Anda di halaman 1dari 16

Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................................................ i


Pendahuluan .......................................................................................................................................... 1
1. Audit Energi .................................................................................................................................. 2
1.1 Pengertian Audit Energi ........................................................................................................ 2
1.2 Jenis Audit ............................................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Audit Energi .............................................................................................................. 5
2. Metodologi (Tahapan Audit Energi).............................................................................................. 6
2.1 Umum.................................................................................................................................... 6
2.2 Ruang Lingkup Audit Energi ................................................................................................. 7
2.3 Peralatan Audit Energi........................................................................................................... 9
2.4 Audit Energi di Sektor Bangunan Komersial ....................................................................... 10
3. Jadwal Pelaksanaan Audit Energi ................................................................................................ 13
4. Pembiayaan ................................................................................................................................. 14
5. Lampiran ..................................................................................................................................... 15

i
Pendahuluan

Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok dan memegang peranan yang sangat
penting disemua sektor usaha, baik itu sektor industri, bangunan komersial, transportasi,
pertambangan dan banyak lagi. Penghematan penggunaan energi merupakan tindakan
yang sangat bijaksana dan sangat penting untuk menekan biaya produksi, sehingga
dengan penggunaan energi yang efektif dan efisien diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas dan daya saing produk atau jasa yang dihasilkan.

Bangunan komersial merupakan salah satu sektor yang sangat potensial untuk
menerapkan program konservasi energi. Jenis bangunan komersial meliputi: gedung
perkantoran atau office (pemerintah dan swasta), rumah sakit, hotel, apartemen, mall,
dan pusat perbelanjaan. Semakin besar atau tinggi konstruksi gedung komersial tersebut,
maka energi yang digunakan untuk operasional gedung akan semakin besar. Secara
umum pemakaian energi pada sektor bangunan komersial dibagi menjadi 4 (empat)
kategori, yaitu: 1) Sistem tata udara atau Air Conditioning, 2) Sistem penerangan atau
pencahayaan, 3) Sistem keamanan (CCTV, elevator, dan emergency system), dan 4) Sistem
pengguna listrik lainnya. Berdasarkan data survey pada berbagai jenis/tipe gedung di
Jakarta (60 gedung) diperoleh bahwa pemakaian energi terbesar pada bangunan
komersial didominasi oleh penggunaan AC (Air Conditioning) yaitu rata-rata sebesar 50%
dari total pemakaian energi pada gedung komersial tersebut.

Salah satu program konservasi energi yang dapat dilakukan dalam menghemat energi
adalah dengan melakukan audit energi. Audit energi merupakan langkah awal dari
program konservasi energi yang bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan energi,
mengidentifikasi pemborosan pemakaian energi dan peluang penghematan energi serta
memberikan rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna
sumber energi. Pentingnya audit energi telah dituangkan dalam komitmen pemerintah
antara lain melalui: PP No. 70 Tahun 2009 tentang konservasi energi dan PP No. 79
Tahun 2014 tentang kebijakan energi nasional. Dengan demikian kegiatan audit energi
telah memiliki payung hukum dan urgensi yang jelas.

Page | 1
1. Audit Energi
1.1 Pengertian Audit Energi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 70 Tahun 2009


tentang Konservasi Energi, Bab I (Ketentuan Umum), Pasal 1, butir 14, Audit Energi
didefinisikan sebagai proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang
penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan
pengguna sumber energi dalam rangka konservasi energi.

Audit energi merupakan salah satu kegiatan awal dalam rangka penerapan konservasi
dan pengelolaan energi didalam suatu sistem produksi atau penyediaan jasa energi
(pada bangunan dan sektor komersial). Sebagai bagian dari manajemen energi, maka
audit energi tidak dapat terpisahkan dari kegiatan-kegiatan yang lain yaitu kebijakan,
perencanaan, implementasi, dan monitoring. Jenis audit energi yang dapat dilakukan
pada peralatan pengguna energi tergantung dari fungsi dan jenis peralatannya. Hasil
penemuan harus teranalisa, serta potensi dan besarnya pengurangan biaya energi harus
terdefinisi. Secara umum, pelaksanaan audit energi mengikuti langkah-langkah seperti
ditunjukkan pada gambar alir aktifitas sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram alir aktifitas audit energi secara umum

Page | 2
1.2 Jenis Audit

Berdasarkan kegiatan pengumpulan data dengan mengadopsi dari Standar Nasional


Indonesia (SNI) 6196:2011 tentang Prosedur Audit Energi pada Bangunan Gedung,
maka kegiatan audit energi ini dibagi menjadi 3 jenis atau tingkatan, yaitu:

1) Audit Energi Singkat (Walk-Through Energy Audit),

2) Audit Energi Awal (Preliminary Energy Audit), dan

3) Audit Energi Rinci/Lengkap (Detail Energy Audit).

Perbedaan utama dari ketiga jenis audit tersebut adalah pada objek dan lingkup
pekerjaan, siapa dan bagaimana mengerjakannya, persiapan yang diperlukan serta
jadwal aktivitas audit dan pelaporan serta rekomendasi yang diberikan. Akan tetapi
ketiga jenis audit tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu: menentukan langkah-
langkah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi dengan cara mengurangi
pemakaian energi per unit keluaran dan mengurangi biaya operasi produksi, tetapi
tanpa mengurangi tingkat keselamatan, kenyamanan dan produktifitas.

Berdasarkan SNI 6196:2011, setiap kegiatan Audit Energi dimulai dari kegiatan audit
energi singkat. Kemudian dilanjutkan dengan audit energi awal, dan diakhiri dengan
audit energi rinci. Keputusan untuk melanjutkan audit energi dari tahap sebelumnya ke
tahap berikutnya sangat bergantung kepada hasil yang diperoleh pada tahap
sebelumnya. Misalnya, hasil dari audit energi singkat mengindikasikan terdapat
pemborosan dalam penggunaan energi atau dengan kata lain terdapat potensi
penghematan energi yang signifikan, maka perlu dilakukan tahapan audit energi
berikutnya, yaitu audit energi awal atau audit energi rinci guna mengkuantifikasi
sekaligus mewujudkan potensi tersebut. Sebaliknya, bila hasil audit energi singkat
menyatakan bahwa pemanfaatan energi di bangunan tersebut sudah tergolong efisien
maka dapat diputuskan bahwa audit energi tidak perlu dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Sekalipun demikian pihak pengelola gedung tersebut tetap disarankan untuk terus
menjaga sekaligus meningkatkan efisiensi energinya. Ketiga jenis atau tingkat audit
energi yang diadopsi dari SNI tersebut di atas dapat dilihat pada diagram Gambar 2
berikut.

Page | 3
Gambar 2. Diagram jenis atau tingkat audit energi pada bangunan

Page | 4
1.3 Tujuan Audit Energi

Secara umum tujuan utama dari kegiatan audit energi adalah:

1. Mengevaluasi penggunaan energi, mengidentifikasi potensi penghematan energi,


dan merekomendasikan langkah-langkah penghematan energi dalam rangka
meningkatkan efisiensi energi, serta mengevaluasi financial cost – benefit analysis
pada rekomendasi rencana konservasi energi yang diusulkan.

2. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas serta daya saing bangunan komersial.

Page | 5
2. Metodologi (Tahapan Audit Energi)
2.1 Umum

Pada prinsipnya, kegiatan konsevasi energi merupakan rangkaian tahapan kerja yang
bersifat kontinyu dan dinamis, yang terdiri dari beberapa langkah kegiatan, yaitu:

 Kegiatan audit energi

 Evaluasi peluang dan membuat rekomendasi peningkatan efisiensi energi

 Studi kelayakan keuangan, untuk rekomendasi biaya sedang dan biaya tinggi,

 Implementasi efisiensi energi

 Monitoring, dan kembali siklus audit

Untuk jelasnya langkah kegiatan penghematan energi dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Skema tahapan pelaksanaan program konservasi energi secara umum

Page | 6
2.2 Ruang Lingkup Audit Energi

Berdasarkan SNI 6196:2011, ruang lingkup kegiatan audit energi meliputi:

1. Persiapan dan Perencanaan


2. Pengumpulan Data (Primer & Sekunder)
3. Analisis dan Perhitungan
4. Pembahasan sementara hasil audit, dan
5. Pelaporan dan Rekomendasi

Tahapan-tahapan kegiatan audit energi di atas dapat disampaikan dalam diagram alir
berikut ini:

Gambar 4. Diagram alir kegiatan audit energi

Page | 7
Tabel 1 berikut merupakan detail kegiatan audit energi bangunan komersial.

Tabel 1. Deskripsi tahapan kegiatan audit energi pada Bangunan Komersial

Tahapan – Tahapan Kegiatan Audit Energi

Persiapan dan  Penyusunan Sasaran & Lingkup Kegiatan Audit Energi,


Perencanaan meliputi:
- Sistem Kelistrikan
- Sistem Pencahayaan
- Sistem Tata Udara (Air Conditioning)
- Sistem Pemompaan (Air bersih dan Hydran)
- Sistem Bangunan
- Sistem Managemen Energi
 Penyusunan Dokumen Rencana Kegiatan yang meliputi:
- Daftar periksa
- SDM/Personil
- Jadwal
- Peralatan (Alat Ukur, Alat Pendukung, Peralatan K3)
- Pembiayaan

Pengumpulan  Data Sekunder:


Data
- Historis Konsumsi Energi
- Rekening Listrik & Biaya Energi
- Kapasitas hunian
- Denah / Diagram Instalasi Bangunan (PFD, P&ID, SLD)
- Data historis servis atau pemeliharaan dan pergantian
- Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan (Log-sheet)
- Nameplate atau spesifikasi teknis peralatan utama
pengguna energi dan peralatan pendukungnya (sistem
monitoring dan kontrol)
 Data Primer (Pengukuran & Observasi Visual):
- Pengukuran Tingkat Pencahayaan
- Pengukuran Temperatur dan Kelembaban
- Pengukuran Kelistrikan (Volt, Ampere, Daya, Cos phi,
frekuensi)  sampling & realtime
- Pengukuran dan observasi kondisi peralatan utama,

Page | 8
peralatan penunjang dan lingkungan sekitar, seperti:
temperatur, kebersihan, dan lain-lain.

Analisis dan  Intensitas Konsumsi Energi (kWh/m2/tahun)


Perhitungan  Kerugian Energi (losses) dan Potensi Penghematan Energ
- Sistem Kelistrikan
- Sistem Pencahayaan
- Sistem Tata Udara
- Sistem Pemompaan
- Sistem Bangunan

Pembahasan  Analisa penyebab menurunnya dan analisa penyebab


Sementara hasil kerugian energi pada masing – masing sistem
audit
 Rencana perbaikan yang akan dilakukan dalam rangka
meningkatkan efisiensi penggunaan energi

Pelaporan dan  Potret/Profil Konsumsi Energi di Gedung Komersial


Rekomendasi  Potret Potensi Penghematan Energi
 Rekomendasi (Low cost, Medium cost, dan High cost)
 Financial cost - Benefit analysis – Simple payback ratio

2.3 Peralatan Audit Energi

Secara umum peralatan kegiatan energi dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:

1. Peralatan Utama Audit Energi;

2. Peralatan Pendukung Audit Energi; dan

3. Peralatan Pelindung Keselamatan (K3).

Semua peralatan kegiatan audit energi ini harus dalam kondisi yang baik, berfungsi atau
dapat dioperasikan, dan sudah dikalibrasi dengan dibuktikan sertifikat kalibrasinya.
Sehingga keselamatan, dan ketepatan atau keakuratan pengambilan data dapat terjamin.
Selain itu penggunaan masing – masing alat juga harus disertai dengan manual book
operation dan lembar kerja isian untuk proses pengambilan data dilapangan.

Page | 9
2.4 Audit Energi di Sektor Bangunan Komersial

Berdasarkan data hasil survey, berikut ini merupakan tabel konsumsi energi dari
berbagai jenis bangunan komerial.

Distribusi Konsumsi Energi


TYPE AC ELEV/ESC LIGHTING OTHERS
(%) (%) (%) (%)
1. Office
a. Government 46.80 1.80 21.10 30.30
b. Private 45.74 3.20 21.00 30.05
2. Shopping Center 51.55 4.78 18.57 25.10
3. Office & Shopping
47.56 3.82 14.82 33.80
Center
4. Hospital
a. Public 60.25 4.43 10.82 24.50
b. Private 62.04 4.27 11.77 21.92
5. Hotel
a. Five Stars 60.18 6.44 14.54 18.84
b. Four Stars 60.15 7.68 9.57 22.40
c. Three Stars 65.40 16.10 10.40 8.10
6. Mall 51.90 0.92 11.95 35.20
7. Apartment 53.45 6.75 12.25 27.55

Berdasarkan data dan fakta di atas, diketahui bahwa penggunaan energi terbesar pada
bangunan komersial adalah untuk sistem tata udara atau AC yaitu rata-rata sebesar 50%.
Oleh karena itu energy efficient building sangatlah penting untuk direalisasikan pada sektor
bangunan komersial. Hal ini dikarenakan energy efficient building tidak hanya
mempengaruhi konsumsi energi secara keseluruhan, tapi juga sangat berpotensi dalam
penurunan emisi gas rumah kaca. Namun seringkali pihak pengelola bangunan
mengalami kesulitan dalam mengindentifikasi langkah konservasi energi yang sederhana
dengan payback period yang singkat. Banyak pula yang telah mengindentifikasikan
peluang-peluang semacam itu tetapi gagal dalam mengimplementasikan peluang
tersebut. Hal ini biasanya dikarenakan kurangnya pengetahuan teknis tentang konservasi

Page | 10
energi dan kurangnya dukungan baik dukungan finansial maupun dukungan sikap dan
komitmen manajemen tentang upaya program konservasi energi.

Secara umum audit energi di sektor bangunan komersial terbagi menjadi beberapa,yaitu:

1. Sistem Kelistrikan, meliputi sumber energi listrik utama operasional rumah


bangunan komersial (PLN dan/atau diesel generator beserta peralatan
pendukungnya seperti: trafo, panel (utama dan distribusi), dan sistem distribusi
energi listriknya (sistem pengkabelan).

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik merupakan istilah yang digunakan


untuk menyatakan besarnya pemakaian energi listrik pada bangunan gedung .
berdasarkan data dari ASEAN-USAID pada Final Report Building Energy
Conservation Project mengenai standar rata-rata pemakaian energi listrik untuk
berbagai fungsi bangunan di kawasan ASEAN adalah berkisar antara 240 – 380
kWh/m 2/tahun (selengkapnya dapat dilihat di tabel berikut).

Jenis bangunan kWh/m 2/tahun


Kantor 240
Pertokoan 330
Hotel 300
Rumah sakit 380

Sedangkan kriteria tingkat konsumsi energi berdasarkan IKE per bulan dapat
disampaikan pada tabel berikut.

Ruangan AC Ruangan Non-AC


Kriteria
(kWh/m 2/bulan) (kWh/m 2/bulan)
Sangat Efisien 4,17 – 7,92 0,84 – 1,67
Efesien 7,92 – 12,08 1,67 – 2,50
Cukup Efisien 12,08 – 14,58 -
Agak Boros 14,58 – 19,17 -
Boros 19,17 – 23,75 2,50 – 3,34
Sangat Boros 23,75 – 37,75 3,34 – 4,17

Page | 11
2. Sistem Pencahayaan, meliputi sistem pencahayaan alami, buatan, dan kombinasi
keduanya serta pencahayaan darurat. Berdasarkan SNI 03-6575-2001, standar
tingkat pencahayaan pada bangunan bangunan komersial menurut fungsi ruang
dan efektivitas pencahayaannya disampaikan pada tabel berikut.

Jenis Ruangan Tingkat Pencahayaan (Lux)


Ruang Kontrol 500 - 750
Ruan Panel 500
Ruang Laboratorium 500 - 750
Ruang Mesin 200
Ruang Kantor/Pertemuan 200
Ruang Tunggu 200
Ruang Staf/Administrasi 200 - 300
Koridor 100
Kamar Mandi 200
Parkir & Tempat Ibadah 50

3. Sistem Tata Udara, meliputi sistem AC sentral dan/atau sistem AC split.


Berdasarkan standar SNI 6390:2011, tingkat kenyamanan ruangan ber-AC yang
dihuni memiliki standart suhu 25 oC ± 1 oC dan kelembaban relatif 54 % - 66 %.
4. Sitem Pemompaan dan Transportasi, meliputi sistem pemompaan air bersih,
sistem hidran, sistem pengolahan limbah, dan sistem transportasi vertikal (lift)
yang semuanya melibatkan komponen motor listrik.
5. Sistem Managemen Energi, meliputi analisa dan evaluasi penerapan manajemen
energi di gedung komersial serta merekomendasikan peningkatan sistem
manajemen energi yang berbasis ISO 50001 dengan menerapkan pendekatan
(siklus) PDCA, yaitu Plan – Do – Check – Action.

Page | 12
3. Jadwal Pelaksanaan Audit Energi
Jadwal kegiatan proses audit energi ini direncanakan berjalan kurang lebih selama 4
bulan sesuai dengan tabel di bawah ini. Perubahan jadwal dapat terjadi bergantung pada
kondisi yang ada di lapangan dan akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.

Bulan/Minggu
No Deskripsi Bulan -1 Bulan -2 Bulan -3 Bulan -4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan & Perencanaan
- Penyusunan sasaran dan
lingkup audit energi
- Penyusunan rencana
kegiatan, kebutuhan personil,
peralatan,dan pembiayaan
2 Pengumpulan Data
- Pengumpulan Data Sekunder
- Pengukuran tahap 1
- Pengukuran Tahap 2
3 Analisis & Perhitungan
- Profil Penggunaan Energi
- Penyusunan Baseline
Penggunaan Energi (IKE)
- Identifikasi Potensi
Penghematan Energi
- Analisis Keuangan dan
Rekomendasi
4 Pelaporan/Presentasi Hasil
- Dokumen Perencanaan
Kegiatan (Workplan)
- Laporan Pendahuluan (Initial
Report)
- Laporan Akhir (Final Report)
- Summary Report
5 Pertemuan dan Diskusi
- Initial Report
- Draft Final Report

Page | 13
4. Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan audit energi ini bervariasi menyesuaikan cakupan kerja atau
lingkup audit energi dan kondisi yang ada di lapangan, seperti: jarak dan lokasi site serta
jumlah peralatan pengguna energi yang akan di audit. Terkait pembiayaan kegiatan
audit energi ini akan kami berikan setelah ada kunjungan, kajian awal, dan diskusi
dengan pihak industri terkait.

Demikian proposal penawaran kegiatan audit energi dari kami. Harapan kami melalui
program kegiatan audit energi ini dapat menjadi solusi untuk menekan biaya produksi
dan meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan oleh industri. Untuk
mendapankan jasa layanan Audit Energi ini, Bapak/Ibu dapat segera menghubungi
kami.

Page | 14
5. Lampiran

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai