Anda di halaman 1dari 7

Hilda Khairunnisa M

171734011
4D/D4-TKE

Efektivitas Absorpsi Panas Boiler


Di PT Anugrah Trimula Tekstil

I. Proses
Proses pembakaran di dalam boiler bisa digambarkan dalam bentuk diagram alir energi
seperti pada gambar 1 di bawah ini. Dari diagram tersebut terlihat bagaimana energi masuk dari
bahan bakar kemudian dikontakkan dengan udara, kemudian energi panas diubah menjadi
aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi aliran kehilangan panas dan energi.

Gambar 1. Skema Aliran Energi Boiler

Pada proses boiler terdapat fluida kerja yang mengalir melalui berbagai komponen dari
sebuah siklus tenaga uap sederhana tanpa ireversibilitas, penurunan tekanan secara fraksional
tidak akan terjadi di dalam boiler dan kondenser, dan fluida kerja akan mengalir melalui
komponen-komponen sistem tenaga uap pada tekanan konstan. Selain itu, dengan tidak adanya
ireversibilitas dan perpindahan kalor dengan lingkungan sekitar, proses yang terjadi melalui
turbin dan pompa adalah isentropik. Suatu siklus mendekati idealisasi ini adalah siklus rankine
ideal. Boiler ini memiliki keluaran steam 6750 kg/jam, operating temperature 184°C, dan
operating pressure 10 bar.
Selain pembakaran, di boiler juga terjadi absorpsi panas atau perpindahan panas pada
fluida. Proses perpindahan panas ini terjadi ketika pada kondisi tekanan kritis, panas laten yang
dibutuhkan untuk membentuk uap air menjadi nol, dan pada kondisi ini tidak akan timbul
gelembung-gelembung uap pada saat proses evaporasi. Sehingga proses transisi perubahan
fase air menjadi uap air pada kondisi tersebut akan terjadi secara lebih smooth. Atas dasar
fenomena inilah dikenal sebuah teknologi boiler bernama critical boiler.

II. Operasi
Standar operasi dari boiler ini dapat dilihat dari spesifikasi pada nameplate di bawah ini

ALSTOM | John Thompson


Model Number TU 675
Serial Number 74020
Design Code EN 12953 : 2002
Maximum Continous Rating 6750 kg/h
Operating Temperature 184 oC
Operating Pressure 10 bar
Safety Valve Set Pressure 11 bar
Maximum Allowable Pressure 11 bar
Shop Hydrostatic Test Pressure 19.6 bar
Site Hydrostatic Test Pressure 13.8 bar
Flooded Capacity 21 m3
Country Of Origin R.S.A
Year Of Manufacture 2008
Approved Inspection Authority LLOYD’S REGISTER

Berdasarkan spesifikasi boiler yang digunakan, boiler ini memiliki operating temperature
sebesar 184°C. Boiler dalam memproduksi steam tentunya perlu kebutuhan air umpan yang
cukup, sumber air yang digunakan berasal dari 1 sumur artesis yang mempunyai kedalaman 150
m. Kapasitas air per jam untuk setiap sumurnya yaitu 30 m 3. Air umpan sebelumnya diolah
terlebih dahulu sebelum digunakan pertama air disaring terlebih dahulu dengan saringan
bertingkat yang berisi ijuk dan batu kokas. Batu kokas akan menyerap logam besi (Fe 3+) yang
mudah mengendap. Air dari sistem IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) tidak disaring terlebih
dahulu karena sebelumnya telah disaring di IPAL. Kemudian air masuk ke tanki resin dimana
dilakukan pelunakan air agar kesadahannya berkurang sebelum air digunakan untuk produksi
dan sebagai air umpan boiler. Kemudian air yang telah diolah pada sistem pengolahan air
produksi dialirkan ke dalam boiler masing-masing menggunakan satu buah pompa. Batu bara
dimasukkan ke dalam stoker secara manual dimana di dalam stoker tersebut terdapat load cell
yang mengukur berat batu bara yang masuk.

III. Input Bahan Bakar


Batubara adalah bahan bakar fosil dengan kualifikasi terpenting yaitu total embun,
analisis proksimasi yang terdiri dari embun yang melekat, kadar abu, karbon, dan zat yang
mudah menguap (volatile matter), nilai kalor GCV (Gross Calorific Value), total sulfur, analisis
abu, dan indeks gerus (hardgrove index). Bahan bakar yang digunakan pada boiler ini adalah
batu bara dengan kapasitas maksimal konsumsi batu bara sebanyak 663 kg/jam. Pada standar
pabrik Package Boiler John Thompson model TU 675 memiliki efisiensi 84% dengan catatan batu
bara yang digunakan pada GCV 27500 kJ/kg. Jenis batu bara yang digunakan sebagai bahan
bakar boiler ini adalah jenis lignit dimana batu bara lignit memiliki nilai 3.056 – 4.611 kcal/kg.

IV. Kinerja Heat Transfer


Efisiensi Pembakara Boiler secara umum menjelaskan kemampuan sebuah burner untuk
membakar keseluruhan bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar (furnace) boiler. Efisiensi
tipe ini dihitung dari jumlah bahan bakar yang tidak terbakar bersamaan dengan jumlah udara
sisa pembakaran (excess air). Pembakaran boiler dapat dikatakan efisien apabila tidak ada bahan
bakar yang tersisa di ujung keluaran ruang bakar boiler, begitu pula dengan jumlah udara sisa.

Qin−Qlosses
Ƞcombustion = × 100 %
Qin
Dimana : ƞcombustion = efisiensi pembakaran boiler (%)
Qin = energi panas total hasil pembakaran (kal;joule)
Qlosses = energi panas lolos melalui cerobong asap (kal;joule)
(Sumber : https://artikel-teknologi.com/cara-menghitung-efisiensi-boiler/)

GCV
Flow rate coal T gas buang O2 CO2
steam feed water (kCal/kg
(kg/h) (oC) (%) (%)
)
Date Time
Temperatu
Pressure Flow rate Flow rate
r
(bar) (kg/h) (m3/h)
(oC)
08/08/1 9:00 9.5 2790 38 2.9 619 3800 147.8 15.9 4.7
8
08/08/1
10:00 9.2 2769 38 2.9 618 3800 147.5 15.9 4.7
8
08/08/1
11:00 9.4 2756 38 2.9 620 3800 147.1 15.8 4.7
8
09/08/1
9:00 9.3 2770 38 2.8 618 3800 146.6 15.8 4.8
8
09/08/1
10:00 9.1 2769 38 2.9 613 3800 146.3 15.8 4.8
8
09/08/1
11:00 9.3 2780 38 2.9 618 3800 146.8 15.8 4.8
8
10/08/1
9:00 9.4 2758 38 2.9 619 3800 147.8 15.9 4.7
8
10/08/1
10:00 9.2 2750 38 2.8 620 3800 149.1 16.0 4.6
8
10/08/1
11:00 9.3 2755 38 2.9 620 3800 149.3 16.0 4.6
8

 Excess Air
% O2
%Excess air = ×100 %
20.9−% O2
= 30%

 Carbon Dioxide
(20.9−% CO 2)
%CO2 = CO 2( maximum)
20.9
= 0.78% CO2

 Losses
Kehilangan panas dalam gas buang kering :
m×Cp × ( Tf −Ta )
L1 = × 100 %
GCV
= 15%
Kehilangan panas karena pembentukan air dari H 2
9 × H 2 × {584+ Cp ( Tf −Ta ) }
L2 = ×100 %
GCV
= 1.66%
Kehilangan panas karena lengas dalam bahan bakar
M ×{584+Cp ( Tf −Ta ) }
L3 = ×100 %
GCV
= 2.63%
Kehilangan panas karena lengas diudara
ASS × H 2 ×Cp ( Tf −Ta ) }
L4 = ×100 %
GCV
= 0.86%
Kehilangan panas karena radiasi dan konveksi
695827 , 24
L5 = ×100 %
fuel firing rate ×GCV
= 0.43%
Kehilangan panas karena abu terbang yang tidak terbakar
L6 = 0.0 6 %
Kehilangan panas karena abu dalam yang tidak terbakar
L6 = 1.0 9 %

 Combustion Efficiency
Qin−Qlosses
Ƞcombustion = × 100 %
Qin
= 100% - 21.53% = 78.27%
V. Faktor Penyebab Inefisien (losses)
 Pembakaran yang tidak sempurna menyebabkan kandungan O 2 lebih banyak daripada
kandungan CO2
 Untuk mengurangi terjadinya pengikisan yang terjadi di Heat Exchanger di Furnace Boiler
agar diperhatikan penggunaan udara fludizing yang tidak berlebihan terlebih secara terus-
menerus agar tidak mengikis pipa HE yang dapat menurunkan kinerja Boiler tersebut.

VI. Peluang Perbaikan


 Dengan melakukan pengaturan pada udara pembakaran, kandungan CO2 dapat dinaikkan
agar pembakarannya lebih sempurna, sehingga kehilangan energinya dapat diturunkan.

VII. Kinerja Setelah Perbaikan


 Excess Air
% O2
%Excess air = ×100 %
20.9−% O2
= 21%

 Carbon Dioxide
(20.9−% CO 2)
%CO2 = CO 2( maximum)
20.9
= 0.28% CO2
 Losses
Kehilangan panas dalam gas buang kering :
m×Cp × ( Tf −Ta )
L1 = × 100 %
GCV
= 13%
Kehilangan panas karena pembentukan air dari H 2
9 × H 2 × {584+ Cp ( Tf −Ta ) }
L2 = ×100 %
GCV
= 1.56%
Kehilangan panas karena lengas dalam bahan bakar
M ×{584+Cp ( Tf −Ta ) }
L3 = ×100 %
GCV
= 2.63%
Kehilangan panas karena lengas diudara
ASS × H 2 ×Cp ( Tf −Ta ) }
L4 = ×100 %
GCV
= 0.86%
Kehilangan panas karena radiasi dan konveksi
695827 , 24
L5 = ×100 %
fuel firing rate ×GCV
= 0.23%
Kehilangan panas karena abu terbang yang tidak terbakar
L6 = 0. 29 %
Kehilangan panas karena abu dalam yang tidak terbakar
L6 = 1.0 6 %

 Combustion Efficiency
Qin−Qlosses
Ƞcombustion = × 100 %
Qin
= 100% - 21% = 79%

Anda mungkin juga menyukai