Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DESTILASI

Disusun oleh :

Nama : Sherly Margareta


Instruktur : Ir. Irawan Rusnadi, M.T.
Kelas : 3 EGC

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. Dasar Teori

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan


perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik
pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat
dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk
cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini
merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Destilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan komponen yang ditujukan untuk
memisahkan pelarut dan komponen pelarutnya. Hasil destilasi disebut destilat dan sisanya
disebut residu. Jika hasil destilasinya berupa air, maka disebut sebagai aquadestilata (disingkat
aquades).
Pada suatu peralatan destilasi umumnya terdiri dari suatu kolom atau tray, reboiler
(pemanas), kondenser, Drum reflux, pompa, dan packed.
Prinsip dari proses ini adalah campuran  yang akan dipisahkan, dimasukkan dalam alat
destilasi. Di bagian bawah alat terdapat pemanas yang berfungsi untuk menguapkan campuran
yang ada. Uap yang terbentuk akan mengalir ke atas dan bertemu cairan (destilat) di atas. Zat-zat
bertitik didih rendah dalam cairan akan teruapkan dan mengalir ke atas, sedangkan zat-zat
bertitik didih tinggi dalam uap akan kembali mengembun dan mengikuti aliran cairan ke bawah.
B. Macam-macam Destilasi

1. Destilasi sederhana
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat
padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor
akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair,
misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain,
labu destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor,
penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.

2. Destilasi bertingkat ( fraksional )


Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian dengan
titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan
untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana
zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan
titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan untuk
memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki
perbedaan titik didih relatif kecil.
Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra
klorida-toluen, dll. Pada proses destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang
pada labu destilasi. Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran
senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda. Sebab dengan adanya
penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama
menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun
dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum
mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu
destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik didihnya.
Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai destilat.
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada
dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banya
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang
bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, kerena melewati
kondensor yang banyak.

3. Destilasi azeotrop
Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran
campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan
senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan
tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi tertentu dimana
komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop
dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya.
Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture karena komposisinya yang
senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan.

4. Refluks / destruksi
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam –macam destilasi walau pada
prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan
pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi-
reaksi senyawa organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya
pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar
campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap
reaksinya dilakukan secara refluks.

5. Destilasi kering

Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan zat-zat kimia. Dalam proses distilasi


kering,bahan padat dipanaskan sehingga menghasilkan produk-produk berupa cairan atau
gas (yang dapat berkondensasi menjadi padatan). Produk-produk tersebut disaring, dan pada saat
yang bersamaan mereka berkondensasi dan dikumpulkan. Distilasi kering biasanya
membutuhkan suhu yang lebih tinggi dibanding distilasi biasa.

Metode ini dapat digunakan untuk memperoleh bahan bakar cair dari batubara dan kayu.


Selain itu, distilasi kering juga digunakan untuk memecah garam-garam mineral. Misalnya
pemecahan sulfat melalui termolisis, menghasilkan gas sulfur dioksida dan sulfur trioksida yang
dapat dilarutkan dalam air membentuk asam sulfat. Pada awalnya, ini adalah cara yang umum
untuk memproduksi asam sulfat.

C. Macam Kolom Distilasi

A. Packed Tower
Sebuah kolom yang dilengkapi packing untuk memperluas bidang kontak dan membuat
turbulensi aliran sehingga kontak lebih sempurna. Prinsip kerjanya zat yang berbeda fase
mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu
phase ke phase lain. Zat berfase cair mengalir dari atas dan gas dari bawah sehingga
terjadi kontak antara keduanya.
Dipilih packed tower karena :
 Untuk liquid korosif,karena alat lebih murah
 Membutuhkan tahanan liquid yang rendah karena densitasnya yang besar
 Memberikan pressure drop per tahap kesetimbangan yang rendah
 Untuk diameter kolom yang kecil

Syarat packing yang baik adalah :

 Baik density kecil ( tidak terlalu membebani kolom)


 Luas yang terbasahi besar
 Volume rongga besar ( mengurangi pressure drop)
 Sifat pembasahan baik
 Tahan korosi
 Memiliki struktur yang kuat untuk menahan beban tumpukan
 Murah

Packed tower

Macam – macam bentuk packing:


 Sederhana : rasching ring , harga lebih murah tapi efisiensi lebih rendah,sering
chanelling.
 Sedang : pall ring , batas flooding tinggi dan distribusi liquid baik.
 Tinggi : berl saddle , mahal, bed seragam,batas flooding tinggi dan pressure drop
rendah

Rasching ring Pall ring

Berl saddle

Pemilihan bahan packing :

 Keramik , untuk liquid yang bersifat korosif


 Plastik , cocok untuk temperature sedang dan tidak cocok untuk pelarut organic
 Logam , untuk kondisi operasi yang tidak stabil

B. Sieve Tray
Bentuk sama dengan packed column tapi tidak mempunyai packing. Sebagai gantinya
ada plate-plate yang berfungsi memperbesar kontak antar komponen sehingga bisa
dipisahkan menurut rapat jenisnya. Plate di desain berlubang untuk mengalirnya udara
dari bawah seperti saringan santan kelapa.
Spesifikasinya adalah :
 Kapasitas tinggi
 Efisiensi tinggi
 Pressure drop sedang
 Biaya instalasi dan perawatan murah
 Korosi rendah

Jumlah tahapan plate disusun berdasarkan :

 Tingginya kesulitan pemisahan zat yang akan dipisahkan


 Perhitungan neraca massa dan kesetimbangan

Dipilih jenis ini bukan packed tower karena :

 Bisa menanganai laju alir liquid dan gas yang besar


 Pembersihan mudah karena bisa dipasang manhole
 Lebih mudah untuk pengambilan produk melalui samping
 Desain plate lebih terjamin efisiensi kerjanya

Tray tower
C. Bubble Cap Tower

Sebuah plate column yang dilengkapi dengan topi ( cap ) kecil di sepanjang plate. Cap
adalah topi yang menutupi lubang di plate, yang mempunyai slot untuk pengatur bukan
gas dari bawah ke atas. Antara plate atas dan bawah dihubungkan dengan pipa
(downcomer / downflow) untuk menyalurkan liquid dari atas ke bawah. Sehingga di plate
terjadi kontak antara liquid dan gas.
Spesifikasinya adalah :
 Kapasitas sedang sampai tinggi
 Efisiensi sedang sampai tinggi
 Biaya instalasi dan perawatan lebih mahal
 Laju alir rendah karena pressure drop tinggi
 Korosi tinggi

Bubble cap tower

C. Prinsip Destilasi
Proses destilasi merupakan proses dimana kita dapat memisahkan campuran menjadi komponen-
komponennya melalui proses penguapan dan pengembunan(kondensasi).

Sebagai contoh, jika kita memiliki campuran air yang dengan etanol, maka yang perlu kita
lakukan ialah melakukan destilasi pada campuran tersebut.

Campuran akan dimasukkan dalam destilator, kemudian destilator akan memanaskan campuran
hingga pada temperatur 78.5°C dimana etanol akan menguap sedangkan air tidak akan menguap
karnena titik didih air ialah 100°C .

Ethanol yang menguap akan naik ke bagian atas tabung, kemudian mengalir ke bagian kondensor
dan didinginkan, hasilnya ialah pada tabung pemanasan hanya akan tersisa air dan pada tabung
setelah pendingin akan berisi etanol

Rangkaian Alat pada Destilasi Skala Laboraturium

Distilasi pada skala laboraturium memiliki peralatan yang lebih sederhana dan mudah dirangkai.
Beberapa alat yang digunakan ialah:

Alat-Alat dalam praktikum Destilasi:

1. Sumber panas (heater)


2. Labu destilasi untuk sampel
3. Tabung penghubung
4. Termometer (pengukur suhu)
5. Kondensor
6. Air pendingin masuk
7. Air pendingin keluar
8. Labu alas bulat hasil pemisahan
9. Gas inlet
10. Tabung penghubung
11. Kontrol panas
12. Kontrol kecepatan pengaduk (magnet stirer)
13. Pengaduk / panas plate
14. Bath pemanas (Minyak/ pasir)
15. Magnet stirer
16. Bath pendingin

Proses Distilasi yang Akan Berlangsung

 Proses distilasi yang akan terjadi jika menggunakan rangkaian alat diatas ialah, pertama
tama campuran dimasukkan dalam labu destilasi (2).

 Kemudian akan dipanaskan oleh heater(1) dan batch(14).

 Pada tahap ini, kita harus sudah mengetahui komponen yang akan dipisahkan dari
campurannya.

 Misalkan ingin memisahkan eter dari campuran, maka harus mengatur temperatur pada
34.6°C  menggunakan pengatur panas (11), dan kontrol suhu dengan termometer(4).

 Kemudian dilakukan pengadukan dengan magnetic stirer (15) yang diatur kecepatan
geraknya oleh kontrol pengaduk (12).

 Pada temperatur 34.6°C, komponen eter dalam campuran akan menguap dan naik melalui
tabung penghubung(3) dan mengalir menuju kondensor(5).

 Air pendingin akan mengalir dari pipa (6) menuju ke pipa (7), aliran air ini bekerja
sebagai kondensor.

 Fungsi kondensor ialah untuk mendinginkan gas, sehingga dapat mengubah gas etanol
menjadi cairan (mengembunkan etanol).

 Cairan etanol akan masuk ke tabung penghubung (10) kemudian jatuh ke tujuan akhirnya
yaitu labu alas bulat hasil pemisahan(8).

 Dengan adanya batch pendingin, maka etanol hasil destilasi tidak akan membentuk uap
lagi dan bertahan sebagai cairan di labu (8).
Komponen – komponen unit destilasi

Berikut disajikan skema komponen-komponen unit destilasi :

Secara umum elemen – elemen unit destilasi terdiri dari :

1.      Reboiler, yang digunakan untuk menguapkan liquid

2.      Kolom vertikal, yang berfungsi sebagai penampung dan tempat proses pemisahan
terjadi

3.      Kondensator, digunakan untuk mendinginkan uap hasil proses

4.      Reflux drum, yang digunakan untuk menahan dan memisahkan hasil kondensasi, yang
mana sebagian akan dikembalikan ke kolom untuk diproses kembali.

5. Stripping , bagian plate yang berada di bawah tempat masukan feed.

6. Enriching , bagian plate yang berada di atas tempat masukan feed.


7. Feed , umpan

8. Refluks, produk cairan bagian atas dari kolom distilasi atau fraksionator, untuk memasok
energi pada reaksi untuk waktu yang panjang.

Operasi dasar dan proses

            Liquid yang digunakan (feed), dimasukkan ke dalam penampung (feed tray) yang ada
ditengah kolom vertikal. Kolom tersebut dipisah menjadi dua bagian , bagian atas ( enriching /
rectifition) dan bagian bawah (stripping). Kemudian liquid  turun dan berkumpul dibagian bawah
reboiler, kemudian panas diberikan pada reboiler. Sumber panas dapat berupa uap panas yang
dialirkan pada reboiler. Dalam proses ini digunakan metode continuous destilation dimana  feed
akan terus dialirkan sehingga proses akan berlangsung kontinu, campuran uap air dan liquid akan
dialirkan ke bagian bawah kolom , di mana uap air akan naik ke atas, sedangkan liquid turun
sebagai bottom product. Uap air yang berada dibagian atas akan dikondensasi oleh kondensator,
kemudian hasilnya ditampung dalam reflux drum untuk dipisahkan dan sebagian dikembalikan
ke bagian atas kolom untuk lebih diperkaya atau persentase pengotornya diperkecil. Sedangkan
sisanya keluar sebagai hasil destilasi.

Anda mungkin juga menyukai