantung seperti ditunjukkan dalam Gambar A. tentukan gaya-
gaya tarik 𝑆1 𝑑𝑎𝑛 𝑆2 di kawat-kawat BA dan BC jika sudut-sudut
kemiringannya seperti ditunjukkan.

29
𝑆1 Pengembangan Metode Poligon
𝑆2
(Segitiga Gaya)

45°
75°
60°
𝑄 𝑆1 𝑆2
= =
sin 75° sin 90° + 45° sin 90° + 60°
𝑄 𝑆1 𝑆2
= =
𝑄 = 200 𝑁 sin 75° 𝑐𝑜𝑠 45° 𝑐𝑜𝑠 60°

𝑄 𝑆1 𝑄 𝑆2
= =
sin 75° 𝑐𝑜𝑠 45° sin 75° 𝑐𝑜𝑠 60°

200 𝑁 𝑆1 200 𝑁 𝑆2
= =
0,966 0,707 0,966 0,5

𝑆1 = 146,4 𝑁 𝑆2 = 103,5 𝑁

30
3. Sebuah rol bundar seberat 𝑄 = 500 𝑁 dan jari-jarinya
𝑟 = 15 𝑐𝑚 digantung oleh sebuah kawat pengikat
𝐴𝐶 = 30 𝑐𝑚 dan bersandar pada sebuah dinding vertikal
licin di B. Tentukan tarikan S di kawat pengikat dan gaya 𝑅𝑏
yang dikenakan ke dinding di B.

31
𝑺 B 𝑅𝑏 C
15 𝑐𝑚

𝑄 = 500 𝑁
𝑅𝑏 15 𝑐𝑚 𝑆

𝐴𝐵 = 302 − 152 = 15 3 cm
A

𝑄 𝐴𝐵
𝑆 𝐴𝐶 =
= 𝑅𝑏 𝐵𝐶
𝑄 𝐴𝐵
𝑆 30 𝑐𝑚 500 𝑁 15 3 𝑐𝑚
= =
500 𝑁 15 3 𝑐𝑚 𝑅𝑏 15 𝑐𝑚

2 500
𝑆 = 500 × 3 = 577,4 𝑁 𝑅𝑏 = = 288,7 𝑁
3 3
32
SOAL-SOAL
1. Sebuah bola yg beratnya 60 N terletak di sebuah selokan
berdinding siku, seperti ditunjukkan dalam gambar.
Tentukan gaya-gaya yg diberikan pada dinding-dinding
selokan di D dan E jika semua permukaan licin sempurna.
(Gunakan metode poligon)

33
3. Dengan mengacu ke gambar, hitung tarikan 𝑆1 dan 𝑆2 dalam
dua tali AB dan AC yang menumpu beban seberat
𝑄 = 200 𝑁. Gunakan metode proyeksi

34
4. Sebuah bola seberat 𝑊 = 1000 𝑁 bersandar di atas sebuah
bidang miring licin dan dijaga untuk tidak menggelinding ke
bawah oleh sebuah tali AC. Dengan menggunakan metode
proyeksi, tentukan tarikan S pada tali dan reaksi 𝑅𝑏 di titik
kontak B.

35
36
Keseimbangan Tiga buah Gaya di Satu Bidang

Teorema Tiga Gaya

Tiga buah gaya tak sejajar dapat berada dalam


keseimbangan hanya jika ketiganya terletak dalam satu
bidang, berpotongan di satu titik, dan vektor-vektor
bebasnya membangun sebuah segitga tertutup.

37
Keseimbangan batang yang bertumpu pada
bidang setengah lingkaran yang licin

38
Keseimbangan pada tuas yang ditumpu oleh sebuah engsel

39
Keseimbangan pada balok AB yang ditumpu oleh sebuah
engsel di A

40
Contoh:

1. Tiang vertikal sebuah derek AB ditumpu oleh suatu pandu


di A dan satu soket di B. Tentukan reaksi-reaksi 𝑅𝑎 dan 𝑅𝑏
yang timbul di A dan B akibat beban 𝑃 = 40 𝑘𝑁. Gesekan
pada tumpuan-tumpuan dapat diabaikan.

41
 Dengan memandang derek secara keseluruhan sebagai
suatu benda bebas, kita bayangkan tumpuan-tumpuan di
A dan B dihilangkan dan digantikan dengan reaksi-reaksi
𝑅𝑎 dan 𝑅𝑏 yang diberikan tumpuan pada derek.

 Jadi, kita miliki kasus keseimbangan tiga buah gaya: P, 𝑅𝑎


dan 𝑅𝑏 , di satu bidang dan ketiganya harus berpotongan
di satu titik.

42
 Sekarang kita bangun segitiga gaya (Gambar b) dengan sisi-
sisinya sejajar ke garis-garis kerja ketiga gaya yang telah
diketahui (𝑃 = 40 𝑘𝑁)

𝑅𝑎 6 𝑅𝑏 10
= =
𝑃 8 𝑃 8
𝑅𝑎 6 𝑅𝑏 10
= =
40 𝑘𝑁 8 40 𝑘𝑁 8

𝑅𝑎 = 30 𝑘𝑁 𝑅𝑏 = 50 𝑘𝑁

43
2. Tentukan besarnya sebuah gaya horisontal P yang dikenakan di
pusat C sebuah rol seberat 𝑄 = 1000 𝑁 dan berjari-jari
𝑟 = 15 𝑐𝑚 yang akan diperlukan untuk menarik rol melewati
sebuah ganjal 3 cm.

Gambar 32 hal 33

44
Apabila gaya P yang diberikan sekedar cukup untuk
menyebabkan rol akan mulai bergerak, maka tidak akan ada
tekanan antara rol dan bidang horisontal di B.
 Jadi rol hanya akan dikenai oleh tiga gaya P, Q, dan reaksi
𝑅𝑑 .

 Segitiga gaya akan sebangun dengan ∆𝐶𝐸𝐷


C
𝑃 𝐷𝐸 9
= =
𝑄 𝐶𝐸 12 gambar b
15
15 − 3 = 12
3 3
𝑃 = 𝑄 = 1000 = 750 𝑁
4 4
D E
152 − 122 = 9

45
46
Metode Momen
• Kecenderungan gaya untuk menimbulkan putaran sebuah benda
terhadap sebuah titik tetap, Disebut momen dari gaya terhadap
titik tersebut.

• Dan momen ini dapat diukur dengan perkalian besarnya gaya


dengan jarak dari titik ke garis kerja gaya.
• Titik O disebut pusat momen , dan jarak OD disebut lengan momen.
• Momen positif dari gaya-gaya ini
adalah momen yg cenderung
untuk menimbulkan putaran
dalam arah berlawanan putaran
jam terhadap pusat momen.
• Momen negatif bila gaya-gaya
tersebut cenderung
menimbulkan putaran searah
jam. 47
𝑀 = 𝐹. 𝑟

Momen gaya (N.m) Gaya (N) Lengan momen (m)

 Gaya (F) dan lengan momen (r) saling tegak lurus

48
Contoh:
1. Sebuah batang prismatik AB diengselkan di A dan ditumpu
di B. dengan mengabaikan gesekan, tentukan reaksi Rb yg
timbul di B sebagai akibat dari berat Q (50 N) dari batang.
(Sudut 𝛼 = 30°)

49
𝛼

50
Penyelesaian

 dengan mengabaikan gesekan, reaksi Rb harus bekerja tegak


lurus ke sumbu batang.
Ada reaksi Ra di engsel A yg tidak diketahui.
Kita mengambil titik A sebagai pusat momen (jadi meniadakan
perhatian pada reaksi di A yg tidak diketahui. Kita dapatkan :
𝑅𝑎
𝑀𝐴 = 0
𝑙
𝑄 cos 𝛼 . − 𝑅𝑎 . 0 − 𝑅𝑏 . 𝑙 = 0
2
1
𝑅𝑏 = 𝑄 cos 𝛼
2
1
𝑅𝑏 = 50 𝑁 cos 30°
2
𝑅𝑏 = 12,5 3𝑁 51
2. Gambar disamping menyatakan
penampang sebuah dinding
penahan yg menumpu tanah
urugan. Tekanan tanah per meter
panjang dinding dapat digantikan
oleh resultan H=60 kN/m yg
bekerja seperti ditunjukkan dalam
gambar. Tentukan ketebalan
minimum b dari dinding yg
diperlukan untuk mencegah
tergulingnya dinding terhadap
pojok depan A jika h= 5 m dan
massa jenis dinding adalah
2,5 𝑘𝑔/𝑚2 .

52
Penyelesaian

 mari kita anggp bahwa kita bekerja dengan sebuah potongan


satuan dari dinding yg panjangnya 1 m dalam arah tegak lurus
ke bidang gambar.
 apabila satu potongan semacam ini dibuat stabil, maka suatu
dinding yg serupa dengan panjang berapapun akan juga stabil.
 apabila kondisi-kondisinya adalah sedemikian sehingga dinding
terancam terguling maka reaksi Ra yg diberikan oleh fondasi
pada dasar dinding akan terkonsentrasi di pojok depan A seperti
ditunjukkan dalam gambar.
 jadi potongan dinding 1 m dalam keseimbangan dibawah tiga
aksi gaya :

53
Massa jenis dinding :  Berat dinding :

Massa dinding : Yg bekerja di pusat penampang


= 12,5 𝑏 𝑘𝑔

 Tekanan tanah : H = 60 kN
 Reaksi Ra.

Dengan mengambil A sebagai pusat momen, kita dapatkan :

54
3. Suatu batang prismatis ramping AB seberat Q dan
panjangnya 2𝑙 bersandar pada sebuah rol tanpa gesek yg
sangat kecil di D dan pada suatu dinding vertikal licin di A.
hitung sudut yg harus dibuat batang dengan horisontal
supaya dalam keadaan seimbang.

𝑎 = 2𝑚

𝑙 = 5𝑚

𝑄 = 46 𝑁

55
Penyelesaian

 Reaksi di A adalah tegak lurus ke dinding, yaitu horisontal.


 reaksi di D tegak lurus ke AB.

3 𝑎 3 2
cos 𝛼 = = = 0,7368 𝛼 = 42,54°
𝑙 5
Yg mendefinisikan posisi keseimbangan batang
56
SOAL-SOAL
1. Berapakah gaya-gaya aksial di anggota-anggota sistem yg
ditunjukkan dalam gambar sebagai akibat dari beban
vertikal (𝑃 = 50 𝑁, 𝛼 = 30°) ?

57
2. Suatu batang kaku AB ditumpu dalam sebuah bidang vertikal
dan membawa satu beban Q (50 N) pada ujung bebasnya
(Gambar B). Dengan mengabaikan beratnya sendiri, hitung
besarnya gaya tarik S yang timbul dalam tali horisontal CD.
(𝛼 = 30°; 𝑙 = 6 𝑚)

58
59
Gaya Gesekan (Friction)
1. Gesekan total yg dapat dikembangkan tidak bergantung
pada luasnya area kontak.
2. Gesekan total yg dapat dikembangkan sebanding dengan
gaya normal
3. Untuk kecepatan-kecepatan luncur yg rendah, gesekan total
yg dapat dikembangkan secar praktis tidak bergantung pada
kecepatan, meskipun eksperimen-eksperimen menunjukkan
bahwa gaya F yg diperlukan untuk memulai luncuran lebih
besar daripada gaya yg diperlukan untuk menjaga luncuran.

60
Hukum-hukum gesekan ini dapat dinyatakan dengan rumus
sederhana : 𝐹 = 𝜇. 𝑁

 Dimana μ disebut koefisien gesek.

Apabila F diambil sebagai gaya yg diperlukan untuk memulai


luncuran. Maka μ disebut koefisien gesek statis.
Jika F diambil sebagai gaya yg sedikit lebih kecil yg diperlukan
untuk mempertahankan luncuran, segera setelah benda mulai
meluncur, maka μ disebut koefisien gesek kinetis.
61
 koefisien-koefisien gesek statis dan kinetis sangat bervariasi
untuk bahan-bahan yg berbeda dan untuk kondisi-kondisi yg
berbeda dari permukaan-permukaannya.

tabel 1 memberikan daftar harga-harga pendekatan dari


koefisien-koefisien gesek untuk berbagai bahan.

62
63
64
 Untuk melihat bagaimana gesekan mempengaruhi reaksi-
reaksi dan yg diberikan oleh permukaan-permukaan tumpuan,
mari kita perhatikan kasus sederhana sebuah balok kecil yg
diam di atas sebuah permukaan bidang horisontal dan dikenai
oleh satu gaya P yg membuat sudut 𝜶 dengan vertikal.
 Untuk penyederhanaan, akan kita anggap bahwa gaya P cukup
besar dibandingkan dengan berat balok sehingga gaya
gravitasi dapat diabaikan, atau jika diinginkan, P dapat
dipandang sebagai resultan dari gaya gravitasi dan beberapa
gaya lain yg tidak ditunjukkan.
 Distribusi sebenarnya dari tekanan di seluruh area kontak
antara balok dan bidang akan bergantung pada titik tangkap
gaya P dan juga pada sudut 𝛼, karena sejauh terdapat
keseimbangan, jelas bahwa tekanan terdistribusi ini secara
logis harus ekuivalen dengan satu gaya reaksi R yg akan sama,
berlawanan, dan kolinear dengan gaya P yg diberikan. 65
 Apabila reaksi R ini kita gantikan dengan dua komponennya F
dan N, yg masing-masing bekerja secara tangensial dan
normal ke permukaan kontak.
 Maka komponen F akan menyatakan gesekan antara
permukaan-permukaan dan komponen N akan menyatakan
gaya normal.
 Jadi kondisi keseimbangan, memerlukan kondisi hubungan
antara komponen-komponen F dan N yg haruslah berupa :

𝐹
= tan 𝛼
𝑁

66
 Apabila gaya P yg diberikan membuat suatu sudut batas 𝜑
tertentu dengan vertikal sedemikian sehingga balok nyaris
meluncur, maka, kita mempunyai suatu kondisi
keseimbangan, bahwa
𝐹
= tan 𝜑
𝑁
 Dan juga sebagai suatu kondisi pada saat luncuran nyaris
𝐹
terjadi bahwa = 𝜇
𝑁

 Kita dapatkan hubungan penting tan 𝜑 = 𝜇

 Sudut batas 𝜑 ini, yg sama dengan arctan dari koefisien


gesek, disebut sudut gesek.

67
 Bilamanapun gerak nyaris terjadi, reaksi total R, yg diberikan oleh
permukaan tumpuan, akan dalam arah miring terhadap arah
normal dengan sudut gesek statis 𝝋 dan bekerja sedemikian
seperti melawan gerak yg nyaris terjadi (gambar 43b).
 Apabila gerak belum nyaris terjadi, maka reaksi total R akan miring
terhadap arah normal dengan sudut yg besarnya sekedar cukup
untuk menjaga keseimbangan.
 Apabila kita misalkan suatu
permukaan licin ideal yg untuk
permukaan semacam ini koefisien
geseknya nol, maka sudut gesek
akan nol dan reaksi total R tegak
lurus ke permukaan sesuai dengan
pemisalan.

68
 Dalam penyelesaian soal-soal dimana gesekan dilibatkan, kita
dapat bekerja dengan salah satu dari reaksi total R atau
dengan komponen-komponen tegaknya, F dan N.

 Biasanya komponen-komponen F dan N akan lebih enak bila


kita memakai metode aljabar proyeksi dan lebih enak dengan
gaya tunggal R bila kita mengerjakan secara grafis.

69
1. Sebuah tangga AB yg panjangnya 𝑙 (12 m) ditumpu oleh
sebuah lantai horisontal di A dan oleh sebuah dinding vertikal di B
dan membuat suatu sudut 𝛼 = 30° dengan horisontal. Tentukan
jarak maksimum x ke bawah tangga dimana seseorang seberat W
dapat berdiri tanpa menyebabkan tangga menggelincir, jika sudut
gesek antara lantai dan tangga dan antara dinding dan tangga
adalah 𝜑 = 15°. Abaikan berat tangga itu sendiri.

70
71
Penyelesaian

 Pada saat tangga nyaris menggelincir, reaksi-reaksi di A dan B


masing-masing akan miring terhadap normal dengan sudut ϕ
seperti ditunjukkan (bergerak berlawanan arah jarum jam).
 Dengan memperpanjang arah-arah ini ke perpotongan C, kita
simpulkan bahwa gaya gravitasi vertikal W harus juga melalui
titik ini, oleh karena ketiganya adalah tiga gaya seimbang.
C 𝐵𝐶
B sin 90 − 𝛼 + 𝜑 =
𝑙
𝐵𝐶 = 𝑙 sin 90 − 𝛼 + 𝜑
𝐵𝐶 = 𝑙 𝑐𝑜𝑠 𝛼 + 𝜑
𝑙
𝐵𝐶 = 12 𝑐𝑜𝑠 30 + 15 = 8,48𝑚
90 − (𝛼 + 𝜑)
𝜑
𝜃 𝛼 72
A
C 𝐵𝐷
cos 𝜑 =
𝐵𝐶
𝜑 𝐵𝐷 = 𝐵𝐶 cos 𝜑 = 8,48 cos 15° = 8,18𝑚
B D
B D 𝐵𝐷
𝛼 cos 𝛼 =
𝑙−𝑥
𝐵𝐷
𝑥=𝑙− =
cos 𝛼
8,18
W 𝑥 = 12 − = 𝟐. 𝟓𝟓𝒎
𝑐𝑜𝑠 30°

73
 Untuk permukaan-permukaan licin sempurna 𝜑 = 0 , harga x
yg diberikan adalah nol dan akan diperlukan suatu ganjal
penahan di A untuk mencegah tangga menggelincir.
 Apabila 𝜑 ≥ 90° − 𝛼, seseorang dapat berdiri dengan aman di
puncak tangga. Yaitu sejauh sudut yg dibuat tangga dengan
vertikal tidak lebih besar dari sudut gesek, maka tidak akan
terdapat bahaya menggelincir

74
2. Tangga homogen yang panjangnya 5m dan massa 5kg
bersandar pada dinding licin dan bertumpu pada lantai yang
kasar. Ketika seorang tukang (massa 40kg) naik sejauh 3m
dan segera turun karena pada saat itu hampir tergelincir. Jika
posisi tangga seperti terlihat pada gambar, tentukan koefisien
gesek antara tangga dan lantai !

75
A
A 𝑁𝑎
D
5m
D
C
C 4m
𝑁𝑏
𝑊𝑑

𝑊𝑐
𝛼 𝛼
B
𝑓𝑏 B E F G
3m
𝑀𝐵 = 0

−𝑁𝑎 . 𝑟𝐴𝐸 + 𝑊𝑑 . 𝑟𝐹𝐵 + 𝑊𝑐 . 𝑟𝐺𝐵 = 0

5
−𝑁𝑎 . 4 + 50. (3 cos 𝛼) + 400. cos 𝛼 = 0
2

3 5 3
−𝑁𝑎 . 4 + 50. 3 × + 400. × =0 𝑵𝒂 = 𝟏𝟕𝟐, 𝟓 𝐍
5 2 5 76
A
A 𝑁𝑎
D
5m
D
C
C 4m
𝑁𝑏
𝑊𝑑

𝑊𝑐
𝛼 𝛼
B
𝑓𝑏 B E F G
3m

𝑓𝑏 = 𝜇 × 𝑁𝑏
𝐹𝑦 = 0 𝐹𝑥 = 0
172,5 = 𝜇 × 450
𝑁𝑏 − 𝑊𝑐 − 𝑊𝑑 = 0 𝑁𝑎 − 𝑓𝑏 = 0
𝝁 = 𝟎, 𝟑𝟖
𝑁𝑏 − 50 − 400 = 0 172,5 − 𝑓𝑏 = 0
𝑵𝒃 = 𝟒𝟓𝟎 𝑵 𝑓𝑏 = 172,5 𝑁
77
SOAL
1. Sebuah tangga AB yg panjangnya 𝑙 (20 m) ditumpu oleh
sebuah lantai horisontal di A dan oleh sebuah dinding vertikal di B
dan membuat suatu sudut 𝛼 = 60° dengan horisontal. Tentukan
jarak maksimum x ke bawah tangga dimana seseorang seberat W
dapat berdiri tanpa menyebabkan tangga menggelincir, jika sudut
gesek antara lantai dan tangga dan antara dinding dan tangga
adalah 𝜑 = 10°. Abaikan berat tangga itu sendiri.

78
2. Tangga homogen yang panjangnya 13m dan massa 8kg
bersandar pada dinding licin dan bertumpu pada lantai yang
kasar. Ketika seorang tukang (massa 60kg) naik sejauh 10m
dan segera turun karena pada saat itu hampir tergelincir. Jika
posisi tangga seperti terlihat pada gambar, tentukan koefisien
gesek antara tangga dan lantai !

12 m

79
5m

Anda mungkin juga menyukai