Anda di halaman 1dari 77

SISTEM PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN

ENERGI YANG BERKELANJUTAN


UNIT KOMPETENSI 2

Judul Unit: Menjelaskan sistem penyediaan dan pemanfaatan energi yang berkelanjutan
Uraian Unit: Unit kompetensi ini berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, pemeliharaan, pemantauan dan pengawasan .

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK)


1. Menjelaskan 1.1. Sumber energi dipahami
penyediaan energi 1.2. Kapasitas daya terpasang dipahami
1.3.Kualitas daya/energi dipahami
Manajemen
1.4.Biaya energi dipahami energi (PDCA)
2. Menjelaskan 2.1.Kebutuhan energi dan faktor
pemanfaatan energi dominan yang mempengaruhi
dipahami
2.2.Profil penggunaan energi dipahami
2.3.Distribusi energi dipahami
2.4.Konversi dan kinerja energi dipahami
3. Menjelaskan fasilitas 3.1. Kapasitas pemanfaat energi
pemanfaat energi dipahami
3.2. Karakteristik operasi dipahami
3.3. Pemeliharaan dan perawatan
dipahami
3.4. Kinerja pemanfaat energi dipahami
3.5. Pembebanan dipahami
4. Menjelaskan cara 4.1. Prosedur operasional dipahami
pengoperasian 4.2. Panduan kerja dimengerti
pemanfaat energi yang 4.3. Tolok ukur diketahui
optimal 4.4. Kondisi operasi optimum diketahui
APA & MENGAPA MANAJEMEN ENERGI BERKELANJUTAN

• Akhir-akhir ini perbaikan efisiensi energi


di industri adalah suatu kebutuhan
penting untuk bisa bertahan dan
bersaing.
• Perbaikan efisiensi dapat dicapai melalui
perubahan :
– pengelolaan energi
– penerapan teknologi baru.

Perbaikan efisiensi energi melalui pengelolaan energi


(manajemen energi berkelanjutan) lebih disukai daripada
penerapan teknologi baru.

3
Manajemen Energi Berkelanjutan

1. Secara Konsep
Manajemen Energi berkelanjutan adalah : 3 P

Planet

People Profit

4
Manajemen Energi Berkelanjutan (lanjutan)

2. Proses /aktifitas
Adalah pengengelolaan energi yang
dilakukan pada seluruh aspek pemanfaatan
energi (teknis dan non teknis) untuk
memastikan bahwa proses pemanfaatan
energi dalam suatu organisasi berlangsung
dengan cara yang efisien.
Manajer energi

5
Manajemen Energi Berkelanjutan (lanjutan)

3. Manajemen Energi berkelanjutan adalah :

Penyediaan energi yang dapat memenuhi kebutuhan saat


ini tanpa harus membebani kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.

6
Tujuan dari Sistem Manajemen Energi Berkelanjutan

 Peningkatan kinerja pemanfaatan energi terus menerus


Cara Mencapai Tujuan (Peningkatan kinerja pemanfaatan energi
terus menerus) ??

Manajemen energi harus menyediakan :

• Kerangka untuk memahami penggunaan energi.


• Rencana tindak untuk peningkatan kinerja energi secara berkelanjutan.
• Struktur dan kerangka organisasional mempertahankan
peningkatan kinerja energi sepanjang waktu dan tidak dipengaruhi
oleh perubahan personel
Sumber Energi Berkelanjutan

 Energi baru terbarukan


 Efisiensi energi terus menerus
o Teknologi
o Operasional

Faktor berpengaruh yg perlu diperhatikan


o Kwalitas dan harga energi
o Jaminan pasokan.
Sasaran Manajemen Energi

Manajemen energi diamanatkan pada :

• Pasokan energi,
• Praktek pengadaan peralatan energi,
• Pengoperasian dan pemeliharaan,
• Proses pemanfaatan energi
• Pemanfaatan kembali energi buangan
PRINSIP MANAJEMEN ENERGI BERKELANJUTAN

Prinsip manajemen energi berkelanjutan adalah :


• Sesuai dengan tujuan/target organisasi

• Melibatkan seluruh staf dalam organisasi

• Mengembangkan wawasan organisasi dan staf tentang efisiensi

• Menciptakan proses pengembangan yang berkelanjutan

• Terpadu dengan prosedur kerja standar

11
Langkah Efisiensi Energi
• Operasional :
– Mengunakan energi secara efektif, efisien dan rasional sesuai
kebutuhan
– Menghilangkan buangan energi
• Teknologi
– Menggunakan teknologi efisien (perbaikan fisiensi teknis
peralatan pemanfaat energi
Penggunaan Energi Secara Efektif, Efisien & Rasional
(Sesuai Kebutuhan)
Teknologi efisien :
Perbaikan Efisiensi Teknis Peralatan Pemanfaat
Energi (Contoh : Lampu)
Indikator efisiensi lampu adalah : Efikasi (Lumen/Watt)

Lampu pijar

• 14 (Lumen/Watt)

Flourescent
(Neon)
Lampu Lampu
Compack
• 50 (Lumen/Watt) Flouressent LED
(CFL)
• 70-90(Lumen/Watt)

• 50-55 (lumen/Watt)
Menghilangkan Buangan Energi

Buangan Energi (Rugi-rugi Energi) Rugi-rugi Teknikal


Struktur Dan Kerangka Organisasional

MANAJER ENERGI
Yaitu petugas yang ditunjuk dan diberi wewenang untuk melakukan
fungsi fungsi manajemen dalam pemanfaatan energi agar
penggunaanya efisien dan rasional serta menjaga agar penyediaan
dan pemanfaatan energi seimbang berkelanjutan.

Tugas Manajer Energi

 Melakukan pengendalian konsumsi energi


 Melakukan tindakan teknis secara terstruktur dan ekonomis
 Meminimalisasi pemanfaatan energi termasuk energi
untuk proses produksi
 Meminimalisasi konsumsi bahan baku dan bahan pendukung
STANDAR
SISTEM MANAJEMEN ENERGI

Standar Sistem Manajemen Energi :


 Internasional: ISO 50001 (diterbitkan: 15 June 2011)
Standar Sistem Manajemen Energi (ISO 50001) menyediakan
kerangka berbasis pasar dan praktik terbaik untuk mengintegrasikan
efisiensi energi ke dalam budaya korporat industri dan praktik
manajemen sehari-hari

 Nasional – SKKNI yaitu standar yang mengatur kompetensi SDM :


 Kepmen Tenaga Kerja& Transmigrasi N0. 321/MEN/XII/2011 (Industri).
 Kepmen Tenaga Kerja & TransmigrasiN0. 323/MEN/XII/2011 (Bangunan gedung).

17
Sistem Manajemen Energi
ISO50001

Standar ini diterapkan untuk semua organisasi,


Standar tidak menyebutkan kriteria kinerja spesifik yang berkenaan
dengan energi.
Peran Organisasi dalam
Sistem Manajemen Energi Berkelanjutan

MANAJEMEN PUNCAK
• Peran
• Keterlibatan
• Kepemimpinan

KOMITMEN
Kebijakan Energi
Manajemen review

Manajer Energi
Plan
Do
Check
Act

Operator
19
Implementasi dan Operasi
• Merupakan proses sehari-hari yg berkelanjutan, bukan sebuah
proyek.
• Menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari
• Tempat dimana penghematan energi dan perbaikan kinerja energi
benar-benar dilakukan, Seluruh bagian lain mendukung proses
kegiatan ini.
• Jika tidak memberi penghematan jangan dilakukan (dalam konteks ini)
• Menjadi perubahan besar dalam organisasi
• Merupakan perubahan besar bagi Anda yg melakukannya.
• Perubahan sering mengalami kesulitan untuk dikelola.
• Memerlukan keterlibatan, dukungan dan komunikasi
• Jika anda tidak berubah anda tidak dapat memperbaikinya.
Dampak Sistem Managemen Energi
Energi Manajemen Efektif
• Untuk men set up suatu manajemen energi yang effectif
pada suatu organisasi harus dimulai dari top to bottom.
• Struktur dan kebijakan yang mendukung kegiatan
manajemen energi adalah komponen terpenting yg
diperlukan.
• Manajer energi harus ditunjuk sebagai orang yang
bertanggung jawab dalam mengelola semua fungsi dan
kegiatan energi untuk mendapatkan hasil terbaik.
• Manajer energi harus memiliki kompetensi yang
disyaratkan.
Bagaimana Memulai Sistem Manajemen Energi
Berkelanjutan (Persiapan)

*) SIT : Sustainable Improvement Team

24
AUDIT ENERGI
Memotret area pengguna energi, potensi penghematan enegi dan prioritas
pelaksanaan.

Langkah perbaikan
Skala Prioritas

III. Ketiga – investasi besar

II. Kedua - investasi sedang .

I. Utama – No&low cost

Prioritas berdasarkan mudah


tidaknya diimplementasikan:

Low hanging
fruitS
Elemen Kompetensi 1 :
Menjelaskan Penyediaan Energi
KUK :
1.1. Sumber energi dipahami
1.2. Kapasitas daya terpasang dipahami
1.3.Kualitas daya/energi dipahami
1.4.Biaya energi dipahami

• Supply energi selalu tersedia dengan jumlah dan mutu yang


memadai serta harga kompetitif.
SUPPLY DAYA
Kwalitas Daya.

• Kwalitas daya berkaitan dengan kinerja


peralatan energi.
• Kwalitas supply daya harus sesuai dengan yang
diharapkan.
Parameter Kwalitas Daya

 Ketidak-seimbangan arus.
 Ketidak-seimbangan tegangan.
 Kestabilan tegangan terhadap beban kejut.
 Faktor daya.
 Tingkat harmonik (THD) arus.
 Tingkat harmonik (THD) tegangan.

29
KUK : KWALITAS DAYA
Harmonik
 Adanya harmonik dalam jaringan listrik menambah beban panas di
kabel dan peralatan listrik lain (ballast lampu, motor AC, dll), bisa
memperpendek umur peralatan dan menjadi beban tambahan dalam
rekening listrik
 Kelipatan integer dari fundamental frekuensi apapun bentuk gelombangnya
disebut hamonik
 Untuk jaringan listrik, 50 Hz (60 Hz) adalah frekuensi dasar dan 150 Hz (180
Hz), 250 Hz(300 Hz) dll, adalah order tertinggi yakni dari harmonik 3rd, 5 th
 Cacat gelombang arus indikasi adanya harmonik di dalam gelombang arus
listrik.
KWALITAS DAYA BURUK - TRAFO
. Akibat Kualitas daya Buruk
(Ketidakseimbangan Tegangan)
Motor tiga fase tidak toleran terhadap tegangan tidak
seimbang.
– Ketidak seimbangan tegangan akan mengakibatkan aliran
arus yang tidak merata antar fase-fase belitannya.
– Motor panas
Tegangan Tak Seimbang

Tegangan tak seimbang antar fase didefinisikan


sebagai berikut :

Vu = V - V
max A x 100 %
V A

Dengan :
Vu adalah presentasi ketidakseimbangan tegangan(%),
Vmax = tegangan maximum (Volt),
VA = tegangan rata-rata (Volt),
Pengaruh Tegangan Tak Seimbang
Pengaruh tegangan tak seimbang ini adalah pemanasan terhadap
motor listrik dan rugi-rugi energi (rugi-rugi besi) meningkat.
Pengaruh Ketidakseimbangan Tegangan terhadap Suhu
Pengaruh Suhu Terhadap Umur Isolasi

• Dengan ketidakseimbangan sebesar 5 % sebagai contoh, dapat menaikan rugi-rugi


motor sampai 33 % .
• Kenaikan suhu 10 0C diatas batas design maximum suhu motor, umur isolasinya
akan menjadi tinggal 1/2.
• Dan bila naik 20 0 C, maka umur isolasi akan tinggal 25%.
BIAYA ENERGI
Analisis Biaya energi (Rp/kcal)
Menurut Sumber energi

Sumber
energi
termahal
Biaya Energi

Analisis Biaya Energi (Rp) Menurut Unit & Jenis Energi

Unit Jenis Konsumsi Energi (10 6 Biaya energi Juta


Energi kKal) Rp
V BBM 200 186
(Solar)
125 129
Listrik Unit
75 30.75
Batubara kerja
IV BBM 120 111.6 biaya
(Solar) terbesar
100 41
Batubara
22 22.08
Listrik
I BBM 60 55.8
(Solar)
40 16.4
Batubara
20 20.08
Listrik
Harga Energi - Uap (Rp/ton)
Berdasarkan Sumber Energi

Jenis BBM Harga Satuan Konsumsi bahan Biaya


(Rp/Unit) bakar per ton uap uap(Rp/ton)
Minyak Solar 8000 Liter 77,89 623.000
Minyak Diesel 9000 Liter 76,15 685.000
(IDO)
Minyak Bakar 8000 Liter 72,77 582.000
(Residu)
Gas Alam (*) 9500 Kubik meter 79,76 757.000
Batubara (**) 2500 kg 117,19 293.000
(0-20 mm)
Batubara (***) 1725 kg 129,31 223.000
(0-50 mm)

*) nilai kalor : 8850 kcal/Nm 3 ; **) = 6200 kcal/kg : ***) = 5700


kcal/kg
Sumber energi
termurah
Komponen biaya Energi
Industri Semen
• Komponen biaya
untuk energi sekitar
30% - 40 % dari total
biaya produksi
Komponen biaya Energi
Industri Baja
• Komponen biaya
untuk energi sekitar
20% - 35% dari total
biaya produksi.
KOMPONEN BIAYA ENERGI
Industri Baja

DISTRIBUSI PEMBELANJAAN ENERGI 2004

60% 54%
50%
37%
40%
30%
20%
10% 2% 1% 2% 1% 3%
0%

Ar
Air
N2
O2
NG

BBM
Listrik
Energy Balance Electricity – Industri Tekstil
• Unit 1 (Spinning) : 35 MVA
• Unit 2 (Weaving -Gray) : 6 MVA
• Unit 3 (Weaving -Denim) : 3.6 MVA
• Lain-lain (Non Manufacture) : 0.2 MVA
• Losses : 2.3 %
ELEMEN KOMPETENSI 2
Menjelaskan Pemanfaatan Energi
KUK : 2.1.Kebutuhan energi dan faktor dominan
yang mempengaruhi dipahami
2.2.Profil penggunaan energi dipahami
2.3.Distribusi energi dipahami
2.4.Konversi dan kinerja energi dipahami

1. Kebutuhan energi dan faktor


dominan yang mempengaruhi
kebutuhan energi di sisi demand.

E = mP + e
Kebutuhan energi dipengaruhi oleh :

E = mP + e

Faktor : “m” : Teknologi proses / peralatan energi O&M;


P : Level produksi • Tingkat Produksi:
e : Security, penerangan umum, • Parameter operasi;
keperluan kantor dan usia peralatan. • Sistem manajemen
Profil penggunaan energi
PROFIL BEBAN
Supply –Demand Interval
Aktivitas Konservasi Energi Di Sisi Pemanfaat

Konservasi Energi Yaitu menurunkan beban , meningkatkan efisiensi,


menghilangkan waste

Yaitu program untuk menurunkan beban dengan mendorong


seluruh pelanggan untuk menghemat pemakaian
energi/tenaga listrik
Pemangkasan beban puncak (peak clipping)

• Pemangkasan beban puncak (peak clipping):


yaitu program untuk pengurangan beban
listrik pada waktu beban puncak dengan
mengontrol pemakaian daya peralatan
pemanfaat listrik.
Pengalihan Beban ( Load Shifting)

• Pengalihan beban (load shifting) : yaitu program untuk


menggeser beban listrik dari waktu beban puncak ke
luar waktu beban puncak tanpa mengganggu/
mengurangi kepentingan pelanggan. Cara ini dapat
dilakukan dengan menerapkan makanisme time of use
tarif.
Pengisian Lembah Beban
(Valley Filling)
• Pengisian lembah beban (valley filling) : yaitu program untuk mengisi
atau menambah beban pada waktu luar beban puncak dengan
mendorong pelanggan untuk menggunakan tenaga listrik pada
periode beban sistem relatif rendah (waktu luar beban puncak).
Dengan cara ini faktor penggunaan pembangkit dapat diperbaiki
sehingga biaya operasi pembangkit rata- rata dapat dikurangi.
Distribusi Energi
Konversi Dan Kinerja Energi Dipahami

EFISIENSI = 100 – Σ RUGI-RUGI


Elemen Kompetensi 3
Menjelaskan fasilitas pemanfaat energi

KUK :
3.1. Kapasitas pemanfaat energi dipahami
3.2. Karakteristik operasi dipahami
3.3. Pemeliharaan dan perawatan dipahami
3.4. Kinerja pemanfaat energi dipahami
3.5. Pembebanan dipahami
Fasilitas Pemanfaat Energi
Efisiensi optimum suatu pemanfaat energi umumnya diperoleh
pada kapasitas disainnya.
Faktor kapasitas berkaitan dengan efisiensi operasinya.

91

90

Efficiency(%)
89

88

87

86

85
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Load Factor(%)

Boiler
Genset
Genset

• Konsumsi energi spesifik optimum suatu genset


terjadi pada kapasitas disain yaitu pada beban
penuh, dan antara 80 – 100 % beban.
• Pengoperasian genset pada beban 50 % akan
mengakibatkan konsumsi energi spesifik
meningkat sekitar 10 % dibandingkan dengan
energi spesifik pada beban penuh.
• Pembebanan parsial atau kurang dari beban
penuh mengakibatkan konsumsi energi spesifik
genset meningkat. Pada beban 25 % konsumsi
energi spesifik meningkat sekitar 30 hingga 50
% dibandingkan dengan energi spesifik pada
beban penuh.
Motor dan Pompa

Motor Listrik Pompa


Karakteristik Operasi Pompa

Kebutuhan laju alir : 68 m3/jam, head 47 m.

Pompa oversize, ukuran impeller pompa


adalah “A”.
Karena pompa over size katup discharge
ditutup agar laju alir sesuai kebutuhan : 68
m3/jam.
Akibat katup ditutup, tekanan aktual
pompa naik menjadi 76 m dan efisiensi
turun menjadi 50 %.

60
Faktor Pemeliharaaan
• Kinerja peralatan akan menurun akibat faktor usia/waktu
• Perawatan/pemeliharaan diperlukan.
• Meski perawatan telah dilakukan dengan baik efisiensi seperti semula
(baru) tidak mungkin diperoleh.
• Selalu ada penurunan efisiensi (lihat gambar).
Pemeliharaan
PENGARUH KEAUSAN TERHADAP
KARAKTERISTIK POMPA
Pemeliharaan Circuit Breaker

Hot lug connection

64
ELEMEN KOMPETENSI 4
Menjelaskan cara pengoperasian pemanfaat energi yang optimal

KUK :
4.1. Prosedur operasional dipahami
4.2. Panduan kerja dimengerti
4.3. Tolok ukur diketahui
4.4. Kondisi operasi optimum diketahui
Prosedur Operasi dan Perlengkapan Kerja

• Dibuat setelah baseline EEI ditentukan dan


disepakati antara eksekutif dan komite
manajemen energi

• Setiap unit kerja (EAC) harus


mempersiapkan prosedur kerja/manual
dan perlengkapan kerja masing-masing
unit kerja dan menggunakannya
*ME (Manajemen Energi)
Manual dan Perlengkapan Kerja untuk ME

Manual dan perlengkapan kerja untuk ME


– Process/area Mapping (PM)
– Work Instruction (WI)
– Log Sheet (LS)
– Calculation Sheet (CS)
– Operational Guideline (OG)
Manual dan Perlengkapan Kerja untuk ME

Process/area Mapping (PM)

• Alat untuk menganalisis karakteristik konsumsi


untuk setiap EAC

• Menunjukkan rincian dari seluruh subproses dalam


EAC
Manual dan Perlengkapan Kerja untuk ME

Process Mapping (PM)


• Tujuan;
– Identifikasi subproses

– Identifikasi jenis atau sumber energi, material input, dan produksi output untuk
setiap subproses

– Memahami bagaimana dan jenis energi apa yang sedang digunakan

– Identifikasi parameter kontrol

– Identifikasi bagaimana data yang terkait telah terhimpun


Manual dan Perlengkapan Kerja untuk ME

Process Mapping (PM)


• Langkah-langkah pengembangan;
1. Gambar diagram alir proses yang menunjukkan semua subproses

2. Definisikan jenis dan besarnya energi input, produk output, parameter kontrol untuk
setiap sub proses

3. Spesifikkan standar atau nilai untuk setiap parameter kontrol

4. Tentukan sub EEI

5. Rekam data konsumsi energi yang ada dan parameter kontrol


Manual dan Perlengkapan Kerja untuk ME

Process Mapping (PM)


• Langkah-langkah pengembangan (lanjutan);

6. Analisis data dari langkah 5, bandingkan EEI/sub EEI aktual dan


parameter kontrol terhadap nilai tertentu pada langkah 3 dan 4

7. Tinjau kembali dan lakukan finalisasi paramter kontrol dan sub EEI
Manual dan Perlengkapan Kerja untuk ME

Work Instruction (WI)

• Tunjukkan kepada staf apa saja data yang butuh untuk

dihimpun dan bagaimana data tersebut dikumpulkan

• Termasuk trouble shooting


Manual dan Perlengkapan Kerja untuk ME

Log Sheet (LS)


• Form standar bagi operator untuk mengisi semua
paramater kontrol aktual
• Buat sebagai “log sheet” baru atau mengatur
“existing log sheet”
Manual dan Perlengkapan Kerja untuk ME

Calculation Sheet (CS)


• Untuk menganalisis makna dari data baku, seperti
perhitungan efisiensi pembakaran boiler, efisiensi pompa, dll.
• Untuk perhitungan dan analisis yang sederhana, CS dapat
dimasukkan ke dalam Log Sheet
Manual dan Perlengkapan Kerja untuk ME

Operational Guideline (OG)


• Mengindikasikan prosedur manajemen energi
untuk setiap EAC

• Dipersiapkan oleh kepala EAC


Prosedur Kerja Manajemen Energi
Prosedur kerja yang direkomendasikan untuk setiap EAC (EAC-WP);
Operational Guideline (OG) / Process Mapping (PM) / Work Instruction (WI) / Log Sheet (LS) /
Calculation Sheet (CS) have been developed and set up

Practice
using OG/WI as guidelines and Revise working procedures and/or control
tools for daily work parameter according to the
Implementation Result
Routine
Practice
Record control parameter using
Log Sheet –LS or conducting Energy
Audit
Result analysis Set up or Revise Energy Index
by Head of EAC or and Saving Target for EAC
Analyze data Assigned Person – Connect to Working
using Calculation Sheet – CS or Report to: Procedure E. of EM-WP -
using the result from Energy Audit

Implementation Result
(from Working Procedure J of EM-WP)
Normal working Identify Energy Conservation ECMs Identification and
procedures Measures (ECMs) and Set up Implementation
Sustainable Improvement Team - Connect to Working Procedure
(SIT) G-J. of EM-WP -

Anda mungkin juga menyukai