Bilangan Reynold
PENYUSUN:
ASISTEN:
1WDDS3
DAFTAR ISI
COVER……………….……………………………….…………………… i
ABSTRAK…………………………………………….……………………ii
DAFTAR ISI………………………………………….…………………… iii
BAB 1: PENDAHULUAN……………..…………….……………………1
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………… 1
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………… 1
1.3 TUJUAN……………………………………………….………………. 1
1.4 BATASAN MASALAH……………………………………………… 2
BAB II: DASAR TEORI…………………………….…………………… 3
2.1 PENGERTIAN FLUIDA………………….……………………………3
2.2 STREAMLINE, STREAKLINE, PATHLINE, TIMELINE………...… 4
2.3 FLUID AS CONTINUUM…………………………………………….. 5
2.4 ALIRAN DALAM SUATU PENAMPANG………………………….. 6
2.5 JENIS ALIRAN……………………………………….……………….. 8
2.6 PENURUNAN RUMUS BILANGAN REYNOLD……………………9
BAB III: METODOLOGI…………………………...……………………10
3.1 ALAT DAN BAHAN……………………..…………………………… 10
3.2 LANGKAH KERJA…………………………………………………… 10
3.3 FLOWCHART………………………………………………………… 11
BAB IV: PEMBAHASAN…………..…………………………………… 12
4.1 DATA……………………………………………..…………………… 12
4.2 FLOWCHART PERHITUNGAN……….……………………...…… 12
4.3 PERHITUNGAN…….…………………….……………………...…… 13
4.4 ANALISIS DATA………………………...…………………………… 13
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN…………….…………………… 15
5.1 KESIMPULAN…………………………………………………………15
5.2 SARAN………………………………………………………………… 15
1WDDS4
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan Praktikum ini adalah untuk
a. Mengetahui prinsip dasar bilangan Reynold
b. Memahami fenomena aliran dalam pipa
1WDDS5
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah praktikum ini antara lain :
a. Steady Flow
b. Incompresible Flow
c. Percobaan dilakukan dalam suhu kamar
1WDDS6
BAB II
DASAR TEORI
Stress Viscosity
Dilatant
Strain Strain
1WDDS7
2.2 Streamline, Streakline, Pathline, Timeline
Dalam mekanika fluida, terdapat garis garis penanda atau indikator
dari pergerakan fluida. Indikator ini berupa Streamline, Streakline,
Pathline, dan Timeline.
a. Streamline
Streamline merupakan garis pada suatu momen waktu yang
menggambarkan posisi pergerakan fluida. Streamline
bersinggungan dengan kecepatan aliran.
v v
(Gambar 2.3 Streamline)
b. Streakline
Streakline merupakan kumpulan lokasi titik titik semua
partikel fluida mengalir.
c. Pathline
Pathline merupakan garis yang menggambarkan alur dari
sebuah partikel yang dapat ditentukan dengan rekaan perjalanan
partikel
d. Timeline
Timeline merupakan garis yang dibentuk akibat berjalannya
waktu, Timeline merupakan indikasi waktu secara instan.
t1 t2 t3
1WDDS8
(Gambar 2.6 Pathline)
1WDDS9
2.3 Fluid as Continuum
a. Pengertian Fluid as Contunuum
Fluida sebagai Continuum memiliki arti bahwa fluida
mematuhi mekanika kontinu (Continuum Mechanics). Fluida
sebagai continuum memiliki arti bahwa semua property atau nilai-
nilai fluida berupa fungsi waktu dan kedudukan. Property dan
nilai-nilai fluida ini berupa medan, baik medan slakar maupun
medan vektor.
Dengan asumsi Fluid as Continnuum, terdapat jenis aliran
yaitu aliran viscous inviscid, aliran eksternal internal, aliran
compressible dan incompressible. Aliran viscous dan inviscid
diamati dari kekentalan fluidanya, dengan aliran viscous memiliki
kekentalan tertentu dan aliran invicid tidak memiliki nilai
kekentalan. Aliran compressible dan incompressible compressible
adalah aliran yang variasi densitasnya tidak dapat diabaikan seiring
dengan gaya tambahan. Aliran Incompressible merupakan aliran
yang variasi densitasnya diabaikan dengan toleransi nilai dibawah
5% dan angka mach dibawah 0.3. Selain itu, terdapat juga aliran
yang berada dalam penampang dan diluar penampang. Aliran ini
dibahas pada bagian2.4
c
a
b
z
Δ
y
V
x Micro Macro
1WDDS10
1WDDS11
c. Penjelasan Poin pada Diagram
i. Fluida sebagai kontinuum digambarkan sebagai benda tak
berbentuk dan karena setiap molekulnya bebas relatif
terhadap satu sama lain.
ii. Dengan volume dari fluida (x,y,z) berupa volume kecil,
dan massa jenis sebagai satuan massa per volume, maka
massa jenis diambil dari sampel kecil fluida dan
seterusnya.
iii. Dalam mekanika kontinuum, massa jenis merupakan
medan, dengan nilai massa jenis secara mikro berubah
drastis, dan stabil pada skala menengah, kemudian naik
pada skala makroskopik.
Dengan demikian, Fluid as Continuum dan asumsinya
bahwa Property atau nilai-nilai fluida bervariasi secara menerus
(Continue).
1WDDS12
Aliran Silinder Pejal
(a) (b)
1WDDS13
2.5 Jenis Aliran
Jenis aliran terbagi menjadi tiga, yaitu aliran laminar, turbulen dan
transisi. Aliran laminar dan turbulen dapat ditentukan dengan besarnya
bilangan reynold dengan aliran transisi berada dalam jangkauan kedua
jenis aliran tersebut.
a. Aliran Laminar
Aliran laminer terjadi ketika bilangan Reynold kurang dari
2300. Aliran ini ditandai dengan lurusnya fluida yang mengalir
dengan profil kecepatan parabolik terhadap batas permukaan.
Aliran pada aliran laminar tidak berubah arah dan bentuk terhadap
waktu. Berikut adalah ilustrasi dari aliran laminar.
b. Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah pergerakan aliran yang kacau dan
acak. Aliran turbulen terjadi ketika bilangan Reynold suatu aliran
berada diatas 4000. Tekanan dan kecepatan aliran ini berubah
terhadap waktu dan dapat menghasilkan wake dan vorteks dalam
aliran. Berikut merupakan ilustrasi dari aliran turbulen.
1WDDS14
2.6 Penurunan Rumus Bilangan Reynold
Bilangan Reynold dihitung dari perbandingan gaya inersia dengan
viskositas fluida yang mengalir. Dengan :
Gaya Inersia=ρυd
Q πD 2 Gaya Inersia= 4 ρQ
υ= dan A=
A 4 Dπ
(Persamaan 2.1)
μ=vρ
Viskositas Absolut=μ
Viskositas Kinematik=v
(Persamaan 2.2)
1WDDS15
BAB III
METODOLOGI
1WDDS16
3.3 Flowchart
1WDDS17
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data
(Data Terlampir)
1WDDS18
4.3 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan dalam praktikum ini, didasari oleh
persamaan 2.3 untuk mencari bilangan reynold. Berikut perhitungan
diambil dari contoh data nomor 19.
Q=210 L/ jam=0.00005833 m3 /s
ρ=997 kg /m3
μ=0.00833 Ns /m2
D=25 mm=0.025 m
4 ρQ 4 × 0.00005833× 997
ℜ= =
Dπμ 0.025 × π ×0.00833
ℜ=3555,902705
4.4 Analisa Data
Setelah melakukan perhitungan, berikut tabel hasilnya.
1WDDS19
Bilangan reynold merupakan bilangan tanpa satuan yang menjadi
indikasi jenis aliran laminar, turbulen, maupun transisi. Aliran laminar
merupakan jenis aliran yang memiliki lapisana liran yang teratur dan tidak
berubah propertinya seiring waktu. Aliran laminar diindikasikan ketika
bilangan Reynold kurang dari 2300. Dengan demikian, data praktikum
nomor 1 sampai 11 merupakan aliran laminar. Aliran turbulen merupakan
aliran yang memiliki karakteristik mengalir dengan acak dan berubah-ubah
terhadap waktu. Aliran ini diindikasikan dengan bilangan reynold lebih
dari 4000. Maka, data nomor 22 dan 23 dari hasil perhitungan adalah
aliran turbulen. Aliran transisi merupakan transisi dari aliran turbulen dan
lamiuar. Aliran ini memiliki karakteristik lebih mirip aliran turbulen dan
memiliki bilangan reynold diantara 2300 dan 4000. Dengan demikian, data
nomor 12 hingga 21 merupakan aliran transisi.
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa ada pertambahan debit
dengan interval 10 L/jam untuk variasi dimulai dari 30 L/jam hingga 250
L/jam. Dengan jangkauan ini, mencakup ketiga indikasi bilangan reynold
dari laminar hingga turbulen. Karena diameter pipa sebesar 0.025 m dan
tidak berubah, disertai fluida yang tidak berganti, praktikum ini mencari
bilangan reynold menggunakan debit, yang terkait pada kecepatan aliran
dan gaya inersia. Maka, sengan konsep bilangan Reynold yang berupa
perbandingan faya inersia dengan viskositas, dapat ditentukan bilangan ini
menggunakan debet dan variasinya.
1WDDS20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan dan pengolahan data, maka dapat
disimpulkan bahwa
a. Bilangan reynold merupakan bilangan tanpa satuan yang
mengindikasikan jenis aliran, laminar maupun turbulen dan
transisi. Sebuah aliran dinyatakkan laminar jika bentuk aliran
mulus, dan pergerakannya tidak berubah arah dan nilai terhadap
waktu dan memiliki bilangan reynold kurang dari 2300. Aliran
turbulen terjadi ketika profil aliran berubah terhadap waktu dan
memiliki bilangan reynold diatas 4000. Aliran transisi merupakan
aliran peralihan dari laminer dan turbulen dengan bilangan reynold
antara 2300 dan 4000.
b. Aliran dalam pipa bagi suatu fluida terdapat banyak fenomena
yang dapat diamati. Fenomena ini antara lain perubahan jenis
aliran, bentuk bentuk aliran, dan pergerakan fluida sebagai
continuum.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan yang akan melakukan praktikum bilangan
reynold selanjutnya menambah variasi atau interval data agar lebih terlihat
pengamatan aliran dan pencarian bilangan reynold akan lebih mendetail
dan menyeluruh. Untuk presisi dan akurasi penelitian, praktikan
selanjutnya dapat menggunakan alat dengan kalibrasi yang luas dan
ketelitian yang tinggi atau menggunakan fluida dengan viskositas yang
berbeda atau bervarias dari praktikum ini.
1WDDS21
LAMPIRAN
1. Data Praktikum
1WDDS22