Anda di halaman 1dari 12

BAB II ALIRAN FLUIDA

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mampu mengoperasikan alat percobaan
2. Dapat menghitung debit dengan menggunakan instrumen yang ada
3. Dapat menghitung bilangan Reynolds pada setiap perubahan debit aliran
4. Dapat menghitung penurunan tekanan (pressure drop) dari aliran
5. Dapat mengevaluasi fenomena aliran fluida dalam pipa
B. ALAT
1. Laptop
2. ANSYS Fluent 15.0
C. PRESEDUR KERJA
Buka software ANSYS Fluent 15.0
Memasukkan mesh dari file

Memasukkan data

Variabel 1

Variabel 2

Variabel 3

Variabel 4

Literasi

Hasil
Gambar II.1 Skema Kerja Aliran Fluida
D. DATA PENGAMATAN
Tabel II.1 Data pengamatan variabel 1 (massflow 1 kg/s)

Static pressure (Pa)

Inlet
8091,4563

outlet
0

net
4023,9122

Dynamic pressure (Pa)


Absolute pressure (Pa)
Total pressure (Pa)
Velocity magnitude (m/s)

263,335
910470,63
1072,4806
0,81048888

262,98913
101325
265,915522
0,79910636

273,8002
503716,22
676,19206
0,80453497

1. Variabel 1 (massflow 1 kg/s)


a. Kecepatan
995,8 x 0,25 x 3,14 x 0,022=3,19815 m
s

m1
1
V 1=
=
x A 1
b. Bilangan Reynolds
xDxv 995,8 x 0,02 x 3,198815
=
=
=74063,20395

0,00086
c. Debit
Q= A x v
Q=0,25 x 3,14 x 0,022 x 3,19815
Q=0,00100

m
s

d. Penurunan Tekanan secara analitis


L
fx
x x v2
D
P=
2

( )

0,021 x
P=

0,9
x 995,8 x 3,19815
0,02
2

P=1504,779 Pa

Tabel II.2 Data pengamatan variabel 2 (massflow 3 kg/s)

Static pressure (Pa)


Dynamic pressure (Pa)
Absolute pressure (Pa)
Total pressure (Pa)
Velocity magnitude (m/s)

inlet
6843,1455
2371,2345
694447,05
9214,380
2,4314666

Outlet
0
2367,490
101325
2393,9363
2,4123874

net
3402,8738
2466,716
352183,18
5869,595
2,4214866

2. Variablel 2 (massflow 3 kg/s)


a. Kecepatan
995,8 x 0,25 x 3,14 x 0,022=9,59443676 m
s

m1
3
V 1=
=
x A 1
b. Bilangan Reynolds
=

x D x v 995,8 x 0,02 x 9,59443676


=
=222189,306

0,00086
c. Debit
Q= A x v
Q=0,25 x 3,14 x 0,022 x 9,59443676
m3
Q=0,003012653
s
d. Penurunan Tekanan secara analitis
L
fx
x x v2
D
P=
2

( )

0,021 x
P=

0,9
x 995,8 x 9,59443676
0,02
2

P=4514,331 Pa

Tabel II.3 Data pengamatan variabel 3 (massflow 5 kg/s)

Static pressure (Pa)


Dynamic pressure (Pa)
Absolute pressure (Pa)
Total pressure (Pa)
Velocity magnitude (m/s)

inlet
28890,68
8068,1738
130215,68
36958,855
4,0524445

outlet
0
8062,478
101325
8152,4858
4,002112

net
14374,267
8349,1016
115699,27
22723,385
3,7073452

3. Variabel 3 (massflow 5 kg/s)


a. Kecepatan
995,8 x 0,25 x 3,14 x 0,022=15,9907279 m
s

m1
5
V 1=
=
x A1
b. Bilangan Reynold
xDxv 995,8 x 0,02 x 15,9907279
=
=
=370315,508

0,00086
c. Debit
Q= A x v
2

Q=0,25 x 3,14 x 0,02 x 15,9907279


Q=0,005021089

m3
s

d. Penurunan Tekanan secara analitis


L
fx
x x v2
D
P=
2

( )

0,021 x
P=

0,9
x 995,8 x 15,9907279
0,02
2

P=7523,885 Pa

Tabel II.4 Data pengamatan variabel 4 (massflow 7 kg/s)

Static pressure (Pa)


Dynamic pressure (Pa)
Absolute pressure (Pa)
Total pressure (Pa)
Velocity magnitude (m/s)

inlet
54708,949
15816,828
156033,95
70525,781
5,6734214

4. Variabel 4 (massflow 7 kg/s)


a. Kecepatan

outlet
0
15803,352
101325
15979,479
5,6011686

net
26091,961
15809,778
127416,96
41993,867
5,6356277

995,8 x 0,25 x 3,14 x 0,02 =22,3870191 m


s

m1
7
V 1=
=
x A1
2

b. Bilangan Reynold
xDxv 995,8 x 0,02 x 22,3870191
=
=
=518441,712

0,00086
c. Debit
Q= A x v
2

Q=0,25 x 3,14 x 0,02 x 22,3870191


Q=0,007029524

m
s

d. Penurunan Tekanan secara analitis


L
fx
x x v2
D
P=
2

( )

0,021 x
P=

0,9
x 995,8 x 22,3870191
0,02
2

P=10533,439 Pa

5. Penurunan Tekanan hasil simulasi


Tabel II.5 Penurunan tekanan hasil simulasi
Variabel
(kg/s)

Inlet
(Pa)

Outlet
(Pa)

1
3
5
7

8091,4563
6843,1455
28890,68
54708,949

0
0
0
0

Penurunan tekanan
(Pa)
8091,4563
6843,1455
28890,68
54708,949

6. Selisih dan data eror penurunan tekanan (pressure drop)secara analitis


dan simulasi
a. Variabel 1 (massflow 1 kg/s)

P=8091,4563 Pa1504,779 Pa

P=807640,851 Pa
Data eror

datasimulasi
x 100
data

8091,45631504,779
x 100 =99,9
8091,4563

b. Variabel 2 (massflow 3 kg/s)


P=6843,1455 Pa4514,331 Pa
P=2328,8145 Pa
Data eror

6843,14554514,331
x 100 =34,03
6843,1455

c. Variabel 3 (massflow 5 kg/s)


P=28890,68 Pa7523,885 Pa
P=21366,795 Pa
28890,687523,885
x 100 =73,95
28890,68

Data eror =

d. Variabel 4 (massflow 7 kg/s)


P=54708,949 Pa10533,439 Pa
P=44175,51 Pa
54708,94910533,439
x 100 =80,74
54708,949

Data eror =

7. Daerah aliran Fully Develop pada aliran fluida


a. Variabel 1 ( massflow 1 kg/s)
1

=4,4 R e 6
D

=D x 4,4 R e

1
6
1

=0,02 x 4,4 x 74063,203956


= 0,57 m
b. Variabel 2 (massflow 3 kg/s)

=4,4 R e 6
D
1

=D x 4,4 R e 6
1

=0,02 x 4,4 x 222189,306 6


= 0,684 m
c. Variabel 3 (massflow 5 kg/s)
1

=4,4 R e 6
D
1

=D x 4,4 R e 6
=0,02 x 4,4 x 370315,508

1
6

= 0,745 m
d. Variabel 4 (massflow 7 kg/s)
1

=4,4 R e 6
D

=D x 4,4 R e

1
6
1

=0,02 x 4,4 x 518441,7126


= 0,788 m

E. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini melakukan simulasi pada ANSYS Fluent 15.0
memakai basis CFD (Computional Fluid Dynamic). Simulasi dilakukan pada
sebuah alat yang mempunyai geometri 4 ruas yang dihubungkan dengan 3
belokan. Terdiri dari satu inlet dan outlet yang elintang secara horizontal pada
koordinat ZX. Arah Y menunjukkan vertikal dan berpengaruh terhadap gravitasi.
Pipa berdiameter 2 cm dengan jarak antar diameter pusat 2 pipa adalah 6 cm.
Panjang pipa yang lurus adalah 90 cm. Hasil dari simulasi akan dianalisis debit,

bilangan Reynolds, dan pressure drop serta mengevaluasi fenomena aliran fluida
dalam pipa.
1. Debit
Debit dalam aliran fluida menyatakan jumlah air yang mengalir dalam
satuan volume per waktu. Dari hasil analisis debit di dapatkan bahwa
besarnya massflow berbanding lurus besar debit. Oleh karena itu semakin
besar massflow yang diberikan maka debit yang terjadi juga semakin besar.
Debit salah satu indikator untuk mengetahui jenis aliran pada fluida tersebut.
600000
500000
400000
dbit

300000
200000
100000
0
0

massflow

Gambar grafik II.1 hubungan debit dengan massflow

2. Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds adalah bilangan yang tidak mempunyai dimensi,
yang menyatakan perbandingan gaya-gaya inersia terhadap gaya-gaya
kekentalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perbedaan aliran
adalah faktor keadaan aliran (kekentalan zat cair), rapat massa zat cair, dan
diameter pipa. Dengan diketahuinya besaran dari bilangan Reynolds maka
dapat ditentukan jenis aliran fluida dalam pipa tersebut. Ada dua jenis aliran
dalam pipa, yaitu laminar dan turbulen. Aliran dikatakan lamier jika partikelpartikel fluida yang bergerak teratur mengikuti lintasan sejajar dengan pipa
dengan kecepatan yang sama (kekentalan zat cairnya besar). Besarnya aliran
laminar kurang dari 2300. Sedangkan aliran dikatakan turbulen jika partikel-

partikel fluida bergerak dengan gerak sembarangan di sepanjang pipa denga


kecepatan yang besar dan kekentalannya kecil. Besarnya aliran turbulen lebih
dari 4000.
600000
500000
400000
NRe

300000
200000
100000
0
0

massflow

Gambar grafik II.2 hubungan antara bilangan Reynolds dengan massflow


Dari grafik diatas diperoleh bahwa besarnya bilangan Reynolds
berbanding lurus dengan besarnya massflow. Oleh karena semakin besar
bilangan Reynolds maka semakin besar pula massflow. Dari hasil analisis dan
perhitungan dari keempat variable massflow menunjukkan bahwa alirannya
turbulen, karena besarnya lebih dari 4000.
3. Penurunan tekanan (pressure drop)
Hasil dari simulasi dengan metode CFD dibandingkan dengan
perhitungan analitis, sehingga dapat diketaui selisih perbedaannya. Setelah
menghitung selisih tekanannya maka dapat mencari persen data erornya. .

gambar II.3 velocity pada massflow 1 kg/ms


Pada variable 1 (massflow 1 kg/ms) berdasarkan perhitungan
didapatkan pressure drop sebesar

1504,779 Pa

.Aliran fully develop

terjadi pada jarak 0,57 m artinya pada jarak tersebut kecepatan fluida sudah
dalam bentuk stabil. Seharusnya penurunan tekanan (pressure drop) dihitung
pada jarak tersebut. Dibandingkan dengan hasil simulasi, (pressure drop)
dihitung dari data selisih static pressure. Inlet pada static pressure sebesar
8091,4563Pa dan outlet sebesar 0 Pa sehingga didapat penurunan tekanan
berdasarkan simulasi sebesar 8091,4563Pa.
Pada variable 2 (massflow 3 kg/ms) berdasarkan perhitungan
didapatkan pressure drop sebesar

4514,331 Pa

.Aliran fully develop

terjadi pada jarak 0,684 m. Seharusnya penurunan tekanan (pressure drop)


dihitung pada jarak tersebut. Dibandingkan dengan hasil simulasi, (pressure
drop) dihitung dari data selisih static pressure. Inlet pada static pressure
sebesar 6843,1455 Pa dan outlet sebesar 0 Pa sehingga didapat penurunan
tekanan berdasarkan simulasi sebesar 6843,1455 Pa. Sedangkan variable 3
dan

hasil

perhitungan

didapatkan

7523,885 Pa dan 10533,439 Pa .

4. Distribusi aliran

penurunan

tekanan

sebesar

Gambar II.4 distribusi aliran pada massflow 1 kg.ms


Umumnya, fluida mengalir selalu mengikuti bentuk dari wadah dan
tempatnya. Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa pada massflow 1
kg/ms kecepatan terjadi antara 10,55 1420,17 m/s.
Fluida yang mengalir melalui pipa dengan panjang tertentu dan
kecepatan tertentu menyebabkan terjadinya kerugian energi berupa
penurunan tekanan (pressure drop) disebabkan oleh mayor losses akibat
gesekan sepanjang dinding pipa maupun minor losses akibat perubahan
bentuk lokal saluran berupa belokan, katup, maupun sambungan pipa dan
juga tergantung besar koefisien gesek pipa tersebut.
Belokan pipa memiliki nilai pressure drop yang besar dibandingkan
pipa lurus hal ini dikarenakan perubahan geometri dan lintasan
mengakibatkan perubahan pola aliran sehingga terbentuk aliran terpisah
dari sisi bagian dalam belokan

pipa tersebut. Besar kecilnya nilai

pressure drop ditentukan oleh pemilihan sudut belokan. Dibuktikan pada


gambar II.4 bahwa pada tiap belokan pipa berwarna merah dengan
kecepatan lebih beasr dari pada pipa yang lurus.

Bertambahnya kecepatan input yang melewati belokan pipa, aliran


fluida yang mengalir akan menabrak dinding belokan pipa. Akibat
tabrakan tersebut pada aliran fluida terjadi perubahan aliran, sehingga
ketidakseragaman distribusi kecepatan semakin besar. Akibatnya, setelah
fluida keluar dari daerah belokan pipa dalam fluida tersebut akan terjadi
pemisahan aliran yang menyebabkan pola aliran fluida menjadi
acak/turbulen, yang dapat memicu terbentuknya olakan. Adanya olakan
ini menyebabkan aliran fluida yang mengalir setelah belokan pipa akan
mengalami penurunan tekanan (pressure drop).
F. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a) Besarnya massflow berbanding lurus dengan besarnya debit, nilai
bilangan Reynolds dan pressure drop.
b) Perbedaan massflow menyebabkan adanya perbedaan distribusi
aliran pada titik-titik tertentu dan pada tiap belokan terjadi
peningkatan kecepatan dibanding pada pipa lurus.
2. Saran
a) Sebaiknya menggunakan laptop dengan speck yang tinggi.
b) Pahami langkah-langkah dengan teliti saat input data mengenai
simulasi FLUENT dengan metode CFD.

DAFTAR PUSTAKA
Deslia Prima. 2011. Laporan Dasar-dasar Proses Kimia I. www.scribd.com. Desember 2013.
Pekanbaru.

Mc. Cabe, W.L. 1985. Unit Operation of Chemical Engineering. Toon


Well Finishing Co. Ltd. Singapura.
Raswari. 1986. Teknologi dan Perencanaan Sistem Perpipaan. Jakarta:Penerbit
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai