MODUL PERKULIAHAN
Manajemen Dan
Audit Energi
Analisa Break Even Point,
Penjelasan dan Contoh Soal
BEP
04
Akhmad Wahyu Dani, ST, MT
Fakultas Teknik Teknik Elektro
Break Even Point
Analisa Break Even Point
Dalam berbisnis, ada saat dimana biaya yang kita keluarkan dalam mengoperasikan bisnis
menemui “titik impas”. Kondisi seperti ini dalam ilmu manajemen keuangan disebut dengan
Break Even Point atau disingkat BEP. Singkatnya begini, BEP adalah dimana biaya
operasional yang digunakan sama besarnya dengan pendapatan yang didapat. Kondisi
keuangan yang Anda keluarkan untuk bisnis tidak untung maupun rugi sehingga berada di
posisi yang seimbang.
Masih banyak orang yang menyalah-artikan bahwa Break Even Point (BEP) merupakan
balik modal. Padahal balik modal dan Break Even Point memiliki definisi yang berbeda.
Dalam istilah akuntansi, balik modal bisa diartikan sebagai return of investment dimana
yang dihitung adalah modal yang Anda keluarkan untuk menjalankan bisnis sehingga
mampu memberikan keuntungan pada jangka waktu tertentu. Sedikit berbeda dengan balik
modal, Break Even Point lebih memerhatikan besaran biaya operasional yang dikeluarkan
berdasarkan aktiva tetap dan tidak tetap.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Break Even Point atau BEP merupakan titik
dimana jumlah pendapatan sama dengan jumlah pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi barang/jasa atau yang disebut dengan titik impas. Lebih jelasnya,
Harahap pada bukunya Analisis atas Laporan Keuangan (2004) menjelaskan bahwa BEP
merupakan kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita
kerugian. Itu artinya semua biaya yang dikeluarkan untuk operasi produksi bisa ditutupi oleh
pendapatan dari penjualan produk.
Berbeda dengan return of investment dimana berfungsi sebagai analisis seberapa efisiensi
penggunaan modal yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha, analisis BEP membantu
bagaimana perusahaan bisa mengefisiensikan produksinya untuk mencapai laba yang
optimal.
Adapun fungsi atau tujuan perhitungan Break Even Point (BEP) sebagai berikut.
Intinya, adanya perhitungan BEP ini adalah sebagai pedoman bagi pengusaha untuk
mengefisiensikan produksi untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Pengusaha bisa
menetapkan kebijakan-kebijakan ekonomis bagi bisnisnya pada periode mendatang.
Pengusaha juga menjadi lebih jeli dalam memberikan inovasi pada produk-produknya.
Tentu tidak lengkap jika membahas perhitungan BEP tanpa mengetahui komponen
pembentuknya. Ada empat komponen pembentuk perhitungan Break Even Point (BEP)
yaitu biaya tetap, biaya variabel, harga jual, dan pendapatan. Berikut penjelasannya.
Pendapatan (Revenue)
Pendapatan atau penghasilan merupakan perhitungan hasil yang didapat dari penjualan.
Jumlah pendapatan didapat dari harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang terjual.
Nilai pendapatan berfungsi untuk proyeksi pendapatan pada periode selanjutnya dengan
nilai keuntungan dan/atau jumlah unit dan harga yang berbeda.
Break even analysis merupakan dasar dari seluruh metode break even. Dengan memahami
ini, anda akan tahu lebih lanjut tentang apa itu BEP. Fungsi break even analysis untuk
mengetahui volume penjualan akan menghasilkan keuntungan atau kerugian. Ada tiga
manfaat yang menjadi dasar break even analysis yaitu:
1. Memberikan informasi banyaknya investasi yang butuhkan agar dapat
mengimbangi pengeluaran awal.
2. memberi margin sebagai langkah pembatas supaya tidak mengalami kerugian
3. Digunakan secara luas, baik dalam analisa jual beli saham dan menganalisa budget
dari berbagai macam project yang dilakukan perusahaan.
1. Metode Persamaan
Metode persamaan merupakan metode yang digunakan berdasarkan laporan laba rugi.
Rumus pertama digunakan untuk mengetahui berapa unit jumlah barang/jasa yang harus
diproduksi untuk mencapai BEP yaitu:
BEP (unit) = Total Biaya Tetap (Fixed Cost) / (Harga Jual Per Unit Produk – Biaya
variabel setiap unit produk
Rumus kedua adalah untuk mengetahui berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima
untuk mendapatkan titik impas. Adapun rumusnya sebagai berikut.
BEP (rupiah) = Total Biaya Tetap (Fixed Cost) / (1 – Biaya Variabel Setiap Unit Produk
/ Harga Jual Per Unit)
atau
BEP (Satuan Rupiah) = (Biaya Tetap / Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel) x Harga
Jual per Unit
BEP Produk Ganda = Biaya Tetap (Fixed Cost) / [(1 – v/c) x Wi]
Dimana v/c merupakan perbandingan variable cost atau biaya variabel dan harga jual.
Sedangkan Wi menyatakan persentase dari total penjualan tiap produk dalam rupiah atau
bisa disebut dengan bobot kontribusi margin. Pada keadaan BEP laba operasionalnya
sama dengan nol sehingga menghasilkan jumlah produk yang dijual mencapai BEP
ditambah biaya tetap.
atau
3. Metode Grafik
Selain dengan metode persamaan, BEP atau Break Even Point dapat digambarkan melalui
metode grafik. Grafis BEP akan menunjukkan volume penjualan pada sumbu x atau garis
horizontal dan biaya akan terletak pada sumbu y atau garis vertikal.
Nah, titik impas atau BEP terletak pada perpotongan antara garis volume penjualan dan
garis biaya. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihat grafik di bawah ini.
Untuk membuktikan dan bisa lebih memahami analisis titik impas atau BEP, Anda bisa
melihat contoh soal berikut ini.
Contoh 1.
Sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan rumah tangga ingin mengetahui berapa
unit yang harus diproduksi agar mencapai BEP atau titik impas. Biaya tetap produksinya
Rp 100.000.000 dan biaya variabel atau tidak tetap per-unit sebesar Rp 250.000. Harga
Diketahui:
• Biaya tetap produksi (Fixed Cost): Rp 100.000.000
• Biaya variabel per unit: Rp 250.000
• Harga jual per unit: Rp 500.000
Menghitung BEP dalam Unit maka persamaan yang digunakan adalah:
BEP (unit) = Total Biaya Tetap (Fixed Cost) / (Harga Jual Per Unit Produk – Biaya
variabel setiap unit produk
BEP (Unit) = 100.000.000 / (500.000 – 250.000)
BEP (Unit) = 100.000.000 / 250.000
BEP (Unit) = 400 unit
Jadi, perusahaan tersebut harus memproduksi peralatan rumah tangga sebanyak 400 unit
mencapai Break Even Point (BEP). Untuk perhitungan berapa rupiah agar mencapai BEP
maka;
BEP (Rupiah) = Total Biaya Tetap (Fixed Cost) / (1 – Biaya Variabel Setiap Unit Produk
/ Harga Jual Per Unit)
BEP (Rupiah) = 100.000.000 / (1 – 250.000/500.000)
BEP (Rupiah) = 100.000.000 / (1 – 1/2)
BEP (Rupiah) = Rp 200.000.000
Jadi, perusahaan tersebut harus bisa mencapai penjualan sebesar Rp 200.000.000 untuk
mencapai titik impasnya. Tidak sampai di situ, melalui perhitungan tersebut perusahaan
bisa memproyeksikan target laba yang diinginkan menggunakan rumus:
BEP – Laba = (Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel)
Katakanlah perusahaan tersebut menargetkan laba sebesar Rp 50 juta per bulan maka,
BEP – Laba = (100.000.000 + 50.000.000) / (500.000 – 250.000)
BEP – Laba = 150.000.000 / 250.000
BEP – Laba (untuk target unit) = 600 unit
BEP – Laba (untuk target penjualan) = (jumlah unit x harga jual) = 600 x Rp 500.000 = Rp
300.000.000
Contoh 2.
Berikut adalah contoh soal BEP untuk Anda coba. Misalnya ada seorang akuntan manajer
perusahaan ABC bertanggung jawab dalam operasional produksi dan persediaan stok
barang ingin mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk menutup biaya operasional
sebesar Rp.50.000.000,- dan ingin mendapat keuntungan sebesar Rp.20.000.000,-
Penyebaran biaya yang dikeluarakan untuk operasinya adalah sebagai berikut :
Jawab :
Saat nilai break even point sudah diketahui maka selanjutnya Anda dapat mengetahui juga
nilai margin kontribusi.
Berikut cara menghitung BEP di persoalan ini.
Break even point = 50.000.000 : (margin kontribusi)
Break even point = 50.000.000 : (50.000 – 30.000)
Break even point = 50.000.000 : 20.000
Break even point = 2500 Unit
Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika
hanya menjual 2500 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.
Kendalanya semua biaya baik itu biaya tetap ataupun variabel harus dengan jenis mata
uang.
BEP dalam rupiah = Harga jual per unit x BEP unit
BEP dalam rupiah = 50.000 x 2.500 unit
BEP dalam rupiah = Rp.125.000.000
Dengan menggunakan korelasi dari metode BEP dan break even analysis, manajer
produksi ABC dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus terjual agar perusahaan
ABC mendapat keuntungan yang di inginkan.
Dalam contoh kasus Perusahaan ABC harus menjual sebanyak 3.500 unit agar
memperoleh keuntungan sebesar Rp.20.000.000. Break Even Point berguna untuk
menganalisis studi kelayakan sebuah aktivitas usaha dalam perencanaan bisnis.
Selain itu Break Even Point adalah juga berfungsi sebagai landasaan strategis penjualan
misalnya penentuan harga barang, pengambilan keputusan, dan metode produksi.
Kesimpulan
BEP atau Break Even Point atau titik impas merupakan komponen keuangan dimana
pengusaha mampu memproyeksikan berapa unit produk yang harus dijual atau berapa
rupiah keuntungan yang harus dicapai agar berada di titik impasnya.
Hal ini tentu berguna bagi perusahaan untuk memproyeksikan langkah-langkah yang akan
diambil dalam aktivitas penjualan mulai dari inovasi, variasi produk, hingga hal-hal yang
bersifat operasional agar perusahaan mampu mencapai keuntungan yang optimal.
Contoh
Menguraikan tentang:
Bagaimana menghitung Keuntungan apabila saran solusi tersebut dilaksanakan. Benefit
Analisis merupakan gambaran keuntungan yang bakal diperoleh manakala suatu tindakan
benar benar dilaksanakan. Pada uraian sebelumnya telah diperoleh gambaran hasil akhir
dari kegiatan audit dengan gambaran apabila suatu system sudah tidak effsien lagi,
diperlukan upaya untuk meningkatkan nilai efisiensinya. Setelah direkomendasikan suatu
usulan langkah perbaikan nilai efisiensi dalam bentuk rencana tindak, diperlukan gambaran
apa yang akan terjadi apabila usulan itu diimplementasikan. Tercapainya gambaran
Berikut ini analisa keuntungan yang dapat diperoleh apabila dilakukan penanganan
terhadap system Pompa.
Perhitungan di atas menunjukkan hasil penutupan (recovery) atas nilai investasi yang
diperlukan dalam penanganan permasalahan efisiensi dengan cara membagi antara nilai
investasi yang diperlukan terhadap nilai saving energi saja. Nilainya akan berbeda apabila
diperhitungkan dampak atas kenaikan kapasitas sistem pompa yang dapat menghasilkan
air yang dapat dijual, yang juga merupakan pembanding atas besarnya nilai pengembalian
investasi tersebut. Apabila nilai tambahan kapasitas air dapat terjual 50 % dari
tambahannya, maka dapat dihasilkan nilai BEP yang jauh akan lebih pendek. Perhitungan
perubahan Kapasitas dan Kinerja Sistem antara sebelum dan sesudah penanganan,
sebagaimana tabel di bawah ini.
Analisa Biaya
Menguraikan tentang:
Bagaimana menghitung biaya untuk perningkatan nilai efisiensi energi. Analisa biaya
adalah perhitungan pembiayaan suatu kegiatan, yang menggambarkan uraian kegiatan
yang memerlukan pembiayaan. Rencana Anggaran Biaya dibuat dengan tujuan agar dapat
dijadikan sebagai bahan pengajuan anggaran biaya pada masa anggaran yang akan
datang. Selain dari maksud utama di atas, RAB dapat juga dipergunakan sebagai piranti
mengukur dan memonitor bobot pekerjaan serta mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan.
Finansial Analisis dilakukan setelah tahap audit lanjutan (yang bersifat detail audit)
diselesaikan dan telah diputuskan langkah strategis apa yang perlu ditempuh untuk
meningkatkan nilai efisiensi system di lokasi tersebut. Nilai biaya yang selanjutnya akan
dituangkan dalam Rencana Analisa Biaya yang kelak akan menjadi dasar penyusunan
Anggaran dan Biaya pada tahun rencana realisasi fisik (implementasi). Nilai yang tercantum
pada Rencana Anggaran Biaya selanjutnya akan dipergunakan sebagai acuan dalam
perhitungan benefit analisis, yaitu perhitungan untuk menentukan waktu recovery biaya
yang diperlukan terhadap nilai investasi yang direncanakan (Back Event Point).
Rencana Anggaran Biaya memuat tentang:
1. Jenis Pekerjaan
a. Pekerjaan persiapan, yang perlu dilakukan sebelum pekerjaan utama
dimulai.
b. Pekerjaan Utama, yang secara ringkas memuat spsesifikasi tentang
barang/bahan yang akan dibeli (kapasitas, jumlah dan ukuran). Penyebutan
spesifikasi peralatan/mesin didasarkan pada perhitungan dan pengetahuan
yang cukup, agar setelah barang terpasang, kapasitas rencana dapat
tercapa.
c. Pekerjaan Pemasangan/Perakitan.
d. Pekerjaan Penyempurnaan.
2. Volume
a. Jumlah dan satuan yang berlaku.
b. Ukuran yang lazim dipakai di pasaran.
3. Harga Satuan