OLEH :
Kelompok 2 (3-EGC)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Apriansyah
Adi Agustiansyah
Candra Purna
Endah Dhita Pratiwi
Nur Azizah Yasmin
Muhammad Arifin
Tomi Suharno
(NIM 061440411697)
(NIM 061440411694)
(NIM 061440412034)
(NIM 061440411700)
(NIM 061440411709)
(NIM 061440411705)
(NIM 061440411715)
Tujuan Percobaan
Kamus mendefinisikan pipa sebagai cubing panjang dari tanah liat, konkret,
metal, kayu, dan seterusnya, untuk mengalirkan air, gas, minyak dan cairan-cairan lain.
Pipa yang dimaksud bukan berarti hanya pipa, tetapi fitting- fitting, katup-katup dan
komponen-komponen lainnya
yang merupakan
system perpipaan.
Pipa
dan
1.
pipa Jenis-jenis sambungan ikut mempengaruhi hilangnya energi pada pipa. Dengan
adanya sambungan dapat menghambat aliran normal dan menyebabkan gesekan
tambahan. Pada pipa yang pendek dan mempunyai banyak sambungan, fluida yang
mengalir di dalamnya akan mengalami banyak kehilangan energi.
Dalam sistem pipa salah satu konstruksinya adalah menggunakan sambungan yang
berfungsi untuk membelokan arah aliran fluida ke suatu tempat tertentu. Salah satu
efek
yang
muncul
pada
aliran
ketika
melewati
berkaitan dengan pola aliran adalah adanya ketidakstabilan aliran atau fluktuasi
aliran. Fluktuasi aliran yang terjadi terus menerus pada belokan
memberikan
beban
impak
secara
acak
pada
pipa
akan
pembeban impak secara acak yang berlangsung terus menerus bisa menyebakan
getaran pada pipa.
Pada sambungan pipa bekerja gaya yang disebabkan oleh aliran zat cair yang
berbelok, disamping berat pipa dan isinya.
2. Cara Penyambungan Pipa
Penyambungan tersebut dapat dilakukan dengan :
a. Pengelasan
Jenis pengelasan yang dilakukan adalah tergantung pada jenis pipa dan
penggunaannya, misalnya pengelasan untuk bahan stainless steel menggunakan las
busur gas wolfram, dan untuk pipa baja karbon digunakan las metal.
b. Ulir (threaded)
Penyambungan ini digunakan pada pipa yang bertekanan tidak terlalu tinggi.
Kebocoran pada sambungan ini dapat dicegah dengan menggunakan gasket tape pipe.
Umumnya pipa dengan sambungan ulir digunakan pada pipa dua inci ke bawah.
c. Menggunakan Flens (flange)
Kedua ujung pipa yang akan disambung dipasang flens kemudian diikat dengan
baut.
d mengalirkan
kecepatan rata-rata V. Menurut White (1986), salah satu persamaan yang dapat
2
digunakan adalah Persamaan
Darcy-Weisbach yaitu :
h f =f x
L V
x
xm
d 2g
Dimana :
f = faktor gesekan (Darcy friction factor), nilainya dapat diperoleh dari diagram
Moody.
L = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
2
Tabel 1. Kekasaran
rata-rata pipa komersial
(M) 10 -3
0,001 - 0,002
0,0015 - 0,007
Stainless steel
0.015
0,045 - 0,09
Membentang baja
0.015
Weld baja
0.045
Baja galvanis
Berkarat baja (korosi)
0.15
0,15 4
0,25 - 0,8
0,8 - 1,5
1.5 - 2.5
0,01 - 0,015
(Kaki)
(3,33 - 6,7)10
-6
-5
(0,5 - 2,33)10
-5
5x10
-4
(1,5 - 3)10
-5
5x10
-4
1.5x10
-4
5x10
-4
(5 - 133)10
-4
(0.82 - 2.62)10
-3
(2,7 - 5)10
-3
(5 - 8,3) 10
-5
(3,33 - 5)10
-3
Merapikan semen
0.3
1x10
Biasa beton
0,3 1
(1 - 3,33)10
-3
-3
(1 - 16,7)10
Terencana kayu
0,18 - 0,9
0.59 - 2.95
-3
Biasa kayu
5
16.7x10
Sumber : http://www.engineeringtoolbox.com/surface-roughnessBeton kasar
0,3 5
ventilation- ducts-d_209.html
2. Kehilangan Lokal (Local Losses)
Kerugian lokal adalah kerugian head yang disebabkan karena sambungan,
belokan, katup, pembesaran/pengecilan penampang, sehingga oleh Messina (1986)
dirumuskan dengan :
h1 = ho + hb + hc (m)
a. Kerugian pada bagian pemasukan
Untuk menghitung kerugian head pada bagian pemasukan digunakan rumus dari
(Messina, 1986) :
h o=ko x
V2
2g
1
V
P= x x x
xL
2
D
c. Kerugian karena sambungan
Untuk menghitung kerugian head karena belokan digunakan rumus Fuller
(Sularso, 2002) :
=
IV.
( )]
D
0,131+ 1,847
2 Ro
Prosedur Percobaan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
V.
DATA PENGAMATAN
1. Pipa (P2-P3)
Laju aliran volume/debit (liter/jam
500
Nilai Pengukuran
Kehilangan tekanan (mbar)
3
Nilai Perhitungan
Laju aliran volume/debit (m3/s)
Kecepatan (meter/detik)
Koefisien kehilangan tekanan
1,3891
0-4
0,2461
0,46
1000
1500
2,77781
0-4
0,4955
0,46
4,1667104
0,744
0,46
23,2186
92,9878
209,1944
1000
1500
19,5643
38,1903
2,77781
0-4
0,4955
0,1944
479,881
4,166710-
1. Pipa (P13-P14)
Laju aliran volume/debit (liter/jam
500
Nilai Pengukuran
Kehilangan tekanan (mbar)
6,847
Nilai Perhitungan
Laju aliran volume/debit (m3/s)
Kecepatan (meter/detik)
Koefisien kehilangan tekanan
Kehilangan tekanan (Pa)
1,3881
0-4
0,246
0,1944
118,52
4,1667
0,1944
1084,39
Pipa (P15-P16)
Laju alir volume/debit (liter/jam)
500
Nilai Pengukuran
Kehilangan tekanan (mbar)
0,44
Nilai Perhitungan
Laju alir volume/debit (liter/jam)
Kecepatan (meter/detik)
Koefisien kehilangan tekanan
Kehilangan tekanan (Pa)
1,3881
0-4
0,2461
0,3402
1,33
1000
1500
0,8314
5,36
2,77781
0-4
0,495
0,3402
5,41786
4,16710-
\
VI.
PERHITUNGAN
Secara Digital
1. Pipa ( P2 P3 ) 1800
A. Laju alir 500 L/h
Secara Praktek
P = 2 mbar
1
5
= 2 mbar x
1,0 x 10 pa
x
= 300 Pa
1000 mbar
Secara Teori
0,744
0,3402
12,24278
Q= 500
Q
1,388 x 104 m3 /s
A = 5,64 x 104 m2
= 0,2461 m/s
1 dm
1m
1h
X 1 L x 103 dm 3 x 3600 s
Kecepatan
V=
L
h
0,131+1,847 (
]( )
0,5
0.46
Penurunan Tekanan
1
kg
x 999 3 x 0,46 x
2
m
(0,2461)2
2
m
s2
= 6,43 Pa
1
5
= 4 mbar x
1,0 x 10 pa
x
= 400 Pa
1000 mbar
Secara Teori
m3/s
Kecepatan
2,7778 x 10-4
V=
= 0,4925 m/s
3
Q
2,7778 x 104 m /s
A =
5,64 x 104 m2
0,131+1,847 (
]( )
0,5
0,46
Penurunan Tekanan
1
kg
x 999 3 x 0,46 x
2
m
(0,4925)2
m2
s2
= 28,06 Pa
1
5
= 5 mbar x
1,0 x 10 pa
x
= 500 Pa
1000 mbar
Secara Teori
4,1667 x 10-4
m3/s
Kecepatan
V=
Q
4,1667 x 104 m3 / s
A =
5,64 x 104 m2
= 0,7387 m/s
3,5
0,131+1,847 (
0,0268 m
)
2 x 0,016 m
]( )
180
90
0,5
Penurunan Tekanan
1
kg
x 999 3 x 0,46 x
2
m
(0,7387)2
2
m2
s2
= 68,08 Pa
Secara Praktek
7 cmH2O
1
1000
1 mmhg
0,00153
7 cmH2O x
= 6,847 mbar
o , 07353
1 mmH 2 o
10 mmH 20
1 cmH 2 O
Secara Teori
Kecepatan
V=
Q
1,388 x 104 m3 /s
A =
5,6 x 104 m2
= 0,246 m/s
0,46
1
1
1 =
1 =0,1944
C
0,6942
) (
Penurunan Tekanan
P =
1
2
V2
L
D
kg
999 3
0,1944 .
.
m .
(0,24637)
m
2
s
0,01733
0,35
= 118,52 kg /
ms2
118,52 kg / ms2
0,001mbar
1 pa
= 1,1832 mbar
Secara Praktek
20 CmH2O
1
1000
1 mmhg
0,00153
20 CmH2O x
= 19,5643
o , 07353
1 mmH 2 o
10 mmH 20
1 CmH 2O
Secara Teori
Kecepatan
3
Q
2,77 x 104 m /s
A = 5,64 x 104 m2
V=
= 0,495 m/s
2
2
1
1
1 =
1 =0,1944
C
0,6942
) (
Penurunan Tekanan
V2
P =
D
1
2
kg
999 3
0,1944 .
.
m .
= 479,881
479,881
0,001mbar
1 pa
m
2
s
0,0173
2
(0,495)
0,35
= 4,79881
Secara Praktek
39 CmH2O
1000
1 mmhg
0,00153
39CmH20
38,1903
o , 07353
1 mmH 2 o
10 mmH 20
1 cmH 2 O
Secara Teori
Kecepatan
V=
= 0,7441 m/s
3
Q
4,1667 x 104 m / s
A =
5,64 x 104 m 2
1
1
1 =
1 =0,1944
C
0,6942
) (
Penurunan Tekanan
P =
V2
L
D
kg
999 3
0,1944 .
.
m .
1
2
m2
(0,24637) 2
s
0,35
0,01733
2
kg / ms2
1084,39166 kg / ms2
2. Pipa P15-16
0,001mbar
1 pa
= 10,843mbar
= 1084,39166
1000
1 mmhg
0,00153
0,45 CmH20
o , 07353
1 mmH 2 o
10 mmH 20
1 cmH 2 O
= 0,44
Secara Teori
Kecepatan
V=
Q
1,388 x 104 m 3 /s
A = 5,64 x 104 m 2
= 0,2461 m/s
[ ]
2,35 104
1
4
5,64 10
= 0,3402
Penurunan Tekanan
1
v2
P = 2
D L
m
2
1
kg
s
x 0,3402 999 3 x
0,35
2
0,0268 m
m
(0,2461)2
= 133,8835 Pa
10 mbar
1 pa
Kehilangan Tekanan
= 1,33 mbar
0,85 CmH2O
1000
1 mmhg
0,00153
0,85 CmH20
= 0,83
o , 07353
1 mmH 2 o
10 mmH 20
1 cmH 2 O
1000L/h x
Kecepatan
Q
2,7778 x 104 m3 /s
A =
5,64 x 104 m2
V=
1 dm 3
1 m3
1h
x 3 3x
1 L 10 dm 3600 s
= 0,4925 m/s
[ ]
S
1 1
S2
2,35 104
1
5,64 104
= 0,3402
P =
1
2
v2
L
D
1
kg
x 0,3402 999 3 x
2
m
= 541.786 Pa
m2
s2
0,35
0,0268 m
(0,4925)2
103 mbar
1 pa
= 5,41786 mbar
Kehilangan Tekanan
5,5 CmH2O
1000
1 mmhg
0,00153
5,5 CmH20
= 5,36
o , 07353
1 mmH 2 o
10 mmH 20
1 cmH 2 O
1500L/h x
Kecepatan
3
Q
4,167 x 104 m / s
A =
5,64 x 104 m 2
V=
1 dm 3
1 m3
1h
x 3 3x
1 L 10 dm 3600 s
[ ]
S
1 1
S2
2,35 104
1
4
5,64 10
= 0,3402
P =
1
2
v2
L
D
= 0,744 m/s
m
(0,4925) 2
1
kg
s
x 0,3402 999 3 x
0,35
2
0,0268 m
m
2
= 1223,278Pa
VII.
10 mbar
1 pa
= 12,24278 mbar
ANALISA PERCOBAAN
Praktikum kali ini yaitu penurunan tekanan dalam pipa aliran fluida II
yang bertujuan untuk dapat mempelajari kehilangan tekanan dalam singularitas
akibat belokan pipa secara praktek dan teori ialah tentang penurunan tekanan
pada sambungan pipa dan perubahan luas penampang pipa. Pada praktikum kali
ini, penurunan tekanan yang diukur yaitu pada belokan pipa P2-P3, pipa P13-
14 ,
variasi debit air yaitu 500 L/hr, 1000 L/hr, dan 1500 L/hr. Variasi debit tersebut
untuk mengetahui besarnya penurunan tekanan dengan adanya perbedaan
kecepatan aliran fluida yang berhubungan langsung dengan besarnya gaya gesek
yang terjadi. Selanjutnya dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa pada
sambungan P2-P3 apabila laju alir fluida semakin besar maka nilai penurunan
tekanan / rugi tekan akibat gesekan yang terjadi akan semakin besar. Sesuai
dengan prinsip Bernouli bahwa dalam suatu aliran fluida peningkatan kecepatan
fluida berbanding lurus dengan penurunan tekanan yang terjadi. Pada
sambungan pipa P13-P14m juga sama halnya bahwa semakin besar laju alir
fluida maka penurunan tekanannya juga semakin besar, dimana penurunan
tekanan tersebut terjadi akibat adanya gesekan fluida terhadap pipa pada
sambungan pipa tersebut. Diketahui juga adanya penurunan tekanan saat terjadi
perubahan luas penampang pipa. Hubungan perbandingan lurus terjadi juga pada
perbesaran pipa dan pengecilan pipa. Apabila laju alir fluida semakin besar maka
gaya gesek dan penurunan tekanan yang terjadi juga semakin besar. Dapat
dianalisa bahwa besar atau kecilnya penurunan tekanan ini disebabkan oleh
adanya koefisien gesek, semakin besar koefisien gesek maka semakin besar
kerugian geseknya dan semakin kecil koefisien gesek maka semakin kecil
kerugian geseknya. Koefisien gesek ini berarti suatu nilai (biasanya berkisar
antara 0-1) yang berlaku tetap untuk satu benda yang menentukan energi yang
harus dikeluarkan untuk memindahkan suatu benda dan artinya adalah semakin
besar koefisien gesek maka semakin besar energi yang harus digunakan untuk
memindahkan fluida tersebut.
Pada percobaan pipa P2-P3 dan P13-P14, dapat diketahui bahwa
kerugian gesek yang terjadi lebih besar penurunan tekanannya pada P13-P14
dikarenakan pada pipa P13-P14 diameter penampangnya lebih kecil daripada
penampang belokan pipa p2-p3 , yaitu dengan diameter 17,3 mm, sehingga
kerugian geseknya akan semakin besar dengan kecilnya luas penampang pipa.
Hal demikian juga dijelaskan oleh adanya kerugian gesek pada perbesaran dan
pengecilan pipa yaitu bahwa saat pengecilan pipa kerugian tekanan akan
semakin besar dan pada pembesaran pipa kerugian tekanan akan semakin kecil
dikarenakan oleh kecilnya penampang pipa sehingga kecepatan fluida naik dan
semakin besar gaya gesek yang terjadi.
Kehilangan tekanan yang paling besar adalah pada pipa P13- P14 hal ini
dikarenakan diameter pada pipa P13-P14 lebih kecil dibandingkan pada pipa P2P3 dan P14-P15, karena semakin kecil diameter pipa maka akan semakin besar
nilai koefisien gesek dan juga menyebabkan penurunan tekanan yang terjadi
akan semakin besar.
VIII.
KESIMPULAN
semakin besar.
Kehilangan tekanan dalam suatu aliran fluida dalam pipa dapat disebabkan oleh
adanya sambungan pipa yang menyebabkan adanya gesekan fluida terhadap pipa.
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR ALAT