Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

ANALISIS BATUBARA
KADAR PROXIMATE BATUBARA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK

: 03

KELAS

: 3EGD

ANGGOTA

1. JURIWON
2. GILANG RINDITYA. S
3. M.YUDHA GANTA H
4. NIRDA FITRIA
5. SEPPY FAJRIANI

INSTRUKTUR

: Ir K.A Ridwan M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


2014

Analisa Kadar Proximate Batubara dengan


menggunakan thermogravimetric (TGA 701)

I.

II.

Tujuan Percobaan
Dapat menjelaskan pengertian dan peranan kadar air tertambat
(lengas/moisture), zat terbang kadar abu dan karbon tertambat dalam
batubara.
Dapat mengetahui cara perhitungan kadar air, abu, zat terbang dan kadar
karbon tetap.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
Satu unit alat thermogravimetri analyzer
Cruscible dengan penutup
Bahan

III.

yang digunakan
Gas Nitrogen 99,5% murni
Gas Oksigen 99,5% murni
Udara tekan
CRM

Dasar Teori
Batubara merupakan bahan bakar siap pakai -tidak memerlukan
pengolahan lebih lanjut- berwarna hitam atau hitam kecoklatan.Umumnya,
batubara dikelompokkan sebagai batuan sedimen, namun batubara keras -jenis
antrasit- akan dikelompokkan sebagai batuan metamorf karena telah bersulih
akibat terpapar lebih lanjut oleh temperatur dan tekanan yang tinggi.Kandungan
utama batubara adalah karbon dan hidrogen dengan sedikit komposisi sulfur.
Saat ini, batubara menjadi sumber bahan bakar utama untuk pembangkit
tenaga listrik, sekaligus menjadi penyumbang emisi karbon dioksida. Karbon
dioksida adalah gas rumah kaca yang jika terkumpul di atmosfer dapat
menaikkan suhu bumi sekaligus perubahan iklim.
Batubara bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis, tergantung dari proses
geologi yang telah dialami:

Peat (gambut), merupakan jenis batubara tahap awal. Digunakan sebagai


bahan bakar di beberapa negara terutama Irlandia dan Finlandia.
Lignite, disebut juga batubara coklat dan dianggap sebagai batubara
peringkat terendah, digunakan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga
listrik.

Sub-bituminous, kualitasnya berada diantara lignite dan bituminous.


Digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap dan sebagai
sumber hidrokarbon aromatik untuk industri kimia.
Bituminous, mineral padat berwarna hitam atau hitam kecoklatan,
digunakan pula untuk pembangkit listrik tenaga uap.
Anthracite, merupakan batubara kualitas tertinggi, keras dan mengkilap.
Digunakan antara lain untuk sumber pemanas ruangan komersial.
Graphite, secara teknis merupakan kualitas tertinggi, tapi karena sulit
terbakar sehingga tidak digunakan sebagai bahan bakar. Grafit
dimanfaatkan untuk bahan pembuat pensil atau sebagai salah satu bahan
pelumas.

Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia


pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat dan analisis ultimat.
Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air (moisture), zat
terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (ash),
sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia
pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur
tambahan dan juga unsur jarang.
Analisa dan Pengujian Batubara
Kualitas batubara indonesia umumnya berupa batubara peringkat rendah
sampai lignit dan sub-bituminus, bedasarkan ASTM (American Society for and
Material) parameter analis meliputi :
1. Analisa Proximate
Kualitas batubara dapat dinyatakan dengan parameter yang ditunjukkan pada
saat memberi perlakuan panas terhadap batubara, cara ini disebut analisis
proximat parameter yang diukur adalah kandungan air (moisture)/lengas
tertambat (inherent Moisture) zat terbang dan karbon tetap.
2. Analisa Ultimat
Dilakukan untuk mengetahui komposisi unsur-unsur kimia yang menyusun
batubara ,yaitu kadar karbon, hidrogen, sulfur, nitrogen, dan oksigen.
3. Pengujian fisika
Parameter meliputi berat jenis, nilai muai bebas, titik leleh abu dan nilai
ketergerusan.
4. Analisa lainnya
Pengujiannya adalah pengujian nilai kalor

Pengertian Moisture Pada Batubara

Moisture pada batubara bukanlah seluruh air yang terdapat dalam poripori batubara baik besar maupun kecil dan yang terbentuk dari penguraian
batubara selama pemanasan.Moisture batubara ialah air yang menguap dari
batubara apabila dipanaskan sampai pada suhu 105 110 derajat celcius.
Berdasarkan bentuk-bentuk air yang dianggap sebagai air batubara,
kemudian muncullah bermacam istilah yang dipergunakan, istilah-istilah
tersebut antara lain :
Kondisi 1 : Inherent moisture
Inherent moisture ialah moisture yang dianggap terdapat di dalam ronggarongga kapiler dan pori-pori batubara yang relatif kecil, pada kedalaman aslinya
yang secara teori dinyatakan bahwa kondisi tersebut ialah kondisi dengan tingkat
kelembapan 100% serta suhu 30 derajat celcius.
Kondisi 2 :Total moisture
terdiri dari 2 yakni Free moisture (air dry loss, extraneous moisture) dan
Residual moisture. Total Moisture ialah seluruh jumlah air yang terdapat pada
batubara dalam bentuk inherent dan adherent pada kondisi saat batubara tersebut
diambil contohnya (as sampled) atau pada pada kondisi saat batubara tersebut
diterima (as received).
Kondisi 3 : Free moisture
Free Moisture (informatif) ialah istilah yang dipergunakan untuk mengambarkan
persen jumlah air yang menguap dari contoh batubara yang dikeringkan pada
kondisi ruangan. Pengeringan tidak perlu dilakukan sampai dicapai berat
konstan. Pengeringan justru harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh
metode standar. Hal ini dilakukan agar pengeringan tidak terlalu berlebihan
karena akan terjadi oksidasi terhadap batubara tersebut sehingga mengurangi
nilai calorific value.

IV.

Langkah Kerja
Penentuan kadar air tertambat , zat terbang dan abu
1. Meletakkan crusible kosong pada caresol dengan posisi seimbang,
crusible blanko diletakkan pada posisi nol.
2. Menimbang berat crusible kosong sampai konstan
3. Menimbang 1gr 0,1 gr batubara untuk setiap crusible
4. Memanaskan crusible tanpa tutup pada suhu 107 3
5. Setelah analisa kadar air , meletakkan tutup pada crusible, alat naik
mencapai 950

dalam waktu kurang lebih 3 menit , alat akan

menjaga suhu ini selama 7 menit


6. Setelah analisa zat terbang selesai , alat akan mendinginkan suhu
sampai 600 tutup crusible diangkat
7. Hasil analisa kadar air tertambat, zat terbang dan abu akan tampil di
layar

monitor , kadar karbon tertambat akan dikalkulasi oleh

program berdasarkan hasi analisa tersebut.

V.

Data Pengamatan
No. Sampel

Moisture

Fixed

Volatile

Ash

Massa (gr)

I
II
III
IV
Rata-rata

VI.

14.72
14.70
14.69
14.64
14.68

Carbon
63.24
43.45
64.15
62.14
58.24

18.10
37.89
17.19
42.44
28.9

Perhitungan
1. Sampel I 1,0269 gr
Konversi dari ADB ke DB

100
100Mad

3.95
3.95
3.97
3.99
3.96

1.0269
0.9329
1.0055
1.1232
1.022

Kadar fixed carbon dalam DB


Kadar volatile dalam DB
Kadar Ash dalam DB

2. Sampel II 0,9329 gr
Konversi dari ADB ke DB

100
85,3

= 1,17
= 1,17 X 43,45 = 74,11
= 1,17 X 37,89 = 21,21
= 1,17 X 3,95 = 4,62

100
100Mad

100
85,38

Kadar fixed carbon dalam DB


Kadar volatile dalam DB
Kadar Ash dalam DB

4. Sampel IV 1,1232gr
Konversi dari ADB ke DB

= 1,172 X 63,24 = 74,11


= 1,172 X 18,10 = 21,21
= 1,172 X 3,95 = 4,62

Kadar fixed carbon dalam DB


Kadar volatile dalam DB
Kadar Ash dalam DB

Konversi dari ADB ke DB

= 1,172

100
100Mad

3. Sampel III 1,0055gr

100
85,28

= 1,17

= 1,17 X 64,15 = 75,05


= 1,17 X 17,19 = 20,11
= 1,17 X 3,97 = 4,64

100
100Mad

100
85,36

= 1,17

Kadar fixed carbon dalam DB


Kadar volatile dalam DB
Kadar Ash dalam DB

= 1,17 X 62,14 = 72,70


= 1,17 X 19,22 = 22,48
= 1,17 X 3,99 = 4,66

VI. Analisa Percobaan


Percobaan kali ini yaitu analisa kadar proksimat pada batubara dengan
menggunakan alat thermogravimetri, alat ini dapat menganalisa jumlah
moisture, fixed carbn,volatile, dan ash secara bersamaan dengan sampel yang
sama dengan bantuan gas nitrogen.
Mula-mula crusible kosong diletakkan pada posisi seimbang, dengan
crusible blanko yang diletakkan pada posisi nol atau paling depan.memasukkan
batubara pada crusible yang telah diletakkan pada thermogravimetri

0,1gr,

berat sampel akan terbaca pada TGA tersebut.kemudian tutup alat TGA 701 dan
panaskan pada suhu 107 3 proses tersebut berlangsung selama 2 jam.
Setelah analisa kadar air meletakkan tutup pada crusible saat alat
memerintahkanya untuk ditutup , alat akan menimbang ulang crusible sebelum
memulai analisa zat terbang. Suhu akan naik hingga 950

dalam waktu

kurang lebih 30 menit.Setelah analisa zat terbang selesai mendinginkan suhu


(400-750)

kemudian akan ada perintah agar tutup crusible diangkat,

sehingga alat akan memulai analisa kadar abu dalam kurang lebih 1jam sehingga
hasil yang diperoleh pada percobaan air tertambat , zat terbang, dan abu akan
tampil di layar monitor.
Penggunaan alat TGA 701 merupakan cara yang modern untuk
menentukan kandungan moisture, fixed carbon, volatile, dan ash pada batubara
secara cepat sedangkan pada praktikum secara konvesional dengan menganalisa
satu-persatu kandungan moisture, fix carbon , volatile, dan ash yang masih harus
dianalisa menggunakan rumus, tetapi pada penggunaan TGA 701 harus
dilakukan secara hati-hati karena alat yang digunakan tergolong sebagai alat

yang cukup sensitif sehingga harus dilakukan kalibrasi dan alat ini juga
tergolong

mahal

sehingga

dibutuhkan

perawatan

yang

ekstra

dalam

penggunaannya.

VII.

Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
:
Kadar rata-rata volatile pada sampel batubara yang digunakan sebanyak 28,9
dan kadar rata-rata fixed carbon sebanyak 56,24 hal ini menunjukkan bahwa
kualitas batubara yang digunakan cukup baik.

VIII.

Daftar Pustaka
K.A, Ridwan.2014.Penunutun Praktikum Analisis Batubara.Palembang:
Politeknik Negeri Sriwijaya
www.google.com

IX.

Gambar Alat

Seperangkat Alat TGA701

Crusible+tutup

Anda mungkin juga menyukai