Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KADAR CHN BATUBARA

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa :
Menjelaskan pengertian dan peranan karbon, hidrogen, dan nitrogen
dalam batubara,
Dapat menghitung kadar oksigen dengan menggunakan data karbo,
hidrogen dan nitrogen,
Dapat menggunakan alat TruSpec (LECO) dengan baik.

II. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan :
Satu unit alat TruSpec (LECO)
Timbangan analitik yang terhubung langsung dengan alat
Bahan yang digunakan :
Gas carrier : helium 99,9% murni
Gas pembakar : Oksigen 99,5% murni
Gas pneumatic : Udara tekanan bebas dari air dan minyak
CRM
Crucible : Penampung hasil pembakaran

III. DASAR TEORI

Batubara merupakan senyawa hidrokarbon padat yang terdapat di alam dengan


komposisi yang cukup kompleks. Bahan organik utamanya yaitu tumbuhan yang
dapat ditengarai berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora, pollen,
damar, dan lain-lain.
Pada dasarnya terdapat dua jenis material yang membentuk batubara, yaitu:
1) Combustible Material, yaitu bahan atau material yang dapat dibakar/
dioksidasi oleh oksigen. Material tersebut umumnya terdiri dari karbon
padat (Fixed Carbon), senyawa hidrokarbon, total Sulfur, senyawa
Hidrogen, dan beberapa senyawa lainnya dalam jumlah kecil.
2) Non Combustible Material, yaitu hahan atau material yang tidak dapat
dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material tersebut umurnnya terdiri dan
senyawa anorganik (Si02, A1203, Fe203, Ti02, Mn304, CaO, MgO, Na20,
K20 dan senyawa logam lainnya dalam jumlah kecil) yang akan membentuk
abu dalam batubara. Kandungan non combustible material ini umumnya
tidak diingini karena akan mengurangi nilai bakarnya.
Untuk menentukan kadar karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen dan sulfur
dilakukan dengan analisa ulitmat (analisa elementer).

Karbon dan Hidrogen

Karbon dan hidrogen dalam batubara merupakan senyawa kompleks


hidrokarbon yang dalam proses pembakaran akan membentuk CO2dan H2O. Selain
dari karbon, mineral karbonat juga akan membebaskan CO2 selama proses
pembakaran batubara berlangsung, sedangkan H2O diperoleh dari air yang terikat
pada tanah liat. Analisa ini sangat penting untuk menentukan proses pembakaran,
terutama untuk penyediaan jumlah udara yang dibutuhkan.
Untuk penentuan karbon dan hidrogen dalam batubara yang
mempunyai rank rendah digunakan cara Liebig, karena batubara yang banyak
mengandung volatile matter tinggi dapat meledak bila dipanaskan sampai suhu
tinggi. Namun, penetapan kadar karbon dan hidrogen sesuai metode ASTM D 5373-
02 adalah dengan menggunakan Teknik Infra Red (IR).
Pada metode ASTM D 5373-02, contoh batubara dibakar pada temperatur
tinggi dalam aliran oksigen sehingga seluruh hidrogen diubah menjadi uap air dan
karbon menjadi karbondioksida. Uap air dan karbondioksida ditangkap oleh
detektor infra red. Melalui detektor inilah kandungan karbon dan hidrogen dapat
dibaca.
Nitrogen
Nitrogen dalam batubara hanya terdapat sebagai senyawa organik. Tidak
dikenal adanya mineral pembawa nitrogen dalam batubara, hanya ada beberapa
senyawa nitrogen dalam air kapiler, terutama dalam batubara muda. Pada
pembakaran batubara, nitrogen akan berubah menjadi nitrogen oksida yang bersama
gas buangan akan bercampur dengan udara. Senyawa ini merupakan pencemar
udara sehingga batubara dengan kadar nitrogen rendah lebih disukai.
Prinsip penentuan nitrogen dalam batubara semuanya dengan cara
mengubah nitrogen menjadi amonium sulfat melalui destruksi terhadap zat organik
pembawa nitrogen dalam batubara. Dalam metode ini, digunakan asam sulfat dan
katalisator. Banyaknya amonium sulfat yang terbentuk ditentukan dengan cara
titrimetric.
Selain itu, seperti juga pada penentuan kadar karbon dan hidrogen,
dalam metode ASTM D 5373-02 kadar nitrogen dapat diketahui dengan
menggunakan Thermal Conductivity (TC) pada alat yang sama dengan penentuan
kadar karbon dan hidrogen di atas. TC inilah yang akan menangkap kadar nitrogen
dalam nitrogen oksida.
Data nitrogen digunakan untuk membandingkan batubara dalam penelitian.
Jika oksigen diperoleh dari perhitungan, maka nitrogen diperoleh dari sampel yang
ditentukan. Dalam pembakaran pada suhu tinggi, nitrogen akan diubah menjadi
NOx yang merupakan salah satu senyawa pencemar udara.

Sulfur

Dalam proses pembakaran, sulfur dalam batubara akan membentuk oksida


yang kemudian terlepas ke atmosfir sebagai emisi. Ada tiga jenis sulfur yang terikat
dalam batubara, yaitu :
a) Sulfur organik, dimana satu sama lain terikat ke dalam senyawa
hidrogen sebagai substansi dari batubara.
b) Mineral sulfida, seperti pirit dalam fraksi organic (pyritic sulfur).
c) Mineral sulfat, seperti kalsium sulfat atau hidrous iron.
Sulfur kemungkinan merupakan pengotor utama nomor dua
(setelah ash) dalam batubara, karena :
1. Dalam batubara bahan bakar, hasil pembakarannya mempunyai daya korosif
dan sumber polusi udara.
2. Moisture dan sulfur (terutama sebagai pirit) dapat menunjang terjadinya
pembakaran spontan.
3. Semua bentuk sulfur tidak dapat dihilangkan dalam proses pencucian.
Batubara dengan kadar sulfur yang tinggi menimbulkan banyak masalah dalam
pemanfaatannya. Bila batubara itu dibakar, sulfur akan menyebabkan korosi dalam
ketel dan membentuk endapan isolasi pada tabung ketel uap (yang
disebut slagging). Disamping itu juga menimbulkan pencemaran udara. Sebagian
sulfur akan terbawa dalam hasil pencairan batubara, gasifikasi, dan pembuatan
kokas. Jadi harus dihilangkan dulu sebelum dilakukan proses-proses tersebut.

Oksigen

Oksigen merupakan komponen pada beberapa senyawa organik dalam


batubara. Oksigen ini didapatkan pula dalammoisture, lempung, karbonat, dan
sebagainya. Oksigen juga memiliki peranan penting sebagai penunjuk sifat-sifat
kimia dengan derajat pembentukan batubara. Unsur oksigen dapat ditemukan
hampir pada semua senyawaorganik dalam batubara. Dalam batubara kering unsur
oksigen akan ditemukan pada besi oksida, hidroksida dan beberapa mineral sulfat.
Oksigen juga sebagai indikator dalam menentukan peringkat batubara.
IV. LANGKAH KERJA

A. Kalibrasi metode
1. Menganalisa standar yang telah ditentukan, masing-masing 3-5 kali
analisa, ulangi untuk standar yang lain,
2. Menyorot hasil analisa yang telah dilakukan,
3. Mengklik konfiguration, calibration kemudian new calibration,
4. Memilih cell yang aka dikalibrasi,
5. Menentukan kurva kalibrasi yang akan digunakan,
6. Memperhatikan kurva kalibrasi, menentukan data yang akan digunakan,
7. Menentukan standar sampel yang akan dgunakan untuk driff, dengan
memberi tanda silangmpada kolom driff,
8. Melakukan langkah 4 sa,pai 7 untuk cell lainnya, mengklik OKE,
9. Memilih kalibrasi cell yang diinginkan dengan memberi tanda silang
pada setiap oersamaan kurva kalibrasi,
10. Mengklik SAVE untuk menimpan persamaan.

B. Analisa sampel
1. Mengetik nama sampel pada kolom nama,
2. Memilih metode yang akan digunakan,
3. Menimbang sampel yang akan dianalisa dengan menggunakan tin foil.
Menekan tombol print pada timbangan untuk mengirim data berat
sampel ke komputer,
4. Membungkus sampel tersebut dengan rapih kemudian masukan kedalam
sampel carose,
5. Menekan analyze atau tombol F5 untuk memulai analisa,
6. Menunggu sampai analisa selesai.
V. DATA PENGAMATAN
VI. PERHITUNGAN

Menghitung kadar oksigen :

Sampel 1

Oksigen = 100% - (%N+%C+%H+%S)

= 100% - (0,97374+56,7+6,05+2,0838)%

= 34,1924%

Sampel 2

Oksigen = 100% - (%N+%C+%H+%S)

= 100% - (0,98445+57,5+6,09+2,0838)%

= 33,3417%

Sampel 3

Oksigen = 100% - (%N+%C+%H+%S)

= 100% - (1,0325+50,8+6,02+2,0838)%
= 40,0637%

Sampel 4

Oksigen = 100% - (%N+%C+%H+%S)

= 100% - (0,94931+54,1+6,10+2,0838)%

= 36,7668%

Sampel 5

Oksigen = 100% - (%N+%C+%H+%S)

= 100% - (1,0380+52,1,7+6,14+2,0838)%

= 38,6382%

VII. ANALISA PERCOBAAN

Pada percobaan kali ini merupakan analisa ultimat dimana percoban ini
ditujukan untuk mengetahui kandungan unsur C, H, dan N pada batubara
dengan menggunakan alat TruSpec. Prinsip alat ini adalah combution analyzer,
sampel batubara dibakar egan bantuan oksigen dan berubah menjadi gas-gas dan
dideteksi dengan detektor.

Dalam percobaan dilakukan analisa dengan menggunakan sampel batubara


sebanyak lebih kurang 0,1 gram. Dari hasil percobaan, apabila dirata-ratakan
didapatkan nilai kandungan nitrogen sebesar 0,99560%, kandungan nitrogen ini
masih terbilang sangat rendah sehingga batubara bagus untuk digunakan.
Karena apabila kandungan nitrogennya tinggi akan menyebabkan terjadinya
pencemaran udara jika batubara itu dibakar. Kandungan hidrogen didapat
sebesar 6,08% jika dirata-ratakan, yang mana hidrogen ini ketika dibakar akan
dibebaskan sebagai H2O yang juga berasal dari mineral lempung atau inherent
moisture. Dan kandungan karbon rata-ratanya didapatkan sebesar 54,3%,
kadarkarbon yang dimiliki terbilang cukup tinggi. Apabila semakin tinggi
kandungan karbon yang dimiliki suatu batubara, maka akan meningkat pula
kualitas batubara tersebut.

Dari data nilai kandungan nitrogen, hidrogen, dan karbon dan dengan
menggunakan data hasil percobaan penentuan sulfur pada percobaan
sebelumnya dapat ditentukan kandungan oksigen dalam sampel batubara. Dari
kelima sampel yang dianalisa dan setelah melakukan perhitungan didapat
kandungan oksign rata-rata sebesar 38,57%. Karena apabila semakin rendah
kadar oksigen batubara maka akan semakin tinggi kualitas batubara. Jadi dapat
dikatakan bahwa batubara yang dianalisa memiliki kualitas yang cukup baik
karena kandungan karbon yang dimiliki cukup tinggi dan kandungan
oksigennya cukup rendah.

VIII. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Analisa ultimat merupakan analisi yang dilakukan untuk memnentukan


unsur penyusun batubara.

2. Kandungan Nitrogen dalam batubara penting diketahui karena apabila


batubara itu mengandung kandungan nitrogen yang tinggi maka batubara
tidak baik untuk digunakan, sebab jika batubara dibakar dengan suhu
tinggi nitrogen akan diubah menjadi NOx yang merupakan salah satu
senyawa penyebab terjadinya pencemaran udara.

3. Semakin tinggi kadar oksigen maka semakin rendah kualitas suatu


batubara, begitu juga sebaliknya. Oksigen juga memiliki peranan penting
sebagai penunjuk sifat-sifat kimia dengan derajat pembentukan batubara.

4. Semakin tinggi peringkat batubara, maka kadar karbon akan meningkat,


sedangkan hidrogen dan oksigen akan berkurang.

5. Kandungan unsur yang didapat :

o Nitrogen : 0,99560%

o Carbon : 54,3%

o Hidrogen : 6,08

o Oksigen : 38,57%

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Penuntun Praktikum Analisa Batubara Jurusan Teknik Kimia Program
Studi Teknik Energi Politeknik Negeri Sriwijaya.2016.

eriyuliansyah.blogspot.co.id

nazmyjr.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai