Anda di halaman 1dari 38

1

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen Dan
Audit Energi
Audit Energi pada Bangunan
Komersial

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Tujuan audit energi pada Sub-CPMK 3.1


bangunan gedung untuk Mahasiswa mempu mengidentifikasi
mengetahui intensitas Peluang Hemat Energi ( PHE ) peralatan
penggunaan energi serta listrik pada gedung
mencari peluang (CPMK 3) (CPL 1,4)
penghematannya

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

03
Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Fakultas Teknik Teknik Elektro
Audit Energi pada Bangunan Komersial
Pendahuluan

Tujuan audit energi pada bangunan gedung untuk mengetahui intensitas penggunaan
energi serta mencari peluang penghematannya. Pelaksanaan audit energi pada bangunan
gedung mencakup :
➢ Audit sistem kelistrikan
➢ Audit sistem pencahayaan
➢ Audit sistem HVAC
➢ Audit sistem air panas
➢ Audit sistem plumbing
➢ Audit sistem transportasi (elevator, eskalator, dll)
Dari seluruh sistem diatas, ketiga sistem pertama yang paling umum dilakukan pada audit
energi di bangunan gedung. Sebab ketiga sistem tersebut relative selalu ada dan sebagai
pengguna energi yang besar.

Kriteria Pelaksanaan Audit Energi untuk Bangunan Komersial

Dari pelaksanaan audit energi dihasilkan penilaian terhadap suatu bangunan berdasarkan
nilai-nilai pembanding acuan penggunaan energi diantaranya :
➢ Indeks Konsumsi Energi (IKE), kWh/m2.thn : yaitu intensitas penggunaan energi per
satuan luas bangunan dalam setahun. Dimana IKE standar yang sering digunakan
adalah hasil penelitian ASEAN-USAID dan diterapkan pada SNI 05-3052-1992
sebesar :
o Perkantoran : 240 kWh/m2.thn
o Pusat belanja : 330 kWh/m2.thn
o Hotel/ apartemen : 300 kWh/m2.thn
o Rumah sakit : 380 kWh/m2.thn

➢ Intensitas pencahayaan standar, lux : yaitu nilai standar intensitas pencahayaan


pada jenis area tertentu. Dimana sebagai acuan dari SNI 03-6197-2000.
➢ Pengkondisian udara standar, °C dan %RH : yaitu nilai standar pengkondisian
temperature dan kelembaban udara pada suatu ruangan. Dimana sebagai acuan
adalah 03-6390-2000 yang menyatakan :

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


2 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
o Temperatur : 24 – 26 °C
o Kelembaban : 50 – 70 %RH
➢ Coefficient of Performance : yaitu kinerja perbandingan kapasitas pendingin suatu
sistem pendingin terhadap konsumsi energinya. Dimana sebagai acuan adalah 03-
6390-2000 dan mengikuti perkembangan teknologi terkini. Selain itu digunakan
besaran-besaran lainnya yang menunjukkan kinerja peralatan atau pola
penggunaan pada suatu sistem tertentu.
Selain itu digunakan besaran-besaran lainnya yang menunjukkan kinerja peralatan
atau pola penggunaan pada suatu sistem tertentu.

Jangkauan audit energi dimulai dari survei data sederhana hingga pengujian data yang
sudah ada secara rinci, digabungkan dengan uji coba pabrik secara khusus, yang
dirancang untuk menghasilkan data baru. Lamanya pelaksanaan suatu audit bergantung
pada besar dan jenis fasilitas proses pabrik dan tujuan dari audit itu sendiri.

Survei energy (Walk-Through Audit)


Tujuannya untuk melakukan penelitian terhadap pemakaian energi guna mengidentifikasi
peluang penghematan energy. Kegiatan utama meliputi :

• Memperoleh gambaran distribusi penggunaan energi


• Memperoleh info ttg sistem pengelolaan energi yang ada
• Identifikasi kebocoran / peluang penghematan energy
• Menyusun laporan hasil survei energi.

Audit Energi Awal (AEA)


Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi peluang penghematan energi dalam satuan
energi dan biaya energi. Kegiatan utama nya adalah :
• Pengumpulan data dan informasi dasar, diantaranya; data konsumsi energi,
intensitas energi, data disain, data historis, dll.
• Identifikasi besarnya penghematan energi yang mungkin diperoleh (% penggunaan
energi, Rp/th).
• Identifikasi besarnya penghematan yang mungkin diperoleh pada masing-masing
area (untuk menentukan prioritas).
• Rekomendasi (spesifik).
• Menyusun laporan hasil audit awal.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


3 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Audit Energi Terinci (AET)
Bertujuan untuk melakukan penelitian pada peralatan pengguna energi atau sistem tertentu
terutama pada area dimana penghematan energi cukup potensial. Adapun kegiatan utama
dalam audit rinci yaitu :
• Rekomendasi engineering, estimasi penghematan energi dan biaya yang
diperlukan.
• Anlisis ekonomi secara detail mengenai penghematan energi yang
direkomendasikan.
• Rencana pelaksanaan.
• Menyusun laporan hasil audit rinci.

Survei awal atau Audit Energi Awal (AEA) dapat dilaksanakan dalam waktu satu atau dua
hari untuk instalasi pabrik yang sederhana, namun untuk instalasi pabrik yang lebih
komplek diperlukan waktu yang lebih lama. AEA terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Survei manajemen energi.
Surveyor (atau auditor energi) mencoba untuk memahami kegiatan manajemen
yang sedang berlangsung dan kriteria putusan investasi yang mempengaruhi
proyek konservasi.
2. Survei energi (teknis)
Bagian teknis dari AEA secara singkat mengulas kondisi dan operasi peralatan dari
pemakai energi yang penting (misalnya boiler dan sistem uap) serta instrumentasi
yang berkaitan dengan efisiensi energi. AEA akan dilakukan dengan menggunakan
sesedikit mungkin instrumentasi portable. Auditor energi akan bertumpu pada
pengalamannya dalam mengumpulkan data yang relevan dan mengadakan
observasi yang tepat, sehingga memberikan diagnosa situasi energi pabrik secara
cepat.

AEA sangat berguna untuk mengenali sumber – sumber pemborosan energi dan Tindakan
- tindakan sederhana yang dapat diambil untuk meningkatkan efisiensi energi dalam jangka
pendek.
Contoh tindakan yang dapat diidentifikasi dengan mudah ialah hilang atau cacatnya
insulasi, kebocoran uap dan udara-tekan, peralatan yang tidak dapat digunakan, kurangnya
kontrol yang tepat terhadap perbandingan udara dan bahan bakar di dalam peralatan
pembakar. AEA seharusnya juga mengungkapkan kurang sempurnanya pengumpulan
dan penyimpanan analisa data, dan area dimana pengawasan manajemen perlu diperketat.
Hasil yang khas dari AEA ialah seperangkat rekomendasi tentang tindakan berbiaya rendah

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


4 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
yang segera dapat dilaksanakan dan rekomendasi audit yang lebih ekstensif untuk menguji
dengan lebih teliti area pabrik yang terpilih.
Audit Energi Terinci (AET) biasanya dilakukan sesudah AEA, dan akan membutuhkan
beberapa minggu bergantung pada sifat dan kompleksitas pabrik. Selain mengumpulan
data pabrik dari catatan yang ada, instrumentasi portable digunakan untuk mengukur
parameter operasi yang penting yang dapat membantu team mengaudit energi dalam
neraca material dan panas pada peralatan proses. Uji sebenarnya yang dijalankan serta
instrumen yang diperlukan bergantung pada jenis fasilitas yang sedang dipelajari, serta
tujuan, luas dan tingkat pembiayaan program manajemen energi.
Jenis uji yang dijalankan selama audit energi terinci mencakup uji efisiensi pembakaran,
pengukuran suhu dan aliran udara pada peralatan utama yang menggunakan bahan bakar,
penentuan penurunan faktor daya yang disebabkan oleh berbagai peralatan listrik, dan uji
sistem proses untuk operasi yang masih di dalam spesifikasi.

Audit energi pada bagunan gedung

Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya


perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi pada sisi
pemakai. Hal ini tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 tahun 1982 tertanggal 7
April 1982, yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, tentang Konservasi
Energi. Inpres ini terutama ditujukan terhadap pencahayaan gedung, AC, peralatan dan
perlengkapan kantor yang menggunakan listrik, dan kendaraan dinas.
Inpres No. 9 tahun 1982 tersebut kemudian diperkuat dengan Keppres No. 43 tahun 1991
tentang Konservasi energi, yang isinya merinci lebih jauh petunjuk langkah-langkah
konservasi energi melalui:
a. Kampanye hemat energi
b. Diklat konservasi
c. Peragaan dan contoh peralatan hemat energi
d. Litbang teknologi konservasi
e. Pengembangan sistem audit energi, identifikasi potensi peningkatan efisiensi
f. Standarisasi
Keppres No. 43 tahun 1991 ini, selain mencakup aspek teknis, juga mencakup aspek
pelaksanaan dan implementasi seperti kebijakan di bidang investasi, perkreditan, serta
harga dan tarif energi. Selanjutnya Inpres No. 10 tahun 2005, tentang penghematan energi,
dikeluarkan dengan mempertimbangkan potensi ancaman krisis energi listrik karena
pasokan listrik yang tersedia, yaitu kapasitas terpasang, tidak mampu mengimbangi

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


5 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pertumbuhan permintaan konsumsi listrik nasional dengan pertumbuhan rata-rata 7%
pertahun. Kebutuhan energi listrik dari dua sektor utama yaitu rumah tangga dan industri,
bahkan mengalami peningkatan dengan laju kenaikan rata-rata 10% sampai dengan 15%
pertahun.
Sementara pada saat yang bersamaan, kemampuan penyediaan listrik oleh negara melalui
PT. PLN (Persero) masih terbatas, bahkan terdapat indikasi bahwa kemampuan tersebut
mulai menurun. Salah satu penyebab penurunan kemampuan pemasokan tersebut adalah
karena sebagian besar pembangkit tenaga listrik yang dimiliki oleh PT PLN (Persero)
menggunakan bahan bakar fosil, yaitu minyak atau batubara, sebagai sumber energi
penggeraknya, sementara ketersediaan bahan bakar fosil semakin menipis.
Inpres No. 10 tahun 2005 tersebut di atas dikeluarkan sebagai langkah Pemerintah untuk
menjamin ketahanan dan kecukupan pasokan energi di dalam negeri, dalam rangka
memelihara kelangsungan perekonomian nasional, yang diikuti dengan Peraturan Menteri
No. 0031 tahun 2005, tentang tata cara pelaksanaan penghematan energi, yang mengatur
konservasi energi pada instansi pemerintah dan masyarakat pada umumnya.
Krisis energi tersebut di atas akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
perekonomian dan industri nasional. Hal ini dapat dilihat dengan semakin buruknya kinerja
industri dikarenakan biaya produksi domestik yang meningkat dengan kenaikan harga BBM
dan energi listrik. Sementara itu tingkat konsumsi energi listrik perkapita nasional serta daya
beli ekonomi yang rendah, menyebabkan efisiensi dan nilai tambah yang dihasilkannya
juga relatif rendah. Peningkatan efisiensi pemanfaatan energi memerlukan infrastruktur,
teknologi dan know-how mengenai sistem konversi dan konservasi, serta kebijakan dan
manajemen energi yang optimal.
Dampak lain dari krisis energi tersebut adalah akan diberlakukannya tarif dua kali lipat bagi
perusahaan atau industri disaat beban puncak, yang memang harganya lebih mahal. Ini
merupakan upaya mendorong pelanggan sektor industri untuk melakukan penghematan
energi. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, diperoleh indikasi yang menunjukkan
peluang penghematan energi disektor industri cukup besar, yaitu mencapai 10% sampai
dengan 30%.
Dari beberapa kajian yang telah dilakukan, pakar energi telah melakukan kajian
penghematan energi, dan membaginya dalam 5 kategori yaitu:
a. Peninjauan ulang sistem teknis dan perbaikan arsitektur bangunan/pabrik.
b. Perbaikan prosedur operasional secara manual.
c. Perbaikan prosedur operasional secara otomatis.
d. Pemasangan penghemat listrik pada seluruh instalasi.
e. Perbaikan kualitas daya peralatan-peralatan pengguna listrik.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


6 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Salah satu hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa Indonesia tergolong
negara pengguna energi yang boros. Parameter yang digunakan untuk mengukur
pemborosan energi adalah elastisitas dan intensitas energi. Elastisitas energi adalah
perbandingan antara pertumbuhan konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi. Elastisitas
energi Indonesia berada pada kisaran 1,04 – 1,35 dalam kurun waktu 1985 – 2000,
sementara negara-negara maju berada pada kisaran 0,55 – 0,65 pada kurun waktu yang
sama.
Sedangkan yang dimaksud dengan Intensitas Energi adalah perbandingan antara jumlah
konsumsi energi per pendapatan domestik bruto (PDB). Semakin efesien suatu negara
dalam pola konsumsi energi, intensitas energinya akan semakin kecil. Intensitas energi
Indonesia mencapai angka 400, empat kali lipat dibanding Jepang yang berada pada angka
100, sementara negara-negara Amerika Utara berada pada angka 300, negara-negara
Organization for Economics Cooperation and Development (OECD) pada 200 dan Thailand
pada 350.

Mengetahui Kondisi Saat Ini (baseline)

Mengapa penting untuk mengetahui kondisi saat ini?


Sebelum melakukan perencanaan penghematan energi, tim Gugus Tugas perlu
mengetahui berapa konsumsi energi gedung saat ini dan bagaimana kondisi sistem tata
udara, tata cahaya dan peralatan pendukung (termasuk cara penggunaannya) untuk dapat:
1. Menentukan target penghematan energi
2. Menentukan peluang atau potensi kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai
target penghematan.

Cara-Cara Mengetahui Kondisi Saat ini


Untuk mengetahui kondisi penggunaan energi di Gedung saat ini (baseline-
menggambarkan kondisi penggunaan energi sebelum kegiatan-kegiatan penghematan
energi dilaksanakan) dapat dilakukan dengan:
a) Pelaksanaan Audit Energi Sederhana
Tujuan
Audit Energi sederhana ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran
secara umum pemakaian energi di bangunan berdasarkan data dan informasi
pemakaian listrik dan berbagai jenis energi lainnya yang telah ada dan tersedia di
pihak manajemen bangunan.
Lingkup

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


7 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Data dan informasi yang diperoleh mengandalkan data dan informasi pemakaian
listrik dan energi lain sejak enam (6) bulan terakhir. Menurut Permen ESDM No. 13
Tahun 2012, penghematan listrik menggunakan data tagihan listrik bulanan selama
6 bulan terakhir.
Pelaksanaan
Pelaksanaan Audit Energi Sederhana ini dapat dilaksanakan sendiri sepenuhnya
oleh pihak pengelola gedung, tanpa perlu menggunakan peralatan pengukuran dan
tanpa perlu didampingi oleh tenaga Konsultan Audit Energi.

Tabel 3 Data Tagihan Listrik Bulanan 6 bulan terakhir

b) Pelaksanaan Audit Energi Detail.


Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Audit Energi Detail selain menentukan baseline
penggunaan energi adalah untuk mengidentifikasi potensi penghematan energi
listrik dan memberikan rekomendasi langkah-langkah penghematan energi yang
dapat dilakukan oleh pihak pengelola gedung, yang dapat mencakup rekomendasi
tanpa biaya, biaya rendah, dan biaya tinggi.
Lingkup
Lingkup kerja dari pelaksanaan audit energi meliputi audit energi awal; pengukuran
detail konsumsi listrik dan analisa detail kinerja pada Sistem Tata Udara, Sistem
Tata Cahaya, dan peralatan pendukung lainnya; pemeriksaan selubung bangunan;
analisa potensi penghematan energi; dan analisa manajemen energi.
Pelaksanaan
Pelaksanaan Audit Energi Detil ini dapat dilaksanakan oleh pihak pengelola gedung
dengan harus didampingi oleh Konsultan Audit Energi yang memiliki peralatan

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


8 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pengukuran yang lengkap. Umumnya pelaksanaan Audit Energi Detil ini
memerlukan biaya yang cukup signifikan dan ditujukan untuk mengidentifikasi dan
menghitung potensi penghematan energi secara akurat serta untuk menghitung
biaya investasi pelaksanaan program penghematan energi di bangunan gedung
secara akurat. Gambar 2 dibawah memberikan skema pelaksanaan program
penghematan energi yang dimulai dari pelaksanaan Audit Energi, pembuatan Studi
Kelayakan Program Penghematan energi, pelaksanaan/implementasi Program
Penghematan energi, dan Monitoring hasil implementasi Program Penghematan
energi.
c) Insentif Pelaksanaan Audit Energi Gedung dari Pemerintah
Mengingat pentingnya tahap Audit Energi dalam kerangka Penghematan Energi
secara keseluruhan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
mengembangkan program Kemitraan Konservasi Energi (Energi Conservation
Partnership Program) sejak tahun 2003. Program ini merupakan salah satu bentuk
insentif dari Pemerintah Pusat, yang memberikan fasilitas audit energi kepada
berbagai pihak dengan penggunaan energi yang cukup besar, termasuk bangunan
gedung.

Gambar 2 Skema dan siklus pelaksanaan program penghematan energi

Bagi pemerintah daerah yang tertarik untuk melakukan audit energi, Direktorat Jendral
Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) – Kementrian ESDM
melalui Program Kemitraan Konservasi Energi (ECPP) memberikan fasilitas audit energi
secara cuma-cuma. Setiap tahun, Dirjen EBTKE memiliki kuota jumlah gedung/instansi

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


9 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
yang akan diaudit. Permohonan audit energi dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
Contoh formulir permohonan audit energi melalui Program Kemitraan dapat dilihat pada
Lampiran C.

Gambar 3 Prosedur Permohonan Audit Energi dalam Program Kemitraan

Intensitas Konsumsi Energi


Indikator utama penghematan energi di sebuah gedung umumnya menggunakan Intensitas
Konsumsi Energi (IKE). IKE menunjukkan besarnya konsumsi energi (kWh) per meter
persegi (m2) setiap bulan. Angka IKE (kWh/m2/bulan) diperoleh dengan membagi jumlah
kWh penggunaan listrik selama sebulan dengan luas bangunan yang digunakan. Untuk
perhitungan IKE yang direkomendasikan melalui Permen ESDM No.13 Tahun 2012 dapat
dilihat pada bagian Monitoring dalam Panduan ini.
Selanjutnya, nilai IKE yang dihasilkan akan menentukan apakah sebuah bangunan
tergolong sangat efisien, efisien, cukup efisien dan boros, seperti tabel di bawah ini :

Tabel 4 Standar Intensitas Konsumsi Energi untuk Gedung Kantor Pemerintah

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


10 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Standar IKE yang digunakan sebagai rujukan tingkat penggunaan energi gedung dapat
berbeda-beda, dipengaruhi oleh pendekatan analisa dan sampel gedung yang diambil
dalam proses perumusan standar tersebut. Nilai IKE juga bersifat dinamis dan sewaktu -
waktu dapat berubah (berdasarkan hasil penelitian terbaru) mengikuti perkembangan
teknologi peralatan hemat energi dan mengikuti tingkat kesadaran Hemat energi pegawai
(pengguna gedung). Berikut adalah contoh Intensitas Konsumsi Energi (rata-rata) untuk
Gedung Kantor dari berbagai sumber:

Tabel 5 Berbagai Standar Intensitas Konsumsi Energi untuk Gedung Perkantoran

Perencanaan Program Penghematan Energi

Proses Perencanaan Program Penghematan Energi perlu dimulai dari analisa terhadap
hasil audit energi yang telah dilakukan.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


11 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pada tahun fiskal 2011/2012, Pemkot Makassar menerima insentif dari Direktoral Jendral
Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Kementrian ESDM
melalui Program Kemitraan Konservasi Energi (ECPP). Insentif dana dari ECPP diarahkan
pada pelaksanaan detail Audit Energi di dua bangunan gedung perkantoran yakni Gedung
Balai Kota (Bakot) dan Gabungan Dinas (Gadis). Pekerjaan detail Audit Energi tersebut
telah dilakukan oleh PT. Energi Management Indonesia (EMI), yaitu suatu badan usaha
milik negara yang bergerak dalam bidang konservasi dan manajemen energi.

Hasil Audit Kantor Gabungan Dinas dan Balai Kota


Tabel 6 Rangkuman Hasil Audit Energi Gedung Balaikota dan Gabungan Dinas Kota
Makassar

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


12 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Rekomendasi kegiatan penghematan energi Berdasarkan Hasil Audit Program ECPP
dan Verifikasi USAID-ICED team terhadap Hasil Audit

Tabel 7 Rekomendasi kegiatan penghematan energi Berdasarkan Hasil Audit Program


ECPP dan Verifikasi USAID-ICED team

Target Penghematan Energi


Rencana Penghematan Energi dapat ditentukan berdasarkan hasil identifikasi potensi
penghematan energi didalam audit energi. Rencana Penghematan Energi tersebut tentu
mempertimbangkan faktor yang diantaranya adalah tingkat kelayakan secara teknis dan
ekonomis dari pelaksanaan rencana tersebut, ketersediaan dana dan waktu, dan komitmen
dari pihak manajemen dan/atau pejabat setempat. Selanjutnya, jika Rencana
Penghematan Energi dapat ditentukan maka Target Penghematan Energi dapat dihitung
dan pencapaiannya dapat direncanakan secara bertahap. Pencapaian Target
Penghematan Energi sangat dipengaruhi oleh kegiatan Pengawasan, Monitoring, Evaluasi
dan Pelaporan Hasil.
Besarnya penghematan energi yang aktual dapat ditentukan dengan menghitung
perbedaan konsumsi energi rata-rata dalam satu periode dari gedung sebelum dan setelah
implementasi penghematan energi. Namun demikian dalam tahap awal, secara umum
potensi/taget penghematan energi dapat dihitung dengan melihat perbedaan intensitas
energi tersebut dengan standar yang berlaku. Dengan mengetahui selisih kedua nilai
tersebut, potensi penghematan yang dapat dicapai dalam 6 bulan atau 1 tahun ke depan
dapat dihitung.
Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung potensi penghematan energi,
sebagai landasan bagi penentuan target penghematan energi di Gedung Kantor
Pemerintahan tertentu.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


13 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Potensi Penghematan dalam 1 tahun = Δ IKE x total area x tarif listrik x 12 bulan

Dimana
Δ IKE : selisih intensitas energi Gedung dengan standar Permen 13 tahun 2012 (kWh/m 2/
bulan)
Total area gedung, dalam meter persegi (m2)
Tarif listrik adalah tarif dari PLN.

Merujuk pada mandat Inpres No. 13 Tahun 2011, penghematan energi di gedung-gedung
pemerintahan ditargetkan dapat mencapai sebesar 20% terhadap baseline penggunaan
energinya. Pemerintah Daerah dapat menentukan target-target penghematan secara
bertahap sebagai upaya mempertahankan semangat dan motivasi dalam pelaksanaan
program penghematan energi. Misalnya, penetapan target awal sebesar 5% akan lebih
baik mengingat potensi keberhasilan yang cukup besar dibandingkan dengan target awal
sebesar 20%. Di akhir masa program penghematan energi yang pertama (misalnya setelah
pelaporan 6 bulan pertama), keberhasilan pencapaian target tersebut akan meningkatkan
semangat dan motivasi Tim Gugus Tugas dan pegawai Pemerintah lainnya untuk
melanjutkan program penghematan energi tersebut.

Rekomendasi Aksi dan Potensi Penurunan


Setelah verifikasi ulang hasil audit dan analisis data tambahan, tim USAID-ICED dan
UNDP-BRESL menyusun rencana aksi sebagai berikut:

Tabel 8 Rekomendasi Program Penghematan Energi untuk pelaksanaan Jangka Pendek dan
Jangka Panjang

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


14 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tabel 9 Rekomendasi Program Penghematan Energi Tanpa Biaya, dengan Biaya Rendah, Biaya
Menengah dan Biaya Tinggi

Inisiatif Lanjutan
Selain ditentukan oleh komitmen pimpinan organisasi dalam membentuk tim Gugus Tugas
dan menyusun rencana program, tingkat keberhasilan penghematan energi juga
dipengaruhi oleh peran pegawai lain (pengguna gedung) dalam berperilaku hemat energi.
Untuk itu, mengetahui dan meningkatkan kesadaran pegawai pemerintah terhadap perilaku
hemat energi perlu untuk dilakukan, melalui:

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


15 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
a. Survei Kesadaran Energi Pegawai.
Format kuesioner di bawah ini dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan
survey ini. Penyebaran kuesioner ini dapat dilakukan secara berkala, misalnya
setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali sesuai dengan program yang dikembangkan.
Dengan cara ini, perubahan tingkat kesadaran pegawai juga dapat diketahui
sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan program.

Tabel 10 Contoh Kuesioner Kesadaran Hemat Energi

Sumber EECCHI, 2012

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


16 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
b. Mengkomunikasikan Program Penghematan Energi
Setelah mengetahui tingkat kesadaran Pegawai Pemerintah dalam hal
penghematan energi, sosialisasi program dan pentingnya penghematan energi
dapat dilakukan. Proses ini merupakan tahapan yang penting dilakukan mengingat
aksi penghematan energi tidak hanya merupakan tanggung jawab Tim Gugus
Tugas atau pimpinan institusi, melainkan tanggung jawab seluruh pegawai sebagai
pengguna gedung. Komunikasi dan sosialisasi program penghematan energi ini
bertujuan untuk dapat merubah perilaku pegawai dari perilaku yang tidak efisien
energi (boros) menjadi lebih efisien dalam pengoperasian peralatan yang
menggunakan energi (listrik), misalnya lampu, AC, dan peralatan listrik lainnya.
Mengkomunikasikan program penghematan energi di institusi Anda dapat dilakukan
melalui beberapa upaya sebagai berikut:

Tabel 11 Alternatif Media Komunikasi Internal untuk Sosialisasi Program Penghematan


Energi

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


17 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sumber EECCHI, 2012

Pemilihan media atau cara komunikasi yang tepat perlu mempertimbangkan:


1. Biaya, perlu disesuaikan dengan alokasi biaya yang telah dimasukkan dalam
proposal program penghematan energi secara keseluruhan
2. Sumber daya manusia, perlu mempertimbangkan mengenai ada atau tidaknya
(mampu atau tidak – terkait dengan waktu) pegawai yang dapat melaksanakan
tugas terkait komunikasi secara konsisten selama jangka waktu program.
3. Kebiasaan pegawai dalam berkomunikasi. Tidak direkomendasikan untuk
memperkenalkan satu metode baru dalam komunikasi. Misalnya, jika pegawai
tidak terbiasa untuk berkomunikasi melalui email, maka lebih baik untuk memilih
menggunakan leaflet atau stiker.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


18 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Hasil survey kesadaran hemat energi. Materi komunikasi hemat energi perlu
disesuaikan dengan hasil survey kesadaran hemat energi, sebagai berikut:

Tabel 12 Jenis Muatan Informasi dalam Media Komunikasi Berdasarkan Tingkat Kesadaran Hemat
Energi Pegawai

Gambar 4 Contoh Penggunaan Stiker untuk Komunikasi Program Penghematan Energi

Pelaksanaan Penghematan Energi

Meluncurkan Program
Hal pertama yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan penghematan energi di Kantor
Pemerintah adalah dengan menginformasikan program penghematan energi kepada
seluruh pegawai kantor. Hal ini bertujuan untuk mengajak semua pegawai turut serta dalam
mendukung program tersebut. Patut diingat dan disampaikan kepada semua pegawai
bahwa keberhasilan program tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab tim Gugus
Tugas, melainkan tanggung jawab semua pegawai, dengan berperilaku hemat energi.
Kegiatan ini biasa disebut sebagai peluncuran program, yang dapat dilakukan dengan:
1. Pengumuman program saat upacara bendera

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


19 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Pengumuman program digabungkan saat terdapat peringatan lain di kantor,
misalnya halal bihalal, peringatan hari kartini, peringatan hari kemerdekaan, atau
peringatan hari bumi
3. Acara khusus lain yang dapat diselenggarakan sesuai dengan rencana program dan
anggaran biaya yang ada
Selanjutnya, pelaksanaan penghematan energi dapat dilakukan dengan melakukan
pengecekan berkala berdasarkan checklist untuk tiap obyek penghematan berikut ini:

Checklist Umum
Beberapa contoh tindakan di bawah ini merupakan beberapa perilaku hemat energi atau
langkah-langkah dalam mendukung program penghematan energi dalam gedung
perkantoran secara umum. Checklist di bawah ini dapat digunakan sebagai acuan bagi Tim
Gugus Tugas untuk melaksanakan tugasnya dalam melakukan pengawasan terhadap
suksesnya program penghematan energi di gedung kantor terkait.
Tabel 13 Checklist Kegiatan Penghematan Energi di Gedung Kantor

Sumber EECCHI, 2012

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


20 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Checklist Ventilasi dan AC, untuk sistem tata udara
Penghematan energi yang dilakukan terhadap sistem tata udara di gedung Balai Kota
Makassar dan Gedung Gabungan Dinas merupakan pendekatan yang strategis karena
memiliki potensi penurunan konsumsi energi yang besar, mengingat sistem tata udara
menggunakan berturut-turut 84% dan 82% dari total energi yang digunakan dalam gedung.
Cara-cara penghematan energi dalam gedung yang sistem tata udaranya menggunakan
AC split akan berbeda dengan gedung-gedung yang menggunakan sistem AC central.
Mengingat gedung ini termasuk dalam kategori gedung ber-AC (dengan luas lantai yang
tidak ber-AC kurang dari 10%), maka perawatan terhadap sistem AC (yang merupakan AC
split) menjadi salah satu pendekatan utama yang harus dilakukan secara berkala.
Tabel di bawah ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan perawatan sistem
tata udara dalam gedung Balai Kota dan Gabungan Dinas, ataupun Gedung dengan system
tata udara serupa.

Tabel 14 Checklist Kegiatan Penghematan Energi untuk Ventilasi dan AC Split di Gedung Kantor

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


21 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Checklist Pencahayaan, untuk sistem tata cahaya
Walaupun prosentase penggunaan energi untuk sistem tata cahaya di Gedung Balai Kota
dan Gabungan Dinas (berturut-turut sebesar 7% dan 6%) tidak sebesar sistem tata udara,
namun keberhasilan penurunan konsumsi energi dalam sistem ini dapat dijadikan sebagai
salah satu indicator meningkatnya kesadaran hemat energi pegawai. Hal ini mengingat
cara-cara penghematan energi dalam sistem tata cahaya sangat didukung oleh tindakan
atau perilaku hemat energi tiap-tiap pegawai, seperti ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 15 Checklist Kegiatan Penghematan Energi untuk sistem Tata Cahaya

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


22 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Checklist Peralatan Pendukung Lainnya
Dalam Permen ESDM Nomor 13 tahun 2012, yang dimaksud dengan peralatan pendukung
termasuk lift atau escalator dan pompa air, computer, printer, mesin fotokopi, peralatan
audio-video, dan water heater atau water dispenser. Checklist di bawah ini dapat digunakan
sebagai acuan dalam menyusun program dan kegiatan penghematan energi di kantor untuk
beberapa peralatan pendukung yang dimaksud dalam Permen tersebut. Selain itu,
panduan ini juga menyediakan checklist tindakan penghematan energi untuk beberapa
peralatan elektronik lainnya yang biasanya terdapat di gedung perkantoran pemerintah,
antara lain Mesin Faksimile, Plug-in sambungan listrik, Lemari es/freezer, microwave, serta
peralatan listrik lainnya.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


23 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
a. Checklist Pompa Air
Sebesar 8% dari penggunaan energi di Gedung Balai Kota dan Gabungan Dinas
terserap oleh Tenaga, dalam hal ini penggunaan pompa air (di kedua gedung tidak
terdapat lift). Beberapa cara untuk melakukan penghematan adalah sebagai berikut:

Tabel 16 Checklist Kegiatan Penghematan Energi untuk Pompa Air

b. Checklist Komputer dan Monitor


Checklist berikut dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
penghematan energi pada computer, baik PC maupun laptop.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


24 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tabel 17 Checklist Kegiatan Penghematan Energi untuk Komputer dan Monitor

c. Checklist Printer
Checklist berikut dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
penghematan energi pada printer di kantor Anda.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


25 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tabel 18 Checklist Kegiatan Penghematan Energi untuk Printer

d. Checklist Mesin Fotokopi


Checklist berikut dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
penghematan energi pada mesin fotokopi di kantor. Jika memungkinkan, terapkan
juga beberapa pendekatan di bawah ini yang dapat dilakukan oleh jasa fotokopi di
kantor Anda.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


26 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tabel 19 Checklist Kegiatan Penghematan Energi untuk Mesin Fotokopi

e. Checklist Mesin peralatan audio-video


Checklist berikut dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
penghematan energi pada peralatan audio-video di kantor Anda, meliputi televisi,
radio, LCD projector, dll.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


27 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tabel 20 Checklist Kegiatan Penghematan Energi untuk Peralatan Audio-Video

f. Checklist Dispenser Air


Checklist berikut dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
penghematan energi pada water heater atau water dispenser.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


28 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tabel 21 Checklist Kegiatan Penghematan Energi untuk Dispenser Air

g. Checklist Mesin Faksimile


Checklist berikut dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
penghematan energi pada mesin facsimile di kantor Anda.

Tabel 22 Checklist Kegiatan Penghematan Energi untuk Mesin Faksimile

h. Checklist Plug-In
Checklist berikut dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
penghematan energi pada peralatan Plug-In di kantor Anda.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


29 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tabel 23 Checklist Kegiatan Penghematan Energi untuk Plug-In

i. Checklist Lemari Es dan Freezer


Checklist berikut dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
penghematan energi pada lemari es atau freezer, yang biasanya diletakkan pada
area dapur atau pantry. Dalam pelaksanaannya, berikan SOP kepada OB atau
karyawan yang bekerja di area tersebut, terkait dengan beberapa prosedur
sebagai berikut:

Tabel 24 Checklist Kegiatan Penghematan Energi untuk Lemari Es dan Freezer

Sumber: EECCHI, 2012 dan berbagai sumber lainnya.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


30 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Monitoring/Pengawasan Evaluasi, dan Pelaporan (PEP)

Monitoring/Pengawasan
Pengawasan terhadap pelaksanaan program penghematan energi ini dilakukan dalam
rangka proses perbaikan program penghematan energi untuk periode selanjutnya. Dalam
tahap ini perlu dilihat:
1. Penurunan penggunaan listrik, meliputi tenaga listrik (kWh) dan biaya listrik (Rp)
2. Program yang berhasil dijalankan
3. Program yang belum berhasil dijalankan
4. Kendala pelaksanaan program
Dalam Peraturan Menteri ESDM No. 13 Tahun 2012, telah dikembangkan sebuah format
sederhana yang dapat digunakan oleh instansi pemerintah untuk memantau penggunaan
listrik pada tahun berjalan. Pemantauan tersebut dilakukan dengan membandingkan
penggunaan listrik terhadap Baseline, yaitu tagihan listrik dan pemakaian rata-rata listrik
selama 6 bulan sebelum dikeluarkannya Peraturan Menteri ini (Januari – Juni 2012) atau 6
bulan sebelum dilakukannya kegiatan penghematan.
Tahapan dan format pemantauan sederhana berikut dapat digunakan sebagai acuan.

a. Tentukan Baseline penggunaan listrik

Tabel 25 Baseline Penggunaan Energi 6 (Enam) Bulan Terakhir

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


31 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
b. Lakukan Pengamatan Tahun Berjalan

Tabel 26 Pengamatan Penggunaan Listrik Tahun Berjalan

c. Hitung penghematan energi dan biaya listrik

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


32 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
d. Hitung besarnya emisi gas rumah kaca yang dapat dikurangi (dihindari)
Penghematan listrik yang berhasil dilakukan oleh Pemerintah Daerah berkontribusi
terhadap penurunan emisi gas rumah kaca nasional. Besarnya kontribusi tersebut
dapat dihitung sebagai berikut:
Avoided Emission EE = Jumlah penghematan (kWh) x Faktor Emisi Grid
(kgCO2-e/kWH)
Faktor Emisi Grid untuk tiap wilayah dapat dilihat pada table berikut:

Table 27 Faktor Emisi Grid untuk tiap wilayah

Sumber: Ditjen Ketenagalistrikan, 2013.

e. Analisa Pelaksanaan Program Penghematan


Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah awal dalam membantu tahap evaluasi, yaitu
dengan mendaftar semua program-program yang telah direncanakan dan
menganalisa pelaksanaannya. Format berikut dapat digunakan sebagai acuan.

Table 28 Pengawasan Pelaksanaan Program Penghematan Energi

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


33 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Evaluasi Penggunaan Energi
Selain melaporkan persentase penghematan tenaga dan biaya listrik yang dikeluarkan,
institusi pemerintah juga diminta untuk melaporkan kriteria penggunaan energi berdasarkan
konsumsi energi spesifik (kWh/m2/bulan).
Tahapan dan format pemantauan sederhana berikut dapat digunakan sebagai acuan
a. Hitung Luas Lantai Perkantoran dan lakukan pengamatan tahun berjalan

Tabel 29 Perhitungan Penggunaan Listrik untuk Pengamatan Tahun Berjalan

Catatan:
*) Luas lantai bangunan gedung perkantoran yang digunakan untuk aktivitas kerja, tidak
termasuk aula dan area parkir.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


34 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
**) Diisi jika persentase perbandingan luas lantai ber AC terhadap luas lantai total Antara 10%
(sepuluh persen) – 90% (Sembilan puluh persen). Cara perhitungannya: Konsumsi energi AC
(kWh) = daya nominal AC (kW) x jumlah pemakaian dalam sebulan (jam), dengan ketentuan:
a. Konversi satuan daya nominal AC: 1 PK = 0,7355 kW; 1 HP = 0,7459 kW;
b. Untuk pemakai AC sentral, harus diperhitungan semua daya peralatan lain yang
menyertainya, misalnya kompresor, blower, pompa, menara pendingin, dsb.

b. Tentukan Jenis Gedung Perkantoran, kemudian Lakukan Perhitungan Konsumsi


Energi Spesifik Lantai Ber-AC dan Tanpa AC
Sebelum menghitung konsumsi energi spesifik tersebut, Tim Gugus Tugas perlu
menentukan kategori gedung perkantorannya, apakah merupakan Gedung
perkantoran ber-AC, atau gedung perkantoran tanpa AC, atau keduanya, dengan
ketentuan sebagai berikut:

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


35 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
c. Tentukan Tingkat Efisiensi Konsumsi Energi Spesifik
Setelah diperoleh angka konsumsi energi spesifik (kWh/m2/bulan), kriteria sebuah
Gedung dapat diketahui dengan mencocokkan angka tersebut dengan tabel di
bawah ini, sehingga diperoleh kategori penggunaan energi di gedung Anda apakah
tergolong sangat efisien, efisien, cukup efisien, ataukah boros.
Kriteria ini selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan target
program penghematan energi periode berikutnya, yaitu untuk meningkatkan tingkat
efisiensi, misalnya dari kategori cukup efisien, menjadi efisien.

Tabel 30 Standar Intensitas Konsumsi Energi untuk Gedung Kantor Pemerintah

d. Rencanakan Program Lanjutan Berdasarkan Hasil Pengawasan


Dalam tahap ini, tim energi dapat menggunakan table monitoring/pengawasan
Program untuk ditambahkan satu kolom tindak lanjut, seperti berikut:

Table 31 Evaluasi dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program Penghematan Energi

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


36 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
1. Direktorat Pengembangan Energi. Petunjuk teknis konservasi energi; Prosedur
Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Pertambangan dan
Energi. Direktotat Jendral Pengembangan Energi.
2. Kementrian Perindustrian, Pedoman Teknis Audit Energi, 2011
3. Panduan Penghematan Energi di Gedung Pemerintah, USAID Indonesia Clean
Energy Development (ICED Project), Jakarta, 2014 www.iced.or.id
4. Energy Audit Guide Part B: System Retrofits For Energy Efficiency,
Directorate General for Employment and Social Affairs, Athens, 2000.
5. Marpaung, Parlindungan, Audit Energi Dalam Manajemen Energi : Mendukung
Diklat Teknis Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Jakarta. Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral. 2014.
6. BOCA, International energy conservation code 2000.6.ASHRAE, Standard 90.1:
energy efficiency.
7. ESDM. Modul Manager Energi di Industri dan Gedung. Jakarta. Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral. 2020.
8. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
2009 Tentang Konservasi Energi.
9. Ainul Ghurri, Konsep Manajemen Energi, 2011
10. SNI 6197: 2011 RSR.Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan. Badan
Standardisasi Nasional. 2011.
11. SNI 6196:2011 Standar Nasional Indonesia. Prosedur audit energi pada bangunan
gedung.
12. SNI ISO 50001 - Sistem Manajemen Energi
13. Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2016, tentang Percepatan Infrastruktur
Ketenagalistrikan,
14. Peraturan Presiden No. 66 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden No. 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana
Perkebunan Kelapa Sawit.
15. Peraturan Menteri Keuangan No.177/PMK.011/2007 tentang Pembebasan Bea
Masuk atas Impor Barang untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas serta Panas
Bumi.
16. Peraturan Menteri Keuangan No.03/PMK.011/2012 tentang Tata Cara Pengelolaan
dan Pertanggung jawaban Fasilitas Dana Geothermal.

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


37 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
17. Peraturan Menteri ESDM No. 49 Tahun 2017 merupakan penyempurnaan atas
Permen ESDM No. 10 Tahun 2017 tentang Pokok-Pokok Dalam Perjanjian Jual Beli
Tenaga Listrik.
18. Peraturan Menteri ESDM No. 50 Tahun 2017 merupakan revisi dari Permen ESDM
No. 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk
Penyediaan Tenaga Listrik.
19. Peraturan Menteri ESDM No. 49 Tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap oleh Konsumen PT Perusahaan Listrik
Negara (PLN).

2021 Manajemen Dan Audit Energi dari Modul


38 Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai