Anda di halaman 1dari 23

Energy Conversion Laboratory

Sanata Dharma University

Reaksi Dasar Proses Pembakaran


Reaksi Pembakaran
 komponen sebelum reaksi: reaktan (bahan bakar +
oksidator)
 komponen setelah reaksi: produk
Bahan bakar + oksidator Produk

Komponen Utama Reaksi Dasar


Bahan Bakar Fosil

C  O2  CO2
 karbon (C)
1
H 2  O2  H 2 O
 hidrogen (H) 2

 sulfur (S) S  O2  SO2


Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Reaksi Dasar Proses Pembakaran


Reaksi Dasar
Koefisien di depan masing-masing suku persamaan reaksi disebut koefisien
stoikiometri (stoichiometric coefficients)

1
H 2  O2  H 2 O
2

koefisien stoikiometri
Pembakaran Karbon Tidak Sempurna
1
C  O 2  CO (1.4)
2
Karbonmonoksida dalam produk pembakaran
 pemakaian energi yang tidak efisien
 merupakan polutan di udara.
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Reaksi Dasar Proses Pembakaran


3 HAL YANG PERLU UNTUK DIKONTROL OPTIMASI PEMBAKARAN:
 TEMPERATUR YANG CUKUP TINGGI UNTUK MENYALAKAN DAN
MEMPERTAHANKAN PENYELAAN BAHAN BAKAR
 TURBULEN ATAU PENCAMPURAN YANG BAIK ANTARA BAHAN BAKAR
DAN OKSIGEN
 WAKTU YANG CUKUP UNTUK PEMBAKARAN SEMPURNA.
 UMUMNYA BAHAN BAKAR YANG DIGUNAKAN SEPERTI GAS ALAM DAN
PROPANA TERDIRI DARI KARBON DAN HIDROGEN. UAP AIR ADALAH
HASIL DARI PEMBAKARAN HIDROGEN. UAP AIR INI MEMINDAHKAN
PANAS DARI ASAP DENGAN KATA LAIN ADANYA PERPINDAHAN PANAS.
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Reaksi Dasar Proses Pembakaran


OXYGEN IS THE KEY TO COMBUSTION

Tipe Reaksi Pembakaran


Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Reaksi Dasar Proses Pembakaran


Contoh 1.1:
Tentukan reaksi stoikiometri pembakaran metana (CH4) dan heptana (C7H16)
Penyelesaian:
Pembakaran metana (CH4):
CH4  2O2  CO2  2H2 O
Pembakaran heptana (C7H16):

C7 H16 + xO2  7CO2 + 8H2 O


Dari kesetimbangan oksigen
2x = 14 + 8 = 22  x = 11
Maka :

C7 H16 + 11O2  7CO2 + 8H2 O


Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Reaksi Dasar Proses Pembakaran


Tentukan reaksi stoikiometri pembakaran berikut ini;

1. CH3OH + O2  CO2 + H2O


2. C4H10 + O2  CO2 + H2O
3. C3H8 + O2  CO2 + H2O
4. C2H6 + O2  CO2 + H2O
5. 10% C4H10 + 90%C3H8 + O2  CO2 + H2O
6. 5%CH3OH + 95% C12H26 + O2  CO2 + H2O
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Udara Teoritis
Komposisi Udara Kering
 Udara yang dipergunakan dalam kebanyakan proses pembakaran
berasal dari udara bebas.
 Dalam kebanyakan analisis teoritis/praktis, udara dianggap dalam
kondisi kering (dry air) yang tersusun dari komponen:
 oksigen (O2)
 nitrogen (N2)
 argon (Ar)
 karbondioksida (CO2)
 helium (He)
 neon (Ne), dsb.
 Untuk perhitungan pembakaran, satu satuan volume (mol) udara
kering dapat diasumsikan terdiri dari:
 21% oksigen
 79 % nitrogen
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Udara Teoritis
Pemenuhan Kebutuhan Oksigen Dari Udara

Kebutuhan oksigen pada pembakaran, dapat dipenuhi oleh oksigen dari udara sbb:

 1 mol O2 dipenuhi oleh


 1 mol O2 + 3,76 mol N2 = 4,76 mol udara

Hubungan di atas menunjukkan jumlah kebutuhan udara kering minimum yang


akan memberikan oksigen untuk pembakaran yang sempurna.
Jumlah udara ini disebut sebagai udara teoritis atau udara stoikiometri
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Udara Teoritis
Contoh:
Tentukan reaksi stoikiometri pembakaran metana (CH4) dengan menggunakan udara
sebagai oksidatornya

Penyelesaian:
Pembakaran methana CH4 dengan udara kering:

CH4 + 2  O2 + 3,76N 2   CO2 + 2H 2 O + (2)(3,76)N 2


Reaksi stoikiometri diatas menunjukkani diperlukan 2(1+3,76) = 9,52 mol udara
untuk membakar 1 mol metana dengan sempurna.
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Reaksi Dasar Proses Pembakaran


Tentukan reaksi stoikiometri pembakaran berikut ini dengan menggunakan udara
sebagai oksidatornya

1. CH3OH + (O2+3,76N2)  CO2 + H2O + N2


2. C4H10 + (O2+3,76N2)  CO2 + H2O + N2
3. C3H8 + (O2+3,76N2)  CO2 + H2O + N2
4. C2H6 + (O2+3,76N2)  CO2 + H2O + N2
5. 10% C4H10 + 90%C3H8 + (O2+3,76N2)  CO2 + H2O + N2
6. 5%CH3OH + 95% C12H26 + (O2+3,76N2)  CO2 + H2O + N2
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Udara Lebih
Latar Belakang dan Tujuan Udara Lebih
 Sulit mendapatkan pencampuran yang memuaskan antara
bahan bakar dengan udara pada proses pembakaran aktual
 Udara perlu diberikan dalam jumlah berlebih untuk memastikan
terjadinya pembakaran secara sempurna seluruh bahan bakar
yang ada
Definisi Udara Lebih
Udara yang diberikan untuk pembakaran dalam jumlah yang lebih besar
dari jumlah teoritis yang dibutuhkan bahan bakar
 mua   N ua 
% udara teoritis =  100   100
 mus   Nus  (1.8a-b)

% udara lebih = % udara teoritis  100


m dan N menunjukkan massa dan mol, sedangkan indeks ua dan us
menunjukkan udara aktual dan udara stoikiometris
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Udara Lebih
Contoh 1.3:
Tentukan reaksi pembakaran metana (CH4) dengan
menggunakan 10 % udara berlebih
Penyelesaian:
Metana (CH4) dibakar dengan 10 % udara berlebih
Persamaan pembakaran:
CH4  (1,1)  2  O2 + 3,76N2   CO2  2H2 O  0, 2O2  (1,1)  (2)(3,76)N 2
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Udara Lebih
Penentuan Udara Lebih dari Komposisi Produk
Udara lebih dapat dideduksi dengan pengukuran komposisi produk
pembakaran dalam keadaan kering (dry basis). Jika produk merupakan
hasil pembakaran sempurna, maka persentase udara lebih dapat
dinyatakan sebagai:

 N  
% udara lebih =   100
O2
prod

   
(1.9)
 NN / 3, 76  N O 
 2 prod 2 prod 

   
% udara lebih =   100
O2
prod
(1.10)
 N

  2 prod
/ 3, 76   O   2 prod


pengukuran gas biasanya dinyatakan dalam fraksi mol (), maka
persamaan (1.10) lebih sering digunakan
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Udara Lebih
Contoh 1.4:
Pengukuran produk kering pembakaran dari sebuah alat pembakar (burner)
yang menggunakan gas alam dan udara menunjukkan kandungan
volumetric 5 % oksigen dan 9 % karbon dioksida. Tentukan udara lebih
pada proses pembakaran tersebut
Penyelesaian:
Dari pengukuran diketahui:
 O  0, 05 ;  CO  0, 09 ; dan  N  0,86 (dari perbedaan)
2 2 2

Dengan menggunakan rumus (1.10), maka

 0, 05 
% udara lebih =   100  28
 0,86 / 3, 76  0, 05 

Jadi udara lebih dalam proses pembakaran tersebut adalah 28%


Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Rasio Udara-Bahan Bakar


Rasio Udara-Bahan Bakar
Rasio udara-bahan bakar merupakan nilai yang menunjukkan
perbandingan antara jumlah udara yang disuplai dengan jumlah bahan
bakar yang dipergunakan (dibakar) yang dapat dinyatakan dalam basis
massa/berat (by weight) maupun basis volume/mol

mu M u Nu
AF   (1.11)
mbb M bb N bb
dimana M menunjukkan massa molekuler, sedangkan indeks u dan bb
menunjukkan udara dan bahan bakar.

Untuk keperluan perhitungan praktis massa molekuler udara adalah 28,9


kg/kmol
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Rasio Udara-Bahan Bakar


Rasio Bahan Bakar-Udara
Kebalikan dari AF sering juga digunakan dalam analisis stoikiometri
pembakaran dan disebut sebagai rasio bahan bakar-udara (fuel air ratio)
yang dirumuskan sebagai berikut:

mbb M bb N bb
FA  
mu M u Nu
Rasio bahan bakar udara, FA sering juga disimbulkan dengan f.
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Rasio Udara-Bahan Bakar


Contoh:
Tentukan perbandingan udara bahan bakar pada pembakaran
sempurna dari metana dengan udara teoritis.
Penyelesaian:
Reaksi pembakaran:

CH4 + 2  O2 + 3,76N 2   CO2 + 2H 2 O + (2)(3,76)N 2


Maka Rasio Udara-Bahan Bakar:

mu M u Nu  28,9kg / kmol  2(1  3, 76)kmol 


AF   
mCH4 M CH4 N CH4 16kg / kmol 1kmol 
 17, 2 kg udara/kg CH 4
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Rasio Ekivalen
Rasio Ekivalen (Equivalence Ratio)
Perbandingan antara rasio udara- bahan bakar stoikiometrik dengan
rasio udara-bahan bakar aktual atau perbandingan antara rasio
bahan bakar-udara aktual dengan rasio bahan bakar-udara
stoikiometrik

AFs FAa
 
AFa FAs
  > 1 terdapat kelebihan bahan bakar dan campuran disebut
campuran kaya bahan bakar (fuel-rich mixture).
  < 1 campurannya disebut campuran miskin bahan bakar (fuel-lean
mixture)
  = 1 merupakan campuran stoikiometrik
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Rasio Ekivalen
Hubungan Rasio Ekivalen dengan Udara Lebih
Dengan menggunakan rasio ekivalen, persen udara teoritis atau
persen udara lebih dapat ditentukan sebagai berikut:

100
% udara teoritis =

100 1- 
% udara lebih =

Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Rasio Ekivalen
Contoh:
Sebuah alat pembakar (burner) turbin gas beroperasi pada beban penuh
dengan laju aliran massa udara 15,9 kg/s. Bahan bakarnya adalah gas
alam dengan komposisi ekivalen C1,16H4,32. Tentukan rasio udara-bahan
bakar dan laju aliran massa bahan bakar jika proses pembakaran hendak
dijaga pada kondisi campuran miskin bahan bakar (fuel-lean mixture)
dengan rasio ekivalen 0,286

Penyelesaian:
Diketahui:
 pembakaran C1,16H4,32
 rasio ekivalen,  = 0,286
 laju aliran udara aktual, mua  15,9 kg/s
Ditanya:
 rasio udara-bahan bakar stoikiometris
 AF dan laju aliran bahan-bakar, mbba
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Rasio Ekivalen
Penyelesaian (lanjutan):
Dari persamaan umum reaksi pembakaran (1.7), maka reaksi pembakaran
proses di atas adalah:
 4,32   4,32   4,32 
C1,16 H 4,32  1,16  
 2 O +3,76N 2   1,16CO2
  2  2 H O  3, 76  1,16   N2
 4     4 
C1,16 H 4,32  2, 24  O 2 +3,76N 2   1,16CO2  2,16H 2 O  8, 42N 2

Menggunakan persamaan (1.11), rasio udara-bahan bakar stoikiometrik dapat


ditentukan sebagai berikut:
Massa molekuler udara, Mu = 28,9 kg/kmol
Massa molekuler bahan bakar, Mbb = (1,16)(12) + (4,32)(1) = 18,24 kg/kmol
Maka rasio udara-bahan bakar stoikiometris:

 mu   M u N u  (28,9 kg/kmol)(2,24(1+3,76) kmol)


AFs        16,89
 mbb  s  M bb N bb  s (18,24 kg/kmol)(1 kmol)
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Rasio Ekivalen

Penyelesaian (lanjutan):
Rasio udara-bahan bakar aktual dengan rasio ekivalen,  = 0,286 dapat
ditentukan dengan persamaan (1.13):
AFs 16,89
AFa    59, 06
 0, 286

Karena rasio udara-bahan bakar juga menyatakan rasio laju aliran massa
udara-bahan bakar, maka dengan menggunakan persamaan (1.11) dengan
penyesuaian simbol maka laju aliran bahan bakar dapat ditentukan:
mua m 15,9 kg/s
AFa   mbba  ua   0, 269 kg/s
mbba AFa 59, 06
Energy Conversion Laboratory
Sanata Dharma University

Rasio Ekivalen
Kerjakan Soal Latihan Berikut :
1. Sebuah mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel
C12H26 dicampur dengan ethanol C2H5OH sebesar 10%,
beroperasi dengan laju aliran massa udara sebesar 14,6
kg/s. Tentukan rasio udara bahan bakar, dan laju aliran
massa bahan bakar jika proses pada kondisi lean
combustion dengan rasio ekuivalensi 0,289.

Anda mungkin juga menyukai