Nim :710014050
Tugas :Pemanfaatan Batubara
Basis dalam perhitungan hasil analisa batubara adalah dasar yang dipakai untuk
menyatakan nilai dari suatu parameter dan menginterpretasikan nilai tersebut pada kondisi
tertentu batubara. Interpretasi dari basis tersebut sesuai dengan istilah basis tersebut,
misalkan seperti basis basis di bawah ini
Basis Analisis
Hampir semua analisis batubara dilakukan dengan sample yang telah dikeringkan di udara, dan
hasilnya dilaporkan sebagai basis tersebut (Air Dried Basis, ADB).
Contoh beberapa basis analisis yang digunakan untuk keperluan klasifikasi batubara adalah :
a) Dry Basis (db) – data disajikan dalam bentuk persentase setelah batubara dikeringkan
b) Dry, ash-free (daf) basis – batubara diasumsikan telah bebas air dan bebas abu
c) Dry, mineral matter-free (dmmf) basis – batubara diasumsikan telah bebas air (kering), bebas
mineral. Oleh sebab itu, diangap pengujian hanya terhadap senyawa organik batubara.
d) Moist, ash-free (maf) basis – Asumsi bahwa batubara telah bebas abu dan masih
mengandung moisture
e) Moist, mineral matter-free (mmmf) basis – batubara dianggap telah bebas mineral tetapi
masih mengandung air.
Contoh Kasus dalam Basis Data
Free moisture
Batubara + lengas (lengas bebas) Batubara + lengas
total + abu bawaan + abu
Diangin-anginkan
Masuk Lab.
Masuk Lab.
Masuk Lab.
C, H, O dan S : fraksi berat karbon, hydrogen, oksigen dan sulfur dalam batubara
b) CaO, MgO, dan Fe2O3 bersifat agak melelehkan sehingga akan menurunkan AFT
terutama apabila mengandung kelebihan SiO2.
c) FeO, Na2O, dan K2O mempunyai kemampuan menurunkan AFT yang sangat kuat.
d) Kandungan sulfur yang tinggi menurunkan suhu initial deformation dan memperlebar
rentang suhu lelehnya (flow-initial deformation).
Batubara yang abunya memiliki AFT yang tinggi (initial deformation > 1350oC),
sangat cocok dipergunakan pada operasi dengan sistem penanganan/pembuangan abu
berupa padatan kering, sedangkan batubara yang abunya memiliki AFT rendah
(flow<1350oC) sangat cocok dipergunakan pada operasi dengan sistem
penanganan/pembuangan abu berupa lelehan.
5. Ash Analysis
Salah satu faktor penting pada pemakaian batubara dan kokas dalam industri adalah
sifat mineralnya pada proses pembakaran. Dengan mengetahui sifat-sifat tersebut, proses
pemakaian batubara dapat dirancang sedemikian rupa sehingga masalah yang mungkin
timbul dapat diantisipasi dengan baik, misalnya masalah penanganan dan pembuangan ash
(abu), fly ash (partikel abu halus yang ikut terbang bersama-sama asap dan sisa pembakaran
lainnya), clinker, dan slag (cairan kerak). Selain itu faktor ini sering juga sering
dipergunakan sebagai arahan dalam memilih bahan bakar batubara yang cocok untuk suatu
industri.
Penggambaran sifat ini, secara kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung rasio
kelompok unsur tertentu yang terkandung dalam batubara, yang mana kemudian dikenal
dengan istilah slagging dan fouling factor. Slagging adalah masalah yang timbul pada
proses pembakaran batubara dimana abunya meleleh dan membentuk kerak yang
menempel pada dinding dalam ruang pembakaran dan pada pipa-pipa superheater yang
berjarak renggang, yang sulit untuk dibersihkan sehingga mengakibatkan berkurangnya
penyaluran panas.
Fouling adalah masalah yang timbul pada proses pembakaran dimana abu halus
yang mengandung sodium menguap bersama-sama sulphur dan berakibat sama seperti
slagging. Slagging/fouling factor adalah sebuah indeks yang dihitung baik dari data ash
analysis maupun dari data ash fusion temperature yang dapat memberikan indikasi
seberapa jauh kecenderungan batubara tersebut menimbulkan masalah slagging/fouling
selama proses pembakaran.
Ash sebagian besar terdiri dari oksida silikon, aluminium, besi, kalsium,
magnesium, titan, mangan, dan logam alkali. Sebagian di antaranya terikat sebagai silikat,
sulfat, dan posfat. Komposisi ash batubara tidak sama dengan komposisi mineralnya tetapi
dapat menggambarkan komposisi mineralnya. Total hasil analisis ini harus 100+2%. Hasil
analisis seharusnya dilaporkan dalam basis “Ignited at 800oC”, tetapi banyak orang yang
melaporkan hasil analisis ini tanpa mencantumkan basisnya.
6. Abrasion Index
Abrasion index adalah indeks yang menunjukkan daya abrasi (kikis) batubara
terhadap bagian dari alat yang dipergunakan untuk menggerus batubara tersebut
(pulverizer) sebelum dipergunakan sebagai bahan bakar. Semakin tinggi nilai abrasive
index suatu batubara semakin tinggi pula biaya pemeliharaan alat penggerus batubara
tersebut. Suatu batubara disebut abrasive apabila abrasive index-nya 400-600, dan disebut
tidak abrasive apabila abrasive index-nya <10. Coke mempunyai abrasive index 2500
sedangkan sandstone mempunyai abrasive index 1200.
Batubara yang diinginkan pembeli harus mempunyai abrasive index <200. Apabila
abrasive index-nya > 200, harga batubara tersebut bisa lebih murah atau bahkan sama
sekali ditolak.
7. Trace Element
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui komposisi unsur dalam batubara yang
dianggap berbahaya terhadap lingkungan. Jumlahnya kecil, misalnya merkuri, arsen,
selenium, fluorine, cadmium dsb.
As received basis (ar) : Perhitungan data analisa berdasarkan pada saat sample di terima
dilaboratorium, Sebelum dilakukan proses apapun pada sample. Dapat dihitung dengan
menggunakan rumus.
Air dried basis (ad) : Suatu perhitungan data analisa berdasarkan kondisi kelembaban
udara saat sample dianalisa. Rumus perhitungannya menggunakan :
Dry basis (d) : Suatu perhitungan yang menggambarkan kondisi batubara dalam keadaan
tanpa mositure.
Rumus perhitungannya menggunakan :
Dry ash free basis (daf) : Suatu perhitungan yang menggambarkan kondisi dimana sample
tanpa kelembaban atau kadar air dan tanpa kadar abu. Dapat Dihitung menggunakan
Rumus :
Dry mineral matter-free basis (dmmf) : Suatu perhitungan yang menggambarkan kondisi
sample batubara tampa moisture, total moiture, dan abu.
Moist ash-free basis (maf): Suatu perhitungan yang menggambarkan kondisi sample
batubara tanpa abu dengan kadar Air saat sampling. Lihat Tentang jenis air dalam batubara
Moist mineral-free basis (mmf): Suatu perhitungan yang menggambarkan kondisi sample
batubar a tanpa abu dengan kadar Air saat dalam perut bumi atau pada posisi Inheren
moiture. Lihat Tentang analisa inheren moiture dan jenis air dalam batubara.
Analisa Inheren moiture adalah adalisa dimana kadar air yang didapat merupakan
gambaran kadar air batubara dalam perut bumi. Pada analisa ini batubara di kondisikan
pada kelembaban 96 % dan suhu 30 OC.
Air drying : Suatu Proses pengeringan dengan proses peng angin anginan. Dimana Ir yang
hilang adalah air permukaan batubara.
Jika Dibentuk tabel Berikut Konversi perhitungannya :
Lamanya waktu pengeringan menurut ASTM, ISO, BS, dan AS
Waktu pengeringan
ISO1988 ASTM BS 1017; AS
Suhu °C D2013 part 1 2646.6
15° diatas suhu ruangan Lebih 24 jam
tapi tidak > 25°C baik tidak >
24 jam
25°C
30°C 6 jam 6 jam ≤ 24 jam
40°C ≤ 6 jam
45°C 3 jam 3 jam ≤ 3 jam
105°C 1 Jam