Anda di halaman 1dari 11

Company name

Analisis Kimia
Dan
Pengujian Sifat Batubara
SYAHFIRA RAUDDATUL
JANNAH
3 EGC
ANALISIS KIMIA
BATUBARA DAN
PENGUJIAN SIFAT FISIK
BATUBARA
Kualitas batubara dapat dinyatakan dengan parameter yang ditunjukkan
pada saat memberi perlakuan panas terhadap batubara, cara ini biasa
disebut Analisis Proksimat dan Analisis Ultimat. Parameter parameter yang
terukur pada Analisis Proksimat adalah kandungan abu, lengas tertambat,
zat terbang, dan karbon tetap, sedangkan pada Analisis Ultimat adlah kadar
karbon, hidrogen, sulfur, nitrogen, dan oksigen. Disamping itu juga kadang
kadang dilakukan analisis komposisi abu untuk tujuan pengendalian
lingkungan atau pemeliharaan peralatan.

Pengujian terhadap sifat fisik batubara yang juga sering dilakukan yaitu
nilai kalor, ndeks ketergerusan Highgrove, analisis titik leleh abu,
pengujian nilai muai bebas dan lain lain.
ANALISIS KIMIA
BATUBARA
1. Penentuan kadar lengas tertambat (moisture in air dried sample)
Sampel batubara sebanyak 1 gram berukuran -60 mesh dipanaskan dalam oven pada suhu 105 +- 5
derajat celcius selama 1 jam. Kehilangan berat selama pemanasan adalah kadar lengas tertambat dari
batubara tersebut.

2. Penentuan Kadar Abu


sampel batubara dibakar sempurna dalam furnance pada suhu 815 +- 10 derajat celcius selama kurang
lebih 3 jam. Selanjutnya batubara tersebut didinginkan dan ditimbang. Berat sebelum dan setelah
pembakaran adalah kadar abu dari batubara tersebut.

3. Penentuan Kadar Zat Terbang


sampel dipanaskan tanpa oksidasi pada suhu 900 +- 10 derajat celcius selama 7 menit. Kehilangan berat
dari sampel yang kemudian dikoreksi terhadap kadar lengas tertambat adalah kadar zat terbang.

4. Penentuan Kadar Karbon Padat


kadar karbon padat diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut :
PERSEN KARBON PADAT = 100% - (lengas tertambat +abu + zat terbang)%

5. Penentuan Kadar Karbon dan Hidrogen


sampel dioksidasi dengan oksigen murni dalam alat micro combustion furnance, sehingga seluruh
hidrogen berubah menjadi air dan karbon menjadi karbon oksida. Gas hasil oksidasi ini dialirkan
melalui penyerap air dan karbon dioksida, kemudian ditetapkan secara gravimetri. Total karbon dan
hidrogen dihitung dari penambahan berat penyerap gas gas tsb.
ANALISIS KIMIA
BATUBARA
6. Penentuan Kadar Sulfur Total
penentuan kadar belerang dapat dilakukan dengan berbagagi cara yaitu sebagai berikut ini:
1. Penentuan Kadar Sulfur Total Dengan Metoda Eschka
2. Penentuan Kadar Sulfur Melalui Pembakaran Pada Suhu Tinggi
3. Penentuan Kadar Sulfur Secara Deteksi Infra Red

7. Penentuan Kadar Nitrogen


kadar nitrogen ditentukan dengan metode kjedahl, yaitu sebagai berikut : Sampel batubara didestruksi
dengan asam sulfat pekat sehingga terbentuk garam amonium sulfat. Melalui penambahan kalium
hidroksida pada proses distilasi, maka NH3 akan dibebaskan dan ditampung dengan asam borat. Kadar
nitrogen dapat dihitung dgn titrasi

8. Penentuan Kadar Oksigen Total


Kadar oksigen total dalam batubara adalah kandungan oksigen yang terdapat dalam batubara, baik yang
terikat dalam material batubara, dalam mineral maupun dalam air. Kadar kosigen total dapat ditentukan
dengan cara perhitungan, menggunakan pers berikut:
KADAR OKSIGEN TOTAL = 100% - (abu + H + C + N + S)%
KADAR OKSIGEN TERKOREKSI = 100% - (abu + air + H terkoreksi + C + N + S)

9. Analisis Komposisi Abu Batubara


komposisi abu batubara terdiri dari senyawa senyawa Si, Ca, Fe, Al, dan sedikit Ka, Na, Mg, Mn dalam
bentuk silikat, oksida, sulfat dan phosfat.
PENGUJIAN SIFAT FISIK
BATUBARA
1. Penentuan Nilai Kalor
nilai kalor batubara adalah panas yang dihasilkan oleh pembakaran setiap satuan berat
batubara pada kondisi standart. Nilai kalor dari batubara dapat dihitung dari kenaikan
suhu setelah pembakaran dengan mengadakan beberapa koreksi

2. Penentuan Nilai Ketergerusan Hardgrove


nilai ketergerusan hardgrove (HGI) adalah angka yang menunjukkan kemudahan
batubara untuk digerus. Nilai HGI yang tinggi menyatakan batubara tersebut mudah
digerus dan sebaliknya juga berlaku demikian.

3. Pengujian Nilai Muai Bebas


nilai muai bebas adalah angka yang menunjukkan pemuaian batubara yang dipanaskan
pada kondisi standar, dengan cara membandingkan profil dari kokas yang terbentuk
terhadap gambar profil standar.

4. Penentuan Sifat Pengkokasan Batubara Menurut Gray-King


Gray-King adalah cara pengujian sifat perkokasanj(coking) batubara berdasarkan tipe
kokas yang terbentuk. Pengujian ini dilakukan dengan mengkarbonasikan sampel
batubara dalam tabung silika pada suhu rendah (600derajatcelcius), kemudian kokas
yang terbentuk dibandingkan dengan gambar profil standar yang diklasifikasikan.
PENGUJIAN SIFAT FISIK
BATUBARA
5. Pengujian Dilatometri Sampel Batubara Menurut Audibert Arnu
dilatometri adalah nilai yang menunjukkan terjadinya dilatasi dan kontraksi
selama sampel batubara dipanaskan pada kondisi standar. Penentuan ini
merupakan salah satu cara untuk menentukan sifat sifat pengkokasan batubara
berdasarkan klasifikasi international.

6. Penentuan Sifat Coking Batubara Menurut Roga (Roga Index)


nilai roga adalah angka yang menunjukkan kemampuan batubara untuk
menggumpal (coking) bila dipanaskan pada konidisi standar.

7. Penentuan Titik Leleh Abu Batubara


titik leleh abu batubara adalah suatu suhu yang menunjukkan terjadinya
perubahan karakteristik dari abu batubara apabila dipanaskan pada kondisi
standar.
BASIS PELAPORAN HASIL
ANALISIS
Dalam pengungkapan kualita batubara, analisis atau
pengujian terhadap kualitas batubara didasarkan pada
keadaan. Cara melaporkan hasil analisis kadang kadang
dapat menimbulkan kebingungan dan kesalahan fatal,
karena data hasil analisis yang sama bisa dihitung dan
dilaporkan dengan tetap memperhitungkan adanya kadar
lengas, mineral, atau kadar abu. Metode standar untuk
analisis batubara dan kokas biasanya didasarkan pada
basis air, kadang kala hasil analisis diinginkan dengan
basis yang lain.
BASIS PELAPORAN
YANG UMUM
Basis (dasar) pelaporan yang umumnya dipakai adalah sebagai berikut:
• As Received (ar)
• Air Dried Base (adb)
• Dry Base (db)
• Dry, Ash Free (daf)
• Dry, Mineral Matter Free (dmmf)

Pada basis As Received, berarti semua hasil analisis dihitung mundur dengan
menggunakan kadar lengas total dari sampel. Hal ini mungkin dilakukan jika
batubara dalam keadaan sangat basah. Pada basisis Air Dried,sampel batubara
yang akan dianalisis ditempatkan di udara terbuka, kadar lengasnya secara
perlahan lahan akan mencapai kesetimbangan dengan kelembapan udara. Jika
kadar lengas pada basis Air Dried. Pada basis Dry, artinya dalam keadaan kering
maka kadar lengasnya adalah nol, analisis lainnyadapat dihitung dengan mudah
BASIS PELAPORAN
YANG UMUM
Pada basis Dry Ash Free, analisis dilakukan dengan mengabaikan kadar abu
dan kadar lengas yang ada dalam sampel, artinya kadar abu dan kadar lengasnya
adalah nol. Kadar abu dan kadar lengas telah diketahui, perhitungan ini menjadi
sederhana. Analisis dengan basis Dry Ash Free berkaitan dengan adanya material
organik yang m,urni pada basis Dry Mineral Matter Free, analisis ini diperlukan
untuk memberikan gambaran mengenai komposisi organik murni. Kadar abu
dapat dihitung dengan mudah, tetapi perhitungan mineral matter memerlukan
metode yang lebih sulit dan memakan waktu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai