Asisten:
LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
JAKARTA
2019
DAFTAR ISI
I
DAFTAR TABEL
II
DAFTAR GAMBAR
KEKEKALAN MOMENTUM
Momentum suatu benda (𝑝⃗) yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v diartikan sebagai
berikut :
𝑝⃗ = 𝑚 . 𝑣⃗
Keterangan :
𝑚
𝑝
⃗⃗⃗⃗= momentum (𝑘𝑔 𝑠 )
𝑚= massa benda (𝑘𝑔)
𝑚
𝑣⃗ = kecepatan benda ( 𝑠 )
Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan
benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan
mobil yang ringan yang bergerak dengan kelajuan yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan
untuk menghentikan truk tersebut dibandingkan dengan mobil yang ringan dalam waktu tertentu.
1
Gambar 3.1 Setup – Kekekalan Momentum
Saat kedua cart mengalami tumbukan, total momentum pada sistem bernilai kekal karena
total gaya pada kedua sistem cart bernilai nol. Maka, total momentum sebelum tumbukan sama
dengan total momentum setelah tumbukan. Saat momentum pada satu cart berkurang, maka
momentum pada cart yang lainnya bertambah dengan jumlah yang sama. Hal ini benar-benar
terjadi pada apapun jenis tumbukannya, dan bahkan pada kasus-kasus tertentu saat energi kinetik
tidak kekal. Hukum kekekalan momentum dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
𝑝⃗𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑇𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 = 𝑝⃗𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ𝑇𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛
Keterangan :
𝑚
𝑝
⃗⃗⃗⃗= momentum (𝑘𝑔 𝑠 )
3.2.2. Tumbukan
Salah satu penerapan hukum kekekalan momentum adalah pada peristiwa tumbukan dua
benda. Tumbukan dibagi menjadi tiga jenis yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan tidak
lenting sama sekali, dan tumbukan lenting sebagian. Pada tumbukan lenting sempurna berlaku
hukum kekekalan momentum dan juga hukum kekekalan energi kinetik. Pada dunia makroskopis
hampir tidak ada peristiwa tumbukan jenis ini yang terjadi, namun apabila diambil pendekatan
yang mendekati lenting sempurna yaitu tumbukan pada bola biliyar. Contoh lain jenis tumbukan
ini hanya dapat terjadi pada dunia mikroskopis pada tumbukan antar partikel-partikel gas. Jadi
benda yang saling bertumbukan akan saling terpental satu sama lain. Tembukan lenting sempurna
dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
𝑣1 + 𝑣′1 = 𝑣2 + 𝑣′2
Keterangan :
𝑣1 = Kecepatan awal benda 1 (𝑚⁄𝑠)
𝑣′1 = Kecepatan akhir benda 1 (𝑚⁄𝑠)
𝑣2 = Kecepatan awal benda 2 (𝑚⁄𝑠)
𝑣′2 = Kecepatan akhir benda 2 (𝑚⁄𝑠)
Persamaan koefisien restitusi (e) pada tumbukan lenting sempurna dapat dinyatakan
2
dengan persamaan berikut :
(𝑣 ′ 1 − 𝑣 ′ 2 )
− = 1
(𝑣1 − 𝑣2 )
Keterangan :
𝑣1 = Kecepatan awal benda 1 (𝑚⁄𝑠)
𝑣′1 = Kecepatan akhir benda 1 (𝑚⁄𝑠)
𝑣2 = Kecepatan awal benda 2 (𝑚⁄𝑠)
𝑣′2 = Kecepatan akhir benda 2 (𝑚⁄𝑠)
Maka dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien restitusi (e) pada tumbukan lenting
sempurna sama dengan 1.
Tumbukan lenting sebagian, jenis tumbukan ini lah yang paling sering terjadi dalam dunia
nyata. Tumbukan ini setelahnya akan kehilangan beberapa energinya yang berubah menjadi energi
panas dan bunyi. Sehingga analisis perhitungannya tidak menggunakan hukum kekekalan energi
kinetik juga dan tetap berlaku kekekalan momentum. Contoh peristiwa ini yaitu ketika bola
dijatuhkan ke lantai, maka pantulan bola setelah tumbukan tidak akan sama dengan ketinggian
awal. Persamaan untuk tumbukan lenting sebagian adalah :
𝑒 𝑣1 + 𝑣1 = 𝑒 𝑣2 + 𝑣2
Keterangan :
𝑣1 = Kecepatan awal benda 1 (𝑚⁄𝑠)
𝑣2 = Kecepatan awal benda 2 (𝑚⁄𝑠)
𝑒 = Koefisien Restitusi
Persamaan koefisien restitusi (e) pada tumbukan lenting sebagian dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut :
(𝑣 ′ 1 − 𝑣 ′ 2 )
− <1
(𝑣1 − 𝑣2 )
Keterangan :
𝑣1 = Kecepatan awal benda 1 (𝑚⁄𝑠)
𝑣′1 = Kecepatan akhir benda 1 (𝑚⁄𝑠)
𝑣2 = Kecepatan awal benda 2 (𝑚⁄𝑠)
𝑣′2 = Kecepatan akhir benda 2 (𝑚⁄𝑠)
Maka dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien restitusi (e) pada tumbukan lenting
sebagian kurang dari satu lebih dari 0 (0 < e < 1).
3
Tumbukan tak lenting sama sekali terjadi ketika peristiwa setelah tumbukan, kedua benda
tidak terpental tapi menyatu. Misalnya sebuah plastisin dilemparkan pada bola yang diam. Maka
setelah bertumbukan bola dan plastisin menyatu dan kemudian sama-sama bergerak. Pada
peristiwa tumbukan ini tetap berlaku hukum kekekalan momentum namun hukum kekekalan
energy kinetik tidak berlaku dalam peristiwa jenis ini. Persamaan koefisien restitusi (e) pada
tumbukan tak lenting sama sekali dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
(𝑣 ′ 1 − 𝑣 ′ 2 )
− =0
(𝑣1 − 𝑣2 )
Keterangan :
𝑣1 = Kecepatan awal benda 1 (𝑚⁄𝑠)
𝑣′1 = Kecepatan akhir benda 1 (𝑚⁄𝑠)
𝑣2 = Kecepatan awal benda 2 (𝑚⁄𝑠)
𝑣′2 = Kecepatan akhir benda 2 (𝑚⁄𝑠)
Maka dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien restitusi (e) pada tumbukan tak lenting
sama sekali sama dengan 0.
𝑝⃗ = 𝑚 . 𝑣
Keterangan :
𝑚
𝑝
⃗⃗⃗⃗= momentum (𝑘𝑔 𝑠 )
𝑚= massa benda (𝑘𝑔)
𝑚
𝑣⃗ = kecepatan benda ( )
𝑠
⃗⃗ = 𝑝⃗⃗′
𝑝
4
𝑚1 + 𝑚2 = 𝑚1 𝑣1′ + 𝑚2 𝑣2′
𝑣1 + 𝑣′1 = 𝑣2 + 𝑣′2
Keterangan :
𝑚
𝑝
⃗⃗⃗⃗ = momentum (𝑘𝑔 𝑠 )
𝑣1 = Kecepatan awal benda 1 (𝑚⁄𝑠)
𝑣′1 = Kecepatan akhir benda 1 (𝑚⁄𝑠)
𝑣2 = Kecepatan awal benda 2 (𝑚⁄𝑠)
𝑣′2 = Kecepatan akhir benda 2 (𝑚⁄𝑠)
𝑚1 = Massa benda 1 (𝑘𝑔)
𝑚2 = Massa benda 2 (𝑘𝑔3.
3.2.3 Kekekalan Momentum
Hukum kekekalan momentum adalah salah satu hukum dasar yang ada dalam ilmu Fisika.
Hukum ini menyatakan bahwa “Momentum total dua buah benda sebelum bertumbukan adalah
sama setelah bertumbukan”. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa nilai momentum total ketika
benda bertumbukan adalah konstan atau tidak berubah.
5
3.3 Peralatan
No. Nama Alat Kode Tipe Konfigurasi
1. Smart Cart ME-1240 Gaya: Smart Cart 1 pc
Merah Kisaran Gaya ±100 N Pengait 1 pc
Resolusi 0.1 N Bumper Karet 1 pc
Akurasi ± 2% Bumper Magnetis 1 pc
Sampling Rate Maksimal 500 Kabel USB 1 pc
samples/s
Resolusi Posisi ±0.2 mm
Kecepatan:
Kecepatan Maksimal ± 3m/s
Sample Rate Maksimal 100 samples/s
Percepatan:
Kisaran ±16g (g= 9.8 m/s2)
Sample Rate Maksimal 50 samples/s
Maksimal Kisaran Jarak Nirkabel 30 m
6
3.4 Analisa
3.4.1 Prosedur Analisa
1. Pasangkan kaki pada lintasan dan atur ketinggiannya
2. Letakkan kedua carts pada lintasan sehingga bumper magnetnya berhadapan satu sama
lain seperti pada gambar 3.3.
3. Uji kasus a sampai c yang dideskripsikan di bawah table. Gambar dua diagram (satu
untuk peristiwa sebelum tumbukan dan satu lagi untuk peristiwa setelah tumbukan) untuk
setiap kasus.
4. Pada setiap diagram, tentukanlah vektor kecepatan untuk setiap cart dengan panjang yang
sekiranya mewakili kecepatan relatif cart.
5. Pada setiap kondisi dalam percobaan, isi data dalam tabel 3.1, 3.2, dan 3.3.
Tabel 3.1 Ledakan
Berdasarkan percobaan pertama pada tabel 3.1 di mana massa kedua benda sama besar,
dapat dilihat datanya bahwa kecepatan benda 1 nilainya lebih dari kecepatan benda 2 sehingga
menyebabkan nilai momentum benda 1 lebih dari nilai momentum benda 2. Hal tersebut
membuktikan kebenaran dari teori atau rumus momentum yaitu,
p=m×v
di mana kecepatan berbanding lurus dengan momentum. Sehingga jika massa benda tidak
berubah tapi kecepatannya bertambah, maka nilai momentum benda tersebut juga akan bertambah.
Dan berdasarkan perobaan kedua dan ketiga pada tabel 3.1 di mana massa benda 2 selalu lebih
dari massa benda 1 tapi kecepatan benda 1 selalu lebih dari kecepatan benda 2, dapat dilihat
datanya bahwa nilai momentum 1 selalu lebih dari nilai momentum 2. Hal itu membuktikan bahwa
bukan hanya kecepatan saja tetapi juga massa benda berpengaruh terhadap nilai momentum suatu
benda.
Berikut adalah salah satu contoh perhitungan table 3.1 :
p1 = m1 × v1
p1 = 0,273 × (-1,214)
p1 = -0,331 kg m⁄s
p2 = m2 × v2
p2 = 0,273 × 1,112
7
p2 = 0,304 kg m⁄s
Δp = p2 - p1
Δp = 0,304 - (-0,331)
Δp = 0,635 kg m⁄s
Energi kinetik total benda-benda setelah tumbukan sama dengan energi kinetik total benda-
benda sebelum tumbukan, tumbukannya disebut tumbukan elastik sempurna . sebaliknya jika
energi kinetik total kedua benda setelah tumbukan tidak sama dengan energi kinetik total kedua
benda sebelum tumbukan , tumbukannya disebut tumbukan tak elastik atau tumbukan tak lenting.
Berikut hasil perhitungan energy kinetik data pada table percobaan diatas :
1
𝐸𝑘1 = . 𝑝1 . 𝑣1 2
2
1
= . (−0,331). (−,214)2
2
1
= . (−0,331). (−1,473796)
2
1
= . (0,48782648)
2
= 0,24391324
= 0,243 𝐽
1
𝐸𝑘2 = . 𝑝2 . 𝑣2 2
2
1
= . (0,345). (0,659)2
2
1
= . (0,345). (0,434281)
2
1
= . (0,14983694)
2
= 0,07491347
= 0,074 𝐽
Dari hasil perhitungan energi kinetik dapat diketahui bahwa Dari hasil perhitungan diatas,
dapat dilihat bahwa pada data pertama, energi kinetik pada cart pertama lebih besar nilainya
dibandingkan dengan cart kedua. Energi kinetik menunjukkan usaha yang diperlukan untuk
menggerakan suatu benda. Energi kinetik pada cart pertama memiliki nilai yang lebih besar
dibandingkan dengan cart kedua karena nilai kecepatan cart pertama lebih besar pula dibandingkan
dengan cart kedua. Energi kinetik berbanding lurus dengan massa dan kecepatan. Dalam
percobaan ini, massa tambahan pada cart pertama masih tidak bisa membantu cart pertama untuk
memiliki nilai momentum yang lebih besar dibandingkan cart kedua.
8
Gambar 3.3 Ledakan tanpa penambahan beban
9
Tumbukan Elastis Sempurna
6. Letakkan satu cart di tengah lintasan.
7. Berikan kecepatan awal pada cart yang lainnya menuju cart yang diam di tengah
lintasan. Bagian magnet pada kedua cart berhadapan pada bagian yang bertumbukan.
8. Temukan kecepatan di titik ini pada grafik:
9. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan menambahkan massa pada m1 sesuai dengan
informasi yang dibutuhkan untuk mengisi tabel.
10
0,523 × 0,411 + 0,273 × 0 = 0,523 × (-0,129) + 0,273 × 0,256
0,214953 = 0,002421
Hasil percobaan kedua dengan data pertama menunjukan perbedaan yang cukup signifikan,
hal tersebut belum membuktikan bahwa data tersebut merupakan peristiwa tumbukan lenting
sempurna.
11
Tumbukan Tidak Lenting
10. Letakkan satu cart di tengah lintasan.
11. Berikan kecepatan awal pada cart yang lainnya menuju cart yang diam di tengah lintasan.
Bagian velcro pada kedua cart berhadapan pada bagian yang bertumbukan.
12. Temukan kecepatan di titik ini pada grafik:
13. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan menambahkan massa pada m1 sesuai dengan
informasi yang dibutuhkan untuk mengisi tabel.
Berdasarkan data pada tabel 3.3, dimana dapat dilihat bahwa kecepatan kedua cart setelah
tumbukan sama. Yang mana pada percobaan ketiga ini bertujuan untuk mencari nilai momentum
yang terjadi ketika kedua cart mengalami peristiwa tumbukan tidak lenting sama sekali. Pada
percobaan tersebut juga dapat dilihat bahwa hasil dari momentum sebelum tumbukan dengan
momentum setelah tumbukan tidak jauh berbeda. Kondisi ini sama seperti kondisi pada percobaan
sebelumnya yaitu kondisi saat peristiwa tumbukan lenting sempurna, di mana kondisi kedua cart
yang mengalami peristiwa tumbukan tidak lenting sama sekali seharusnya memiliki nilai
momentum yang sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan, karena pada saat
terjadinya lenting tidak sempurna cart mempunyai hukum kekalan momentum. Adapaun
perbedaan nilai ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adanya gaya dari luar, human error,
gaya gesekan, dan lain sebagainya. Perbedaan antara hukum momentum pada saat peristiwa
tumbukan lenting sempurna dengan tidak lenting sama sekali yaitu pada nilai kecepatan setelah
tumbukan (v’). Di mana pada peristiwa lenting sempurna terdapat dua nilai kecepatan setalah
tumbukan yaitu v1’ dan v2’, tetapi pada peristiwa tidak lenting sama sekali nilai v1’ dan v2’ akan
sama karena kedua cart bertubrukan dan menempel satu sama lain, juga kedua cart tersebut
berjalan secara bersamaan.
Salah satu contoh perhitungan pada table 3.3 adalah berikut :
p = p'
m1 × v1 + m2 × v2 = (m1 + m2 ) × v'
0,120 ≈ 0,116
12
Gambar 3.9 Tumbukan Tidak Elastis Sempurna Tanpa Penambahan Beban
Gambar 3.10 Tumbukan Tidak Elastis Sempurna Dengan Penambahan Beban 250 gr
Gambar 3.11 Tumbukan Tidak Elastis Sempurna Dengan Penambahan Beban 500 gr
13
3.5 Foto & Fungsi Alat
No. Nama Alat Foto Alat Fungsi
1.
3.
Digunakan untuk menentukan
massa yang diinginkan untuk
Massa
tujuan perbandingan dalam
percobaan.
4.
Kaki Dynamics
Menopang Dynamics Tracks
Track
14
5.
14
3.6 Kesimpulan
1. Tidak hanya kecepatan yg memperngaruhi momentum tetapi massa juga mempengaruhi.
2. Penambahan massa pada perhitungan momentum mempengaruhi nilai energi kinetik
karena semakin besar massa semakin besar pula energi yang di perlukan untuk
menggerakan benda tersebut.
3. Setelah bertumbukan cart tanpa penamabahan beban akan terdorong dengan kecepatan
yang semakin bertambah seiring dengan pertambahan beban pada cart yang lainnya. Beban
yang semakin berat membuat cart tanpa beban terperntal dengan kecepatan yang semakin
besar pula.
4. Menurut teori momentun berbanding lurus dengan massa dan kecepatan . Momentum awal
dan akhir tumbukan bertambah nilainya seiring dengan penambahan beban pada cart
5. Pada percobaan ketiga, kecepatan awal cart pertama (𝑣1) berbeda-beda nilainya. Hal
tersebut dipengaruhi oleh faktor manusia yang memberikan gaya dorong terhadap cart
tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Hunt, C. (2017, April 30). Newton's Laws Experiment. Retrieved from PASCO:
https://www.pasco.com/prodCatalog/EX/EX-5503_newtons-lawsexperiment
2. PASCO Scientific. [Online]. Instruction Manual and Experiment Guide for the PASCO
scientific model SF-8607 dan SF-8608. Available:
https://www.pasco.com/file_downloads/product_manuals/Basic-CurrentBalance-Manual-SF-
8607.pdf December 07,2015 [February 11, 2015]
3. http://thomasyg.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8195/Regresi+dan+ Korelasi.pdf
4. https://artikelnesia.com/2012/09/27/pembahasan-hukum-kekekalan-momentum/
5. http://kbs.jogjakota.go.id/upload/MOMENTUM-TUMBUKAN%20RE.pdf
6. http://iisariska.ilearning.me/momentum-impuls-dan-tumbukan-fisika/