HIDROKARBON
DISTILASI MINYAK MENTAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Ahmadan Yusuf Azlan
Dela Regina Pratiwi
Deviana Aditya Putri
Diah Pusphasari
Dian Febrianti Pisceselia
Dimas Agung Budi Setyawan
(061330401052)
(061330401053)
(061330401054)
(061330401055)
(061330401056)
(061330401057)
KELAS 5KF
DOSEN PEMBIMBING
TUJUAN
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui fraksi-fraksi minyak bumi yang dihasilkan sebagai distilat dan
residu
2. Menjelaskan mengenai titik didih fraksi-fraksi tersebut
II.
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 2 buah
: 2 buah
: 1 buah
: 1000 ml
: 5 buah
: secukupnya
: secukupnya
III.
DASAR TEORI
3.1 Struktur dan Komposisi Minyak Mentah
Kebanyakan senyawa-senyawa yang terkandung di dalam minyak dan gas bumi
terdiri dari hidrogen dan karbon sebagai unsur-unsur utamanya. Senyawa-senyawa
tersebut disebut sebagai senyawa hidrokarbon. Selain daripada senyawa-senyawa
tersebut terdapat pula senyawa-senyawa lain dalam jumlah yang sedikit mengandung
unsur-unsur belerang atau sulfur, oksigen dan nitrogen.
Komposisi minyak mentah dan gas bumi berdasarkan unsur-unsur penyusunnya
adalah sebagai berikut :
Karbon
Hidrogen
: 11,5 14,0%
Sulfur
: 0,1 3,0%
Oksigen
: 0,1 1,0%
Nitrogen
: 0,01 0,3%
Selain unsur-unsur di atas terdapat juga unsur-unsur logam seperti vanadium, besi,
nikel, khrom, posfor dan logam-logam lain yang jumlahnya kurang dari 0,03% berat.
3.2 Klasifikasi Minyak dan Gas Bumi
Sekitar 85% dari minyak mentah (crude oil) di dunia diklasifikasikan menjadi 3
golongan, yaitu :
1.
Minyak dasar aspal (asphaltic base)
2.
Minyak dasar parafin ( paraffinic base)
3.
Minyak dasar campurab ( mixed base)
Minyak dasar aspal mengandung sedikit lilin parafin dengan aspal sebagai
residu utama. Minyak dasar aspal sangat dominan mengandung aromatik. Kandungan
sulfur, oksigen dan nitrogen relatif lebih tingggi dibandingkan dengan minyak-minyak
dasar lainnya. Minyak mentah dengan dasar aspal sangat cocok untuk memproduksi
gasolin yang berkualitas tinggi, minyak pelumas mesin dan aspal. Fraksi-fraksi ringan
dan menengah mengandung presentase naftalen yang tinggi.
Minyak dasar paraffin mengandung sangat sedikit aspal, sehingga sangat baik
sebagai sumber untuk memproduksi lilin paraffin, minyak pelumas motor dan kerosin
dengan kualitas tinggi.
Minyak dasar campuran mengandung sejumlah lilin dan aspalsecara bersamaan.
Produk yang dihasilkan minyak dasar ini lebih rendah kualitasnya dibandingkan dengan
dua tipe minyak di atas.
Berdasarkan jarak titik didih tiap fraksi yang dihasilkan, maka susunan molekul
menurut jumlah atom karbon dari fraksi dan produk akhir kilang dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Susunan Hidrokarbon Fraksi/Produk Minyak dan Gas Bumi
Fraksi / Produk
Gas-gas
Gasolin
Nafta
Kerosin dan avtur
Diesel dan fuel oil
Jarak Didih, 0C
<30
30 210
100 200
150 250
160 400
Gas oil
Fuel oil berat
Atm residu
Vac residu
220 345
315 540
>450
>650
C17 C20
C20 C45
>C30
>C60
2.
Pengolahan secara kimia , disebut juga sebagai proses konversi atau reforming
terdiri dari :
a.
Proses perengkahan (cracking) terdiri dari :
- Perengkahan Termis ( Thermal Cracking )
- Perengkahan Katalis (Catalytic Cracking )
- Perengkahan Hidro ( Hydrocracking )
b.
Proses Pembentukan Kembali (reforming ) terdiri dari :
- Reformasi Termis ( Thermal Reforming )
- Reformasi Katalis ( Catalytic Reforming )
c.
Proses Penggabungan Molekul , terdiri dari :
- Polimerisasi Katalis , yakni : Polimerisasi Selektif dan Polimerisasi tidak
1.
selektif
Alkilasi Katalis , yang terdiri dari : Alkilasi H2SO4 dan alkilasi HF
Fraksi
Jarak didih , F
Gas
< 80
Nafta ringan
80 220
Nafta berat
180 520
420 650
610 800
Residu
> 800
Distilasi Hampa :
1) High Vacuum Unit ( HVU)
2) Vacuum Distillation Unit (VDU)
Proses Pengolahan Minyak Bumi dan Minyak Mentah dan Komposisinya Proses pengolahan fosil hewan menjadi minyak melewati beberapa tahap yang cukup
panjang.Mula-mula, para ahli melakukan eksplorasi, yaitu kegiatan yang bertujuan
memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan mendapatkan
perkiraan cadangan minyak bumi.Pada umumnya, mereka membuat peta topografi
dengan pemotretan dari udara. Setelah daerah-daerah yang akan diselidiki ditetapkan,
para ahli bumi (geologi) mencari contoh-contoh batu atau lapisan batu yang muncul
dari permukaan karang atau tebing-tebing untukdiperiksa di laboratorium.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan penyelidikan geofisika.
Caranya dengan membuat gempa kecil atau getaran-getaran di bawah tanah (kegiatan
dari
dari
1%
hingga
dari
misalnya
senyawa
alkana,
aromatik,
naftalena,
alkena,
dan
alkuna.Senyawa-senyawa ini memiliki panjang rantai dan titik didih yang berbedabeda.Semakin panjang rantai karbon yang dimilikinya, semakin tinggi titik
didihnya.Agar dapat digunakan untuk berbagai keperluan, komponen-komponen
minyak mentah harus dipisahkan berdasarkan titik didihnya.
Tahap Lengkap Pengolahan Minyak Mentah Minyak mentah (crude oil) yang
diperoleh dari hasil pengeboran minyak bumi belum dapat digunakan atau
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara langsung. Hal itu karena minyak bumi
masih merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon, khususnya komponen
utama hidrokarbon alifatik dari rantai C yang sederhana/pendek sampai ke rantai C
yang banyak/panjang, dan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon.
Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon, maka pada minyak
mentah ditambahkanasamdanbasa.
Minyak mentah yang berupa cairan pada suhu dan tekanan atmosfer biasa,
memiliki titik didih persenyawan-persenyawaan hidrokarbon yang berkisar dari suhu
yang sangat rendah sampai suhu yang sangat tinggi.Dalam hal ini, titik didih
hidrokarbon
(alkana)
meningkat
dengan
bertambahnya
jumlah
atom
dalammolekulnya.
Dengan memperhatikan perbedaan titik didih dari komponen-komponen minyak
bumi, maka dilakukanlah pemisahan minyak mentah menjadi sejumlah fraksi-fraksi
melalui proses distilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah proses distilasi
(penyulingan) dengan menggunakan tahap-tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai
trayek titik didih campuran yang diinginkan, sehingga proses pengembunan terjadi pada
beberapa tahap/beberapa fraksi tadi. Cara sepertiinidisebutfraksionasi.
Minyak mentah tidak dapat dipisahkan ke dalam komponen-komponen murni
(senyawa tunggal).Hal itu tidak mungkin dilakukan karena tidak praktis, dan mengingat
bahwa minyak bumi mengandung banyak senyawa hidrokarbon maupun senyawasenyawa yang bukan hidrokarbon.Dalam hal ini senyawa hidrokarbon memiliki
isomerisomer dengan titik didih yang berdekatan. Oleh karena itu, pemisahan minyak
mentah dilakukan dengan proses distilasi bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari
destilat minyak bumi ialah campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu
tertentu.
3) Fraksi Ketiga
Padafraksiinidihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih
kecil dari 175 oC , masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu
90 oC 175 oC. Pada trayek ini, bensin akan mencair dan keluar ke penampungan
bensin. Bensin merupakan campuran alkana dengan rantai C6H14C9H20.
4) Fraksikeempat
Padafraksiinidihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari
200 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC 200 oC. Pada trayek ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke penampungan
nafta. Nafta merupakan campuran alkana dengan rantai C9H20C12H26.
5) Fraksikelima
Padafraksiinidihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik didih
lebih kecil dari 275 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan
suhu 175 oC - 275 oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair dan keluar
ke
penampungan
kerosin.
Minyak
tanah
(kerosin)
merupakan
campuran
alkanadenganrantai C12H26C15H32.
6) Fraksikeenam
Padafraksiinidihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi dengan titik
didih lebih kecil dari 375 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin
dengan suhu 250 oC - 375 oC. Pada trayek ini minyak gas (minyak solar) akan mencair
dan keluar ke penampungan minyak gas (minyak solar). Minyak solar merupakan
campuran alkanadenganrantai C15H32C16H34.
7) Fraksiketujuh
Padafraksiinidihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi,
yaitu di atas 375 oC, sehinggaakanterjadipenguapan.
Padatrayekinidihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang
menguap.Residu yang tidak menguap berasal dari minyak yang tidak menguap, seperti
aspal dan arang minyak bumi.Adapun residu yang menguap berasal dari minyak yang
menguap,
yang
masuk
ke
kolom
pendingin
dengan
suhu
375 oC.Minyak
yang
disebut
polimer.Tujuan
polimerisasi
2) Proses ekstraksi
Melalui proses ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya larut fraksifraksi
minyak dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO2, furfural, dan sebagainya. Dengan
proses ini, volume produk yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik
bila dibandingkan dengan proses distilasisaja.
3) Proses kristalisasi
Pada proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik cair (melting point)
masing-masing. Dari solar yang mengandung banyak parafin, melalui proses
pendinginan, penekanan dan penyaringan, dapat dihasilkan lilin dan minyak filter. Pada
hampir setiap proses pengolahan, dapat diperoleh produk-produk lain sebagai produk
tambahan. Produk-produk ini dapat dijadikan bahan dasar petrokimia yang diperlukan
untuk pembuatan bahan plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan
berbagaihasilpetrokimialainnya.
4) Membersihkan produk dari kontaminasi (treating)
Hasil-hasil minyak yang telah diperoleh melalui proses pengolahan tahap pertama dan
proses pengolahan lanjutan sering mengalami kontaminasi dengan zat-zat yang
merugikan seperti persenyawaan yang korosif atau yang berbau tidak sedap.
Kontaminan ini harus dibersihkan misalnya dengan menggunakan caustic soda, tanah
liat, atau proses hidrogenasi.
Proses pengolahan minyak mentah menjadi fraksi-fraksi minyak bumi yang bermanfaat
dilakukan di kilang minyak (oil refinery). Di Indonesia terdapat sejumlah kilang
minyak, antara lain:
kilang minyak Cilacap, Jawa Tengah (Kapasitas 350 ribu barel/hari);
kilang minyak Balongan, Jawa Tengah (Kapasitas 125 ribu barel/hari);
kilang minyak Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 240 ribu barel/hari);
kilang minyak Dumai, Riau;
kilang minyak Plaju, Sumatra Selatan;
Minyak mentah atau crude oil adalah cairan coklat kehijauan sampai hitam yang
terutama terdiri dari karbon dan hidrogen. Teori yang paling umum digunakan untuk
menjelaskan asal-usul minyak bumi adalah organic source materials. Teori ini
menyatakan bahwa minyak bumi merupakan produk perubahan secara alami dari zatzat organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengendap selama
ribuan sampai jutaan tahun. Akibat dari pengaruh tekanan, temperatur, kehadiran
senyawa logam dan mineral serta letak geologis selama proses perubahan tersebut,
maka minyak bumi akan mempunyai komposisi yang berbeda di tempat yang berbeda.
Minyak bumi memiliki campuran senyawa hidrokarbon sebanyak 50-98% berat,
sisanya terdiri atas zat-zat organik yang mengandung belerang, oksigen, dan nitrogen
serta senyawa-senyawa anorganik seperti vanadium, nikel, natrium, besi, aluminium,
kalsium, dan magnesium. Secara umum, komposisi minyak bumi dapat dilihat pada
tabel berikut:
Table 1.1 Komposisi Elmental Minyak Bumi
Komposisi
Persentase
Karbon (C)
84-87
Hydrogen (H)
11-14
Sulfur (S)
0-3
Nitrogen (N)
0-1
Oksigen (O)
0-2
Hirokarbon
1.
Parafin
Parafin adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus (alkana), C nH2n+2.
Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), n-butana (C4H10), isobutana (2-metil
propana, C4H10), isopentana (2-metilbutana, C5H12), dan isooktana (2,2,4-trimetil
pentana, C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong ke dalam senyawa isoparafin jauh
lebih banyak daripada senyawa yang tergolong n-parafin. Tetapi, di dalam minyak bumi
mentah, kadar senyawa isoparafin biasanya lebih kecil daripada n-parafin.
2.
Olefin
Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n. Contohnya etilena
(C2H4), propena (C3H6), dan butena (C4H8).
3.
Naftena
Naftena adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan
rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naftena yang banyak ditemukan
adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom karbon. Contohnya
adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12).
Umumnya, di dalam minyak bumi mentah, naftena merupakan kelompok senyawa
hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin.
4.
Aromatik
Non Hidrokarbon
Selain senyawa-senyawa yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen, di dalam
minyak bumi ditemukan juga senyawa non hidrokarbon seperti belerang, nitrogen,
oksigen, vanadium, nikel dan natrium yang terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon.
Unsur-unsur tersebut umumnya tidak dikehendaki berada di dalam produk-produk
pengilangan minyak bumi, sehingga keberadaannya akan sangat mempengaruhi
langkah-langkah pengolahan yang dilakukan terhadap suatu minyak bumi.
1.
Belerang
Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan
(R-SH, dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R), disulfida (R-S-S-R) dan tiofen
(sulfida siklik). Senyawa-senyawa belerang tidak dikehendaki karena:
menimbulkan bau tidak sedap dan sifat korosif pada produk pengolahan.
Nitrogen
Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang bersifat basa seperti 3metilpiridin (C6H7N) dan kuinolin (C9H7N) serta zat-zat yang tidak bersifat basa seperti
pirol (C4H5N), indol (C8H7N) dan karbazol (C12H9N). Senyawa-senyawa nitrogen dapat
mengganggu kelancaran pemrosesan katalitik yang jika sampai terbawa ke dalam
produk, berpengaruh buruk terhadap bau, kestabilan warna, serta sifat penuaan produk
tersebut.
2.
Oksigen
Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam naftenat (2,2,6trimetilsikloheksankarboksilat, C10H18O2) dan asam-asam lemak (alkanoat), gugus
hidroksi fenolik dan gugus keton. Senyawa oksigen tidak menyebabkan masalah serius
seperti halnya senyawa belerang dan senyawa nitrogen pada proses-proses katalitik.
1.
Senyawa logam
Minyak bumi biasanya mengandung 0,001-0,05% berat logam. Kandungan logam yang
biasanya paling tinggi adalah vanadium, nikel dan natrium. Logam-logam ini terdapat
bentuk garam terlarut dalam air yang tersuspensi dalam minyak atau dalam bentuk
senyawa organometal yang larut dalam minyak. Vanadium dan nikel merupakan racun
bagi katalis-katalis pengolahan minyak bumi dan dapat menimbulkan masalah jika
terbawa ke dalam produk pengolahan.
Minyak bumi merupakan campuran yang sangat kompleks dari hidrokarbonhidrokarbon penyusunnya. Oleh karena itu, analisis kadar senyawa-senyawa
penyusunnya yang bukan saja amat sulit dilakukan, juga kurang berguna dalam praktek.
orang
mulai
mengembangkan
metode-metode
semi
empirik
untuk
Berat Jenis
Berat jenis minyak bumi umumnya dinyatakan dalam satuan API, yang didefinisikan
sebagai berikut:
dengan s = berat jenis 60/60 (densitas minyak pada 60 F (15,6 C) dibagi dengan
densitas air pada 60 F). Persamaan tersebut menunjukkan bahwa API akan semakin
besar jika berat jenis minyak makin kecil. Berat jenis (specific gravity) kadang-kadang
digunakan sebagai ukuran kasar untuk membedakan minyak mentah, karena minyak
mentah dengan berat jenis rendah biasanya adalah parafinik. Perkiraan jenis minyak
bumi ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 1.2 Perkiraan Jenis Minyak Bumi Berdasarkan API
Jenis Minyak Bumi
Specific Gravity
API
0.830
39
Medium Ringan
0.830 0.850
39 35
Medium Berat
0.860 0.865
35 32.1
Berat
0.865 0.905
32.1 24.8
0.905
24.8
Ringan
Sangat Berat
1.
Pour Point
Pour point atau titik tuang adalah harga temperatur yang menyebabkan minyak bumi
yang didinginkan mengalami perubahan sifat dari bisa menjadi tidak bisa dituangkan
atau sebaliknya. Makin rendah titik tuang, berarti kadar parafin makin rendah
sedangkan kadar aromatnya makin tinggi.
2.
Distilasi/Rentang Pendidihan
12.5 13
Parafinik
11 12
Naftenik
9.8 11.8
Aromatik
Index Korelasi USBM didasarkan pada pengamatan bahwa n-parafin memiliki nilai
CI=0 dan CI=100 untuk benzen. CI didefinisikan sebagai:
Table 1.6 Perkiraan Tipe Minyak Bumi Berdasarkan Indeks Korelasi USBM
CI
10
Ultra parafink
30
Parafinik
30-40
Naftenik
40-60
Aromatik
IV.
1.
2.
3.
4.
LANGKAH KERJA
Setiap sambungan pada alat diberikan silicon grease
Menimbang bottom flask kosong dan mencatat beratnya
Mengisi bottom flask dengan 400 ml crude oil , kemudian menambahkan 5 buah
batu didih
Menghidupkan air pendingin , dan pemanas (temperatur set II , setelah 15 menit
menghidupkan set III )
Perhatikan :
Setelah mendekati 8 menit crude oil mulai mendidih , temperatur crude oil
65C, setelah 10 menit uap akan naik pada tray pertama dan terkondensasi.
Setelah 20 menit , distilat terkondensasi pada semua tray dan mengalami refluk.
Komponen yang mempunyai titik didih rendah akan mencapai thermometer
paling atas dan terkondensasi pada dimroth condenser. Setelah 25 menit hasil
5.
6.
7.
V.
DATA PENGAMATAN
- Percobaan I
t/min
A11/oC
B11/oC
A12/oC
B12/oC
29
30
30
31
29
30
30
31
47
30
30
31
71
29
30
32
10
102
29
30
31
12
127
29
30
31
14
138
30
31
31
16
146
31
31
31
18
154
31
31
31
20
162
32
31
31
22
169
34
31
31
24
173
34
32
31
26
167
45
32
32
t/min
A11/oC
B11/oC
A12/oC
B12/oC
27
28
29
29
28
28
29
29
29
28
29
29
30
29
29
29
36
28
28
29
42
28
29
29
46
28
29
29
59
29
29
30
73
29
29
28
10
84
28
29
30
11
97
28
29
30
12
105
28
28
30
13
107
29
31
29
14
107
29
80
29
15
108
33
86
29
16
108
77
91
29
17
109
85
94
29
18
109
87
95
29
Percobaan 2
19
109
89
96
32
20
109
90
96
36
21
108
92
96
41
22
109
92
96
47
23
109
92
97
50
24
110
92
96
54
25
110
93
97
57
26
110
93
96
61
27
110
93
96
64
28
110
93
96
69
29
110
93
96
71
30
110
94
97
76
31
110
94
98
79
32
111
93
98
81
33
112
94
97
83
34
111
94
97
83
35
111
94
96
83
36
111
94
98
85
37
111
95
98
85
38
111
94
97
85
39
112
94
98
86
40
111
95
98
87
41
111
94
98
85
42
112
94
97
86
43
111
94
98
87
44
111
95
96
86
45
113
95
98
88
46
112
95
98
87
47
113
94
97
88
48
113
94
97
87
49
114
94
97
87
50
115
94
97
86
51
114
95
98
87
52
114
94
98
87
53
114
94
98
85
54
115
95
98
85
55
115
95
98
86
56
115
95
99
84
57
116
95
98
83
58
116
94
99
82
59
117
94
97
80
60
117
93
98
78
61
117
94
98
78
VI.
ANALISA PERCOBAAN
Gas
0 50
Gasoline
50 85
Kerosin
85 105
Solar
105 135
Residu
>135
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Distilasi minyak mentah merupakan pemisahan fraksi-fraksi berdasarkan
titik didih.
2. Fraksi yang memiliki titik didih paling rendah akan menguap lebih dulu dan
terkondensasi. Hal itu terjadi pada titik pertama yang merupakan tray B12.
3. Tujuan distilasi minyak mentah adalah memisahkan fraksi-fraksi minyak
berdasarkan titik didihnya.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
- Jobsheet. 2015. Praktikum Teknologi Minyak Bumi. POLSRI : Palembang
- www.Google.com
- www.scribd.com