01
Judul Unit: Menerapkan prinsip-prinsip konservasi energi
Uraian Unit: Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengenalan dan pemahaman tentang
pemanfaatan energi yang efisien dan rasional.
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK)
1. Menjelaskan prinsip-prinsip 1. Jenis energi dianalisis
konservasi energi 2. Indikator kinerja pemanfaatan energi dipahami
3. Pengoperasian fasilitas utiliti dianalisis
4. Pengoperasian fasilitas produksi dianalisis
5. Pemeliharaan dan perawatan fasilitas energi
dianalisis
6. Dampak lingkungan dianalisis
2. Menjelaskan prinsip-prinsip 1. Prinsip konservasi energi pada sistem peralatan
konservasi energi pada thermal dimengerti
teknologi pengguna energi 2. Prinsip konservasi energi pada sistem kelistrikan
dimengerti
3. Prinsip konservasi energi pada sistem kendali
(control) dimengerti
3. Menjelaskan prinsip-prinsip 1. Proses produksi dianalisis
konservasi energi pada 2. Neraca massa dianalisis
proses produksi 3. Neraca energi dianalisis
4. Parameter operasi dianalisis
MENJELASKAN
PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA
TEKNOLOGI PENGGUNA ENERGI
•Boiler.
•Furnace
•Dryer dll
Sistem peralatan bakar meliputi :
• bahan bakar,
• manajemen pembakaran
• peralatan pemanfaat panas.
Manajemen Pembakaran
Manajemen pembakaran diperlukan untuk mendapatkan proses
pembakaran optimum pada suatu sistem pembakaran.
Sistem pembakaran
Indikator Efisiensi Sistem Pembakaran
Suhu,
O2 atau
CO2
O2 optimum
Dulu sistem pembakaran didisain saat harga energi murah
dimana efisiensi belum menjadi pertimbangan utama. Hal ini
sering menjadi salah satu penyebab terjadinya pemborosan.
Ciri-ciri sistem pembakaran boros energi adalah :
o Rasio udara tidak optimum (O2 terlalu rendah/gas buang
berasap, atau O2 tinggi/gas buang tampak bening/tak berwarna)
o Suhu stack (gas buang) tinggi di atas 150 C.
Rugi-rugi cerobong dalam hal ini dinyatakan dalam % bahan bakar input.
Rugi-rugi energi
Cerobong
(% input)
Energi sensibel gas buang yang hilang ke cerobong dikenal
dengan rugi-rugi energi ke stack (cerobong).
RasioUdara 21 /( 21 O2%)
Pembakaran stoichiometric adalah pembakaran ideal secara
teoritis.
Dalam praktek pembakaran dengan kondisi stoichiometric
jarang atau tak mungkin ditemukan untuk pembakaran normal.
Untuk mendapatkan pembakaran sempurna dimana bahan
bakar semuanya habis terbakar, maka udara pembakaran yang
dipasok ke ruang bakar lebih dari kebutuhan teoritis.
Kelebihan udara tersebut disebut “Excess Air”
Besarnya excess air dapat dihitung berdasarkan data
pengukuran CO2 dan O2 dalam gas buang.
Excess air dihitung dengan formula berikut :
Excess air (E) = 378/100 - ( + )/ - 3.78
Dengan :
Dengan :
CO2 stochiometrik adalah volume CO2stochiometrik () dalam flue gas kering.
.
•Natural gas and producer gas; CO2 stochiometrik : 11 < < 12 %.
•Commercial butane and propane; CO2 stochiometrik : = 14 %.
•Fuels; CO2 stochiometrik : 15 < < 16 %.
•Marketed coal; CO2 stochiometrik : 18 < < 20 %.
Setiap excess air turun 5 %, akan
meningkatkkan efisiensi pembakaran 1 %.
Setiap O2 pada gas buang turun 1 %,
efisiensi pembakaran naik 1 %.
Setiap suhu gas buang turun 20 C, efisiensi
pembakaran naik 1 %.
Setiap suhu udara pembakaran naik 18 C,
bahan bakar hemat 1 %.
Suhu stack gas gas buang rendah (+ 150 C)
Kadar oksigen (O2) pada gas buang OPTIMUM
19
*)Assumsi pembakaran sempurna dan tidak ada uap air- H2O pada udara pembakaran
Efisiensi Pembakaran
Excess %
Flue gas temperature temperature, oF
Air Oxygen
200 300 400 500 600
9.5 2.0 85.4 83.1 80.8 78.3 76.0
15.0 3.0 85.2 82.8 80.4 77.9 75.4
28.1 5.0 84.7 82.1 79.5 76.7 74.0
44.9 7.0 84.1 81.2 78.2 75.2 72.1
81.6 10.0 82.8 79.3 75.6 71.9 68.2
21
Pembakaran tak sempurna sering timbul pada rasio udara rendah
Pembakaran Tak Sempurna
1 Sangat baik
2 Baik
3 Cukup
4 Kurang
5 Sangat kurang
6 Buruk
7 Amat buruk
8 Amat buruk
9 Amat sangat buruk Smoke
tester
23
Rugi Rugi Energi
Akibat Pembakaran Tak Sempurna
24
WHB
Waste heat
Heat pump
recovery
Absortion
refrigerator
Heat recovery
technology
Air preheater
Heat
Economizer
exchanger
Heat pipe
TEKNOLOGI DAUR ULANG PANAS
Keuntungan
Kinerja Energi Aplikasi
Derah kerja s/d 300oC Digunakan di textile drying Proses heat transfer cepat
dan foundry exhaust dan pertukaran kalornya
merata
Fan ventilasi dengan heat pipe exchanger
Perpindahan panas antara udara luar (32 C)
dengan udara sejuk (25 C) dari ruangan
yang dikondisikan.
Dengan heat recovery dari heat exchanger
5 C, maka beban ventilasi berkurang
sebesar :
(27 – 25)/(32 – 25) = 28 %.
28
Type heat exchanger untuk low pressure
fluid.
Terdiri dari plat perpindahan panas
multiple layer.
Dapat memanaskan air (40-50) C dari
sumber gas buang suhu (50-60) C
Karakteristik heat exchanger tersebut
dapat diaplikasikan untuk menghemat
energi.
Untuk aplikasi suhu tinggi s/d 1300OC
Udara dapat dilakukan panas mula s/d
850OC
Konstruksi terdiri dari tabung-tabung
pendek silicon carbide dengan flexible seals
Biaya investasi tinggi
30
32
SELF RECUPERATIVE BURNER
33
35 21-25 Juli 2003
Steam turbine
power generation
Cogen
Gas turbine
Teknologi Power
power generation
& Waste heat
recovery
Industrial
Repowering
repoweringWHB
Pembangkit Daya
Indikator kinerja pembangkit daya
adalah : energi (input ) yang
diperlukan untuk menghasilkan satu
satuan output daya listrik.
Heat rate Netto (Net Plant Heat Rate - NPHR) : Yaitu heat rate
yang dihitung dengan menggunakan output daya berupa kWh net
diukur setelah pemakaian sendiri (own used) pembangkit.
NPHR = Heat input/Net kW output (kcal/kWh).
SFC berbasis beban.
SFC berbasis periode.
SFC berbasis beban : Yaitu SFC yang diukur pada beban tetap dengan mengukur laju (flow/jam) bahan bakar
dibagi dengan daya output generator. Dengan demikian formula SFC dapat ditulis sebagai berikut :
SFC
laju ( flow ) bahan bakar, (liter / h)
liter / kWh
Output generator , (kW )
Formula SFC diatas digunakan untuk pengujian unjuk kerja (komisionong test) sebelum serah terima dan untuk
mengukur efisensi individu tanpa dipengaruhi oleh perubahan beban maupun untuk mengetahui perbaikan SFC saat
sebelum dan sesudah pelaksanaan overhaul.
SFC berbasis periode : SFC ini diukur pada periode tertentu yaitu dengan mengukur laju (flow) bahan bakar
pada periode waktu dibagi dengan output (kWh) yang dihasilkan generator selama periode waktu tersebut.
Dengan demikian formula SFC berbasis periode dapat ditulis sebagai berikut :
SFC
Jml. b. bakar pada suatu periode waktu (liter )
liter / kWh
produksi kWh generator pada suatu periode waktu
Formula SFC berbasis waktu di atas digunakan untuk monitoring pemakaian bahan bakar pada suatu periode , dan
Untuk merencanakan penyediaan bahan bakar untuk periode yang akan datang.
Untuk menkonversikan SFC menjadi heat rate (HR) atau
efisiensi termal (th), gunakan formula sebagai berikut :
Heat Rate = SFC x HHV ..kcal/kWh
HHV : Nilai Kalor Atas Bahan Bakar (kcal/liter)
860
Efisiensi termal : th 100 % (%)
HR
Beban
dalam % kCal/kWh
40 992
60 1.400
80 1.812
100 2.242
Beban
ltr//kWhTerpasang ltr/kWh kcal/kWh
(%)
10.0 0.189 1.888 16236
20.0 0.208 1.040 8944
30.0 0.225 0.750 6450
40.0 0.252 0.630 5418
50.0 0.275 0.550 4730
60.0 0.322 0.537 4618
70.0 0.353 0.504 4334
80.0 0.383 0.479 4119
90.0 0.412 0.458 3938
Difference Temp.
Between
Top – Bottom
Connection < 5°C 5°C - 10°C 11°C - 20°C 21°C - 40°C > 40°C
Maximum Temp. 3
INFORMATION
60°C – 100°C 75°C – 100°C MEDIUM HIGH CRITICAL CRITICAL
OF
OVERLOADING
INFORMATION
> 100°C > 100°C CRITICAL CRITICAL CRITICAL CRITICAL
OF HIGH
OVERLOADING
a b
Table 4: Reference Conditional Explanation of Non-symmetrical Load
69
Circuit Breaker
70
KUK 3 : PRINSIP KONSERVASI ENERGI
PADA SISTEM KENDALI
VVVF
Kontrol
putaran
VF
Optimum load
TEKNOLOGI control
KONTROL Group operation
control
Siquence control
divice
Optimum control
divice
Power demand
control energy
monitoring divice
Power factor
control
Rugi-rugi energi ke cerobong dan efisiensi pembakaran boiler dapat
diperkirakan sebagai fungsi dari suhu gas buang dan excess air atau O2 dengan
menggunakan grafik sebagaimana ditunjukkan pada grafik berikut.
77