Anda di halaman 1dari 10

STUDY IMPROVING PERFORMANCE OF SENTRIFUGAL COMPRESSOR IN COAL FIRED

POWER PLANT PAITON UNIT 1 AND 2

Deskripsi Perusahaan

Paiton PLN power plant berlokasi di Paiton, Probolinggo, jawa timur, Indonesia. Pembangkit listrik
Paiton merupakan Pembangkit Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara. Kapasitas rancang
bangunnya adalah 800 MW. Terdiri dari dua unit (2 x 400). Unit pertama dikomisioning pada tahun
1993 dan yang kedua juga pada tahun yang sama. Pembangkit ini dioperasikan oleh Pembangkit Jawa
Bali (PJB).
Setiap tahun PLTU Paiton membangkitkan listrik sebesar rata-rata 5606.18 GW yang selanjutnya
ditransmisikan melalui jaringan bertegangan exstra tinggi 500 kV yang menghubungkan sistem
kelistrikan jawa-bali.

Deskripsi Sistem Udara Kompresi

Paiton PJB unit 1 dan 2 memiliki dua buah Compressor house yang berlokasi masing-masing
di unit 1 dan 2 . Lay out dari sistem kompresi udara di setiap Compressor house digambarkan
secara skematik sebegai berikut ini ;

FLY ASH TRANSPORT

BOILER ROOM PIPING


SERVICE AIR

SAC TURBINE ROOM PIPING

SAC AD 1
INSTR AIR
INSTRUMENT AIR

AD 2
SAC

RECEIVER
TANK

Gambar 1 lay out compressor house

Sedangkan gambar P and ID dari Compressor house ditunjukkan dalam gambar berikut ;
Gambar 2 P & ID Sistem Udara Kompresi

Tiga buah Centrifugal Compressor Centact dari Ingersoll-Rand secara bergantian beroperasi
mensuplai udara tekanan. Prakteknya, hanya satu buah kompresor yang beroperasi
bergantian, karena satu buah compressor sudah dianggap mencukupi kebutuhan di Plant.
Sistem dilengkapi dengan dua buah Receiver tank yang ditempatkan di luar Compressor
House. Udara dari Receiver tank mengalir menuju dua jalur perpipaan masing-masing untuk
kebutuhan “service air” dan “instrument air”. Udara untuk kebutuhan Instrument Air
dilewatkan terlebih dahulu ke unit pengolah udara (air treatment) yang terdiri dari
Refrigerated Dryer dan Filter. Disetiap Compressor House, terdapat dua buah Refrigerated
Dryer, meskipun yang beroperasi sehari-haru hanya satu buah Dryer.
Compressor house dilengkapi dengan sistem ventilasi yang cukup baik, terdiri dari ducting
untuk membuang udara panas, serta exhaust Fan. Akan tetapi udara panas buangan dari Fan
motor listrik penggerak kompresor tidak dilirkan menuju Ducting. Temperatur udara buangan
dari Fan pendingin motor terukur antara 50 – 51 C.
Udara segar mengalir masuk ke dalam ruang compressor melalui pintu besar yang selalu
terbuka lebar dan melalui celah celah ventilasi di dinding. Udara luar bisa masuk kedalam
karena adanya tekanan negative yang dihasilkan oleh Exhaust Fan yang ditempatkan di atap
ruang compressor.

PERMASALAHAN

Di PLTU Paiton unit 1 dan 2, dipasang 6 buah compressor udara yang masing-masing terdiri dari 4 buah
compressor berukuran 2826 cfm dengan merek dan tipe yang sama, serta 2 buah kompresor udara
berkapasitas 1557 cfm dari tipe dan merek yang sama juga. Akan tetapi konsumsi energi dari
kompresor dengan tipe yang sama ternyata berbeda-beda, hal ini menandakan performance setiap
compressor berbeda meskipun tipe, merek dan ukurannya sama. Untuk itu perlu dilakukan
pengukuran disetiap compressor udara dan selanjutnya dihitung potensi energy saving yang bisa
diperoleh jika performance compressor bisa ditingkatkan ke tingkat terbaik yang dimiliki oleh salah
satu mesin yang ada di Paiton unit 1 dan 2.

DASAR TEORI

Prestasi compressor udara secara umum bisa dinyatakan dengan itilah Specific Power
consumption (SPC) yaitu berapa banyak daya listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan 100
cfm udara kompresi, dengan demikian SPC dinyatakan dalam kW/100cfm. Oleh karena itu
perlu dilakukan pengukuran terhadap konsumsi energi listrik dan laju aliran udara yang
dihasilkan oleh setiap compressor udara serta temperature air pendingin dan suhu udara
lingkungan.
Performance dari Sentrifugal Compressor tergantung kepada beberapa parameter
diantaranya adalah ;
a. Inlet Air Temperatur
b. Inlet Air Pressure
c. Relative Humidity of Air
d. Temperature of cooling water
e. Cooling water flow rate
Biasanya pabrikan pembuat mesin compressor udara (Ingersoll-Rand) menyediakan
performance curve dari setiap sentrifugal Compressor, yang bisa dijadikan acuan pembanding
antara kondisi actual operasi sekarang dengan kondisi pada saat commissioning test (saat
curve dibuat). Karena performance curve tidak tersedia, maka performance compressor di
Paiton unit 1 dan 2 akan dibandingkan antara actual dan rating-nya dan juga dibandingkan
diantara mereka masing-masing.

METODE PENGUKURAN
Untuk menghitung performance setiap compressor perlu dilakukan pengukuran konsumsi
energi listrik dari mesin compressor menggunakan power meter serta pengukuran laju udara
yang diproduksi oleh setiap kompresor menggunakan pitot tube flow meter.
Karena kedua alat ukur ini tidak terpasang di mesin compressor, maka digunakan alat ukur
portable, dan khusus untuk pengukuran laju aliran udara compressor, perlu disetiapkan
terlebih dahulu insertion point pada pemipaaan. Pembuatan insertion point dilakukan
dengan melakukan pemboran pada pipa serta pengelasan untuk memasang valve.
gambar 3 Pemasangan flow meter

Selain itu dilakukan juga pengukuran tekanan udara kompresi dengan menggunakan pressure
gauge yang dipasang pada pipa dengan cara melubangi pipa.

HASIL PENGUKURAN
Dari hasil pengukuran terhadap semua compressor diperoleh hasil dan perhitungan
performance sebagai berikut yang ditampilkan dalam bentuk grafik dan table.

Compressor SAC 1A

Gambar 4 Performance compressor SAC 1A

Tabel 1 Resume prestasi Kompressor SAC 1A


PERFORMANCE KOMPRESSOR SAC 1A
DESIGN ACTUAL
Air Capacity cfm 2826 2702
Barometric Pressure Psia 13.94 14.64
Relative Humidity % 78 82
Inlet Air Temperature °F 82.4 89.6
Discharge Presssure Psig 120.4 119.5
Cooling Water Inlet Temperature °F 104
Specific Power Consumption kW/100cfm 16.3

Compressor SAC 1B

Gambar 5 Performance compressor SAC 1B

Tabel 2 Resume prestasi Kompressor SAC 1B


PERFORMANCE KOMPRESSOR SAC 1B
DESIGN ACTUAL
Air Capacity cfm 2826 2706
Barometric Pressure Psia 13.94 14.64
Relative Humidity % 78 82
Inlet Air Temperature °F 82.4 89.6
Discharge Presssure Psig 120.4 120
Cooling Water Inlet Temperature °F 104 90
Specific Power Consumption kW/100cfm 15.31

Kompressor SAC 2B
Gambar 6 Performance compressor SAC 2B

Tabel 3 Resume prestasi Kompressor SAC 2B


PERFORMANCE KOMPRESSOR SAC 2B
DESIGN ACTUAL
Air Capacity cfm 2826 2730
Barometric Pressure Psia 13.94 14.64
Relative Humidity % 78 82
Inlet Air Temperature °F 82.4 89.6
Discharge Presssure Psig 120.4 119
Cooling Water Inlet Temperature °F
Specific Power Consumption kW/100cfm 15.1

Kompressor SAC 2C

Gambar 7 Performance compressor SAC 2C


Tabel 4 Resume prestasi Kompressor SAC 2C
PERFORMANCE KOMPRESSOR SAC 2C
DESIGN ACTUAL
Air Capacity cfm 1557 1599
Barometric Pressure Psia 13.94 14.64
Relative Humidity % 78 82
Inlet Air Temperature °F 82.4 89.6
Discharge Presssure Psig 120.4 120
Cooling Water Inlet Temperature °F
Specific Power Consumption kW/100cfm 18.19

Dari hasil survey yang ditunjukkan pada grafik dan table diatas dapat disimpulkan bahwa
performance compressor bervariasi, jika diurutkan berdasarkan rankingnya sebagai berikut

1. Kompressor SAC 2B : 15.1 kW/100 cfm


2. Kompressor SAC 1B : 15.31 kW/100 cfm
3. Kompressor SAC 1A : 16.3 kW/100 cfm
4. Kompressor SAC 2C : 18.19 kW/100 cfm

Pengukuran pada Air Pendingin Kompresor


Hasil pengukuran pada suhu air pendingin kompresor udara adalah sebagai berikut ;

SAC 1B
T in = 90 °F = 32.2 °C
Tout = 100 °F = 37.8 °C
P water in = 76 Psig
P water out = 70 Psig

SAC 2B
T in = 84 °F = 28.8 °C
Tout = 104 °F = 40 °C
P water in = 76 Psig
P water out = 72 Psig

Dari hasil pengukuran dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut ;


SAC 1 B
Delta T pada sisi air pendingin = 10 °F atau 5.6 °C
Delta P pada sisi air pendingin = 6 kg/cm2

SAC 2B
Delta T pada sisi air pendingin = 20 °F atau 11.2 °C
Delta P pada sisi air pendingin = 4 kg/cm2

Ketentuan dari manufacturer Ingersoll Rand, untuk water Cooler ; temperature rise 25 °F,
dengan demikian secara umum kedua Cooler belum berada pada kondisi yang diinginkan.
Terlihat Cooler pada SAC 2B lebih baik kondisinya dibandingkan Cooler pada SAC 1B, karena
delta T nya lebih tinggi yang berarti membuang panas lebih banyak dengan pressure drop
yang lebih rendah. Ada kemungkinan jalur pipa air di SCA 1B sudah kotor, Disarankan untuk
memeriksa kondisi pipa-pipa air pendingin pada SAC 1B.

ANALISA

Terlihat bahwa untuk compressor tipe CV2, angka Specific power consumption dimiliki oleh
Kompressor SAC 2B dengan angka 15.1 kW/100 cfm. Sehingga compressor SAC 2B bisa
dijadikan acuan untuk perbaikan. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk perbaikan
performance compressor adalah ;

1. Menjaga suhu ruang Kompressor rendah, dengan memperbaiki sistem ventilasi,


memasang ducting untuk membuang udara panas dari motor listrik, dan memasang
isolasi pada ducting udara panas.
2. Membersihkan inlet air filter secara rutin, dan melakukan pengecekan dengan
frekuensi yang lebih banyak. Di sekitar ruang kompresor terdapat banyak potensi
debu dari fly ash Coal, terlebih sisi inlet udara berada di luar menghadap ke conveyor
batu bara.
3. Melakukan pembersihan rutin terhadap pipa air pendingin. Hal ini dibuktikan dari
hasil pengukuran tekanan pada Cooling water system, pressure drop cooling water
pada compressor SAC 2B hanya 4 Psig. Dibandingkan dengan Pressure drop pada
Kompressor SAC 1B sebesar 6 Psig. Pressure drop terkait dengan resistensi pada
pemipaan yang disebabkan oleh salah satunya oleh kotoran dipermukaan pipa.
Efektifitas Air Cooler juga bisa dilihat dari delta Temperatur yaitu selisih Temperature
out dan Temperatur inlet dari cooling Water.
4. Memastikan Preventive Maintenance program dijalankan dengan baik sesuai dengan
SOP dari vendor. Dan yang juga penting adalah melakukan kegiatan predictive
maintenance seperti memeriksa level vibrasi, oil analysis dan juga memeriksa suhu
motor listrik sebagai penggerak compressor.
5. Menjaga laju aliran pendingin berada pada standard yang ditentukan oleh vendor
yaitu ;
Tabel 5 laju air pendingin
STAGES GPM
First Stage 36
Second Stage 41
After Cooler 43
Oil Cooler 50
Total Cooler 170

Dengan simulasi kita bisa bandingkan biaya operasi pertahun antara compressor SAC 2B
dengan Kompressor SAC 1A , maka akan diperoleh selisih biaya energy sebesar Rp.
292.408.704, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini ;
Gambar 8 Simulasi biaya operasi compressor

KESIMPULAN

Dari hasil pengukuran ditunjukkan bahwa kompresor udara memiliki tingkat performance
yang berbeda-beda. Kompresor SAC 2B memilki performance tertinggi yaitu 15.1 kW/100
cfm. Dan Kompresor SAC 2C memiliki performance yang terburuk diangka 18.19 kW/100 cfm.
Jika dilakukan beberapa langkah perbaikan untuk menaikkan performance kompresor ke
tingkat yang dimiliki oleh compressor SAC 2B, maka akan diperoleh energy saving. Sebagai
contoh jika kompresor SAC 1A dinaikan performancenya dari 16.3 menjadi 15.1 kW/100 cfm,
akan diperoleh saving energy senilai Rp. 292.408.704.

Anda mungkin juga menyukai