Anda di halaman 1dari 23

Presentasi 3

Bahan Bakar
BAHAN BAKAR BATUBARA
Batubara adalah bahan bakar fosil padat yang terbentuk dari
tumbuh tumbuhan yang karena proses tekanan dan temperatur
tinggi dan bebas oksigen dalam waktu ratusan juta tahun.

Komposisi kimia batubara


Carbon (C) 30 – 90 %
Hidrogen (H2) 5 – 20 %
Oksigen (O2) 10 – 30%
Nitrogen (N2) 1–2 %
Sulfur ( S ) 0,1 - 2 %
PARAMETER UNTUK KWALITAS
Proximate Analysis
• Total moister (kandungan air total )
• Moister, Ash, Fix carbon(Adb)
• Gross Calorific Value ( Adb )

Ultimate Analysis
• Kandungan C, H, O, N, S ( % W )
• Ash analysis ( kandungan logam )
• Ash fusion temperatur
• Hard grove index (HGI )
• Size distribution (tergantung perjanjian )
Panas Pembakaran batubara

• Secara teoritis (Dulong) panas yang dihasilkan :


HHV = 33.820 C + 143.050 (H – O/8) + 9.304 S kJ/kg.
Panas pembakaran batubara tergantung kepada kadar C, H,
O, S dan Moister
Dalam praktek HHV adalah hasil dari tes bom kalori (High
Hetaing Value pada volume tetap ( HHVv ). Dalam praktek
pembakaran berlangsung pada tekanan tetap ( HHVp)
Satuan energi panas umumnya digunakan kJoule, kCal
atau BTU (british thermal unit).
BEBERAPA KONDISI YANG PENTING

• As Received basis ( AR )
Data analisa sampel batubara sesuai dengan kondisi moister saat sampel diterima
di laboratorium (sebelum dikondisikan )
• As Determined basis ( Adb )
Data analisa sampel batubara dari sampel yang telah dikondisikan ( air
permukaan dikeringkan )
• Dry Basis
Data analisa dari sampel yang sudah dikeringkan sehingga tidak mengandung air.
• Dry Ash Free Basis
Data analisa dari sampel yang dihitung tanpa air dan abu.
Penggolongan Batubara
Jenis Batubara Golongan Keterangan
1. Antrasit - Meta Antrasit -C tetap kering > 98 % dan V.M ,2 %
- Antrasit - C tetap kering 92 – 98 % dan V.M 2 – 8 %
- Semi Antrasit - C tetap kering 80 – 92 % dan V.M 8 - 14 %

2. Bituminous - Bituminous V.M rendah - C tetap kering 78 -86 % dan VM 14 – 22 %


- Bituminous V.M sedang - C tetap kering 69 – 78 % dan V.M 14 – 22 %
- Bituminous V.M. tinggi - C tetap < 69 % , V.M > 31 %, GHV > 7000
kCal/kg adb

3. Sub Bituminous - Sub Bituminous A - Lembab GHV 6000 - 7000 kCal/kg adb
- Sub Bituminous B - Lembab GHV 5300 - 6000 kCal/kg adb
- Sub Bituminous C - lembab GHV 4600 - 5300 kCal/kg adb

4. Lignite - Lignite (Brown coal) - Basah GHV < 4600 kCal/kg adb
- Peat
KANDUNGAN AIR DI BATUBARA
• Kandungan air(moister) di batu bara ada 2 macam yaitu air
permukaan( free moister) dan inherent moister.
• Free moister adalah air yang berada dipermukaan
butiran/bongkahan batubara termasuk yang ada didalam
retakaan.Pada analisa adb air ini sudah dikeringkan.
• Inherent moister adalah air yang merupakan bagian dari batubara
( yang bersenyawa secara kimia dan yang berada dalam pori-pori).
Total moister = Free moister + residual moister

Free moister

Residual moister
Free Moisture (Air Dry Loss)

• Air yang menempel di permukaan batubara (hujan, embun, air


cucian, dsb)

• Yang diukur berupa sampel besar-besar yang basah

• Dikeringkan 35oC , 18 jam


Residual moisture (RM)

• Air yang tertinggal dalam sampel setelah pengeringan di udara (air


drying).

• Bukan properti asli batubara

• Air drying hanya melepaskan air yang dapat menguap pada kondisi
lab di temperatur tertentu (104 – 110 oC) , 6 jam.

• Yang diukur sampel kecil-kecil halus 4,75 mm


Inherent moisture
• Air yang ada merupakan bagian dari batu bara.
- Yang bersenyawa secara kimia
- Yang berada dalam pori-pori.

• Bukan yang ada dalam retakan.

• Hadir saat proses pengendapan batubara

• Umumnya diasosiasikan dengan Moisture in the Analysis Sample.


Spesifikasi batubara di dalam kontrak pembelian
Contoh aturan Pinalti

FOBT ; free on board Trimmed


Basis penilaian
1. ARB (As Received Basis)
• Sebagaimana arti harfiahnya, obyek analisis ini adalah batubara yang diterima oleh pembeli seperti apa
adanya. Dengan demikian, analisis pada basis ini juga mengikutsertakan air yang menempel pada
batubara yang diakibatkan oleh hujan, proses pencucian batubara (coal washing), atau penyemprotan
(spraying) ketika di stock pile maupun saat loading. Air yang menempel di batubara karena adanya
perlakuan eksternal ini dikenal sebagai Free Moisture (FM).
• Yang dimaksud penerimaan oleh pembeli (as received) disini bukan selalu berarti penerimaan batubara
di stock pile pembeli, tapi disesuaikan dengan kontrak pembelian. Untuk kontrak FOB (Free on Board)
misalnya, maka penilaian kualitas pada basis ARB adalah pada saat berpindahnya hak kepemilikan
batubara di kapal atau tongkang. Pada kondisi ini, terkadang ARB juga disebut dengan as loaded basis.
2. ADB (Air Dried Basis)
• Pada kondisi ini, Free Moisture (FM) tidak diikutkan dalam analisis batubara. Secara teknisnya, uji dan
analisis dilakukan dengan menggunakan sampel uji yang telah dikeringkan pada udara terbuka, yaitu
sampel ditebar tipis pada suhu ruangan, sehingga terjadi kesetimbangan dengan lingkungan ruangan
laboratorium, sebelum akhirnya diuji dan dianalisis.
• Nilai analisis pada basis ini sebenarnya mengalami beberapa fluktuasi sesuai dengan kelembaban
ruangan laboratorium, yang dipengaruhi oleh musim dan faktor cuaca lainnya. Akan tetapi bila dilihat
secara jangka panjang dalam waktu satu tahun misalnya, maka kestabilan nilai tertentu akan didapat.
Disamping itu, basis uji & analisis ini sangat praktis karena perlakuan pra pengujian terhadap sampel
adalah pengeringan alami sesuai suhu ruangan sehingga tidaklah mengherankan bila standar ADB ini
banyak dipakai di seluruh dunia.
3. DB (Dried Basis)
Tampilan dry basis menunjukkan bahwa hasil uji dan analisis dengan menggunakan sampel uji yang
telah dikeringkan di udara terbuka seperti di atas, lalu dikonversikan perhitungannya untuk
memenuhi kondisi kering.
4. DAF (Dried Ash Free)
Dry & ash free basis merupakan suatu kondisi asumsi dimana batubara sama sekali tidak
mengandung air maupun abu. Adanya tampilan dry & ash free basis menunjukkan bahwa hasil
analisis dan uji terhadap sampel yang telah dikeringkan di udara terbuka seperti di atas, lalu
dikonversikan perhitungannya sehingga memenuhi kondisi tanpa abu dan tanpa air.
5. DMMF (Dried Mineral Matter Free)
Basis DMMF dapat diartikan pula sebagai pure coal basis, yang berarti batubara diasumsikan dalam
keadaan murni dan tidak mengandung air, abu, serta zat mineral lainnya.

Dalam transaksi komoditas batubara, persyaratan kualitas yang umumnya tercantum dalam kontrak
pembelian adalah hasil analisis proksimat, yaitu TM, IM, Ash, VM, FC, kemudian ditambah dengan kalori
serta sulfur. Karena basis DMMF tidak pernah digunakan untuk uji dan analisis parameter – parameter
tadi, maka konversi – konversi nilai kualitas yang muncul di tulisan ini selanjutnya akan dibatasi hanya
pada 4 basis saja, yaitu ARB, ADB, DB, dan DAF.
DATA ANALISIS BATUBARA
Proximate dan Ultimate
KONVERSI ENERGI

• Konversi energi adalah perubahan bentuk energi misal dari kimia ke


panas(pembakaran), listrik ke mekanis(motor), mekanis ke listrik (generator),
panas ke mekanis (motor bakar), kimia ke listrik(accu), listrik ke panas(strika).
• Dalam perubahan bentuk ini selalu ada kehilangan (loss) atau efisiensi kurang
dari 100 %.
• Perlu diperhatikan dalam menghitung efisiensi konversi, satuan energi harus
disamakan
• Konversi energi primer ke listrik berlangsung 3 tingkat (kimia-panas-mekanis-
listrik) sehingga efisiensi relatif rendah.
Contoh Konversi Dari BBG ke Listrik Dengan GTG
CO 2 3,14 % Konversi O2 - CO2
BBG 1,367 MMCFD Ex.Air 281,82 % Kadar O2 di St 15,50
T Stack 500,00 deg C Excess Air 2,82
Total Air 3,82
Kada CO2 di St 3,14
250,0 Combustor
4.700,87 kW

30 C

Kompresor Turbine Generator

GHV BBG = 1150 kCal/scf


Penggunaan gas 1 jam = 1367000/24 = 56.958,3 scf/jam
= 65.502.045 BTU/Jam = 16.506,5 kCal/jam
Produksi listrik = 4701 kW x 1 jam = 4701 kWh

Efisiensi Pembangkit = 100 x 4701 x 860 / 16,506,5 = 24,5 %


Konversi Satuan Energi
• Perubahan penggunaan satuan energi disebut konversi satuan.

• Contoh : 1 kWh = 860 kCal


1 BTU = 0,252 kCal
1 HP = 0,746 kW
1 kCal = 4,187 kJ

Jika melakukan penyusunan neraca eneregi atau perhitungan


efisiensi pemanfaatan energi satuan energi harus disamakan.
Substitusi Energi
• Yang dimaksud substitusi energi adalah penggantian dari satu jenis
energi ke yang lain
• Contoh penggantian BBM ke BBG, BBM ke batubara
• Contoh lain penggantian dari steam ke listrik atau sebaliknya
• Dalam perhitungan substitusi bahan bakar yang harus diperhatikan
adalah heating value menggunakan LHV dan perlu dikoreksi dengan
efisiensi pembakaran masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai