Bilangan Reynold adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos
yang mendefinisikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran
tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang
berbeda misalnya laminar dan turbulen.
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air
transparan, pipa pemasukan air, pembuangan kelebihan air untuk
mempertahankan tinggi muka air, pipa transparan berdiameter 24,5mm, kran
pengatur aliran air, tangki zat pewarna, ,pengatur aliran zat pewarna, nozel zat
pewarna.Untuk melakukan percobaan Reynold Apparatus mula-mula debit air
diatur dengan valve pada flow meter hingga debit air mencapai 30 liter/jam lalu
valve tabung tinta warna dibuka. Kemudian pola aliran yang terjadi diamati. Dan
hasil pengamatan dicatat pada lembar pengamatan,langkah diatas diulangi sampai
mencapai 250 liter/jam dengan pertambahan debit 10liter/jam.
Kata kunci: Bilangan Reynolds
BAB I
PENDAHULUAN
𝜏 : tegangan geser
𝜇 : viskositas dinamik
𝑢: kecepatan pada jarak dari dinding
𝑑𝑦:perubahan kecepatan dibagi dengan jarak sepanjang mana
perubahan tersebut terjadi
Gambar 2.1 dibawah ini menunjukkan fenomena aliran fluida yang
terdeformasi pada dinding akibat viskositas fluida yang mengakibatkan
tegangan geser sehingga terjadinya variasi kecepatan pada fluida.
Gambar 2.2. Kurva Tegangan Geser dengan LAju Tegangan Geser Untuk Fluida
Newtonian dan Fluida Non-Newtonian
2.2.2. Streakline
Gabungan lintasan dari sejumlah partikel yang bergerak dimana
identitas partikel telah diketahui dan partikel tersebut pernah melewati titik
yang sama.
Dimana :
Re = Bilangan Reynolds
ρ = Densitas (kg/m3)
𝑣s = Kecepatan Fluida (m/s)
μ = Viskositas absolut Fluida Dinamis
LH = diameter hidrolik (m)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Dpipa= 0.0245 m
𝑘𝑔
ρ = 997 𝑚3
𝜋
A = 4 𝑑 2 = 0,000471 m2
𝑄 𝑚
V = 𝐴 = 0,024 𝑠
𝑘𝑔
μ = 0,000874 𝑚.𝑠
𝜌𝑥𝑉𝑥𝑑
Re =
𝜇
𝑘𝑔 𝑚
997 𝑥 0,024 𝑥 0.0245 𝑚
𝑚3 𝑠
= 𝑘𝑔
0,000874
𝑚.𝑠
= 658,73
karena bilangan Reynold telah diketahui sebesar 658,73 sehingga pada
percobaan data ke-2 termasuk golongan aliran laminar
Contoh perhitungan menggunakan data yang diambil dari data ke-12
Diketahui :
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑚3
Q = 140 = 0,00003333
𝑗𝑎𝑚 𝑠
Dpipa = 0.0245 m
𝑘𝑔
Ρ = 997 𝑚3
𝜋
A = 4 𝑑2 = 0,000471m2
𝑄 𝑚
V = 𝐴 = 0,083 𝑠
𝑘𝑔
μ = 0,000874 𝑚.𝑠
𝜌𝑥𝑉𝑥𝑑
Re= 𝜇
𝑘𝑔 𝑚
997 𝑥 0,083 𝑥 0.0245 𝑚
𝑚3 𝑠
= 𝑘𝑔
0,000874
𝑚.𝑠
= 2.305,55
karena bilangan Reynold telah diketahui sebesar 2.305,55 sehingga pada
percobaan data ke-12 termasuk golongan aliran Turbulent
Penentu aliran laminar, aliran transisi atau aliran turbulent dilihat dari
besarnya bilangan Re. Pada aliran pada pipa jika bilangan Re < 2300 maka dapat
dikatakan aliran fluida merupakan aliran laminar dan apabila bilangan Re > 2300
maka dapat dikatakan aliran fluida merupakan aliran turbulent. Jika nilai bilangan
Re= 2300 maka dapat dikatakan aliran fluida merupakan aliran transisi. Pada
praktikum ini digunakan variasi debit yaitu 30 Liter/hour, 40 Liter/hour, 50
Liter/hour, 60 Liter/hour, 70 Liter/hour, 80 Liter/hour, 90 Liter/hour, 100
Liter/hour, 110 Liter/hour, 120 Liter/hour, 130 Liter/hour, 140 Liter/hour, 150
Liter/hour, 160 Liter/hour, 170 Liter/hour, 180 Liter/hour, 190 Liter/hour, 200
Liter/hour, 210 Liter/hour, 220 Liter/hour, 230 Liter/hour, 240 Liter/hour, dan 250
Liter/hour.
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai Reynold sebesar 494,5 aliran laminer
pada debit 30 Liter/hour, 658,73 aliran laminer pada debit 40 Liter/hour, 823,41
aliran laminer pada debit 50 Liter/hour, 988,09 aliran laminer pada debit 60
Liter/hour, 1152,78 aliran laminer pada debit 70 Liter/hour, 1317,46 aliran
laminer pada debit 80 Liter/hour, 1482,14 aliran laminer pada debit 90 Liter/hour,
1646,82 aliran laminer pada debit 100 Liter/hour, 1811,5 aliran laminer pada debit
110 Liter/hour, 1976,19 aliran laminer pada debit 120 Liter/hour, 2140,87 aliran
laminer pada debit 130 Liter/hour, 2305,55 aliran turbulen pada debit 140
Liter/hour, 2470,23 aliran turbulen pada debit 150 Liter/hour, 2634,92 aliran
turbulen pada debit 160 Liter/hour, 2799,6 aliran turbulen pada debit 170
Liter/hour, 2964,28 aliran turbulen pada debit 180 Liter/hour, 3128,96 aliran
turbulen pada debit 190 Liter/hour, 3293,64 aliran turbulen pada debit 200
Liter/hour, 3458,33 aliran turbulen pada debit 210 Liter/hour, 3623,01 aliran
turbulen pada debit 220 Liter/hour, 3787,69 aliran turbulen pada debit 230
Liter/hour, 3952,37 aliran turbulen pada debit 240 Liter/hour, dan 4117,06 aliran
turbulen pada debit 250 Liter/hour. Sedangkan dari hasil praktikum didapatkan
aliran laminer pada debit 30 Liter/hour, aliran laminer pada debit 40 Liter/hour,
aliran laminer pada debit 50 Liter/hour, aliran laminer pada debit 60 Liter/hour,
aliran laminer pada debit 70 Liter/hour, aliran laminer pada debit 80 Liter/hour,
aliran laminer pada debit 90 Liter/hour, aliran laminer pada debit 100 Liter/hour,
aliran laminer pada debit 110 Liter/hour, aliran laminer pada debit 120 Liter/hour,
aliran turbulen pada debit 130 Liter/hour, aliran turbulen pada debit 140
Liter/hour, aliran turbulen pada debit 150 Liter/hour, aliran turbulen pada debit
160 Liter/hour, aliran turbulen pada debit 170 Liter/hour, aliran turbulen pada
debit 180 Liter/hour, aliran turbulen pada debit 190 Liter/hour, aliran turbulen
pada debit 200 Liter/hour, aliran turbulen pada debit 210 Liter/hour, aliran
turbulen pada debit 220 Liter/hour, aliran turbulen pada debit 230 Liter/hour,
aliran turbulen pada debit 240 Liter/hour, dan aliran turbulen pada debit 250
Liter/hour.
Dari Tabel Hasil Perhitungan didapatkan hasil jenis aliran pada debit air dari
30 Liter/hour hingga 130 Liter/hour dengan Re hingga sebesar 2140,87 adalah
aliran Laminar Kemudian memasuki debit 140 liter/hour, aliran yang terjadi
adalah turbulen dengan Re sebesar 2305,55 hingga percobaan yang terakhir yaitu
debit 250 liter/hour. Bedasarkan pengamatan hasil percobaan dan perhitungan
teoritis terdapat beberapa perbedaan pada penentu pola aliran. Perbedaan aliran
terjadi pada pengamatan hasil percobaan saat debit air 130 Liter/hour dimana
alirannya terlihat turbulent. Sedangkan pada perhitungan teoritis saat debit air 130
Liter/hour, aliran dianggap Laminar. Perbedaan ini bisa terjadi karena terdapat
beberapa factor kesalahan, antara lain adalah dye (cairan warna) langsung turun ke
dasar pipa transparan setelah keluar membuat praktikan dalam mengamati
menjadi lebih sulit, kondisi praktikan yang menurun membuat pengamatan pada
aliran kurang akurat dan dinding bak air kotor sehingga pengelihatan kurang teliti.