Anda di halaman 1dari 3

SOAL (2)

● Sebuah perusahaan memiliki jaringan distribusi untuk melayani pasar di seluruh


Indonesia.
● Pasar Indonesia dibagi ke dalam 10 wilayah pemasaran.
● Saat ini semua wilayah hanya dilayani oleh 1 gudang pusat (central warehouse).
● Karena tekanan persaingan perusahaan berencana akan menambah jumlah gudang
menjadi 3 gudang.
● Permintaan mingguan diperkirakan mengikuti distribusi normal dengan rata-rata dan
standar deviasi seperti pada tabel 4.1
● Pada tabel tersebut berarti permintaan mingguan untuk wilayah pasar 1 berdistribusi
normal dengan rata-rata 5 ribu unit dan standar deviasi seribu unit

● Perusahaan ingin mencapai service level 95%.


● Pada saat ini satu gudang yang beroperasi adalah gudang yang cukup besar dengan biaya
investasi dan operasional tahunan sebesar 1,5 milyar rupiah.
● Setelah dipecah menjadi 3 gudang, ukuran masing-masing akan mengecil dengan biaya
investasi dan operasional sebesar 700 juta rupiah per tahun.
● Harga 1 unit barang adalah 40 ribu rupiah.
● Dengan 3 gudang, alokasinya adalah sebagai berikut
- Gudang 1 akan melayani area pasar 1,2,3
- Gudang 2 akan melayani area pasar 4,5,6,7
- Gudang 3 akan melayani area pasar 8,9,10
● Lead time untuk pengiriman dari pabrik ke gudang diasumsikan konstan 2 minggu untuk
semua gudang, baik kalau perusahaan menggunakan satu atau 3 gudang.
● Buatlah perbandingan (antara perusahaan memiliki 1 gudang dan 3 gudang):
- Biaya investasi dan operasional
- Besarnya safety stock
- Biaya simpan tahunan untuk safety stock
=
Perbandingan biaya operasional bisa dilakukan dengan mudah, yaitu 1,5 miliar untuk kondisi
dengan satu gudang dan 700 juta x 3 atau 2,1 miliar untuk 3 gudang.
Sedangkan, untuk besarnya safety stock kita perlu melakukan perhitungan sebagai berikut:

Pertama, safety stock dihitung dengan rumus Z(SL) * sqrt(L)* σ dengan :


1. Z(SL) adalah nilai Z pada distribusi normal standar yang membuat luas kurva sebelah
kirinya sebesar SL. SL dalam hal ini adalah service level. Untuk SL = 95%, nilai Z =
1.645
2. L adalah lead time. Jadi sqrt (L) adalah akar dari lead time.
3. Σ adalah standar deviasi permintaan dalam 1 periode (1 minggu)

Untuk skenario 1 (hanya 1 gudang), maka gudang ini akan melayani permintaan 10 wilayah
pasar dengan:

1. Rata-rata total permintaan per minggu adalah 77 ribu unit


2. Standar deviasi total permintaan per minggu (σ) sebesar 6.557 ribut unit.

Dengan demikian, besarnya safety stock yang harus dipelihara di gudang ini adalah:
= 1.645 * sqrt (2) *6.557 ribu unit = 15.255 unit.
Safety stock ini setara dengan permintaan rata-rata sebesar 15.255 / 77.000 = 0.198 minggu atau
kalau 1 minggu sama dengan 7 hari, maka safety stock tersebut sama dengan 1.4 hari kebutuhan
total

Pembaca bisa melakukan hal yang sama untuk masing-masing dari 3 gudang pada skenario 2.
Hasil yang diperoleh adalah:
a. Gudang 1 membutuhkan safety stock sebesar 8.705 unit.
b. Gudang 2 membutuhkan safety stock sebesar 9.010 unit.
c. Gudang 3 membutuhkan safety stock sebesar 8.705 unit.

Jadi, untuk 3 gudang, total safety stock yang dibutuhkan adalah 26.419 unit. Dengan demikian,
maka menggunakan 3 gudang akan mengakibatkan safety stock naik sebesar (26.419 -
15.255)/15.255 * 100% = 73%. Dengan asumsi bahwa safety rate adalah 30% per tahun dari
nilai barang tersimpan, maka biaya simpan per unit barang dalam setahun adalah 30% * 40 ribu
rupiah = 12 ribu rupiah. Tambahan safety stock yang terjadi sebesar 16.419 - 15.255 unit =
11.164 unit. Artinya , tambahan biaya simpan per tahun untuk safety stock adalah 11.164 * 12
ribu = 133.967.727 rupiah. Tambahan ini belum memperhitungkan perubahan yang terjadi pada
cycle inventory.

Anda mungkin juga menyukai