i
Pendahuluan
Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok dan memegang peranan yang sangat
penting disemua sektor usaha, baik itu sektor industri, bangunan komersial, transportasi,
pertambangan dan banyak lagi. Penghematan penggunaan energi merupakan tindakan
yang sangat bijaksana dan sangat penting untuk menekan biaya produksi, sehingga
dengan penggunaan energi yang efektif dan efisien diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas dan daya saing produk atau jasa yang dihasilkan.
Bangunan komersial merupakan salah satu sektor yang sangat potensial untuk
menerapkan program konservasi energi. Jenis bangunan komersial meliputi: gedung
perkantoran atau office (pemerintah dan swasta), rumah sakit, hotel, apartemen, mall,
dan pusat perbelanjaan. Semakin besar atau tinggi konstruksi gedung komersial tersebut,
maka energi yang digunakan untuk operasional gedung akan semakin besar. Secara
umum pemakaian energi pada sektor bangunan komersial dibagi menjadi 4 (empat)
kategori, yaitu: 1) Sistem tata udara atau Air Conditioning, 2) Sistem penerangan atau
pencahayaan, 3) Sistem keamanan (CCTV, elevator, dan emergency system), dan 4) Sistem
pengguna listrik lainnya. Berdasarkan data survey pada berbagai jenis/tipe gedung di
Jakarta (60 gedung) diperoleh bahwa pemakaian energi terbesar pada bangunan
komersial didominasi oleh penggunaan AC (Air Conditioning) yaitu rata-rata sebesar 50%
dari total pemakaian energi pada gedung komersial tersebut.
Salah satu program konservasi energi yang dapat dilakukan dalam menghemat energi
adalah dengan melakukan audit energi. Audit energi merupakan langkah awal dari
program konservasi energi yang bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan energi,
mengidentifikasi pemborosan pemakaian energi dan peluang penghematan energi serta
memberikan rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna
sumber energi. Pentingnya audit energi telah dituangkan dalam komitmen pemerintah
antara lain melalui: PP No. 70 Tahun 2009 tentang konservasi energi dan PP No. 79
Tahun 2014 tentang kebijakan energi nasional. Dengan demikian kegiatan audit energi
telah memiliki payung hukum dan urgensi yang jelas.
Page | 1
1. Audit Energi
1.1 Pengertian Audit Energi
Audit energi merupakan salah satu kegiatan awal dalam rangka penerapan konservasi
dan pengelolaan energi didalam suatu sistem produksi atau penyediaan jasa energi
(pada bangunan dan sektor komersial). Sebagai bagian dari manajemen energi, maka
audit energi tidak dapat terpisahkan dari kegiatan-kegiatan yang lain yaitu kebijakan,
perencanaan, implementasi, dan monitoring. Jenis audit energi yang dapat dilakukan
pada peralatan pengguna energi tergantung dari fungsi dan jenis peralatannya. Hasil
penemuan harus teranalisa, serta potensi dan besarnya pengurangan biaya energi harus
terdefinisi. Secara umum, pelaksanaan audit energi mengikuti langkah-langkah seperti
ditunjukkan pada gambar alir aktifitas sebagai berikut :
Page | 2
1.2 Jenis Audit
Perbedaan utama dari ketiga jenis audit tersebut adalah pada objek dan lingkup
pekerjaan, siapa dan bagaimana mengerjakannya, persiapan yang diperlukan serta
jadwal aktivitas audit dan pelaporan serta rekomendasi yang diberikan. Akan tetapi
ketiga jenis audit tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu: menentukan langkah-
langkah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi dengan cara mengurangi
pemakaian energi per unit keluaran dan mengurangi biaya operasi produksi, tetapi
tanpa mengurangi tingkat keselamatan, kenyamanan dan produktifitas.
Berdasarkan SNI 6196:2011, setiap kegiatan Audit Energi dimulai dari kegiatan audit
energi singkat. Kemudian dilanjutkan dengan audit energi awal, dan diakhiri dengan
audit energi rinci. Keputusan untuk melanjutkan audit energi dari tahap sebelumnya ke
tahap berikutnya sangat bergantung kepada hasil yang diperoleh pada tahap
sebelumnya. Misalnya, hasil dari audit energi singkat mengindikasikan terdapat
pemborosan dalam penggunaan energi atau dengan kata lain terdapat potensi
penghematan energi yang signifikan, maka perlu dilakukan tahapan audit energi
berikutnya, yaitu audit energi awal atau audit energi rinci guna mengkuantifikasi
sekaligus mewujudkan potensi tersebut. Sebaliknya, bila hasil audit energi singkat
menyatakan bahwa pemanfaatan energi di bangunan tersebut sudah tergolong efisien
maka dapat diputuskan bahwa audit energi tidak perlu dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Sekalipun demikian pihak pengelola gedung tersebut tetap disarankan untuk terus
menjaga sekaligus meningkatkan efisiensi energinya. Ketiga jenis atau tingkat audit
energi yang diadopsi dari SNI tersebut di atas dapat dilihat pada diagram Gambar 2
berikut.
Page | 3
Gambar 2. Diagram jenis atau tingkat audit energi pada bangunan
Page | 4
1.3 Tujuan Audit Energi
Page | 5
2. Metodologi (Tahapan Audit Energi)
2.1 Umum
Pada prinsipnya, kegiatan konsevasi energi merupakan rangkaian tahapan kerja yang
bersifat kontinyu dan dinamis, yang terdiri dari beberapa langkah kegiatan, yaitu:
Studi kelayakan keuangan, untuk rekomendasi biaya sedang dan biaya tinggi,
Untuk jelasnya langkah kegiatan penghematan energi dapat dilihat pada gambar berikut.
Page | 6
2.2 Ruang Lingkup Audit Energi
Tahapan-tahapan kegiatan audit energi di atas dapat disampaikan dalam diagram alir
berikut ini:
Page | 7
Tabel 1 berikut merupakan detail kegiatan audit energi bangunan komersial.
Page | 8
peralatan penunjang dan lingkungan sekitar, seperti:
temperatur, kebersihan, dan lain-lain.
Semua peralatan kegiatan audit energi ini harus dalam kondisi yang baik, berfungsi atau
dapat dioperasikan, dan sudah dikalibrasi dengan dibuktikan sertifikat kalibrasinya.
Sehingga keselamatan, dan ketepatan atau keakuratan pengambilan data dapat terjamin.
Selain itu penggunaan masing – masing alat juga harus disertai dengan manual book
operation dan lembar kerja isian untuk proses pengambilan data dilapangan.
Page | 9
2.4 Audit Energi di Sektor Bangunan Komersial
Berdasarkan data hasil survey, berikut ini merupakan tabel konsumsi energi dari
berbagai jenis bangunan komerial.
Berdasarkan data dan fakta di atas, diketahui bahwa penggunaan energi terbesar pada
bangunan komersial adalah untuk sistem tata udara atau AC yaitu rata-rata sebesar 50%.
Oleh karena itu energy efficient building sangatlah penting untuk direalisasikan pada sektor
bangunan komersial. Hal ini dikarenakan energy efficient building tidak hanya
mempengaruhi konsumsi energi secara keseluruhan, tapi juga sangat berpotensi dalam
penurunan emisi gas rumah kaca. Namun seringkali pihak pengelola bangunan
mengalami kesulitan dalam mengindentifikasi langkah konservasi energi yang sederhana
dengan payback period yang singkat. Banyak pula yang telah mengindentifikasikan
peluang-peluang semacam itu tetapi gagal dalam mengimplementasikan peluang
tersebut. Hal ini biasanya dikarenakan kurangnya pengetahuan teknis tentang konservasi
Page | 10
energi dan kurangnya dukungan baik dukungan finansial maupun dukungan sikap dan
komitmen manajemen tentang upaya program konservasi energi.
Secara umum audit energi di sektor bangunan komersial terbagi menjadi beberapa,yaitu:
Sedangkan kriteria tingkat konsumsi energi berdasarkan IKE per bulan dapat
disampaikan pada tabel berikut.
Page | 11
2. Sistem Pencahayaan, meliputi sistem pencahayaan alami, buatan, dan kombinasi
keduanya serta pencahayaan darurat. Berdasarkan SNI 03-6575-2001, standar
tingkat pencahayaan pada bangunan bangunan komersial menurut fungsi ruang
dan efektivitas pencahayaannya disampaikan pada tabel berikut.
Page | 12
3. Jadwal Pelaksanaan Audit Energi
Jadwal kegiatan proses audit energi ini direncanakan berjalan kurang lebih selama 4
bulan sesuai dengan tabel di bawah ini. Perubahan jadwal dapat terjadi bergantung pada
kondisi yang ada di lapangan dan akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
Bulan/Minggu
No Deskripsi Bulan -1 Bulan -2 Bulan -3 Bulan -4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan & Perencanaan
- Penyusunan sasaran dan
lingkup audit energi
- Penyusunan rencana
kegiatan, kebutuhan personil,
peralatan,dan pembiayaan
2 Pengumpulan Data
- Pengumpulan Data Sekunder
- Pengukuran tahap 1
- Pengukuran Tahap 2
3 Analisis & Perhitungan
- Profil Penggunaan Energi
- Penyusunan Baseline
Penggunaan Energi (IKE)
- Identifikasi Potensi
Penghematan Energi
- Analisis Keuangan dan
Rekomendasi
4 Pelaporan/Presentasi Hasil
- Dokumen Perencanaan
Kegiatan (Workplan)
- Laporan Pendahuluan (Initial
Report)
- Laporan Akhir (Final Report)
- Summary Report
5 Pertemuan dan Diskusi
- Initial Report
- Draft Final Report
Page | 13
4. Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan audit energi ini bervariasi menyesuaikan cakupan kerja atau
lingkup audit energi dan kondisi yang ada di lapangan, seperti: jarak dan lokasi site serta
jumlah peralatan pengguna energi yang akan di audit. Terkait pembiayaan kegiatan
audit energi ini akan kami berikan setelah ada kunjungan, kajian awal, dan diskusi
dengan pihak industri terkait.
Demikian proposal penawaran kegiatan audit energi dari kami. Harapan kami melalui
program kegiatan audit energi ini dapat menjadi solusi untuk menekan biaya produksi
dan meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan oleh industri. Untuk
mendapankan jasa layanan Audit Energi ini, Bapak/Ibu dapat segera menghubungi
kami.
Page | 14
5. Lampiran
Page | 15