Anda di halaman 1dari 59

UNIT KOMPETENSI 2

MENYIAPKAN PROSES AUDIT ENERGI


SKKNI MANAJER ENERGI
Sub bidang Industri.
KODE UNIT : JPI.KE02.002.01
JUDUL UNIT : Menyiapkan proses audit energi
URAIAN UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan persiapan pelaksanaan
audit energi dalam Industri.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA (KUK)

1. Menyusun metodologi audit 1.1. Sasaran ditentukan


energi 1.2. Lingkup kegiatan ditentukan
1.3. Metodologi ditentukan
1.4. Kebutuhan data ditentukan.

2. Menyiapkan perangkat audit 2.1. Tim pelaksana ditetapkankan


energi 2.2. Peralatanditetapkan
2.3. Perlengkapan K3 (Keselamatan dan
kesehatan kerja ditentukan).
2.4. Anggaran disusun.

3. Membuat kerangka waktu 3.1. Rencana kegiatan ditetapkan


audit energi 3.2. Rencana kebutuhan sumber daya
ditetapkan.
3.3. Jadual pelaporan ditetapkan
PENGERTIAN AUDIT ENERGI
Peraturan Pemerintah No 70 tahun 2009 tentang konservasi Energi (Pasal 1).

Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaatan energi


dan identifikasi peluang penghematan energi serta
rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi
dan pengguna sumber energi dalam rangka konservasi
energi

04/03/2024
PENGERTIAN AUDIT ENERGI

Aktifitas audit energi adalah :


 evaluasi pemanfaatan energi dan
 identifikasi peluang penghematan energi serta
 rekomendasi peningkatan efisiensi

Sasaran audit energi :


Pengguna energi dan pengguna sumber energi

Tujuan
Dalam rangka konservasi energi
Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan
terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri PP 70
serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya
AUDIT ENERGI
Mengapa istilah yg digunakan audit energi, bukan :
“Survey Energi ” ??
“Analysis Energi ” ??
 Atau istilah engineering lainnya ??

6
ISTILAH AUDIT ENERGI ... !!
Istilah “audit energi” dipilih karena :

Regulasi ingin memberi pengertian khusus bahwa pengelolaan energi


tidak hanya dilihat dari sisi keteknikan (engineers) tetapi juga dievaluasi
berdasarkan akuntansi (keuangan) dan aspek lainnya.

7
ASPEK LAIN CAKUPAN AUDIT ENERGI

Audit energi tidak difokuskan terkait hanya masalah energi


saja melainkan termasuk aspek di luar energi misalnya :
 storage bahan bakar,
material handling,
purchasing supplies,
Water & sewage,
pollution control,
hazardous,
waste management,
maintenance,
installations,
8 etc.,
MENGAPA AUDIT ENERGI
 Tuntutan regulasi (Peraturan Pemerintah No 70 tahun 2009 tentang konservasi
Energi -Pasal 12) sbb:
(1)Pemanfaatan energi oleh pengguna sumber energi dan pengguna energi wajib
dilakukan secara hemat dan efisien.

(2) Pengguna energi/sumber energi yang menkonsumsi energi lebih besar atau sama
dengan 6.000 (enam ribu) setara ton minyak per tahun wajib melakukan konservasi
energi melalui manajemen energi.

(3) Manajemen energi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan :


 menunjuk manajer energi;

 menyusun program konservasi energi ;

 melaksanakan AUDIT ENERGI secara berkala;

 melaksanakan rekomendasi hasil audit energi;

 melaporkan pelaksanaan konservasi energi setiap tahun kepada Menteri,

gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya masing-masing.


MAKSUD dan TUJUAN AUDIT ENERGI :
 Maksud : Mendapatkan potret penggunaan energi
 Tujuan : Meningkatkan efisiensi dan kinerja penggunaan
energi
 Kegiatan :
 Mengumpulkan data energi
 Mengevaluasi pemanfaatan energi
 Mengidentifikasi peluang penghematan energi
 Membuat rekomendasi peningkatan efisiensi
Manfaat Audit Energi
Masukan dalam Membuat Keputusan .

Keputusan investasi –
Managemen puncak.

Data & informasi


HASIL AUDIT ENERGI
Elemen Kompetensi I
Menyusun metodologi audit energi

Kriteria Unjuk Kerja (KUK)

1. Sasaran ditentukan
2. Lingkup kegiatan ditentukan
3. Metodologi ditentukan
4. Kebutuhan data ditentukan
Sasaran
Sasaran adalah cakupan area kegiatan audit
energi yang dibatasi berdasarkan target
penghematan dan kemampuan
melakukannya.

Target adalah besaran penghematan


energi yang ingin dicapai (%).
METODA PENENTUAN TARGET
 Tanpa Kriteria;

Menentukan target tanpa pertimbangan internal


maupun eksternal. Metoda ini sulit atau terlalu
mudah dicapai.
 Berdasarkan Informasi Internal;

Cara ini adalah yang terbaik yaitu berdasarkan


informasi baseline EEI atau rekomendasi hasil
audit energi.
 Berdasarkan Informasi External ;

Yaitu berdasarkan benchmarking (EEI)


perusahaan sejenis, misalnya EEI adalah 425
kWh/kg, sedangkan di perusahaan lain sejenis
EEI rata-rata 400 kWh/kg, EEI tertinggi 450
kWh/kg dan EEI terbaik 350 kWh/kg. Maka
target dapat diset misalnya 400 kWh/kg.
KRITERIA TARGET AUDIT ENERGI

Target harus : SMART

Simple
Measurable
Achievable
Realistic
Trackable
SYARAT TARGET

 Harus sesuai dan memenuhi


kriteria kebijakan perusahaan.
 Besarnya target harus realistis
 Target harus terukur dan
mungkin untuk dilakukan
 Mendapat dukungan dari
seluruh unit kerja terkait.
Contoh : Target SMART

Target harus dinyatakan secara spesifik dengan besaran yang dapat


dijangkau pada area dan periode tertentu, misalnya sebagai berikut :
Meningkatkan efisiensi energi sebesar 2.5 % per tahun
diperioritaskan pada pengguna energi utama dan bersifat no & low
cost.
METODA PENENTUAN SASARAN

Dalam menentukan sasaran dan target perlu


proses analisis kwantitatif konsumsi energi dan
parameter terkait dengan energi.
Sasaran dan target ditetapkan melalui :
 Analisis Data (Jika data sudah tersedia)
 Audit Energi (Jika data belum tersedia)
METODE ANALISIS
Sortir dan tabulasikan data konsumsi energi berdasarkan
jenis/sumber energi, area penggunaan, dan biaya energi
Tentukan pengguna energi signifikan
Bandingkan unit per unit kerja.
Tentukan Intensitas energi (perbandingkan konsumsi
energi dengan produksi
Bandingkan energi spesifik dengan performans test atau
unit lain yang sejenis.
Buat korelasi antara energi spesifik dengan produksi atau
parameter operasi.
Informasi Hasil Analisis

1. Jenis sumber energi,

2. Area penggunaan
Informasi Hasil Analisis (Lanjutan)

3. Jenis & Area penggunaan

4. Kecendrungan
Pareto Distribution

 Distribusi Pareto : Sejumlah elemen


memiliki pengaruh besar terhadap seluruh
kelompok.
 Toeri Pareto dapat diberlakukan untuk
pengguna energi
 Bahwa sekitar 20 % peralatan energi
menghabiskan 75 % dari total pemakaian
energi. Dan sekitar 70 % peralatan energi
mengkonsumsi hanya sekitar 15 % energi.
Sisanya 10 % dari total pemakaian energi
dikonsumsi peralatan lain- lain.
Teori Pareto Tentang Konsumsi
Energi
Menentukan Sasaran

Secara umum Target dan Sasaran ditentukan berdasarkan informasi


berikut:

Peralatan yang konsumsi energinya besar (teori Pareto),


Peralatan yg konsumsinya melebihi standar.
 Faktor penyebab tingginya konsumsi energi tersebut ?
 Bagaimana situasi konsumsi energi tersebut dapat diperbaiki?
 Dampak perbaikan efisiensi terhadap biaya operasi dan produktifitas ?
Perusahaan Kompleks
Untukperusahaan yg kompleks dengan ratusan atau lebih
pengguna energi, maka penentuan prioritas dapat dilakukan
dengan metoda “Analisis ABC”

Distribusi Pareto
 Sekitar 20 % peralatan energi
menghabiskan 75 % dari total
pemakaian energi (Katagori A)
 Sekitar 70 % peralatan energi
mengkonsumsi sekitar 15 %
dari total konsumsi energi
(Katagori B)
 Sisanya adalah untuk peralatan
lain- lain (Katagori C)
Prioritas :
I. Katagori A
II. Katagori B
III. Katagori C
Langkah Analisis ABC
Langkah kegiatan dalam membuat keputusan dengan menggunakan metode analisis ABC adalah
mengikuti proses berikut.

Langkah Tindakan yang Perlu Obyektive


Langkah 1 Bagi sistem keseluruhan menjadi kelompok Pendekatan ini akan
dan sub-kelompok berdasarkan jenis energi membuat masalah yang
seperti diperlihakan pada gambar informasi kompleks menjadi lebih
pemanfaatan energi di atas. sederhana.
Langkah 2 Hitung energi input masing –masing sub Membantu dalam menetukan
kelompok prioritas pengendalian
Langkah 3 Analisis ABC konsumsi energi sub kelompok Membantu manager energi
untuk menentukan prioritas
dan model
Langkah 4 Analisis mikro katagori A dan katagori B sub Mengidentifikasi area
kelompok peralatan masing –masing untuk masalah dan membantu
tiap jenis energi yang digunakan menetapkan sasaran,
troubleshooting dan kontrol.
Informasi Penguna Energi
Berdasarkan Kelompok Pengguna Energi
Sumber energi Kelompok Unit kerja

Konsumsi energi
Kelompok Unit kerja
Informasi Pemanfaatan Energi
Berdasarkan Sub Kelompok Pengguna Energi

Konsumsi energi Kelompok Unit kerja Sumber energi Sub Kelompok


Berdasarkan informasi di atas :

 Konsumen energi terbesar adalah :


 Unit V : 40 %,
 Unit IV : 30 %,
 Unit I : 15 %,
 Sisanya Unit II&II =15 %.
 Sumber energi yang terbesar adalah BBM (20 %).

Prioritas I

Lingkup kegitan adalah : Unit V yaitu


peralatan yang menggunakan BBM
Daftar Urutan Prioritas Sasaran Konservasi Energi
dengan Metoda Analisis ABC (Katagori - Jenis Energi)

Unit Katagori – Unit Kerja Katagori - Jenis Energi Status

V A AA. BBM (20 %) Prioritas I

AB. Listrik (12 %) Prioritas III

AC.Batubara (8 %) Prioritas IV
IV B BA. BBM (15 %) Prioritas II

BB. Batubara (12 %) Prioritas III

BC. Listrik (3 %) Prioritas VIII


I C CA. BBM (7.5 %) Proiritas V

CB. Batubara (4.5 %) Prioritas VI

CC. Listrik (3.5 %) Proiritas VII


Prioritas : I = AA Prioritas : II = BA Prioritas : III = AB; BB
Daftar Urutan Prioritas Sasaran Konservasi Energi dengan
Metoda Analisis ABC (Katagori Biaya Energi)

Unit Katagori – Unit Kerja Katagori - Jenis Energi Status Biaya Energi (Juta Rp)

V A AA. BBM (20 %) Prioritas I 200 (A)

AB. Listrik (12 %) Prioritas II 125 (B)

AC.Batubara (8 %) Prioritas V 75

IV B BA. BBM (15 %) Prioritas III 120 (C)

BB. Batubara (12 %) Prioritas IV 100

BC. Listrik (3 %) Prioritas VIII 22

I C CA. BBM (7.5 %) Proiritas VI 60

CB. Batubara (4.5 %) Prioritas VII 40

CC. Listrik (3.5 %) Proiritas IX 20

Prioritas : I = (A) Prioritas : II (B) Prioritas : III = (C)


Daftar Urutan Prioritas Sasaran Konservasi Energi dengan
Metoda Analisis ABC (Katagori Area - Unit Kerja)

Unit Katagori Peralatan Jenis Energi Status Biaya Energi


(Juta Rp)
V A Sistem termal AA. BBM (20 %) Prioritas I 200 (A)

B Motor listrik AB Listrik (12 %) Prioritas II 125 (B)

Proses AC.Batubara (8 %) Prioritas V 75


IV C Sistem termal AB. BBM (15 %) Prioritas III 120 (C)

Proses BB. Batubara (12 %) Prioritas IV 100

Kompressor CB. Listrik (3 %) Prioritas VIII 22


I Oil Heater AC. BBM (7.5 %) Proiritas VI 60

Proses BC. Batubara (4.5 %) Prioritas VII 40

Sistem listrik CC. Listrik (3.5 %) Prioritas IX 20

Area Sasaran : Sistem termal Unit V; Motor listrik Unit V; Sistem termal unit IV
PEMILIHAN METODE AUDIT ENERGI

TIPE AUDIT ENERGI

Berdasarkan tingkat kedalaman yang dihasilkan,


secara umum audit energi dibedakan menjadi:
Walk-Through Audit (Pengamatan singkat)
Preliminary Audit (Audit Awal)
Detailed Audit ( Audit Rinci).
WALK-THROUGH AUDIT
Adalah kegiatan audit energi dengan tingkatan paling
rendah yaitu level 1.

Aktifitasnya adalah :
Mengumpulkan data (bersifat umum) dan pengamatan singkat
secara visual dan wawancara.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran umum
pengelolaan energi.

Audit energi pada level ini didalamnya sudah termasuk evaluasi data
sangat dasar tentang system pemanfaat energi, intensitas pemakaian
energy dan kecendrungannya, serta benchmark intensitas energi
rata-rata terhadap perusahaan sejenis yang menggunakan peralatan
atau teknologi serupa.

Level 1 is the basic level for an energy audit. It gives basic information on the opportunities for energy
savings on a very draft (basic) level. This may be called a walkthrough audit
Audit Awal (Preliminary Audit)

 Audit awal merupakan level kedua dari kegiatan


audit energy.
 Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui
besarnya potensi penghematan energy (sebelum audit
rinci dimulai).
 Kegiatan ini sedikit lebih lengkap dari audit level
satu, data dan informasi sudah didasarkan dengan
hasil pengukuran/sesaat.

The proposals for energy saving are more thoroughly grounded than in level 1 and are
based on some measurements.
Audit Rinci
 Audit rinci merupakan level ke 3 dan tertinggi dalam
kegiatan audit energi.
 Audit ini lebih mendalam dengan lingkup yang lebih luas,
rekomendasi didasarkan atas kajian engineering dengan
urutan prioritas yang jelas.
 Output audit rinci adalah uraian tentang jenis dan sumber
energi, rugi-rugi energi, faktor-faktor yang mempengaruhi
efisiensi energi, karakteristik operasi peralatan/sistem
energi, potensi penghematan energi dan analisis data secara
tuntas dan lengkap.
Energy consumption is carefully studied and the
proposals for energy saving measures and
investments are so well-prepared that they are
ready for implementation .
Level Kedalamaman Audit Energi
Aktifitas Level Audit
Level I Level II Level III
Mengumpulkan data energi dan x 1) x 1) x 1)
wawancara
Dokumen Teknikal. - x x

Interview - x x

Pengukuran : peralatan utama - x x

Pengukuran: semua level - - x

Evaluasi dasar sistem technikal. x x x

Heat Balance - x 1) x 1)
Potensi penghematan x x x
Usulan Investment : guiding - x -
Usulan Investment : well-grounded - - x

1) Mungkin jika meter energi terpasang


Petugas/Auditor energi kompeten.
Siapa Pelaksana Audit Energi

Berpengalaman dan memahami


aspek desain, operasi
pemeliharaan fasilitas energi.
Penentuan Tim Audit
 Tim audit biasanya terdiri dari dua atau 3 orang disesuaikan dengan
lingkup dan metode audit.

Tim audit :
Latar belakang KOMPETENSI TEKNIS
listrik, mekanik, dan proses industri.
Kebutuhan Data

 Jenis dan kebutuhan data primer dan sekunder serta data


kualitatif dan kuantitatif diidentifikasi

 Data umum perusahaan


 Data historis Konsumsi Energi
 Data manajemen energi
 Data proses & peralatan energi
 Data operasi
Metode observasi
Maksud observasi :

Melihat secara langsung fisik dan


kelainan yang terjadi pada peralatan
energi, jenis teknologi peralatan yang
digunakan sudah hemat energi,
Mengetahui kondisi operasi,
pemeliharaan apakah sudah sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
Observasi langsung
 kondisi fisik peralatan energi
 data operasi dan pemeliharaan

P disarankan = 0.5 P aktual =2.3 – 1.3 = 1 kg/cm2


kg/cm2
• Observasi Instalasi

Kerugian energi sering terjadi dalam


praktek mulai dari yang kecil hingga
ukuran yang cukup besar seperti bocoran
uap, radiasi panas dll.
Kerugian energi akibat bocoran tersebut
dapat terjadi karena masalah instalasi dan
pemeliharanan.
jika dihitung dalam satu tahun dapat
mencapai nilai ratusan hingga ribuan juta
rupiah per tahun.

42
Observasi instalasi :
Isolasi Pipa Panas
Metoda Pemeriksaan dan Pengukuran
Metoda periksaan didasarkan analisis suara dengan menggunakan
 alat pendengar (sound device),
 infra red (thermography).

Periksaan steam trap :


Jika steam trap berfungsi dengan baik/normal suara yang dihasilkan
adalah siklus, dan dengan menggunakan alat pendengar (sound device)
seseorang dapat mendengarkannya secara pisik.
Alat pendengar suara sangat bervariasi dalam hal kecanggihan mulai
dari yang sederhana seperti handmade steel welding rod hingga yang
canggih seperti ultrasonic testing equipment.

sound device
Ultrasound
1. Pemeriksaan steam Trap dengan Infrared Thermography

2. Pemeriksaan motor dengan Infrared Thermography


Metode Pengukuran
Kwalitas Daya
Suhu Pipa tanpa isolasi
Instrumen Audit Dan Pelindung Diri K3 Yang
Diperlukan

 Perlengkapan K3 seperti :
Sepatu boot,
Helmet,
Ear plug
Sarung tangan
Kaca pelindung mata
dsb;
 Perlengkapan lain yang dianggap perlu.

48
Instrumen Audit Yang Diperlukan:
 Instrumen portabel pengukuran audit energi
 Instrument yang terpasang difasilitas energi yang ada.
Instrumens Audit Energi
Untuk mengukur parameter operasi yang diperlukan dalam audit energi, instrument/alat ukur
yang digunakan adalah:

1. Termal :
• Pocket Termometer,
• Infrared termometer 2. Listrik
• Lux meter
•  Power Analyzer Digital, Fluke-43.
Hygrometer
•  Power Analyzer Digital 3 phase,
Anemometer
• Harmonitor3000
Thermographi
•  Clamp on power tester
Flow meters
•  Meger
Leak detector
•  Insulation Tester
Kamera
 Multitester
Alat Ukur Audit Energi
Untuk Memeriksa Kinerja Operasi

Hygrometer

Infrared temperature gun


Lux meter
THERMOMETERS

 Instrument ini digunakan untuk mengukur suhu baik pada fluida,


permukaan maupun gas.
 Thermometer dapat dikatagorikan kedalam dua tipe yakni
kontak langsung (thermocouple) dan non contact (infrared).
 Thermometer sering digunakan untuk mengukur suhu pada :
 Ambient air
 Refrigration plant : compressor, cooling tower, chilled water
 Bioler : surfaces, flue gases, steam pipes, feed water. Condensate
water
 Furnaces : surfaces, flue gases, cooling water
 Waste heat recovery : gas, water
 Thermocouple digunakan untuk melakukan pengukuran temperatur
pada udara, liquid dan gas.
 Thermocouple umumnya tidak digunakan untuk mengukur
temperatur permukaan.
POWER ANALYZER

 Power Analyzer Digital 3 phase,


Harmonitor3000

 Clamp on power tester

53
POWER ANALYZER (2)

 Instrumen ini digunakan untuk mengukur parameter sistem listrik (voltase, arus,
power factor dan kwalitas daya).
 Kwalitas daya berkaitan dengan parameter antara lain:
 Ketidak-seimbangan arus.
 Ketidak-seimbangan tegangan.
 Kestabilan tegangan terhadap beban kejut.
 Faktor daya.
 Tingkat harmonik (THD) arus.
 Tingkat harmonik (THD) tegangan.
THERMOGRAPHY
 Instrument ini digunakan untuk mengukur suhu suhu ujung kopling dan bearing motor
 Suhu ujung kopling dan bearing motor yg tinggi serta selisih antara suhu bearing
pompa juga tinggi adalah tanda adannya misaligned pada poros pompa
WATER FLOW METERS

 Instrumen ini digunakan untuk mengukur laju aliran cairan/air.


 Aliran diukur untuk mendapatkan besaran laju alir pada pompa,
cooling tower, sistem pendinginan, heat exchanger dan
kondensor.
ANEMOMETERS

 Instrumen ini digunakan untuk


mengukur kecepatan alir udara.
 Kecepatan alir udara perlu diukur
untuk mendapatkan besaran alir
misalnya pada sistem pendingin
udara (AHU/FCU), cooling tower,
sistem pembakaran dan heat
exchanger.
3. MENENTUKAN JADUAL AUDIT ENERGI

Audit lapangan
 Pengumpulan data historis (3 hari)
 Observasi (2 hari)
 Pengukuran (3-10 hari)
 Diskusi (1-2 hari)

Analisis data
 Tabulasi data (6 hari)
 Analisis data (5-14 hari)
 Diskusi (2 hari)

Pelaporan
 Menyusun draf laporan (3-14 hari)
 Presentasi (1 hari)
 Menyusun laporan akhir (3-10 hari)

Anda mungkin juga menyukai