OLEH:
AHMAD ZARKASI
NIM. 146090300011006
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga makalah
berjudul Pengukuran Aliran Dalam Dunia Industri ini selesai tepat waktu. Shalawat serta
salam atas baginda Nabi Muhammad S.A.W yang telah membawa ummat manusia dari zaman
jahiliah ke zaman yang beradab dan berilmu.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunannya terdapat begitu banyak kekurangan
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk perbaikan
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat. Aammiin,
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
Dari semua jenis flow meter yang ada tentu menggunakan prinsif fisis dalam aplikasinya.
Sehingga pada makalah ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis flow meter dan prinsip kerja
yang diterapkannya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut:
1.2.1 Mengetahui prinsip fisis yang digunakan dalam pengukuran aliran.
1.2.2 Mengetahui jenis dan prinsip kerja flow meter.
1.2.3 Mengetahui pertimbangan-pertimbangan yang diperhatikan dalam pemilihan alat ukur
yang akan digunakan dalam pengukuran aliran.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengukuran aliran mulai dikenal sejak tahun 1732 ketika Henry Pitot mengatur jumlah
fluida yang mengalir. Dalam pengukuran fluida perlu ditentukan besaran dan vektor kecepatan
aliran pada suatu titik dalam fluida dan bagaimana fluida tersebut berubah dari titik ke titik.
Pada bab ini akan dijelaskan tentang konsep aliran dan laju fluida serta kaitannya dengan
viskositas dan tekanan aliran. Di samping itu akan dijelaskan beberapa hal pokok seperti Angka
Reynolds, rumus yang digunakan dalam pengukuran aliran, Persamaan Bernoulli, pengukuran
aliran menggunakan tekanan differensial dan pertimbangan dalam penggunaan instrumentasi
dalam pengukuran aliran.
2.1.4 Viscosity
Properti dari gas atau cairan yang merupakan ukuran ketahanan terhadap
gerakan atau flow. Viscosity terbagi atas viskositas dinamik dan viskositas kinematik.
b. Jika 2000 < R < 5000, bisa bersifat laminar atau turbulent atau keduanya
c. Jika R > 5000, bersifat turbulent
Untuk mencari besarnya Bilangan Reynolds digunakan persamaan (2.1)
Keterangan:
R = Bilangan Reynolds
V = Kec. Fluida rata-rata
D = Diamater pipa
= Massa jenis
= Viskositas absolut
2.1.6 Flow Rate
Persamaan (2.1)
Gambar 2.3 Prinsip aliran yang digunakan dalam persamaan kontinuitas: (a) diameter tetap dan
(b) efek diameter yang berbeda pada laju aliran.
Laju aliran Q merupakan fungsi luas pipa A dan kecepatan V dari cairan yang mengalir
lewat pipa, yakni:
Q = A.V
Dimana: Q = laju aliran
A = luas penampang
V = kecepatan rata-rata
(2.2)
Jika cairan yang mengalir dalam tabung dengan daerah penampang yang berbeda yaitu A1
dan A2, seperti yang yang ditunjukkan pada Gambar 2.2b, persamaan kontinuitas yang
berlaku menjadi:
=
Q=
(2.3)
Persamaan 2.2 di atas merupakan contoh kasus untuk aliran gas, namun persamaan
tersebut dapat dimodifikasi untuk contoh kasus aliran fluida dengan mengalikan kedua sisis
dengan
(2.4)
Contoh soal: Berapakah laju aliran yang melewati sebuah pipa dengan diameter 9 inch, jika
kecepatan rata-ratanya sebesar 5 fps ?
Solusi:
Q = A.V
Q=
/ ,
dimana: ft : feet; cfs : cubic feet second; gps : galon/second; gpm : galon/minute
Namun demikian dalam praktek, kecepatan tidak merata, lebih besar di pusat. Jadi kecepatan
terukur rata-rata dari cairan atau gas dapat berbeda dari kecepatan rata-rata sebenarnya.
2.2.2 Persamaan Bernoulli
Berdasarkan Hukum Bernoulli, maka berlaku:
P1 12 1 .g.h1 P2 12 2 .g.h2
2
Keterangan
P = tekanan fluida
= masa jenis fluida
v = kecepatan fulida
g = gravitasi bumi
h = tinggi fluida (elevasi)
(2.5)
v2
P1
P2
v1
h2
h1
P1 12 1 P2 12 2
2
atau
1
2
.( 1 2 ) P2 P1
2
(2.6)
Perhatian : Rumus diatas hanya berlaku untuk aliran Laminer, yaitu aliran yang memenuhi
prinsip kontinuitas.
dimana:
PA dan PB
dan
(2.7)
VA dan VB
= kecepatan rata-rata
= kecepatan gravitasi
ZA dan ZB
Gambar 2.5 (a) tekanan pada titik-titik A dan B yang berkaitan dengan Persamaaan Bernoulli dan
(b) penerapan Bernoulli.
(2.8)
untuk mengukur khilangan pada outlet, persamaan 2.1 dapat dimodofikasi menjadi:
Q = CD.A3.V3
(2.9)
dimana CD merupakan koefisien pengosongan yang bergantung pada ukuran dan bentuk
pipa.
b. Head Loss
Head loss adalah kerugian tekanan yang terjadi pada aliran internal yang diakibatkan
oleh berbagai hal seperti gesekan fluida dengan dindinga pipa dan adanya hambatan pada
pipa seperti belokan, percabangan, katup dan lain sebagainya (Auzani, 2012). Head Loss
terbagi menjadi dua yaitu friction loss (kerugian akibat gesekan) dan fitting loss
(kerugian akibat sambungan).
1) Friction Loss
Terjadinya pengurangan aliran fluida dalam pipa akibat gesekan antara fluida
yang mengalir dengan dinding wadah. Besarnya aliran fluida yang hilang akibat
gesekan ini diberikan oleh:
dimana
hL = head loss
f = faktor gesekan
L = panjang pipa
D = diameter pipa
V = kecepatan fluida rata-rata
g = konstanta gravitasi
faktor gesekan f tergantung pada angka Reynold.
(2.10)
2) Fitting Loss
Besarnya kerugian akibat sambungan pada pipa diberikan oleh:
dimana
hL = head loss
(2.11)
perbedaan
tekanan
dapat
dibuat
untuk
menentukan
laju
alir
ketika cairan yang mengalir melalui pembatas tertentu. Pembatasan menghasilkan peningkatan
tekanan yang dapat langsung berhubungan dengan laju alir. Jenis pembatas yang dimaksud
terdiri dari: (A) Orifice plate, (b) Venturi tube, (c) Flow nozzle, dan (d) Dall tube.
a. Orifice Plate
Alat ukur terdiri dari pipa dimana dibagian dalamnya diberi pelat berlubang lebih kecil
dari ukuran diameter pipa. Sensor tekanan diletakan disisi pelat bagian inlet (P1) dan
satu lagi dibagian sisi pelat bagian outlet (P 2). Jika terjadi aliran dari inlet ke outlet,
maka tekanan P1 akan lebih besar dari tekanan outlet P2.
Keuntungan utama dari Orfice plate ini adalah dari :
1) Konstruksi sederhana
2) Ukuran pipa dapat dibuat persis sama dengan ukuran pipa sambungan.
3) Harga pembuatan alat cukup murah
4) Output cukup besar
2g
P1 P2
(2.12)
Gambar 2.7 Concentric orifice (a), excentric orifice (b) dan segmental orifice (c)
b. Venturi Tube
Bentuk lain dari pengukuran aliran dengan beda tekanan adalah venturi tube (pipa
venture). Pada pipa venturi, pemercepat aliran fluida dilakukan dengan cara membentuk
corong sehingga aliran masih dapat dijaga agar tetap laminar. Sensor tekana pertama (P 1)
diletakkan pada sudut tekanan pertama dan sensor tekanan kedua diletakkan pada bagian
yang plaing menjorok ke tengah. Pipa venturi biasa dipergunakan untuk mengukur aliran
cairan.
Keuntungan dari pipa venturi adalah:
1) Partikel padatan masih melewati alat ukur
2) Kapasitas aliran cukup besar
3) Pengukuran tekana lebih baik dibandingkan orifice plate.
4) Tahan terhadapa gesakan fluida.
Kerugiannya adalah:
1) Ukuiran menjadi lebih besar
2) Lebih mahal dari orifice plate
3) Beda tekanan yang ditimbulkan menjadi lebih kecil dari orifice plate.
c. Flow Nozzle
Tipe Flow Nozzle menggunakan sebuah corong yang diletakkan diantara sambungan
pipa sensor tekanan P1 dibagian inlet dan P2 dibagian outlet. Tekanan P2 lebih kecil
dibandingkan P1. Sensor jenis ini memiliki keunggulan diabanding venture dan orifice
plate yaitu:
1) Masih dapat melewatkan padatan
2) Kapasitas aliran cukup besar
3) Mudah dalam pemasangan
4) Tahan terhadap gesekan fluida
5) Beda tekanan yang diperoleh lebih besar daripada pipa venturi
6) Hasil beda tekanan cukup baik karena aliran masih laminer
d. Dall Tube
Tipe pembatas yang sedikit menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran dengan
konstruksi ditunjukkan pada gambar 2.7. Dall tube sebetulnya merupakan gabungan dari
venturi tube dan orifice plate.
Elbow
Ketika aliran melewati sebuah elbow maka akan terjadi gaya sentrifugal yang
menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan antara sisi dalam elbow dengan sisi luar
elbow.
Static Tube
Static tube flow meter menggunakan prinsip perbedaan tekanan dengan mengisi pipa
tertentu sebagai chamber sebagai tekanan referensi dan perbedaan tekanan yang
didapatkan setara dengan kecepatan fluida. Jenis flow meter ini rentan terjadi
penyumbatan sehingga hanya digunakan untuk pengukuran fluida dengan tekanan
yang tidak terlalu besar.
Rotameter
Prinsip operasi dari rotameter (variable area meters) didasarkan pada pelampung
(float) yang berfungsi sebagai penghalang aliran, pelampung tersebut akan melayang
dalam suatu tabung yang mempunyai luas penampang tidak konstan. Luas
penampang tabung berubah tergantung ketinggiannya (semakin tinggi semakin
besar).
Turbin
Menggunakan baling-baling yang diletakkan pada garis aliran. Kecepatan rotasi dari
roda berbanding lurus dengan laju aliran.
Moving Vane
Perangkat ini dapat digunakan dalam konfigurasi pipa dan digunakan untuk
mengukur aliran saluran terbuka (open channel flow).
Ketika fluida melewati kawat panas (hot wire) maka akan fluida akan menyerap panas dan hot
wire akan mengirim sinyal ke rangkaian elektronika untuk memanaskan kembali kawat panas
sesuai dengan teperatur referensi. Daya yang dibutuhkan untuk mempertahankan temperatur
pada kawat panas tersebut sebanding dengan debit aliran fluida yang melewati flow meter.
Persamaan (2.13)
Keterangan:
Q
= Berat material
= Panjang lintasan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini ialah sebagai berikut:
3.1.1 Prinsip fisis yang digunakan dalam pengukuran ialah persamaan kontinuitas dan Hukum
Bernoulli, selain itu adanya faktor kerugian aliran (flow losses) sebagai faktor koreksi dari
Hukum Bernoulli.
3.1.2 Terdapat berbagai jenis macam flow meter dengan prinsip kerja yang berbeda-beda seperti
orifice plate, venturi tube, flow nozzle dan dall tube dengan prinsip perbedaan tekanan; hot
wire dengan prinsip perbedaan panas; flow meter magnetic dengan prinsip magnet pada
Hukum Faraday; dan lain-lain sebagainya.
3.1.3 Ada banyak hal yang perlu dipertimbangakn dalam memilih pengukuran aliran seperti
akurasi, jenis aliran yang akan diukur, biaya dan lain sebagainya tergantung kebutuhan.
3.2 Saran
Untuk penyusunan makalah tentang aliran selanjutnya perlu kiranya diuraikan lebih
banyak lagi jenis alat ukur yang biasa digunakan di dunia industri. Di samping itu perlu
dijelaskan secara detail konsep fisis dari semua jenis alat ukur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Dasar Instrumentasi dan Proses Kontrol. Balongan: BPST Direktorat
Pengolahan.
Dunn, William C. 2005. Fundamentals of Industrial and Instrumentation and Process Control.
New York: McGraw Hill.
Fauzani official.wordpress.com/2012/05/26/head-loss/ diakses pada tanggal 3 April 2015 pukul
15.14 WIB.